Oleh:
471420028
Dosen Pengampu
2022
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Bpk Djamal Adi Nugroho Uno, S.T.,M.T selaku
dosen pengampu mata kuliah Geokimia Eksplorasi yang telah memberikan tugas
ini sebagai tujuan kelulusan dalam Mata Kuliah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari dari sempurna. Oleh
karenanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan. Segala kekhilafan yang saya lakukan selama penulisan laporan ini
agar kiranya dapat dimaklumi.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Maksud
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Mata Kuliah Geokimia
Eksplorasi. Selain itu untuk menjawab wawasan mengenai mineral Tembaga
secara umum.
1.2.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tembaga dalam tabel periodik memiliki lambang Cu dan nomor atomnya 29.
Lambangnya berasal dari bahasa latin Cuprum. Tambaga adalah salah satu sekian
banyak macam mineral kelas menengah yang penggunaan relatif lebih banyak
dibandigkan logam mineral yang lain. Tembaga merupakan konduktor panas dan
pengantar listrik yang baik. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, sengan
permukaan berwarna kemerahan. Tembaga di alam tidak begitu melimpah.
Bijih tembaga dapat berupa karbonat, Oksida dan sulfida. Untuk memperoleh
tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih
yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret
volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
5
CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni
1. Pengapungan (Flostasi)
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan
berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara
kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara
yang membawa partikel… Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister
atau tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4. Elektorilisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimumikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor
(tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga mui ,
dengan clektrolit larutan tembaga(I) sullat (CuSOq). Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu+ kemudian direduksi di
katoda menjadi logam Cu.
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin
bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au dan Pt
mengendap scbagai Lumpur.
2.2 GENESA
Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 kelompok, yaitu
genesa primer dan genesa sekunder.
1. Genesa Sekunder
Proses genesanya berada dalam lingkungan magnetic, yaitu suatu proses yang
berhubungan langsung dengan intrusi magma.
6
2. Genesa Sekunder
Proses genesanya melalui proses ubahan (alteration) yang terjadi pada mineral -
mineral urat (vein) terutama tembaga yang bersifat tidak stabil bila terkena
pengaruh air dan udara. Mineral sulida yang terdapat di alm mudah sekali
mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi
mineral sulida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhimya didapatkan
suatu massa yang berongga terdiri dari Quarza berkareat yang disebut Gossan
(penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap
kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona penggayaan
sckunder.
Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi
udara dan air yang aktif mengakibatkan sulfida-sulfida teroksidasi menjadi sulfat-
sulfat dan logam - logam dibawah serta dalam bentuk larutan kecuali unsur besi.
Larutan yang mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses
pengendapan berlangsung . Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu
sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti
7
Apabila larutan yang mengandung logam terus bergerak kebawah sampai zona air
tanah, maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi
proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen.
Dengan demikian terbentuk suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh
afinitas bermacam logam sulfida.
Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan
mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pinit dan kalkopirt yang
kemudian menghasilkan sulfida - sulfida sekunder yang sangat kaya dengan
kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona
pengayaan sekunder yang mengandung kosentrasi tembaga berkadar tinggi bila
dibanding dengan primer.
a. Sifat fisik
b. Sifat kimia
1. Sifat fisik
1) Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperi emas kuning seperti
pada gambar di atas dan keras bila tidak murni
2. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi
pipa, lembaran tipis dan kawat.
2. Sifat kimia
8
1) Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi suatu lapisan yang
berwana hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
2. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 "C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwama hitam. Sedangkan pada
suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 derajat C, akan terbentuk tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang berwama merah.
3) Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non oksidator
encer seperti HCl encer dan H.SO encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2 (aq) yang mendorong reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
3. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali tetap larut dalam ammonia oleh adanya
udara membentuk larutan yang berwana biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
4. Tembaga panas dapat beraksi dengan uap belerang dan halogen. Reaksi ini
membentuk tembaga (1) sulfida dan tembaga (II) sulida untuk reaksi dengan
halogen membentuk tembaga (I) klorida, khusus klor yang menghasilkan tembaga
(II) klorida.
2. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan.
sedangkan paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu.
Perunggu yang mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan
galvanometer. Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan
sebagai perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan
sebagai perhiasan dan digunakan pula pada seri patung.
3. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perik selako
mengandung tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar
mata uang yang terbuat dri emas. (gambar emas yang mengandung tembaga)
9
Gambar 2. Uang logam tembaga
4. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
7. Sebagai campuran membuat duralium (Al 96% dan Cu 4%) untuk komponen
pesawat
8. Tembaga (II) Sulfat (CuSO4), sebagai antilumut pada kolam renang dan
memberikan warna biru pada air, pengawet kayu, penyepuhan dan zat aditif dalam
radiator.
9. Tembaga (11) Klorida (CuCl2), sebagai pewarrna keramik dan gelas, pabrik
tinta, untuk menghilangkan kandungan belerang pada pengolahan minyak , dan
fotografi serta pengawet kayu.
10
Gambar 2.7 Persebaran Mineral Tembaga di Indonesia
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembahasan ini adalah :
I. Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dani proses magnetic dan alterasi
magma.
3. Kegunaan tembaga pada umumnya terdapat dalam pembuatan kabel, selain itu
unsur tembaga juga terdapat dalam perhiasan, selain itu tembaga dapat digunakan
sebagai antilumut untuk kolam renang dan masih banyak lagi kegunaan tembaga
yang lain.
a. Fisik : Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning seperti emas kuning
seperti pada gambar di atas dan keras bila tidak murni.
b. Kimia : Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan
terhadap korosi.
6. Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
yaitu Genesa Primer dan Genesa Sekunder.
3.2 SARAN
'Tembaga merupakan salah satu suber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Oleh karena itu dalam pemanfaatannya harus secara baik.
12