Oleh:
FIKRI HIDAYATULLAH
061740411524
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
hidrogen (H2) dan methan (CH4). Gas – gas produksi ini disebut synthetic gas
atau syngas.
Adapun jenis gasifier yang sederhana dan banyak digunakan adalah jenis
updraft gasifier. Dengan adanya pergerakan udara dan bahan bakar
menyebabkan biomassa mengalami serangkaian proses yaitu proses
pengeringan, pirolisis, gasifikasi dan pembakaran. Keuntungan penggunaan
reaktor gasifikasi dengan tipe updraft adalah memiliki desain reaktor yang
sederhana, mudah untuk penggunaan bahan bakar dengan ukuran yang kecil,
dan efisiensi thermal yang tinggi. Akan tetapi kekurangan reaktor gasifikasi
dengan tipe updraft adalah sensitifitas reaktor yang tinggi terhadap tar dan
kandungan air dalam bahan bakar dan waktu penyalaan awal reaktor yang lama.
Menggunakan updraft gasifier dengan menggunakan udara yang
dipanaskan (pre-heating) sebagai suplai oksigen dalam proses pembakaran
dengan menggunakan udara yang dipanaskan dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa input udara panas menaikkan suhu reaksi pada reaktor dan
suhu output gas, serta menaikkan efektivitas proses gasifikasi, tetapi tidak
mempengaruhi massa tar yang dapat dipisahkan. Variasi bukaan blower
memiliki pengaruh yang nyata terhadap kinerja suhu reactor dan suhu kompor
pada updraft gasifier.
Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Komponen utama
biomassa adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen ini akan
terdekomposisi seiring dengan kenaikan suhu. Sehingga semakin tinggi laju
pemanasan pada proses pirolisis akan mempercepat pembentukan produk yang
mudah menguap, meningkatkan tekanan, dan waktu tinggal pendek dari
produk yang menguap. Hasil ini akan mampu meningkatkan optimalisasi
bahan dan pengurangan limbah dalam proses gasifikasi dengan proses
resirgulasi gas hasil pirolisa yang diproses kembali serta dihembuskan
kembali menuju zona reduksi dan pembakaran. Gasifikasi adalah proses
3
terjadinya perubahan bahan bakar padat berupa biomassa menjadi gas
secara termokimia. Proses ini memanfaatkan panas dari reaksi
pembakaran, pada reaksi yang terjadi diantaranya reaksi reduksi, pirolisis,
drying (pengeringan) dan pembakaran yang akan menghasilkan gas CO, H2,
CH4, CO2 dan N2 sebagai sumber energi. Sesuai hasil penelitian Kurniawan
(2012), terdapat faktor yang mempengaruhi efisiensi dan kinerja gasifier.
Faktor peningkatan suhu pada setiap zona gasifikasi akan meningkatkan gas
bakar, CO dan H2 juga akan meningkat. Karena itu perlu adanya
peningkatan suhu pada setiap zona gasifikasi. (karena itu ditambahkan input
gas pirolisa yang mengandung gas bakar dengan suhu tinggi untuk
meningkatkan suhu pembakaran reaktor).
4
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini baik untuk penulis,masyarakat dan dunia
pendidikan antara lain :
1. Memberikan kontribusi atas krisis energi yang dialami dunia khususnya
Indonesia dengan memanfaatkan sekam padi menjadi bahan bakar gas
alternative.
2. Supaya dapat memberikan gambaran kepada teman– teman mahasiswa
selaku dari pihak akademisi dan kepada masyarakat umum agar dapat
mengetahui bahwa sekam padi bisa menjadi salah satu energi alternatif yang
bisa di manfaatkan.
3. Ikut berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan tentang konversi
energi dengan mempelajari pengaruh variasi kecepatan udara terhadap
performa updraft gasifier dengan bahan bakar sekam padi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gasifikasi
Secara harfiah biomassa adalah material biologis yang berasal dari
tumbuhan, hewan, termasuk manusia yang dapat dijadikan sumber energi.
Biomassa dapat dimanfaatkan untuk memproduksi energi salah satunya
melalui proses termokimia contohnya pirolisis, gasifikasi, dan pembakaran.
Gasifikasi adalah proses pengkomversian bahan bakar padat menjadi gas
mampu bakar (CO, CH4, H2) melalui proses pembakaran dengan suplai udara
terbatas yaitu antara 20% hingga 40% udara stoikiometri dan pengotor
inorganik seperti NH3, HCN, H2S, debu halus, serta pengotor organik yaitu
tar (Vidian, 2008).
