Anda di halaman 1dari 6

Peta Geologi Sulawesi (Hall and Wilson, 2000)

Berdasarkan struktur litotektonik, Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya dibagi menjadi empat, yaitu;

1. Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik yang
merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda
2. Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang
ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia,
3. Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari
kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen
4. Fragmen Benua Banggai-Sula-Tukang Besi, kepulauan paling timur dan tenggara Sulawesi
yang merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat karena strike-slip faults dari
New Guinea.
Mandala Barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc)

Mandala barat letaknya memanjang dari lengan utara sampai dengan lengan selatan dari pulau
Sulawesi. Secara umum busur ini terdiri dari batuan volkanik-plutonik berusia Paleogen-Kuarter
dengan batuan sedimen berusia mesozoikum-tersier dan batuan malihan.

Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu bagian utara dan barat. Bagian utara memanjang dari Buol sampai sekitar Manado,
dan bagian barat dari Buol sampai sekitar Makassar.

Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai andesitik, terbentuk pada Miosen - Resen dengan
batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen - Oligosen.

Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat kontinen yang terdiri atas
batuan gunung api - sedimen berumur Mesozoikum - Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur.
Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama granodioritik sampai granitik yang berupa
batolit, stok, dan dike.

a. Mandala Barat Bagian Utara Busur Sulawesi Utara mencakup Propinsi Sulawesi Utara dan
Gorontalo

Daerah Sulawesi Utara didominasi oleh batugamping sebagai satuan pembentuk cekungan sedimen
Ratatotok. Satuan batuan lainnya adalah kelompok breksi dan batupasir, terdiri dari breksi-
konglomerat kasar, berselingan dengan batupasir halus-kasar, batu lanau dan batu lempung yang
didapatkan di daerah Ratatotok Basaan, serta breksi andesit piroksen.

Kelompok Tuf Tondano umur Pliosen : fragmen batuan volkanik kasar andesitan mengandung
pecahan batu apung, tuf, dan breksi ignimbrit, serta lava andesit-trakit.

Batuan Kuarter terdiri dari kelompok Batuan Gunung api Muda terdiri atas lava andesit-basal, bom,
lapili dan abu. Kelompok batuan termuda terdiri dari batugamping terumbu koral, endapan danau dan
sungai serta endapan aluvium.

Batuan vulkanik busur Sangihe yang berusia Pliosen-Kuarter, menyimpan banyak geologi daerah
sekitar Manado di masa awal Miosen. Singkapan-singkapan kecil berupa andesit dan diorite di bawah
batuan vulkanik Kuarter yang menutupi kepulauan Sangihe dan bagian utara Manado, menunjukkan
bahwa busur volkanik yang lebih tua berada di sepanjang pantai bahkan mungkin sampai ke
Mindanao yang membentuk basement busur Sangihe saat ini.

Daerah Gorontalo merupakan bagian dari lajur volkano-plutonik Sulawesi Utara yang dikuasai oleh
batuan gunung api Eosen - Pliosen dan batuan intrusi. Fasies gunung api Formasi Tinombo diduga
merupakan batuan ofiolit, sedangkan batuan gunung api yang lebih muda merupakan batuan busur
kepulauan.

Geologi umum daerah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo disusun oleh batuan dengan
urutan stratigrafi sebagai berikut :

Batuan beku berupa : Gabro, Diorit , granodiorit, granit, dasit dan munzonit kuarsa.

Batuan piroklastik berupa : lava basalt, lava andesit, tuf, tuf lapili dan breksi gunungapi.
Batuan sedimen berupa : batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau dengan sisipan batugamping
merah, batugamping klastik dan batugamping terumbu. Endapan Danau, Sungai Tua dan endapan
alluvium.

b. Mandala Barat Bagian Barat Pemekaran yang terjadi pada Tersier Awal membawa bagian timur dari
Kalimantan ke wilayah Pulau Sulawesi sekarang, dimana rifting dan pemekaran lantai samudera di
Selat Makassar pada masa Paleogen, menciptakan ruang untuk pengendapan material klastik yang
berasal dari Kalimantan.

Di masa Mesozoikum, basement yang kompleks berada di dua daerah, yaitu di bagian barat Sulawesi
Selatan dekat Bantimala dan di daerah Barru yang terdiri dari batuan metamorf, ultramafik dan
sedimen. Adanya batuan metamorf yang sama dengan batuan metamorf di pulau Jawa, pegunungan
Meratus di Kalimantan tenggara dan batuan di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa basement
kompleks Sulawesi Selatan mungkin merupakan pecahan fragmen akibat akresi kompleks yang lebih
besar di masa awal Cretaceous (Parkinson, 1991).

Masa akhir Crateceous mencakup formasi Balangbaru dan Marada berada di bagian barat dan timur
daerah Sulawesi Selatan, dimana formasi Balangbaru tidak selaras dengan basement kompleks, terdiri
dari batuan sandstone dan silty-shales, sedikit batuan konglomerat, pebbly sandstone dan breksi
konglomerat. Formasi Marada terdiri dari campuran sandstone, siltstones dan shale (van Leeuwen,
1981).

