Anda di halaman 1dari 9

CHAPTER 1 : ANALISIS DATA DALAM ILMU KEBUMIAN

1. Pendahuluan
Ilmu kebumian adalah ilmu yang mecakup tentang planet bumi.
Ilmuwan telah melakukan pengamatan dan mengumpulkan data, mereka
merumuskan dan menguji hipotesis pada struktur bumi yang mempunyai
kekuatan atau gaya. Mereka juga membuat prediksi tentang perubahan-
perubahan yang terjadi di bumi. Semua langkah ini dalam menjelajahi
sistem kebumian mencakup perolehan dan analisis data numerik. Ilmuwan
bumi membutuhkan pengetahuan yang kuat dalam metode statistik dan
numerik untuk menganalisis data ini, serta kemampuan untuk
menggunakan perangkat lunak yang sesuai di komputer.
2. Mengumpulkan data
Kumpulan data dalam ilmu kebumian mempunyai sampel yang
sangat terbatas. Data juga mengandung sejumlah besar ketidakpastian.
Kumpulan data semacam itu biasanya digunakan untuk menggambarkan
fenomena alam yang agak besar seperti : granit, tanah longsor besar atau
unit sedimen yang tersebar luas. Dalam konteks ini, strategi pengambilan
sampel yang tepat adalah langkah pertama menuju memperoleh kumpulan
data yang baik. Pengembangan strategi yang sukses untuk pengambilan
sampel lapangan mencakup keputusan tentang :
a. Ukuran sampel
Parameter ini mencakup volume sampel atau beratnya serta
jumlah sampel yang dikumpulkan di lapangan. Berat atau
volume batuan dapat menjadi faktor penting jika sampel
kemudian dianalisis di laboratorium.
b. skema pengambilan sampel spasial
Di sebagian besar wilayah, biasanya susah mengambil
sampel. Pengambilan sampel di tambang biasanya mengarah ke
data yang terkelompok, sedangkan pemotongan jalan, tebing
garis pantai atau jurang yang curam menyebabkan pembuatan
skema. Jika akses menuju tempat sampel banyak badan batu,
pola pengambilan sampel yang lebih seragam dapat dirancang.
Skema pengambilan sampel yang teratur menghasilkan
distribusi grid dari lokasi sampel, sedangkan strategi
pengambilan sampel yang seragam mencakup lokasi acak dari
titik pengambilan sampel dalam kotak persegi. Anda mungkin
berharap bahwa skema pengambilan sampel ini mewakili
metode superior untuk mengumpulkan sampel. Namun
demikian, lokasi pengambilan sampel dengan jarak yang sama
cenderung kehilangan variasi skala kecil di daerah tersebut,
seperti tanggul tipis yang tipis di dalam tubuh granit atau
keberadaan fosil yang terbatas secara spasial. Faktanya,
Strategi pengambilan sampel yang tepat tergantung pada jenis
objek yang akan dianalisis, tujuan penyelidikan dan kualitas
sampel. Biasanya sampel yang di ambil tidak memenuhi
kriteria atau telah mengalami perubahan fisik atau kimia, untuk
itu metode analisis data digunakan untuk menyimpulkan
analisis data yang didapatkan.
3. Jenis Data
Jenis data ini diilustrasikan pada Gambar 1.3. Mayoritas data
terdiri dari pengukuran numerik, meskipun beberapa informasi dalam ilmu
kebumian juga dapat diwakili oleh daftar nama seperti fosil dan mineral.
Metode yang tersedia untuk analisis data mungkin memerlukan jenis data
tertentu dalam ilmu kebumian.
a. Data nominal
Informasi dalam ilmu kebumian kadang-kadang disajikan
sebagai daftar nama, misalnya, berbagai spesies fosil yang
dikumpulkan dari lapisan batu kapur atau mineral yang
diidentifikasi dalam sayatan tipis. Dalam beberapa penelitian,
data ini dikonversi menjadi representasi biner, yaitu, nilai satu
untuk hasil data yang ada, dan nol untuk data yg kosong.
Konverensi tersebut biasanya menggunakan metode
statistic seperti pada gambar berikut :
b. Data ordinal
Ini adalah data numerik yang mewakili pengamatan yang
dapat diberi peringkat, tetapi interval sepanjang skala tidak
konstan. Skala kekerasan Mohs adalah salah satu contoh untuk
skala ordinal.
c. Data rasio
Data dicirikan oleh panjang interval berturut-turut yang
konstan. Kualitas data rasio ini menawarkan keuntungan besar
dibandingkan dengan data ordinal. Namun, titik nol adalah
penghentian alami skala data. Contoh dari set data tersebut
termasuk data panjang atau berat. Tipe data ini memungkinkan
pengambilan sampel data diskrit atau kontinu.
d. Data interval
Ini adalah data yang dipesan yang memiliki panjang
interval berturut-turut yang konstan. Skala data tidak diakhiri
dengan nol. Suhu C dan F merupakan contoh dari tipe data ini
meskipun tidak ada titik untuk kedua skala. Tipe data ini dapat
disampel secara terus menerus atau dalam interval yang
terpisah.

