Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN BUMI ANTARIKSA


MINERAL BUMI
Dosen Pengampu : Sumardiana, M. Pd

Disusun Oleh
 Ahmad Ridwan
 Maria Sofia

INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
TAHUN AKADEMIK 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Minerali. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan
dapat berguna bagi semua, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam
proses perkuliahan. Dalam menyusun makalah ini penyusun telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya diharapkan kritik dan
saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Demikianlah kata pengantar makalah ini dan
penyusun berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Aamiin.

AIKMUAL, 28 September 2021


DAFTAR ISI

JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Mineral.........................................................................................2
1. Pengertian Struktur Lapisan Bumi...............................................................2
2. Pengelompokan mineral..............................................................................4
3. Identifikasi mineral.......................................................................................
4. Sumber-sumber mineral...............................................................................

BAB III : PENUTUP.......................................................................................7


A. Kesimpulan..............................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi
kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur kristal karakteristik yang
tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Saat ini telah dikenal lebih dari 2000 mineral.
Sebagian merupakan mineral- mineral utama yang dikelompokkan sebagai Mineral
Pembentuk Batuan. Mineral- mineral tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang
menempati bagian terbesar di bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium
(AL), Besi (Fe), Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium (K) dan Magnesium (Mg). Mineral
dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya. Sebagai contoh, garam
dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan. Komposisi kimia seringkali tidak cukup
untuk menentukan jenis mineral, misalnya mineral grafit (graphite) dan intan (diamond)
mempunyai satu komposisi yang sama yaitu karbon (C).

Mineral-mineral yang lain dapat terlihat dari sifat fisik seperti bentuk kristal, sifat
belahan atau warna, atau dengan peralatan yang sederhana seperti pisau atau potongan gelas
dengan mudah diuji kekerasannya. Mineral dapat dipelajari dengan seksama dengan
memberikan dari bentuk potongan (hand specimen) dari mineral, atau batuan dimana dia
terdapat, dengan menggunakan lensa pembesar (hand lens/loupe), dan mengujinya dengan
alat lain, seperti pisau, kawat baja, potongan gelas atau porselen dan cairan asam (misalnya
HCL).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mineral?
2. Apa saja sifat-sifat mineral?
3. Ada berapa pengelompokan mineral?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui tentang pengertian mineral
3. Menjelaskan tentang sifat-sifat mineral
4. Menjelaskan pengelompokan mineral
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MINERAL
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari mineral, cakupannya meliputi pengenalan
karakteristik fisik, komposisi kimia, pengelompokkan, hingga proses pembentukannya.
Berdasarkan pengertiannya, mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di
alam, terbentuk secara anorganik, memiliki komposisi kimia pada batas tertentu, dan
memiliki atom yang disusun secara teratur.
Dalam ilmu geologi, mineral adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang
tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik tertentu, dan biasanya
berbentuk padat. Jadi walau sifat dan zatnya sama namun dibentuk oleh manusia di
laboratorium, maka itu tidak termasuk mineral.
2. PENGELOMPOKAN MINERAL
Mineral bisa ditemukan di mana saja. Mulai dari kandungan makanan hingga pembuatan
peralatan rumah tangga. Tentunya jenis mineral yang digunakan berbeda antara untuk
pembuatan makanan dengan kebutuhan peralatan.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi lebih dari empat ribu jenis mineral di bagian kerak
bumi. Artinya kelompok dan jenis mineral sangatlah beragam, begitu pula dengan
manfaatnya.
Mengutip dari Lumenlearning, para ahli geologi mendefinisikan mineral sebagai padatan
kristal bersifat anorganik. Suatu bahan dapat dikatakan mineral jika terbuat dari proses alami
serta mengandung komposisi kimiawi.
Dilihat dari bentuk fisiknya, mineral sekilas menyerupai kristal. Makanya disebut sebagai
padatan kristal bersifat anorganik.
Menurut Sucipto Hariyanto, dkk dalam buku Lingkungan Abiotik Jilid II: Mineral, Batuan,
Gempa, Tanah dan Iklim (2016), berdasarkan komposisi kimiawinya, mineral dapat
dikelompokkan menjadi sembilan.
Apa sajakah itu?
 Silikat
Dilansir dari Radford University, silikat merupakan unsur utama pembentuk batuan. Jenis
mineral ini mengandung Silikon (Si) serta Oksigen (O). Kira-kira 90 persen kerak bumi
mengandung silikat.
Contoh mineral silikat yang paling umum dan mudah ditemui ialah Olivin, Piroksen,
Amfibol, Mika Biotit, Mika Muskovit, Feldspar Plagioklas, Feldspar Ortoklas dan Kuarsa.
 Oksida
Mineral oksida terdiri atas oksigen serta satu atau lebih kandungan logam. Dalam oksida
dapat ditemui banyak jenis kandungan logam. Contoh mineral oksida yang paling umum
ialah Hematit, Limonit, Magnetit dan Mangan.

