Busur Sulawesi Utara mencakup Propinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo, memanjang sekitar 500
km dari 1210E – 125020’E dengan lebar 50-70 km dan memiliki ketinggian lebih dari 2065 m,
dimana ketinggian daerah di sekitar leher pulau Sulawesi mencapai 3.225 m.
Evolusi dari Busur Sulawesi Utara dibagi menjadi dua tahap, yaitu subduksi di bagian barat
Sulawesi di awal masa Miosen (22 – 16 Ma) dan pasca tumbukan dan pengangkatan busur Sulawesi
serta permulaan subduksi sepanjang palung Sulawesi Utara selama akhir Miosen sampai dengan
Kuarter (9 Ma).
Geologi umum daerah Kabupaten Geologi umum daerah
Boalemo dan Kabupaten manado sebagai berikut :
Gorontalo disusun oleh batuan Manado di masa awal Miosen.
dengan urutan stratigrafi sebagai Singkapan-singkapan kecil
berikut : berupa andesit dan diorite di
• Batuan beku berupa : Gabro, Diorit , bawah batuan vulkanik Kuarter
granodiorit, granit, dasit dan munzonit yang menutupi kepulauan
kwarsa. Sangihe dan bagian utara
• Batuan piroklastik berupa : lava Manado, menunjukkan bahwa
basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan busur volkanik yang lebih tua
breksi gunungapi. berada di sepanjang pantai
• Batuan sedimen berupa : batupasir bahkan mungkin sampai ke
wake, batulanau, batupasir hijau Mindanao yang membentuk
dengan sisipan batugamping merah, basement busur Sangihe saat ini.
batugamping klastik dan batugamping
terumbu. Endapan Danau, Sungai Tua
dan endapan alluvial.
LENGAN SELATAN
SULAWESI
Pemekaran yang terjadi pada Tersier Awal membawa bagian timur dari
Kalimantan ke wilayah Pulau Sulawesi sekarang, dimana rifting dan
pemekaran lantai samudera di Selat Makassar pada masa Paleogen,
menciptakan ruang untuk pengendapan material klastik yang berasal
dari Kalimantan. Geologi daerah bagian timur dan barat Sulawesi
Selatan pada dasarnya berbeda, dimana kedua daerah ini dipisahkan
oleh sesar Walanae. Di masa Mesozoikum, basement yang kompleks
berada di dua daerah, yaitu di bagian barat Sulawesi Selatan dekat
Bantimala dan di daerah Barru yang terdiri dari batuan metamorf,
ultramafik dan sedimen.
Adanya batuan metamorf yang sama dengan batuan metamorf di pulau Jawa,
pegunungan Meratus di Kalimantan tenggara dan batuan di Sulawesi
Tengahkompleks Sulawesi Selatan mungkin merupakan pecahan fragmen
akhibat akresi kompleks yang lebih besar di masa awal Cretaceous (Parkinson,
1991)
BEBERAPA FORMASI-FORMASI GEOLOGI DILENGAN SELATAN
SULAWESI
• Formasi Balangbaru berisi struktur khas sedimen aliran deposit, termasuk
debris flow, graded bedding dan indikasi turbidit.
• Formasi Malawa terdiri dari arkosic, sandstone, siltstone, claystone, napal dan
konglomerat diselingi dengan lapisan batubara dan limestone. Formasi ini terletak
di bagian barat daerah Sulawesi Selatan dan tidak selaras dengan formasi
Balangbaru
• Formasi Salo Kalupang yang sekarang terletak di sebelah timur Sulawesi
Selatan terdiri dari sandstone, shale dan claystone interbedded dengan batuan
vulkanik konglomerat, breksi, tufa, limestone dan napal.
• Formasi Kalamiseng tersingkap di sebelah timur sesar Walanae, yang terdiri
dari breksi vulkanik dan lava dalam bentuk pillow lava ataupun massive flows
yang ber-interbedded dengan tufa, batupasir dan napal.
• Formasi Camba Pada pertengahan Miosen sampai dengan Pleistosen batuan
vulkanik Sulawesi Selatan mencakup formasi Camba, memiliki sifat alkali sebagai
akibat dari peleburan parsial mantel atas yang kaya akan unsur-unsur yang tidak
kompatibel dengan metasomatism.
Sulawesi Tengah