Selain data diatas, para ilmuan juaga menggunakan data khusus,


yaitu :

a. Data tertutup
Data ini dinyatakan sebagai proporsi dan ditambahkan ke total
tetap seperti 100 persen. Data komposisi mewakili sebagian besar data
tertutup, seperti komposisi elemen sampel batuan.
b. Data spasial
Data Ini dikumpulkan di area studi 2D atau 3D. Distribusi spasial
spesies fosil tertentu, variasi spasial dari ketebalan lapisan batupasir
dan konsentrasi pelacak 3D dalam air tanah adalah contoh untuk tipe
data ini.
c. Data directional
Data ini dinyatakan dalam sudut. Contohnya termasuk pemogokan
dan kemiringan lapisan, orientasi fosil memanjang atau arah aliran
lava.
4. Metode analisis data
Metode analisis data digunakan untuk menggambarkan
karakteristik sampel setepat mungkin. Metode khusus yang digunakan
untuk menggambarkan data tergantung pada tipe data dan persyaratan
proyek. Berikut tipe analisis data :
a. Metode univariat - Setiap variabel dalam satu set data
dieksplorasi secara terpisah dengan asumsi bahwa variabel-
variabel itu independen satu sama lain. Data disajikan sebagai
daftar angka yang mewakili serangkaian poin pada garis
berskala. Statistik univariat mencakup pengumpulan informasi
tentang variabel, seperti nilai minimum dan maksimum, rata-
rata dan dispersi tentang rata-rata. Contohnya adalah
penyelidikan kandungan natrium dari pecahan kaca vulkanik
yang dipengaruhi oleh pelapukan kimiawi atau ukuran
cangkang keong fosil dalam lapisan sedimen.
b. Metode bivariat - Dua variabel diselidiki bersama untuk
mendeteksi hubungan antara dua parameter ini. Sebagai
contoh, koefisien korelasi dapat dihitung untuk menyelidiki
apakah ada hubungan linier antara dua variabel. Atau, analisis
regresi bivariat dapat digunakan untuk menggambarkan
hubungan yang lebih umum antara dua variabel dalam bentuk
suatu persamaan. Contoh untuk plot bivariat adalah Diagram
Harker, yang merupakan salah satu metode tertua untuk
memvisualisasikan data geokimia dan plot oksida unsur
terhadap SiO2 dari batuan beku.
c. Pemrosesan sinyal - Ini termasuk semua teknik untuk
memanipulasi sinyal untuk meminimalkan efek kebisingan,
untuk memperbaiki semua jenis distorsi yang tidak diinginkan
atau untuk memisahkan berbagai komponen yang menarik. Ini
mencakup desain, realisasi, dan penerapan filter pada data.
Metode ini banyak digunakan dalam kombinasi dengan analisis
deret waktu, misalnya, untuk meningkatkan rasio sinyal
terhadap derau dalam deret waktu iklim, gambar digital atau
data geofisika.
d. Analisis spasial - Analisis parameter dalam ruang 2D atau 3D.
Oleh karena itu, dua atau tiga parameter yang diperlukan
adalah angka koordinat. Metode ini termasuk alat deskriptif
untuk menyelidiki pola spasial data yang didistribusikan secara
geografis. Teknik lain melibatkan analisis regresi spasial untuk
mendeteksi tren spasial. Akhirnya, teknik interpolasi 2D dan
3D membantu memperkirakan permukaan yang mewakili
distribusi kontinu variabel yang diprediksi di seluruh area.
Contohnya adalah analisis sistem drainase, identifikasi bentuk
lansekap lama dan analisis kelurusan di wilayah aktif tektonik.
e. Pengolahan citra - Pemrosesan dan analisis gambar menjadi
semakin penting dalam ilmu bumi. Metode-metode ini
termasuk memanipulasi gambar untuk meningkatkan rasio
signal-to-noise dan untuk mengekstraksi komponen gambar
tertentu. Contoh untuk analisis ini adalah menganalisis citra
satelit, identifikasi objek dalam bagian tipis dan menghitung
lapisan tahunan dalam sedimen berlaminasi.
f. Analisis multivarian - Metode ini melibatkan pengamatan dan
analisis lebih dari satu variabel statistik pada suatu waktu.
Karena representasi grafis dari set data multidimensi sulit,
sebagian besar metode termasuk pengurangan dimensi. Metode
multivariat banyak digunakan pada data geokimia, misalnya
dalam tefroinkologi, di mana lapisan abu vulkanik berkorelasi
dengan sidik jari geokimia dari pecahan kaca. Contoh penting
lainnya adalah perbandingan kumpulan spesies dalam sedimen
laut untuk merekonstruksi lingkungan paleontologi.
g. Analisis data arah - Metode untuk menganalisis data lingkaran
dan bola banyak digunakan dalam ilmu bumi. Ahli geologi
struktural mengukur dan menganalisis orientasi slickenlines
(atau striasi) pada bidang patahan. Statistik sirkular juga umum
dalam aplikasi paleomagnetik. Investigasi mikrostruktur
meliputi analisis bentuk butir dan orientasi sumbu c kuarsa
dalam bagian tipis.

Anda mungkin juga menyukai