Para ilmuwan menemukan kunci untuk menciptakan bahan bakar bersih dari batubara dan limbah. Proses
gasifikasi disempurnakan untuk menyelamatkan jutaan ton karbon dan dan memberikan energi.
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas.
Pada saat ini gasifikasi batu bara digunakan sebagai cara alternatif pengganti bahan bakar
minyak. Salah satunya karena udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan
untuk proses pembakaran bahan bakar minyak.
Gasifikasi masih berkembang sampai dengan saat ini. Pada tahun 2009 pabrik gasifikasi batu
bara dibangun di The Great Plains di kota Beulah, Amerika Serikat, dan berhasil
memproduksi gas alam serta mengurangi emisi karbon.
3. Spesifikasi
Berikut ini adalah dua komponen penting pada proses gasifikasi:
1. Gasifier
Ada 4 tipe gasifier, yaitu:
1. Counter current fixed bed gasifier: Terdiri dari bahan bakar karbon yang dasarnya tetap. Uap,
oksigen, dan/atau udara mengalir melalui konfigurasi counter-currentnya.
2. Co-current fixed bed gasifier: Mirip dengan tipe counter current namun gasnya mengalir di
dalam konfigurasi co-currentnya.
3. Fluidized bed reactor gasifier: Bahan bakar difluidisasi (dilewatkan oleh fluida tertentu) di
dalam oksigen dan uap air.
4. Entrained flow gasifier: Bahan bakar cair digasifikasi dengan oksigen (udara) pada aliran
co-current.
2. Combustor: Fungsinya sama dengan combustor pada komponen pembangkit listrik tenaga
uap, hanya saja pada gasifikasi combustor dihubungkan langsung dengan produk hasil
gasifikasi.
Sementara itu, menurut data Dewan Energi Dunia, pada tahun 2005 Amerika Serikat
merupakan negara yang memiliki cadangan batu bara terbanyak di dunia yaitu sejumlah
249,99 milyar ton. Sedangkan Indonesia meraih peringkat ke-15 dengan cadangan batu bara
sejumlah 5,37 milyar ton.
1. Produk dari gasifikasi batu bara yang berkalori rendah (sekitar 4500 kkal) dapat
menghasilkan gas bakar sintetis. Selain itu, dapat juga menggunakan batu bara muda
(menurut data sekitar 70% batu bara di Indonesia adalah batu bara muda).
2. Tidak mengandung resiko/bahaya, tidak berbau, dan ramah lingkungan.
Batu bara di Indonesia tersebar dengan luas terutama di Kalimantan Timur (Kutai, Tarakan),
dan Sumatera Selatan. Meskipun begitu, implementasi gasifikasi di Indonesia masih sangat
kurang, karena sebagian besar batu bara langsung dibakar habis dan dijadikan energi listrik
melalui PLTU tanpa digasifikasi. Padahal, batu bara akan lebih efisien jika dikonversi
terlebih dahulu menjadi migas sintetis atau bahan petrokimia lainnya. Salah satu caranya
adalah dengan gasifikasi.
1. Emisi atmosfir
2. Kondisi air di lingkungan
3. Noises
4. Air tanah
5. Subsidence (pergerakan udara dalam atmosfir)
8. Contoh Perhitungan Sistem Energi
Pada dasarnya konsumsi daya yang dibutuhkan pada suatu proses gasifikasi sangat
tergantung dari unit gasifikasi yang digunakan, karena diameter dari tiap unit gasifikasi
berbeda-beda. Berikut ini adalah tabel konsumsi daya berdasarkan jenis unit gasifikasinya.
Batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna, karena di dalamnya terdapat sulfur dan
nitrogen. Bila batu bara ini terbakar maka kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila
mengapung di udara maka zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh
kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah akan menjadi asam sulfurik dan nitrit. Hal ini akan
mengakibatkan hujan asam.
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas.
Pada saat ini gasifikasi batu bara digunakan sebagai cara alternatif pengganti bahan bakar
minyak. Salah satunya karena udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan
untuk proses pembakaran bahan bakar minyak.
Gasifikasi masih berkembang sampai dengan saat ini. Pada tahun 2009 pabrik gasifikasi batu
bara dibangun di The Great Plains di kota Beulah, Amerika Serikat, dan berhasil
memproduksi gas alam serta mengurangi emisi karbon.
2. Prinsip Kerja Umum
1. Proses Fisika
Beberapa proses fisis yang terjadi pada gasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan, yaitu proses penambahan batu bara dengan oksigen dan uap air, kemudian
dipanaskan/dikompresi sampai suhunya tinggi.
2. Pengeringan, yaitu pelepasan uap air dari padatan batu bara.
3. Pemanasan lanjut: Batu bara dipanaskan kembali sampai suhunya sangat tinggi.
4. Devolatilisasi, yaitu pengeluaran volatil (senyawa dengan struktur benzena) yang terdapat
pada batu bara sampai hanya tersisa arang saja.
5. Pembakaran arang agar tidak ada lagi udara yang tersisa.
2. Proses Kimia
Selama reaksi, oksigen (O2) mengoksidasi air (H2O) dari batu bara dan menghasilkan karbon
dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Reaksi
tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
3C + O2 + H2O → H2 + 3CO
3. Spesifikasi
Berikut ini adalah dua komponen penting pada proses gasifikasi:
1. Gasifier
Ada 4 tipe gasifier, yaitu:
1. Counter current fixed bed gasifier: Terdiri dari bahan bakar karbon yang dasarnya tetap. Uap,
oksigen, dan/atau udara mengalir melalui konfigurasi counter-currentnya.