Batuan vulkanik berumur Paleosen terdapat di bagian timur daerah Sulawesi Selatan dan tidak selaras
dengan formasi Balangbaru. Formasi ini terdiri dari lava dan endapan piroklastik andesit dengan
komposisi trachy-andesit dengan sisipan limestone dan shale (van Leeuwen, 1981). Sifat calc-alkali
dan unsur tanah tertentu menunjukkan bahwa batuan vulkanik merupakan hasil subduksi dari arah
barat (van Leeuwen, 1981).

Formasi Malawa terdiri dari arkosic, sandstone, siltstone, claystone, napal dan konglomerat diselingi
dengan lapisan batubara dan limestone. Formasi ini terletak di bagian barat daerah Sulawesi Selatan
dan tidak selaras dengan formasi Balangbaru. Formasi Malawa diduga telah diendapkan dari laut
marjinal ke laut dangkal.

Formasi batugamping Tonasa selaras Formasi Malawa. Formasi Tonasa berumur Eosen sampai
dengan pertengahan Miosen (Van Leeuwen, 1981).

Formasi Salo Kalupang yang sekarang terletak di sebelah timur Sulawesi Selatan terdiri dari
sandstone, shale dan claystone interbedded dengan batuan vulkanik konglomerat, breksi, tufa,
limestone dan napal. Berdasarkan teknik foraminifera dating, usia formasi Salo Kalupang diyakini
berkisar awal Eosen sampai dengan akhir Oligosen. Formasi ini seusia dengan formasi Malawa dan
bagian bawah formasi Tonasa.

Formasi Kalamiseng tersingkap di sebelah timur sesar Walanae, yang terdiri dari breksi vulkanik dan
lava dalam bentuk pillow lava ataupun massive flows yang ber-interbedded dengan tufa, batupasir dan
napal.

Pegunungan Bone ditafsirkan sebagai bagian dari ophiolit berdasarkan anomali high gravity dan
MORB, dimana formasi Bone diduga terdiri dari wackestone bioklastika dan butiran packstones
foraminifera planktonik.
Bagian teratas formasi Camba yaitu batuan vulkanik Camba yang terletak di bagian barat, terdiri dari
breksi vulkanik dan konglomerat, lava dan tuf interbedded dengan marine sedimen. Foraminifera
dating menduga batuan vulkanik Camba beumur akhir Miosen.

Batuan vulkanik Parepare adalah sisa-sisa gunung strato-volcano yang terdiri aliran lava dan breksi
piroklastik berumur akhir Miosen.

Batuan vulkanik Plio/Pliestocene gunung strato-volcano Lompobatang terdiri dari silika yang tidak
tersaturasi dalam alkali potassic dan asam silika yang tersaturasi dengan aliran lava shoshonitic dan
breksi piroklastik. Pada pertengahan Miosen sampai dengan Pleistosen batuan vulkanik Sulawesi
Selatan mencakup formasi Camba, memiliki sifat alkali sebagai akibat dari peleburan sebagian mantel
atas. Sifat alkali gunung api ini diduga disebabkan oleh asimilasi berlebihan dari limestone/batu
gamping tua yang mencair dan bergabung dengan material benua ke dalam subduksi busur vulkanik.
Batuan magmatis berumur Neogen di bagian barat daerah Sulawesi Tengah berhubungan erat dengan
penebalan dan pelelehan litosfer. Sifat bimodal dari batuan beku berumur Neogen di daerah ini
diperkirakan dari pencairan mantel peridotit dan kerak yang menghasilkan komposisi alkalin basaltik
(shoshonitic) dan granitik yang mencair.

Formasi Walanae secara lokal tidak selaras dengan formasi Tacipi yang berumur miosen akhir, dimana
formasi Walanae diperkirakan berumur pertengahan Miosen sampai dengan Pliosen. Batu gamping
(Limestone) di ujung selatan daerah Sulawesi Selatan dan yang berada di Pulau Selayar yang disebut
selayar limestone, juga bagian dari formasi Walanae. Batuan selayar limestone terdiri dari coral
limestone, calcarenite dengan sisipan napal dan sandstone.
Summary of the geology of Sulawesi, showing principal structures and geographical features.
Modified after Hall & Wilson (2000). MMC, Malino Metamorphic Complex; BC, Bantimala
Complex.
Referensi :

Sompotan A F, 2012, Struktur Geologi Sulawesi, Perpustakaan Sains Kebumian Institut Teknologi
Bandung 2012, Bandung.

Watkinson I M, 2011, Ductile flow in the metamorphic rocks of central Sulawesi, SE Asia Research
Group, Department of Earth Sciences, Royal Holloway University of London, Egham, Surrey TW20
0EX, UK.( Downloaded from http://sp.lyellcollection.org/ at Royal Holloway, University of London)

Anda mungkin juga menyukai