Anda di halaman 1dari 14

East Sulawesi Ophiolite (ESO)


Oleh :
Moh. Noorhidayat Baruadi
D062221002

Teknik Geologi,
Universitas Hassanudin
Topic

Pendahuluan

East Sulawesi Ophiolite Belt

Tektonik Sulawesi Tenggara


1. Pendahuluan

Pendahuluan

Kompleks ofiolit Indonesia menunjukkan bukti generasi dan
penempatan dalam berbagai pengaturan tektonik yang
berbeda erat terkait dengan pelat tiga yang sangat kompleks
dan berlarut-larut (Eurasia, interaksi Indo-Australia dan
Pasifik). sepanjang Mesozoikum Akhir dan Tersier Awal.
Kompleks Ofiolit Kapur Awal Barat Indonesia (Jawa,
Sumatera dan Kalimantan) diyakini telah konstituen dari laut
Tethyan sebelumnya akresi sepanjang margin SE Sundaland
di Kapur.
Tiga Ophiolite pada East Sulawesi:

Peridotte

Gabbros

Dolerite dan Basalt


2. East Sulawesi Ophiolite (ESO)

East Sulawesi Ophiolite (ESO)

Batuan kompleks ofiolit dan sedimen pelagis di Lengan Timur dan Tenggara
Sulawesi dinamakan Sabuk Ofiolit Sulawesi Timur. Sabuk ini terdiri atas
batuan-batuan mafik dan ultramafik disertai batuan sedimen pelagis dan
melange di beberapa tempat. Batuan ultramafik dominan di Lengan Tenggara,
tetapi batuan mafiknya dominan lebih jauh ke utara, terutama di sepanjang
pantai utara Lengan Tenggara Sulawesi. Sekuens ofiolit yang lengkap terdapat
di Lengan Timur, meliputi batuan mafik dan ultramafik, pillow lava dan
batuan sedimen pelagis yang didominasi limestone laut dalam serta interkalasi
rijang berlapis. Berdasarkan data geokimia sabuk Ofiolit Sulawesi Timur ini
diperkirakan berasal dari mid-oceanic ridge (Surono, 1995).
East Sulawesi Ophiolite (ESO)

Continental terrain Sulawesi Tenggara (The Southeast Sulawesi continental
terrain = SSCT) menempati area yang luas di Lengan Tenggara Sulawesi,
sedangkan sabuk ofiolit terbatas hanya pada bagian utara lengan tenggara
Sulawesi. SSCT berbatasan dengan Sesar Lawanopo di sebelah timur laut dan
Sesar Kolaka di sebelah barat daya. Dataran ini dipisahkan dari Dataran Buton
oleh sesar mendatar, dimana pada ujung timur terdapat deretan ofiolit yang
lebih tua. SSCT memiliki batuan dasar metamorf tingkat rendah dengan sedikit
campuran aplitic, karbonat klastik berumur Mesozoikum dan limestone
berumur Paleogen. Deretan sedimen klastik tersebut mencakup formasi
Meluhu di akhir Triassic dan unit limestone yang berumur Paleogen mencakup
formasi Tamborasi dan formasi Tampakura.
Keistimewaan Timur Ophiolite Sulawesi

Fitur litologi utama dari Timur Ofiolit Sulawesi agak mirip dengan urutan
ofiolitik normal. Subtipe lherzolite dari Boudier dan Nicolas (1985) tetapi
tampilannya agak aneh karakteristik:

a)Litologinya sangat heterogen urutan mantel menunjukkan bahwa pencairan


sebagian bukanlah fenomena yang meluas di skala seluruh massif, tapi mungkin
disalurkan dalam zona tertentu yang paling terwakili oleh tambalan dunit.
b)Banded cumulate gabros agak langka di urutan kerak, yang dominan terdiri
dari laminasi dan isotropik gabro dan dolerit masif. intrusi doleritik memotong
seluruh urutan kerak dan membentuk kusen di bagian atas unit mantel.
c)Lava dari ofiolit Sulawesi Timur secara geokimia serupa dengan yang berasal
dari Tinombo- Formasi Labuanaki di utara lengan Sulawesi dan ke yang berasal
dari cekungan Laut Sulawesi, keduanya terletak di sebelah utara Timur Ofiolit
Sulawesi.
3. Tektonik Sulawesi Tenggara

Tektonik Sulawesi Tenggara

Menurut Surono drr. (1997, dalam Surono 2010) terdapat tiga periode
tektonik yang terjadi di Lengan Tenggara Sulawesi, yaitu: periode pra
tumbukan yang terekam dalam runtunan stratigrafi dan sedimentologi
Trias – Oligosen Awal dari kepingan Benua Sulawesi Tenggara; periode
tumbukan, yang terinditifikasi dari kepingan benua dan Ofiolit dari
Lajur Ofiolit Sulawesi Timur; dan periode pasca tumbukan yang
terekam dalam runtunan Molasa Sulawesi.
Periode Pra Tumbukan
Pada periode ini terdapat 4 (empat) tahapan
tektonik
utama, yaitu:

Tahapan pra pemisahan Perem – Trias

Tahap pemisahan Jura

Rentangan Apungan (rift – drift) Jura Akhir –

Oligosen

Subduksi Kapur Akhir


Periode Tumbukan

Pada periode ini terjadi tumbukan antara kepingan benua dan ofiolit yang menyebabkan terbentuknya sesar

naik, struktur imbrikasi dan lipatan.

Periode Pasca Tumbukan

Periode ini menghasilkan struktur utama berupa sesar geser mengiris yaitu sesar Metarombeo, sistim sesar

Lawanopo yang berarah baratlaut – tenggara yang berasosiasi dengan batuan campur aduk Toreo. Sesar

Konaweha yang mengiris batuan sepanjang Sungai Konaweha dan memanjang sekitar 50 km. Sesar ini

mengiris endapan alluvial di Dataran Wawatooli yang mengindikasikan sesar ini masih aktif. Sesar Kolaka

memanjang sekitar 250 km dari pantai barat Teluk Bone sampai Ujung Selatan Lengan Tenggara Sulawesi. Di

duga Sesar Kolaka dan Sesar Wawatobi yang membentuk Cekungan Sampara (Surono, 2010).

Anda mungkin juga menyukai