2. Co-current fixed bed gasifier: Mirip dengan tipe counter current namun gasnya mengalir di
dalam konfigurasi co-currentnya.
3. Fluidized bed reactor gasifier: Bahan bakar difluidisasi (dilewatkan oleh fluida tertentu) di
dalam oksigen dan uap air.
4. Entrained flow gasifier: Bahan bakar cair digasifikasi dengan oksigen (udara) pada aliran
co-current.
2. Combustor: Fungsinya sama dengan combustor pada komponen pembangkit listrik tenaga
uap, hanya saja pada gasifikasi combustor dihubungkan langsung dengan produk hasil
gasifikasi.
Sementara itu, menurut data Dewan Energi Dunia, pada tahun 2005 Amerika Serikat
merupakan negara yang memiliki cadangan batu bara terbanyak di dunia yaitu sejumlah
249,99 milyar ton. Sedangkan Indonesia meraih peringkat ke-15 dengan cadangan batu bara
sejumlah 5,37 milyar ton.
1. Produk dari gasifikasi batu bara yang berkalori rendah (sekitar 4500 kkal) dapat
menghasilkan gas bakar sintetis. Selain itu, dapat juga menggunakan batu bara muda
(menurut data sekitar 70% batu bara di Indonesia adalah batu bara muda).
2. Tidak mengandung resiko/bahaya, tidak berbau, dan ramah lingkungan.
Batu bara di Indonesia tersebar dengan luas terutama di Kalimantan Timur (Kutai, Tarakan),
dan Sumatera Selatan. Meskipun begitu, implementasi gasifikasi di Indonesia masih sangat
kurang, karena sebagian besar batu bara langsung dibakar habis dan dijadikan energi listrik
melalui PLTU tanpa digasifikasi. Padahal, batu bara akan lebih efisien jika dikonversi
terlebih dahulu menjadi migas sintetis atau bahan petrokimia lainnya. Salah satu caranya
adalah dengan gasifikasi.
1. Emisi atmosfir
2. Kondisi air di lingkungan
3. Noises
4. Air tanah
5. Subsidence (pergerakan udara dalam atmosfir)
8. Contoh Perhitungan Sistem Energi
Pada dasarnya konsumsi daya yang dibutuhkan pada suatu proses gasifikasi sangat
tergantung dari unit gasifikasi yang digunakan, karena diameter dari tiap unit gasifikasi
berbeda-beda. Berikut ini adalah tabel konsumsi daya berdasarkan jenis unit gasifikasinya.
Batu bara bukanlah bahan bakar yang sempurna, karena di dalamnya terdapat sulfur dan
nitrogen. Bila batu bara ini terbakar maka kotoran-kotoran ini akan dilepaskan ke udara, bila
mengapung di udara maka zat kimia ini dapat menggabung dengan uap air (seperti contoh
kabut) dan tetesan yang jatuh ke tanah akan menjadi asam sulfurik dan nitrit. Hal ini akan
mengakibatkan hujan asam.
gasifikasi batubara adalah konversi batubara menjadi produk gas dalam sebuah reaktor,
dengan atau tanpa menggunakan pereaksi berupa udara, campuran udara, uap air atau campuran oksigen/uap air.
Gas panas hasil proses gasifikasi dapat dibakar maupun digunakan untuk memutar turbin gas untuk
menghasilkan listrik. Alasan utama proses gasifikasi adalah untuk menyaring beberapa komponen dalam
batubara, seperti: sulfur dan nitrogen. Dengan kata lain, proses gasifikasi dapat meminimalisir terjadinya polusi
jika dibandingkan dengan pembakaran batubara secara langsung. Gasifikasi batubara bisa menjadi salah satu
cara yang paling menjanjikan untuk pemafaatan batubara di masa depan. Selain menghasilkan gas panas, proses
gasifikasi juga menghasilkan beberapa produk lainnya. Skema gasifikasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Sementara yang dimaksud dengan gasifikasi mini batubara adalah gasifier yang memiliki skala kecil,
misalnya 10-20 kg batu bara/jam (saya tidak mendapatkan data berapa rentang persisnya). Pada intinya, gasifier
mini yang dimaksud adalah gasifier yang cukup untuk digunakan oleh IKM sehingga dapat digunakan secara
efisien sesuai dengan kebutuhan energi IKM tersebut. Gasifier yang sudah ada sekarang ini jauh melebihi
kebutuhan energi rata-rata IKM.
Sebagai penutup dari tulisan ini, semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar sehingga Teknologi
Gasmin benar-benar bisa dimanfaatkan oleh IKM di DIY sebagai permulaan dan seluruh penjuru Indonesia pada
akhirnya, khususnya daerah-daerah yang menjadi basis pertambangan di Indonesia. Tren implementasi ini akan
menjadi semakin adil jikalau daerah yang terkenal dengan pertambangan batu bara seperti: Bukit Asam di
Sumatera Selatan, Kota Baru di Kalimantan Selatan, Sungai Berau di Kalimantan Timur serta Umbilin di
Sumatera Barat, memanfaatkan secara langsung harta yang diambil dari daerahnya sendiri. Sudah cukup rasanya
mendengar daerah yang memiliki cadangan energi di dalamnya tetapi listriknya menyala secara bergilir.