GASIFIKASI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 (DUA)
2. MUHAMMAD NURLI
3. SUCI HUMAIRA
KELAS : 5 EGB
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdullillah tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Bioenergi. Makalah ini berjudul “Gasifikasi”.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Khususnya kepada pembimbing kami Ibu Dr. Martha Aznury, M.SI
selaku dosen pengampu mata kuliah Bioenergi.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................0
B. Rumusan Masalah............................................................................................0
C. Tujuan..............................................................................................................0
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan......................................................................................................0
B. Saran................................................................................................................0
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari gasifikasi
2. Memahami proses-proses yang terjadi dalam gasifikasi
3. Mengetahui jenis-jenis reaktor gasifikasi
4. Menjelaskan tahapan proses gasifikasi biomassa
5. Memahami produk yang dihasilkan pada proses gasifikasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gasifikasi adalah suatu proses konversi bahan bakar padat menjadi gas mampu
bakar (CO, CH4, dan H2) melalui proses pembakaran dengan suplai udara terbatas
(20% - 40% udara stoikiometri) (Guswendar, 2012). Proses gasifikasi merupakan
suatu proses kimia untuk mengubah material yang mengandung karbon menjadi gas
mampu bakar. Berdasarkan definisi tersebut, maka bahan bakar yang digunakan untuk
proses gasifikasi menggunakan material yang mengandung hidrokarbom seperti
batubara, petcoke (petroleum coke), dan biomassa. Bahan baku untuk proses gasifikasi
dapat berupa limbah biomassa, yaitu potongan kayu, tempurung kelapa, sekam padi
maupun limbah pertanian lainnya.
Gas hasil gasifikasi ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan sebagai
sumber bahan bakar, seperti untuk menjalankan mesin pembakaran, digunakan untuk
memasak sebagai bahan bakar kompor, ataupun digunakan sebagai bahan bakar
pembangkit listrik sederhana. Melalui gasifikasi, kita dapat mengkonversi hampir
semua bahan organik kering menjadi bahan bakar, sehingga dapat menggantikan bahan
bakar fosil sebagai sumber bahan bakar.
Gasifikasi adalah salah satu proses konversi termal biomassa dan batubara
menjadi gas mempan bakar (combustable gases). Carbonaceous solid fuels tersebut
direaksikan dengan oksigen, udara, steam, atau campurannya menjadi terutama:
karbon monoksida (CO), hidrogen (H2), metan (CH4), karbondioksida (CO2), sedikit
hidrokarbon (etena, etana). Campuran gas-gas ini lebih fleksibel atau lebih praktis
daripada bahan padat asalnya untuk digunakan sebagai sumber energi panas maupun
sumber bahan baku industri kimia seperti sebagai bahan baku pembuatan metanol,
dimetil eter, etilen daProses n propilen, amonia/urea, Fischer Tropsch fuel, SNG
(synthetic natural gas), dan bahan bakar hidrogen. Gas hasil gasifikasi dapat
dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar internal combustion engines: motor
6
diesel, gas engine dan bahkan turbin gas.
Bahan bakar gas yang dihasilkan dalam proses gasifikasi merupakan hasil dari
proses pirolisa dan pembakaran. Ada empat tahapan dalam proses gasifikasi yaitu
pengeringan, pirolisis, reduksi dan oksidasi dengan rentang temperatur masing-masing
proses, yaitu:
Reaksi ini terletak pada bagian atas reaktor dan merupakan zona dengan
temperatur paling rendah di dalam reaktor yaitu di bawah 150 oC. Proses pengeringan
ini sangat penting dilakukan agar pengapian pada burner dapat terjadi lebih cepat dan
lebih stabil. Pada reaksi ini, bahan bakar yang mengandung air akan dihilangkan
dengan cara diuapkan dan dibutuhkan energi sekitar 2260 kJ untuk melakukan proses
tersebut sehingga cukup menyita waktu operasi. Menurut Kurniawan (2012),
penelitian yang telah dilakukannya menunjukan bahwa pengeringan manual oleh sinar
matahari berperan penting dalam mempercepat proses pengeringan didalam reaktor
7
oleh panas reaksi pembakaran (oksidasi). Penjemuran dengan sinar matahari pada suhu
diatas 32 0C selama dua jam dapat mempercepat waktu pengeringan di dalam reaktor
hingga 30% atau kurang dari 25 menit. Jika dibandingkan dengan penjemuran pada
suhu 30 0C yang mencapai 25-40 menit untuk proses pengeringan saja.
