Anda di halaman 1dari 2

Geologi Lembar Enrekang

Berdasarkan pembagian fisiografi pulau Sulawesi (Van Bemmelen, 1949), lembar Enrekang terletak
pada Lengan Selatan Bagian Utara. Geologi Lembar Enrekang dapat dipaparkan dalam tiga pembahasan
utama, yaitu geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologinya.

Geomorfologi Regional
Pembahasan geomorfologi regional daerah penelitian, mencakup seluruh Lembar Enrekang No.
2012-34. Berdasarkan pembagian fisiografi pulau Sulawesi (Van Bemmelen, 1949), lembar Enrekang
terletak pada Lengan Selatan Bagian Utara. Dari analisis peta geologi Lembar Majene Dan Bagian Barat
Palopo (Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri Dan Sukido, 1998, Edisi Kedua), geomorfologi Lembar Enrekang
dapat dibagi atas daerah perbukitan, daerah pegunungan dan daerah karst.
Daerah perbukitan menempati sebagian besar Lembar Enrekang bagian barat dan memanjang ke
timur pada bagian tengah hingga ke selatannya dengan ketinggian antara 200-1000 meter, diantaranya B.
Tambakuku (637 m), B. Batupalli (746 m), B. Guguran (952 m), dan B. Maiwa (510 m).
Daerah pegunungan di bagian timur dengan ketinggian diatas 1000 meter. Antara lain B. Samauran
(1348 m), B. Malenjong (1022 m) dan B. Setang (1343 m).
Daerah karst menempati sebagian kecil daerah di bagian timurlaut dengan ketinggian 600-1300
meter yang tersusun atas batugamping kelabu hingga putih berupa lensa-lensa besar, mengandung
Nummulites berumur Eosen dan merupakan Anggota Batugamping Formasi Toraja. umur Eosen, sedangkan
lingkungan pengendapan laut dangkal.

Stratigrafi Regional

Berdasarkan geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Palopo (Sudjatmiko, dkk., 1998). Secara
regional, daerah penelitian termasuk dalam Mendala Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1975) dimana
tatanan stratigrafinya dialasi oleh Formasi Latimojong (Kls) yang terdiri atas serpih, fillit, rijang, marmer,
kuarsit dan breksi terkersikkan ; diterobos oleh batuan beku menengah sampai basa dengan tebal Formasi
lebih dari 1000 meter. Formasi ini diperkiran berumur Kapur. Formasi ini menempati bagian Timur Laut
dari Lembar Enrekang.
Di atas Formasi Latimojong (Kls), terendapkan Formasi Toraja (Tets) yang terdiri atas serpih coklat
kemerahan, serpih napalan kelabu, batugamping, batupasir kuarsa, konglomerat, batugamping dan setempat
batubara. Tebal formasi diduga tidak kurang dari 1000 meter. Fosil Foraminifera besar pada batugamping
menunjukkan umur Eosen Miosen (Budiman, 1981 dalam Simanjuntak, drr, 1993), sedang lingkungan
pengendapannya laut dangkal . Formasi ini menindih tidak selaras Formasi Latimojong dan ditindih tidak
selaras oleh Batuan Gunungapi Lamasi.
Anggota Batugamping Formasi Toraja (Tetl), mengalami kontak menjemari dengan Formasi Toraja
(Tets), terdiri atas batugamping kelabu hingga putih, berupa lensa- lensa besar mengandung Nummulites
berumur Eosen dengan lingkungan pengendapan laut dangkal tebalnya sekitar 500 meter .
Formasi Loka (Tml), disusun oleh batuan epiklastik gunungapi yang terdiri atas batupasir andesitan,
batulanau, konglomerat dan breksi . Berlapis hingga massif terutama sebagai endapan darat hingga delta dan
laut dangkal. Fosil Foraminifera menunjukkan umur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, tebalnya
mencapai ratusan meter.
Formasi Salowajo (Tms), disusun oleh napal dan batugamping yang tersisip, setempat mengandung
batupasir gampingan berwarna abu-abu biru sampai hitam, konglomerat dan breksi . Foraminifera umumnya
berjangka dari Miosen Awal hingga Miosen Tengah termuda.
Formasi Date (Tomd), tersusun atas napal diselingi batulanau gampingan, tebal singkapan mencapai
500-1000 meter, kandungan Foraminifera menunjukkan umur Oligosen Tengah - Miosen Tengah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal.
Batuan Gunungapi Walimbong (Tmpv), lava bersusunan basal sampai andesit, sebagian lava bantal ;
breksi andesit piroksin, breksi andesit trakit; mengandung feldspatoid di beberapa tempat, diendapkan di
lingkungan laut diduga berumur Pliosen karena menjemari dengan Formasi Sekala yang berumur Miosen
Tengah Pliosen ; tebalnya ratusan meter.

Anggota Batugamping Formasi Walanae (Tpl), tersusun atas batugamping terumbu, tebalnya kurang
dari 100 meter, dijumpai menumpangi atau sebagai lensa pada bagian atas Batuan Gunungapi Walimbong
(Tmpv) umurnya sekitar Pliosen, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Formasi Walanae (Tpw), tersusun atas konglomerat, sedikit batupasir glokonit dan serpih ;
mengandung Kokuina, Moluska, dan Foraminifera yang menunjukkan umur Pliosen, sedangkan lingkungan
pengendapan laut dangkal.
Endapan termuda yang terdapat pada lembar ini yaitu Aluvium (Qa) terdiri atas lempung, lanau,
pasir dan kerikil dijumpai pada daerah sekitar Sungai Saddang yang merupakan sungai utama yang mengalir
pada lembar ini.

Struktur Geologi Regional

Struktur dari Lembar ini adalah sesar dan lipatan. Beberapa kekar tiang berkembang baik dalam
batuan gunungapi. Sesar anjak merupakan struktur utama dengan arah umum baratlaut-tenggara, juga
beberapa darinya hampir berarah utara-selatan dan timur-barat. Rangkaian sesar anjak ini ditandai oleh
bagian timur merupakan blok yang naik ke arah barat, dan membentuk struktur sesar berimbrikasi.
Bersamaan dengan pembentukan sesar anjak, terbentuk pula sesar mendatar dan lipatan, dengan arah sumbu
lipatan barat laut-tenggara hingga mendekati timur-barat.
Secara tektonika, lembar ini termasuk bagian dari Mendala, Sulawesi Barat, termasuk bagian
pinggiran timur Daratan Sunda. Pada Kapur Awal, daerah ini merupakan cekungan rumpang parit. Diduga
kegiatan tektonik yang berlangsung sejak Eosen hingga Oligosen mengakibatkan terbentuknya sebagian
daratan. Pencenanggaan yang diikuti oleh perlipatan dan penyesaran yang kuat, diperkirakan terjadi pada
Miosen, dimana kegiatan tektonik ini pada beberapa tempata di Mendala Sulawesi Barat diikuti oleh
pembentukan magmatik granitan hingga dasitan dan andesitan. Pliosen hingga PlistosenAwal, daerah ini
mengalami pencenanggaan lagi, mengakibatkan terjadinya terban, sebagai tempat terbentuknya endapan
sedimen fluvial hingga laut dangkal. Setelah pembentukan Formasi Walanae diperkirakan terjadi kegiatan
tektonik yang membentuk struktur lipatan, searah dengan sesar utama (sesar Pasang). Kondisi seperti ini
diperkirakan bertahan terus hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai