Dosen Pengampu :
Novalisae, S.T.,M.T
DIBUAT OLEH :
KELOMPOK 6 (ENAM)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah,Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
merampungkan penyusunan makalah mata kuliah Metalurgi Ekstraksi dengan judul ”Makalah
Proses Ekstraksi Pyrometalurgy” tepat pada waktunya.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu defenisi pirometalurgi?
2. Apa saja proses pirometalurgi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa defenisi dari pirometalurgi.
2. Untuk mengetahui apa saja proses dari pirometalurgi.
v
BAB II
PEMBAHASAN
1
Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu :
1. Drying (Pengeringan)
Pengeringan adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari
material. Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap
denganpembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara panas gas yang
secara tidak langsung memanaskan. Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai
diatas titik didih air sekitar 120ºC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam
yang dapat larut, suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi
hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau dekomposisi
kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat
menjadi besi oksida.Proses kalsinasi membawa dalam variasi tungku/furnace
termasuk shaft furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.
3. Roasting (Pemanggangan)
Roasting atau biasa disebut juga dengan pemanggangan adalah proses
pemanasan sebuah bijih atau campuran dengan mineral atau senyawa lain dibawah
titik leburnya (fusion temperature)[1]. Proses roasting ini dapat memberikan efek
berupa penghilangan unsur lain melalui proses penguapan. Roasting dilakukan
sebagai perlakuan antara, sebelum proses selanjutnya seperti proses peleburan dan
lain-lainnya. Oleh karena itu, proses roasting ini sangat dibutuhkan apalagi untuk
bijih-bijih yang tidak bisa direduksi secara langsung.
Roasting memiliki beberapa jenis tipe jika dilihat dari bijih yang digunakan,
adapun tipe-nya adalah:
a) Oxidising roasting adalah jenis roasting yang paling banyak dilakukan dalam
proses metalurgi yang bertujuan menghilangkan sulfur dan arsenik. Melalui
proses ini oksidaoksisa seperti SO2 dan AS2O3 akan menguap sedangkan
logam yang berharga akan berikatan membentuk oksida. Tipikal roasting jenis
ini diaplikasikan dalam mengekstraksi logam seperti Pb, Zn, Ni dan Cu. Contoh
reaksi yang terjadi pada proses roasting tipe ini adalah sebagai berikut :
2PbS + 3O2 → 2PbO + 2SO2
2CuS+ 3O2 → 2Cu2O + 2SO2
b) Sulphating Roasting atau partial oxidising adalah roasting yang dilakukan
dengan tujuan mengoksidasi mineral sulfida menjadi sulfat dan sebagian
mineral lainya menjadi metal oksida.contoh aplikasinya adalah pada
pengolahan timbal.
2PbS + 3O2 → 2PbO + 2SO2
PbS + 2O2 → PbSO4
c) Chlorinating Roasting adalah roasting yang dilakukan pada logam yang
menghasilkan hasil akhir berupa metal-chlorida. Salah satu contohnya adalah
pada pengolahan perak dimana proses nya adalah diawali dengan pencampuran
2
dengan senyawa garam kemudian dipanaskan. Adapun reaksi yang terjadi
adalah
Ag2S + 2 NaCl → 2AgCl + Na2S
d) Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
e) Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
Kegunaan proses ini antara lain :
1. Membentuk material menjadi porous
2. Menguapkan impurity yang volatile.
3. Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
4. Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO4
Kegunaan Roasting adalah :
1. Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
2. Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
3. Membentuk material menjadi porous
4. Menguapkan impurity yang foltair.
4. Smelting (Peleburan)
Peleburan adalah proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam,
leleh dan mencair setelah mencapai titik didihnya.
Oven yang digunakan, yaitu :
1. Schacht Oven
2. Scraal Oven (revergeratory Furnace
3. Electric Oven (Electric Furnace)
Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Ketahanan mekanis dari feeding
2. Kemurnian dari bahan bakar.
Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu :
1. Reduksi smelting
2. Oksidasi smelting
3. Netral smelting
3
4. Sementasi smelting
5. Sulfida smelting
6. Presipitasi smelting
7. Flash smelting (peleburan semprot)
8. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.
