UNIVERSITAS
DIPONEGORO
NIM : 30000422420025
Sumber : https://netl.doe.gov/research/Coal/energy-systems/gasification/gasifipedia/intro-to-
gasification
1. Pendahuluan
Hidrogen merupakan pilihan energi masa depan yang sangat menjanjikan. Salah satu alasannya
adalah hydrogen dapat di produksi dari berbagai macam sumber. Produksi hydrogen dari
batubara dengan teknologi penangkapan karbon dapat menyediakan aliran hydrogen dengan
biaya rendah, emisi rendah dan volume tinggi untuk menyediakan energi bersih.
Batu bara menjadi sumber bahan baku produksi hydrogen yang potensial dikarenakan cadangan
yang masih melimpah dan harga dari batubara yang relatif masih rendah.
Proses gasifikasi batubara di lakukan dengan mencampurkan batubara dan oksigen, udara atau
uap pada suhu yang sangat tinggi dengan tidak membiarkan terjadinya proses pembakaran
(Partial oksidation). Pembangkit listrik dengan gasifikasi batubara pada umunya akan memiliki
profil emisi yang lebih baik dari pada pembangkit batu bara konvensional. Efisiensi operasi yang
lebih tinggi dari gasification plant memungkinkan pengurangan gas polutan yang lebih tinggi,
emisi CO2 misalnya dapat berkurang 20%. Untuk selanjutnya dapat dikurangi lagi melalui
pemanfaat teknologi penangkap karbon. Alur proses gasifikasi batubara di gambarkan di gambar
di bawah ini.
A. Gasifikasi
Proses mengubah batu bara menjadi synthetic gas yang sangat panas (hingga 1800oC), atau
syngas yang mana terdiri dari Karbon monoksida, hydrogen karo karbon doksida, dan seumlah
gas kecil dan partikel gas lainnya. Hal ini dicapai dengan mencampur batubara dengan oksidan
biasanya, udara atau oksigen.
Selanjutnya syngas didinginkan dan dibersihkan untuk menghilangkan gas dan partikel lainnya,
hanya menyisahkan karbon monoksida, karbon dioksida dan hydrogen. Syngas lebih mudah
dibersihkan dalam hal emisi jika dibandingkan dengan PLTU batubara. Selama pembersihan
syngas merkuri, belerang dan partikel kontaminan lain di hilangkan.
C. Shifting
Selanjutnya syngas di kirim ke shifting reactor. Selama proses shifting, karbon monoksida di
ubah menjadi lebih banyak hydrogen dan karbon dioksida dengan mencampurkan uap. Setelah
itu, syngas Sebagian besar berupa hydrogen dan karbon monoksida.
D. Purificaion
Setelah syngas melalui proses shifting, kemudian dipisahkan menjadi aliran hydrogen dan
karbon dioksida. Hydrogen siap digunakan sedangkan karbon dioksida di tangkap dan dilakukan
penyerapan.
E. Penggunaan
Hydrogen murni yang didapatkan siap digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti: bahan
bakar gas turbin, motor pembakaran dalam atau sebagai bahan kimia untuk membuat pupuk
dan lain sebagainya.
Adalah suatu usaha untuk menangkap dan menyimpan secara permanen gas CO2 yang akan
dilepaskan ke atmosfer yang berdampak pada perubahan iklim global. Metode ini dapat
digunakan untuk mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer dan berbagai proses industry
bukan hanya proses produksi hydrogen.
Secara alami karbon dioksida disimpan di biosfer bumi (Hutan, tanah , tumbuhan) dan reservoir
Samudra dimana karbon secara alami dilepakan dan diserap melaui siklus alaminya. Selain itu
karbon juga dapat disimpan dalam formasi geologis seperti deposit minyak dan gas, aquifer
garam dan lapisan batubara.
Teknologi sekrang ini dimungkinkan untuk menggunakan siklus karbon alami dengan bantuan
proses buatan manusia. Salah satu teknologi yang dikembangkan dalam hal penangkapan dan
penimpanan karbon adalah dengan cara mengalirkan karbon dioksida hasil dari gasifikasi
batubara dan menyuntikannya ke dalam sumur ladang minyak tua. Menyuntikkan karbon
dioksida adalah bentuk Enhanced oil recovery (EOR) yang meningkatkan efisiensi ekstaksi dan
menjaga emisi karbon dari udara.
Gambar 3.1 Proses mengalirkan karbon dioksida dari gasifikasi plant ke sumur minyak.
Kedepan penelitian masih perlu terus dilanjutkan untuk memastikan ada cukup reservoir bawah
tanah untuk volume CO2 yang mungkin akan disimpan serta memastikan gas tidak keluar
melalui tanah keudara dari waktu ke waktu.