Anda di halaman 1dari 6

Kajian Produksi Energi Hidrogen Menuju Transisi Ekonomi Bebas CO2 (Sutarno dkk)

KAJIAN PRODUKSI ENERGI HIDROGEN MENUJU TRANSISI EKONOMI


BEBAS CO2 : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA

Sutarno1, Abdul Malik2

Jurusan Teknik Kimia – Tekstil, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia1,2)
Jl. Kaliurang Km.14,5, Sleman, Yogyakarta, 55584
2
E-Mail : sutarno.pset@gmail.com1, malik_fti@yahoo.com

ABSTRACT

The energy demand of the world is foreseen to be increased due to improvements on the living
standard of developing countries and the development of global economy. The increase in
sustainability of energy supply must be considered as a must to avoid spoiling natural resources for
the next human generations and more dramatic effects such as global atmospheric warming. The
utilization of CO2-free energy sources, as renewable energy, is one of the most promising way.
Nevertheless, massive energy production with such energy sources are far from being practically
feasible in short-medium term and an innovative solution should be put implemented CO2. This
general assumption is also applicable to any energy carrier such as hydrogen or electricity. In this
paper, analysis of the hydrogen production processes conducted and the discussion of the need to
develop a CO2- free production scheme like methane cracking is shown.

Keywords : Hydrogen, Low-Carbon, Methane Cracking.

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN


Salah satu tantangan manusia yang 2.1. Metode Produksi Hidrogen dan
paling penting adalah bagaimana mencukupi Bahan Bakar Fosil
kebutuhan energi yang diperlukan untuk Ada berbagai macam metode untuk
mempertahankan standar hidup dan menghasilkan hidrogen. Secara singkat,
perkembangan masa depan. Sistem energi metode - metode tersebut adalah :
saat ini terutama didasarkan pada
pemanfaatan bahan bakar fosil melalui 1. Elektrolisis : untuk memecah molekul air
oksidasi, memproduksi gas rumah kaca yang dengan cara listrik. Energi primer menjadi
mengacaukan keseimbangan (misbalance) bisa energi terbarukan bebas CO2 seperti
siklus karbon yang berlangsung di atmosfer. PV, angin, panas matahari, dan
Misbalance tersebut akan menimbulkan efek sebagainya, serta nuklir. Teknologi
bencana iklim yang dimasukkan ke dalam produksi listrik berbahan bakar fosil
resiko tidak hanya konfigurasi bentang darat berbasis batubara, minyak atau gas alam
(permukaan laut, gletser, hutan, dan seperti pembangkit listrik tenaga batubara
sebagainya) ini, tetapi juga lingkungan (PLTB), pabrik - pabrik bersiklus
manusia seperti dalam kasus pertanian kombinasi, dapat digunakan dengan
(aliran udara, kenaikan suhu, nasib mengkombinasikan dengan menangkap
ekosistem) (World Energy Technology dan mengasingkan karbon (Carbon
Outlook. 2006). Masalah lingkungan tentang Capture and Sequestration / CCS) atau
perubahan iklim dan ketersediaan bahan menangkap dan menggunakan karbon
bakar fosil yang terbatas di masa depan (Carbon Capture and Use / CCU). Di
memaksa transformasi sistem energi dari antara metode ini, dekomposisi pancaran-
skema terutama yang berbasis pembakaran plasma (plasma-arc) gas alam dapat juga
bahan bakar fosil dengan suatu sumber dimasukkan.
energi berbasis bebas CO2 berkelanjutan. 2. Hidrogen Sulfida (H2S) Cracking
Tujuan kajian ini adalah untuk dengan metode katalitik termal atau reaksi
mengembangkan skema produksi bebas CO2. siklus.