2.2.b. Pirolisis
2.2.c. Reduksi
8
yang berbeda, seperti uap air yang dicampur dengan udara dan uap yang diproduksi
dari penguapan air. Reaksi yang terjadi pada water-gas reaction adalah:
C + H2O → H2 + CO – 131.38 kJ/kg mol karbon
Pada beberapa gasifier, kukus dipasok sebagai medium penggasifikasi dengan atau
tanpa udara/oksigen.
2. Boudouard reaction
Boudouard reaction merupakan reaksi antara karbondioksida yang terdapat di
dalam gasifier dengan arang untuk menghasilkan CO. Reaksi yang terjadi pada
Boudouard reaction adalah:
9
Reaksi pembakaran lain yang berlangsung adalah oksidasi hidrogen yang
terkandung dalam bahan bakar membentuk kukus. Reaksi yang terjadi adalah:
H2 + ½ O2 H2O + 742 kJ/mol H2
Ada tiga elemen penting untuk melakukan reaksi pembakaran ini, yaitu panas
(heat), bahan bakar (fuel), dan udara (oxygen). Reaksi pembakaran hanya akan terjadi
jika ketiga elemen tersebut tersedia. Di dalam udara tidak hanya terkandung oksigen
(O2) saja, tapi juga terdapat nitrogen (N2) dengan berbandingan 21% dan 79%.
Nitrogen ini jika terikat dengan O2 akan menjadi polutan yaitu NO2 yang bisa menjadi
racun dan mencemari udara. Disamping menjadi polutan, N 2 juga dapat menyerap
panas pada proses pembakaran sehingga bisa menurunkan efisiensi pembakaran.
Dalam perhitungan neraca massa dan energi jumlah nitrogen yang masuk sama dengan
yang keluar dan sedikit membentuk NO2 atau dengan kata lain gas ini hanya lewat
dalam proses dan mengurangi efisiensi pembakaran.
Berdasarkan arah aliran, fixed bed gasifier dapat dibedakan menjadi: reaktor
aliran berlawanan (updraft gasifier), reaktor aliran searah (downdraf gasifier) dan
reaktor aliran menyilang (crossdraft gasifier). Pada updraft gasifier, arah aliran
padatan ke bawah sedangkan arah aliran gas ke atas. Pada downdraft gasifier, arah
aliran gas dan arah aliran padatan adalah sama-sama ke bawah. Sedangkan gasifikasi
crossdraft arah aliran gas dijaga mengalir mendatar dengan aliran padatan ke bawah
(Hantoko, dkk.,2011).
10
Gambar 2. Tipe Gasifier Berdasarkan Arah Aliran
Cara untuk membersihkan gas dari debu atau partikel yang tidak diinginkan
yaitu tar, dengan filtrasi (scrubber). Sistem filtrasi dibagi menjadi dua, yaitu wet
scrubber dan dry scrubber. Prinsip dasar dari semua jenis filtrasi sama yaitu
membersihkan gas dari unsur-unsur seperti senyawa sulphur, nitrogen, debu yang
terangkut oleh gas, kelembaban dari gas, temperatur gas serta produk distilasi yaitu tar,
11
minyak serta gas-gas yang tidak terkondendasi dan uap air.
12
3. Dapat difungsikan pada konsentrasi pengotor yang tinggi sebagai
pembuangan air.