5. Refining (Pemurnian)
Pemunian adalah pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
4
Reaksi di Blast Furnance
5
Gambar 2.2 Diagram alir metoda pirometalurgi bijih tembaga (Cu)
1) Smelting
Proses Smelting melibatkan aplikasi panas untuk biaya konsentrat bijih
tembaga, limbah, dan fluks untuk memadukan bijih dan memungkinkan pemisahan
tembaga dari besi dan kotoran lainnya. Bijih CuFeS2(s) dengan oksigen berlebih
dilebur pada temperatur 1220oC menghasilkan campuran leburan dikenal sebagai matte
copper berlangsung menurut reaksi.
2CuFeS2(s) + 3.2 O2(g) → Cu2S -2FeS(l) + 1.5 FeO(s) + 2.5 SO2(g)
Selanjutnya dengan penambahan silika, SiO2 dengan FeO bereaksi
menghasilkan Fe2SiO3 berupa slag yang memisah dari cairan matte copper, menurut
reaksi
2FeO (s) + SiO2 (s) → Fe2SiO3 (l) dikenal slag
2) Converting
Dalam converter (konverter Pierce-Smith, diikuti oleh converter Hoboken dan
Mitsubishi terus menerus converter), fluks silika tinggi dan kompresi udara atau
oksigen dimasukkan ke dalam matte copper cair melalui pipa disebut tuyeres. Pada
converting terjadi eliminasi FeS dengan SiO2 membentuk FeSiO4 menurut reaksi
2FeS(l) + 3O2 + SiO2 (s) → FeSiO4(l) +2SO2(g) + panas
6
Reaksi pembentukan tembaga berlangsung pada temperatur 1200oC. Cairan
matte dengan oksigen bereaksi menurut
2Cu2S + 3O2 → 2Cu(l)+ 2SO2 (g) + panas
Akibat adanya gas SO2 tembaga yang dihasilkan dikenal sebagai blister copper.
3) Fire Refining
Blister copper yang masih dalam kondisi cair direaksikan dengan oksigen
sehingga terjadi reaksi oksidasi dengan kotoran yang masih ada pada blister copper.
Pada tahap fire refining terjadi reduksi tembaga dan oksigen dengan umpan gas
pereduksi seperti amonia. Selanjutnya tembaga cair dicor dalam bentuk lempengan
untuk dimurnikan lebih lanut di proses elctrorefining
4) ElectroRefining
Electrorefining bertujuan untuk mendapatkan tembaga murni dengan prinsip
meletakan sebagai anoda tembaga dalam larutan asam sulfat sehingga tembaga berupa ion
berpindah dan mengempel ke katoda. Proses electrorefining menggunakan arus DC yang
menghasilkan produk tembaga dengan tingkat kemurnian 99,99 %.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pirometalurgi merupakan metode ekstraksi logam yang penting dan diandalkan
untuk berbagai jenis logam. Proses ini memiliki beberapa keuntungan, seperti
efektivitas, kesederhanaan, dan kapasitas produksi tinggi. Namun, proses ini juga
memiliki beberapa kekurangan, seperti konsumsi energi yang tinggi, emisi gas buang,
dan produksi limbah padat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
efisiensi proses pirometalurgi dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap
lingkungan.
Contoh pengolahan menggunakan pyrometallurgy adalah bijih tembaga yang
telah dipisahkan dari kotoran-kotoran (tailing) dipanggang untukmenghilangkan asam
belerang dan selanjutnya bijih ini dilebur.Berikut ini diberikan gambar dapur peleburan
tembaga tersebut. Alat – alat yang digunakan pada metalurgi setara umum terdiri dari
oven dan tanur. Sumber energi yang digunakan alat tersebut didapat dari
listrik,pembakaran, ataupun dari gas alam. Energi yang diperlukan pada proses
inisangat besar. kan tetapi, bahan kimia yang digunakan relatif sedikit.
3.2 Saran
"Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya."
8
DAFTAR PUSTAKA