534
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 534-539

3. Proses Termokimia, dengan bahan bakar Diharapkan pengembangan teknologi


fosil dan air menggunakan energi panas terbarukan bisa membawa elektrolisis air
langsung dari panas energi terbarukan dari angin dan matahari, atau solar
atau energi nuklir, seperti gasifikasi termokimia untuk menghadapi pasar yang
batubara dan reformasi bahan bakar fosil kompetitif. Namun demikian, diharapkan
dikombinasikan dengan CCS atau CCU. bahwa bahan bakar fosil akan memainkan
Siklus termokimia, berbasis oksida / peranan penting dimasa depan. Misalnya,
oksida logam, atau siklus sulfur, di perkiraan untuk produksi hidrogen dari
anjurkan dengan sumber panas dari energi Komisi Eropa (EU 2038, 2016.)
terbarukan, baik itu dari energi matahari mengasumsikan bahwa 30% dari produksi
ataupun nuklir. hidrogen pada tahun 2050 akan berasal dari
4. Proses Biokimia, dengan biomassa batubara, dan yang akan menggantikan
sebagai sumber hidrogen dan air, seperti reformasi uap gas alam (natural gas steam
biofotolisis, foto - fermentasi, reforming) sebagai sumber fosil utama
menggunakan energi matahari didalam karena dari segi bahan baku harganya lebih
mengkombinasikan dengan bakteri atau menguntungkan. Di antara sumber energi
reformasi dan gasifikasi biomassa. bebas CO2, nuklir akan menempati 15% dan
energi terbarukan sekitar 60%.
Di antara pilihan ini, portofolio Metode produksi hidrogen yang berbasis
teknologi skenario energi menganggap teknologi bebas CO2 adalah harapan besar
bahwa untuk produksi hidrogen, untuk pelaksanaan masa depan ekonomi
teknologinya sebagai berikut : hidrogen berkelanjutan. Bagaimanapun,
mereka masih dalam tahap pengembangan,
 Gas Steam Reforming, dengan / tanpa dan tahap transisi membutuhkan perubahan
menangkap CO2. pasar produksi hidrogen berdasarkan fosil
 Oksidasi parsial batubara, dengan / tanpa dengan emisi CO2 ke suatu sistem berbasis
menangkap CO2. energi terbarukan secara penuh yang bebas
 Pirolisis Biomassa. CO2, yang akan mampu mendorong ekonomi
 Termolisis surya suhu tinggi. berbasis hidrogen, atau penggunaan sebagian
 Termolisis Nuklir suhu tinggi. besar hidrogen sebagai energi.
 Elektrolisis air, berbasis nuklir, angin atau Sebagai teknologi tambahan yang dikaji
berbasis listrik. untuk transisi ini, dekarburisasi metana atau
methane cracking adalah sebuah proses yang
Saat ini, sekitar 48% hidrogen berasal terbukti secara ilmiah didasarkan pada
dari reformasi uap gas alam, 30% dari nafta / pemisahan metana ke dalam komponen-
reformasi minyak dalam industri kimia dan komponen atomnya (karbon dan hidrogen),
18% dari gasifikasi batubara. Angka - angka memperoleh hidrogen tanpa emisi CO2.
ini menyiratkan bahwa 96% produksi Tabel 1 menunjukan perbandingan dasar
hidrogen di dunia berasal dari fosil, dengan antara methane cracking dan metode
jumlah sensitif emisi CO2. Hanya 4% dari produksi hidrogen yang paling relevan dari
total produksi hidrogen di seluruh dunia bahan bakar fosil. Baik dengan gasifikasi
berbasis elektrolisis air (Guerrero-Lemus & batubara ataupun reformasi uap gas alam,
Martínez - Durant, 2010), yang dapat emisi CO2 dapat menghindari aplikasi secara
disesuaikan dengan produksi bebas CO2 jika penuh penangkapan dan pengasingan
diproduksi dengan sumber - sumber karbon, yang mana dianggap sebagai
terbarukan. Fakta ini merupakan teknologi adaptasi, sebagai risiko pelepasan
konsekuensi dari daya saing biaya metode gas yang memungkinkan adanya emisi akhir
produksi. ke atmosfer.

535
Kajian Produksi Energi Hidrogen Menuju Transisi Ekonomi Bebas CO2 (Sutarno dkk)

Tabel 1. Perbandingan Bahan Bakar Fosil Berdasarkan Proses Produksi Hidrogen


Reformasi Uap Gasifikasi Pirolisis
Metana Batubara Metana
Reaksi CH4+2H2O=CO2+4H2 C+2H2O=CO2+2H2 CH4=C+2H2
Panas reaksi kJ (mol C)-1. 235,00 178,15 74,85