2.2 Gasifier
Gasifier adalah reaktor berlangsungnya proses gasifikasi, Selama
proses gasifikasi akan terbentuk daerah proses yang dinamakan menurut
distribusi suhu dalam reaktor gasifier. Daerah-daerah tersebut adalah:
Pengeringan, Pirolisa, Reduksi dan Pembakaran. Masing-masing daerah
terjadi pada rentang suhu antara 25oC hingga 15 0C, 1500C hingga 6000C,
6000C hingga 9000C, dan 8000C hingga 14000C. Gas hasil dari proses
gasifikasi disebut biogas, producer gas atau syngas (Vidian, 2008).
6
Gambar 1. Empat Zona Alat Gasifikasi
2.2.1 Zona Pada Gasifier
Pengeringan : Prosesnya yaitu kandungan air yang ada dalam
biomassa diekstrak dalam bentuk uap tanpa adanya dekomposisi kimia dari
biomasa.
Pirolisis : Setelah pengeringan dilakukan, bahan bakar akan
turun dan menerima panas sebesar (250-500)oC dalam kondisi tanpa udara.
Pirolisis dimulai dari dekomposisi hemiselulosa pada (200-250)oC,
dekomposisi selulosa sampai 350oC, dan pirolisis berakhir pada 500oC.
Reduksi : Proses ini bersifat mengambil panas yang berlangsung
pada suhu (400-900)oC. Pada proses ini terjadi beberapa reaksi kimia
yang merupakan proses penting terbentuknya beberapa senyawa yang
berguna untuk menghasilkan combustible gas seperti H2, CO, CH4 atau
yang dikenal dengan producer gas.
Pembakaran : Proses untuk menghasilkan panas yang memanaskan
lapisan karbon dibawah. Arang yang terbentuk dari ujung zona pirolisis
masuk ke oksidasi, selanjutnya dibakar pada temperatur operasi yang
cukup tinggi (900-1400)oC.
7
Gambar 2. Tipe-tipe Gasifier
2.2.2.a Gasifier Updraft
Pada tipe ini umpan dimasukan pada bagian atas reaktor dan bergerak
kebawah melewati zona pengeringan, pirolisis, reduksi, dan oksidasi.
Sedangkan udara masuk pada bagian bawah dan gas keluar pada bagian atas.
Keunggulan tipe ini yaitu kesederhanaanya, tingkat pembakaran arang
yang tinggi, pertukaran panas internal sehingga suhu gas keluar rendah, dan
efisiensi gasifikasi yang tinggi.
2.2.2.b Gasifier Downdraft
Gasifier downdraft dirancang untuk mengurangi tar yang
terkondensasi serta minyak yang diproduksi dari counterflow gasifier
(updraft). Dalam Mekenismenya, aliran biomassa dan udara gasifikasi
bergerak ke bawah dalam arah yang sama (co-flow) menuju bed bahan
bakar. Dikarenakan rendahnya kandungan tar dan minyak, gasifier tipe
downdraft banyak diaplikasikan untuk mesin pembakaran internal.
2.2.2.c Gasifier Crossdraft
Gasifier tipe crossdraft didesain untuk pemakaian arang, dimana
mekanis- menya aliran udara mengalir tegak lurus terhadap zona pembakaran.
Gasifikasi arang menghasilkan suhu yang sangat tinggi (>1500 oC) di daerah
oksidasi, yang dapat mengakibatkan masalah pada material reaktor.
Keunggulan tipe ini adalah, dapat dioperasikan pada skala sangat kecil dan
kontruksi bagian pemurnian producer gas (siklon dan baghouse filter) relatif
sederhana.