13
updraft gasifier. Untuk menghitung efiensi venturi scruber dalam mengurangi
kandungan tar, dapat digunakan dengan perhitungan sebagai berikut :
μ= × 100%
(Sumber : Sianipar,2012:48)
Dimana :
14
berubah menjadi gas seperti O2, CO, CO2, dan H2O. Setiap alat gasifikasi memiliki
karakteristiknya msing-masing sehingga mempengaruhi hasil dari reaksi yang terjadi
pada alat-alat gasifikasi tersebut. Berikut ini adalah tabel perbedaan kadar tar pada
gasifikasi biomassa.
Tabel 2. Kandungan Tar pada Gasifikasi
Rata-Rata Konsentrasi Tar Persentase Tar pada
Jenis Gasifikasi dalam Produk Bahan Bakar
(gr/Nm3) Biomassa
Downdraft <1 <2
Fluidized Bed 10 1-5
Updraft 50 10-20
15
Gambar 4. Tahapan Proses Gasifikasi
C + H2O → CO + H2 (2)
4) Tahap oksidasi merupakan bagian proses untuk mensuplai panas yang dibutuhkan
dalam ketiga proses diatas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat mencapai
temperatur 1200˚C dan dimanfaatkan untuk proses perekahan tar. Reaksi oksidasi
yang berlangsung adalah :
C + O2 → CO2 (5)
2H2 + O2 → 2H2O (6)
16
Proses gasifikasi biasanya dilaksanakan secara autothermal, yaitu panas untuk
reaksi-reaksi endotermal diatas dapat disuplai sepenuhnya dengan panas reaksi
eksotermal pembakaran sebagian bahan baku. Perhitungan termodinamika sering kali
digunakan untuk memprediksi komposisi gas hasil gasifikasi. Banyak model-model
termodinamika, tetapi secara sederhana simulasi cukup menggunakan salah satu dari
model yang sudah dikenal sejak lama yaitu Schlapfer atau Gumz model.
Komposisi gas hasil gasifikasi tentu saja sangat tergantung pada komposisi
elemen biomassa. Komposisi gas hasil gasifikasi bisa jauh berbeda antara biomassa,
arang atau batubara. Gasifikasi arang atau batubara akan menghasilkan gas dengan
kandungan CO lebih banyak daripada biomassa. Jika diinginkan gas hasil mengandung
banyak H2, gasifikasi dilakukan dengan agen gasifikasi H2O (steam gasification). Jadi,
jenis dan komposisi agen gasifikasi sangat menentukan komposisi gas hasil gasifikasi.
Gasifikasi dengan udara (21% O2 dan 79% N2) akan menghasilkan gas dengan
kandungan N2 tinggi, dan panas pembakarannya antara 3000-5000 kJ/Nm 3 . Gas ini
disebut gas produser (producer gas, atau low heating value gas). Gas produser tidak
ekonomik untuk ditransportasikan, karena itu pemakaiannya setempat (in situ),
misalnya gas langsung dimasukkan ke motor bakar untuk mengganti bahan bakar cair.
Jika gas O2 digunakan sebagai agen gasifikasi, prosesnya menghasilkan gas dengan
sedikit kandungan N2. Tetapi gasifikasi dengan O2 memiliki resiko terjadinya
temperatur tinggi yang dapat merusak bagian dalam gasifier. Gasifikasi dengan kukus
menghasilkan gas dengan kandungan H2 tinggi, dengan HHV mencapai 10.000 kJ/Nm3 ,
Gas semacam ini sering disebut medium heating value gas (sebagai pembanding, HHV
gas alam sekitar 30000 kJ/Nm3).
17
Gas produser terdiri dari gas-gas mempan bakar yaitu CO, H2, dan CH4, serta
gas-gas tidak mempan bakar CO2, N2 dan uap air. Komposisi gas ini sangat tergantung
pada beberapa faktor berikut ini.
c. Bentuk dan ukuran partikel biomassa lebih banyak menentukan teknik reaksi
gasifikasi.
18
BAB III
PENUTUP
19