Panas reaksi kJ (mol H2)-1. 63,25 89,08 37,43

Efisiensi energi waktu 74 60 55


transformasi (%).
Efisiensi energi pada 54 43 55
CCS (%).
Emisi CO2,mol CO2 0,34 0,83 0,05
(mol H2)-1.
Emisi CO2 dengan sumber 0,25 0,5 0
energi bebas CO2, mol
CO2 (mol H2)-1.
Produksi CO2 dengan 61,1 150,9 0
sumber energi bebas, CO2
kg GJ-1.
Produksi karbon kg GJ-1. 0 0 24,8

Disisi lain, methane cracking tidak Energi Gibbs menyatakan bahwa untuk
menghasilkan CO2, tapi pengumpulan reaksi dekarburisasi metana sama dengan nol
karbon harus dikelola, baik sebagai limbah, pada 819 K (°C) (Villacampa et al., 2003),
atau sebagai komoditas untuk tujuan lain. Hal ini menyiratkan bahwa reaksi ini secara
Perkembangan methane cracking teoritis akan berlangsung di atas suhu ini.
membuka jalan untuk mengeksploitasi Namun demikian, ambang batas energi ini
sumber daya gas alam yang diketahui sangat dapat dipengaruhi oleh komponen lain yang
banyak dapat menghindari emisi CO2. dapat dimasukkan dalam reaksi, sebagai
Pemanfaatan bahan bakar fosil dalam banyak katalis atau media reaksi. Beberapa peneliti
kasus yang menunjukkan berdasarkan 'bisnis bekerja dalam upaya untuk meng-
biasa membuktikan bahwa konsentrasi implementasikan praktek reaksi ini.
atmosfer membentuk emisi gas rumah kaca Mereka pada dasarnya mendasarkan
pada sekitar 650 ppm, sehingga kenaikan pada panas langsung methane cracking,
suhu 3,5°C dalam jangka panjang, yaitu oleh Rodat et al, 2011;. Dahl et al,
kemungkinan jauh di bawah target 2°C yang 2004;. Steinberg, 1999; Hirsch, 2004, atau
diterima umum. Oleh karena itu perlu dengan panas katalis methane cracking,
banyak usaha yang harus dilakukan untuk yaitu oleh Suelves, 2007 ; Villacampa et al,.
melengkapi mekanisme dan teknologi yang 2003; Muradov & Veziroglu, 2008. Dengan
bisa menghindari situasi tersebut. kedua metode ini masih ditemukan kesulitan
Salah satu masalah utama untuk yang signifikan yang masih belum
mengembangkan methane cracking adalah terpecahkan karena pembentukan kokas juga
stabilitas ikatan C-H yang kuat, yang menghasilkan penyumbatan sistem, atau me
menyiratkan kebutuhan suhu yang sangat non aktifkan katalis secara cepat, yang
tinggi. membuat proses sangat sulit untuk di
aplikasikan pada skala industri.