2.3 Gas Mampu Bakar (Syngas)
Gas mampu bakar atau yang lebih dikenal Gas Sintetik (Syngas)
merupakan campuran Hidrogen dan Karbon Monoksida. Kata sintetik gas
diartikan sebagai pengganti gas alam yang dalam hal ini terbuat dari gas
metana. Syngas merupakan bahan baku yang penting untuk industri kimia
dan industri pembangkit daya. Nilai LHV bahan bakar dan LHV Syngas dapat
8
ditentukan dari komposisi yang terkandung dalam satuan unit massa bahan
bakar dan satuan unit volume Syngas (Kurniawan,2015).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
Tambang Batubara Bukit Asam. Pengujian tersebut meliputi: pengujian
kandungan air (moisture) dimana sampel 80g tempurung kelapa ditempatkan
pada Krus dan dipanaskan pada minimum Free Space Oven hampa udara
dengan mengalirkan gas nitrogen pada suhu 1050C selama 2 jam. Selanjutnya
tempurung kelapa ditimbang untuk mengetahui berat sebelum dan setelah
pemanasan. Pengujian zat mudah terbang (volatile mater) dilakukan pada
sampel 1 gram tempurung kelapa dengan ukuran 50 mesh. Sampel
ditempatkan di dalam Krus, dan dipanaskan pada Volatile Matter Furnace
hampa udara dengan suhu 9000C selama 7 menit. Selanjutnya sampel
ditimbang untuk mengetahui perbedaan berat sebelum dan setelah pemanasan.
Pengujian kadar abu (ash) dengan sampel seperti pada pengujian zat mudah
terbang, kemudian dipanaskan di dalam Muffle Furnace Ash dengan suhu 500
0C selama 30 menit. Kemudian suhu dinaikan hingga 8150C dan dipanaskan
selama 1 jam. Selanjutnya sampel ditimbang untuk mengetahui perbedaan
berat sebelum dan setelah pemanasan. Persentase karbón tetap (fixed carbón)
dihitung dengan rumusan sebagai beikut: 100% - (% kan- dungan air + %Abu
+ % zat terbang). Pengujian nilai kalor tempurung kelapa dilakukan dengan
mem- bakar 1 gram, ukuran 50 mesh sampel secara terkendali menggunakan
Adiabatic bomb calori- meter IKA C-4000.
10
Udara pembakaran dialirkan menggunakan sebuah blower dengan kapasitas
1050 lpm. Laju alir udara pembakaran divariasikan masing–masing 70,2
lpm untuk Run 1, 91,4 lpm untuk Run 2, dan 122,4 lpm untuk Run 3. Laju alir
udara dan laju alir gas diukur menggunakan manometer miring. Setiap laju
alir dilakukan operasi selama 3 Jam.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Andhika, Renardi dan Susanto, Herri. 2012. Grasifikasi Cangkang Sawit Dalam
Updraft Fixed Gasifer: Pengukur Laju Gasifikasi Spesifik. Bandung :
Universitas ITB
Et. Al, Prince Yadav., Amit Dutta, Dr. Bhupendra Gupta dan Dr. Mukseh Pandey.
2013. Performance Analysis of the Constructed Updraft Biomassa Gasifier
for three Different Biomassa Fuels. India : Jabalpur Engineering College
Et. Al, Somayeh Farzad., Mohsen Ali Mandegari, Johann F. Gorgens. 2016. A
Critical Review On Biomassa Gasification, Co-Gasification, And Their
Environmental Assessments. South Africa : University Of Stellenbosch
Et. Al, Ronald W. Breault. 2010. Gasification Processes Old and New : A Basic
Review of the Major Technologies. USA
Et. Al, R. Preetha Devi and S. Kamaraj. 2017. Design and Development of Updraft
Gasifier Using Solid Biomassa. India : Departement of Bioenergy, AEC &
RI, TNAU dan Internasional Institute of Renewable
Gunawan, I Gede Hendra Sucipta., Made Sucipta dan I Nyoman Suprapta Winaya.
2015. Jurnal METTEK Volume 1 No. 2 : Analisis Performasi Reaktor
Gasifikasi Updraft Dengan Bahan Bakar Tempurung Kepala. Bali :
Universitas Udayana
Najib, Lailun dan Darsopuspito, Sudjud. 2012. Jurnal teknik ITS Vol. 1 No. 1 :
Karakterisasi Proses Gasifikasi Downdraft Biomassa Tempurung Kelapa
Sistem Downdraft Kontinyu dengan Variasi Perbandingan Udara-Bahan
Bakar (AFR) dan Ukuran Biomassa. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
13
Vidian, Fajri. 2008. Jurnal Teknik Mesin Vol. 10 No.2 : Gasifikasi Tempurung
Kelapa Menggunakan Updraft Gasifer Pasa Beberapa Variasai Laju Air
Udara Pembakaran. Palembang : Universitas Sriwijaya
14