536
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 534-539

2.2. Biaya Produksi Hidrogen Pabrik percontohan SOLHYCARB


Biaya hidrogen dimasa depan memiliki didasarkan pada reaktor surya SR50 (level
beberapa ketidakpastian yang akan daya 50 kW). Operasinya pada tungku surya
tergantung pada perkembangan teknologi PROMES Font Romeu (Prancis) 1 MW
produksi hidrogen dari sumber energi CNRS akan menunjukan bahwa kombinasi
terbarukan, dan harga bahan bakar fosil. Di energi surya terkonsentrasi dan sebuah
sisi lain, ada banyak komponen biaya yang proses baru dengan matahari suhu tinggi
terpisahkan untuk pengiriman hidrogen yang merupakan rute yang efisien untuk
akan membuat perbedaan. Biaya hidrogen menghasilkan dua produk berharga -
tergantung pada biaya teknologi produksi hidrogen dan karbon nanopartikel (karbon
(yang terdiri dari investasi modal, operasi & hitam) - dari pemisahan metana. Untuk
pemeliharaan dan biaya bahan baku), dan proses produksi hidrogen, diperkirakan
biaya transportasi hidrogen. menelan biaya sekitar 3- 4 $ (kg H2)-1
Tabel 2 menunjukkan biaya produksi (Sattler. 2009), yang jelas tidak kompetitif
rata - rata beberapa teknologi produksi dibandingkan dengan teknologi bahan bakar
hidrogen. Cara yang paling kompetitif untuk fosil yang ada pada kondisi teknologi
produksi hidrogen berdasarkan gasifikasi menara surya (solar tower) saat ini, yang
batubara dan reformasi uap metana. Namun mampu mencapai suhu yang diperlukan
demikian, penerapan teknologi tersebut untuk cracking panas langsung (> 1000ºC).
harus dilaksanakan dengan penangkapan dan Namun demikian, biaya target potensial akan
pengasingan karbon (Carbon Capture and berkurang jika biaya heliostat (biaya tdk
Sequestration / CCS) untuk menghindari semestinya) dan biaya penerima (kurator)
dampak lingkungan atau dampak dari berkurang, karena merupakan investasi
gangguan yang ditimbulkan oleh karbon modal yang besar.
yang akan dibebankan pada sumber emisi Disisi lain, dalam masa transisi, dimana
CO2. Penerapan CCS meningkatkan biaya teknologi surya harus dikembangkan untuk
produksi lebih dari 30% dalam beberapa mencapai pengurangan biaya sensitif,
kasus sebagai akibat dari sebagian besar pembakaran hidrogen yang dihasilkan dalam
energi yang harus digunakan untuk sistem dapat mendorong reaksi
penyerapan karbon dan pengelolaannya. dekarburisasi metana. Dalam hal ini, biaya
Produksi hidrogen dari cracking metana modal dari peralatan surya terhapus, dan
telah dianalisis oleh penulis yang berbeda, biaya produksi hidrogen dapat diharapkan
dan khususnya, dalam proyek SOLYCARB akan berkurang sehingga menjadi kompesisi
(Rodat et al, 2011;. Sattler, 2009). Proyek dengan reformasi steam metana tanpa
SOLHYCARB adalah proyek yang didanai penangkapan dan pengasingan karbon.
Komisi Eropa (FP6) bertujuan Dalam kondisi apapun, pengembangan
pengembangan suhu tinggi skala pilot industri teknologi ini harus dipertimbangkan
reaktor surya yang menghasilkan hidrogen untuk mencapai tujuan ini, yaitu biaya
dan karbon hitam oleh cracking hidrokarbon. produksi hidrogen yang rendah.
Sepuluh lembaga (pusat penelitian,
universitas, perusahaan) berkolaborasi dalam
rangka konsorsium SOLHYCARB.

537
Kajian Produksi Energi Hidrogen Menuju Transisi Ekonomi Bebas CO2 (Sutarno dkk)

Tabel 2. Biaya Teknologi Produksi Hidrogen


Biaya
Bahan bakar /
Teknologi produksi Referensi
Energi
($ kg-1)
Central Steam Reforming Gas Alam 1,5 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant,
2010; Pregger, 2009
Distrib. Steam Reforming Gas Alam 2,6 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Gasifikasi Batu Bara 1,2 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Gasifikasi dengan CCS Batu Bara 1,8 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant,
2010; Pregger, 2009
Gasifikasi Biomasa 1,4 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Elektrolisis Terpencar Jaringan Listrik 6,8 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Elektrolisis Terpusat Angin 3,8 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Elektrolisis Terpencar Angin 7,3 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Siklus Termokimia Nuklir 1,4 Guerrero-Lemus &
Martínez-Durant 2010
Pyrolysis / Cracking Gas Alam + Surya 3,0 Villacampa et al.,
2003;
Hirsch, 2004
Pyrolysis / Cracking Gas Alam + Surya 3,6 Muradov & Veziroglu,
2008
Pyrolysis / Cracking Gas Alam + Surya 4,5 Dahl et al.,2004
Steam Reforming Gas Alam + Surya 2,2 EU project SOLREF
Elektrolisis FV Surya 9,1 Pregger, 2009
Solar Thermoch. S Cycles Surya 5,3 Pregger, 2009
Sol Thermoch. Oxide / Metal Surya 8,3 Pregger, 2009

3. KESIMPULAN Perkembangan teknologi teknik


Transisi untuk produksi hidrogen rendah produksi yang berkelanjutan, berbasis energi
karbon harus mengikuti proses dimana bahan terbarukan (angin, surya, biomassa) akan
bakar fosil akan memainkan peranan penting memungkinkan penggantian secara bertahap
dalam memasok kebutuhan pasar hidrogen dari hidrogen karbon rendah berbasis fosil.
dengan mengembangkan teknologi yang Dalam transisi ini, masalah lingkungan yang
memanfaatkan energi terbarukan (seperti : berkaitan dengan emisi gas rumah kaca ke
fuel cell, aplikasi mobile, fuel cell hibrida / atmosfer adalah masalah yang sangat
mesin pembakaran internal), asalkan penting, yang akan menuju ke skenario
ketersediaan hidrogen dengan harga yang produksi hidrogen, baik itu yang menangkap
wajar. karbon maupun penyerapan atau
dekarburisasi dapat diterapkan sebagai
langkah mitigasi atau adaptasi untuk
menghindari pelepasan CO2.

538
Teknoin Vol. 22 No 7 Desember 2016 : 534-539

Disisi lain, Hidrogen juga Pregger. T, Graf. D, Krewitt. W, Sattler. C,


dipertimbangkan sebagai pembawa energi Roeb. M, Möller. S. Prospects of solar
yang bisa memiliki peran penting dalam thermal hydrogen production processes.
mengurangi dampak lingkungan dari bahan International Journal of Hydrogen
bakar fosil. Secara khusus, transformasi gas Energy, 4256– 4267, 2009.
alam atau batubara menjadi hidrogen Rodat, S. Abanades S, Flamant. G,. Co-
merupakan alternatif untuk mengurangi production of hydrogen and carbon
pelepasan CO2 oleh proses pembakaran baik black from solar thermal methane
di sektor transportasi ataupun untuk produksi splitting in tubular reactor prototype.
listrik. Dalam hal ini, pengembangan Solar Energy 85, 645–652, 2011.
teknologi bebas CO2 untuk mengeksploitasi Sattler. C. From a pilot solar reactor to an
bahan bakar fosil adalah suatu keharusan industrial plant, Process analysis and
untuk membuat pemanfaatannya cocok cost issues. SOLHYCARB Event,
(compatible) dengan pengurangan emisi. Odeillo, 28 September, 2009.
Solusi inovatif baru harus dimasukkan ke Steinberg. M. Fossil fuel decarbonisation
dalam praktek. Untuk mencapai tujuan ini, technology for mitigating global
methane cracking adalah alternatif yang warning. International Journal of
menjanjikan, karena dengan methane Hydrogen Energy 24 , 771–777, 1999.
cracking biaya produksi lebih rendah dan Suelves. I. ’Hydrogen production by
pengurangan dampak lingkungan akibat methane decarbonisation:
hidrokarbon lebih signifikan. Carbonaceous catalysis’. International
Journal of Hydrogen Energy 32 , 3320–
DAFTAR PUSTAKA 3326, 2007.
Villacampa, J.I., Royo, C., Romeo, E.,
Dahl, J.K., Buechler, K.J., Weimer, A.W., Montoya, J.A., Del Angel, P. and
Lewandowski, A., Bingham, C. Solar- Monzón, A.’Catalytic decomposition of
thermal dissociation of methane in a methane over Ni-Al2O3 coprecipitated
fluid-wall aerosol flow reactor. Int. J. catalysts. Reaction and regeneration
Hydrogen Energy 29, 725–736, 2004. studies’. Applied catalysis A: General
EU project SOLREF, Hydrogen production 252, 363–383, 2003.
via solar reforming of Hydrocarbons, World Energy Technology Outlook.
http://www.pre.ethz.ch/research/projects European Commission. EUR 2038. J.I.
/?id=solref diakses 06-09-2016. Villacampa et al. 2003. Catalytic
Guerrero-Lemus. R & Martínez-Durant. J.M. decomposition of methane over Ni-
Updated hydrogen production cost and Al2O3 coprecipitated catalysts.
partities for conventional and renewable Reaction and regeneration studies.
technologies’. International Journal of Applied catalysis A: General 252, 363–
Hydrogen Energy 35, 3929–3936, 2010. 383, 2006.
Hirsch. D, Steinfeld. A, Solar Hydrogen Weimer. A, Dahl. J, Tamburini. J,
production by thermal decomposition of Lewandowski. A, et al. Thermal
natural gas using a vortex - flow Dissociation of Methane Using a Solar
reactor. International Journal of Coupled Aerosol Flow Reactor. NREL
Hydrogen Energy 29, 47 – 55.Muradov, USA, Proceedings of the 2000 DOE
2004. Hydrogen Programme Review, 2000.
N., Veziroglu, T.N. Green’ path from fossil -
based to hydrogen economy: An
overview of carbon - neutral
technologies. Int. J. Hydrogen Energy
33, 6804–6839, 2008.

539

Anda mungkin juga menyukai