 Sulfat
Mineral sulfat mengandung sulfur atau belerang dan oksigen yang kemudian digabungkan
dengan unsur lainnya. Sulfat sering terbentuk di daerah yang memiliki tingkat penguapan
tinggi.
Contohnya Halida yang terbentuk di daerah air asin yang menguap, kemudian Gipsum,
Anhidrit dan Barit.
Contoh lainnya yaitu Zirkon. Zirkon adalah batu mineral dengan beberapa macam warna.
Memiliki kemampuan mendispersikan cahaya sehingga kelihatan berkilauan. Zirkon biasanya
menjadi bahan baku keramik dan komponen elektronik, serta pembuatan selongsong
pembangkit listrik tenaga nuklir.
 Sulfida
Mineral sulfida mengandung sulfur dan logam. Sulfida berbeda dengan sulfat, karena sulfida
tidak mengandung oksigen. Contoh Sulfida di antaranya Galena dan Pirit atau besi sulfida.
Warna Pirit sekilas terlihat mirip seperti emas, karena warnanya kuning dan terlihat
mengilap.
 Karbonat
Mineral karbonat mengandung Karbonat (CO3) kombinasi karbon dengan oksigen, serta
penggabungan dari unsur lainnya. Karbonat merupakan salah satu unsur utama pembentuk
batuan sedimen. Contoh Karbonat ialah Kalsit (CaCO3), Siderit dan Dolomit.
 Unsur bebas
Mineral unsur bebas merupakan jenis mineral yang hanya mengandung satu komposisi kimia
atau satu unsur saja. Dalam Bahasa Inggris, unsur bebas sering disebut native elements.
Jumlah jenis mineral dalam kelompok ini lebih sedikit dibanding kelompok lainnya.
Contoh mineral yang mengandung unsur asli logam ialah emas dan tembaga. Berlian
merupakan contoh unsur bebas non logam. Contoh lainnya ialah perak dan belerang atau
sulfur.
 Halida
Mineral halida mengandung ion halogenelektron negatif serta memiliki berat jenis cenderung
rendah. Selain itu, halida juga mengandung unsur lainnya seperti klorin serta fluor. Halida
dapat dikatakan sebagai garam yang terbentuk saat air asin menguap.
Contohnya Halit yang merupakan mineral halida. Contoh lainnya, yakni fluorit. Dua contoh
ini merupakan bentuk mineral halida yang paling umum.
 Fosfat
Mineral fosfat terbuat dari adanya proses persenyawaan logam fosfat. Kelompok mineral ini
sering dicirikan berkilap serta memiliki struktur kristal berwarna yang indah. Contoh fosfat,
yakni Apatite, Monasit dan Turqoise.

3. IDENTIFIKASI MINERAL
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu mineral
tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama mineral
tersebut.
Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah, memiliki komposisi kimia
yang tetap dan struktur kristal yan beraturan.
Di alam ini terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya
beberapa mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1. Kilat (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
8. Berat jenis (specific gravity)
9. Sifat dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya lebur
Pada praktikum ini hanya diwajibkan untuk mengidentifikasi mineral hanya yang nampak
oleh mata dan dibantu kaca pembesar saja. Sedangkan untuk sifat-sifat dari nomor 8 – 12
diperlukan kajian lebih lanjut secara khusus.
1. Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis besar
biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
Kilat Non-Logam (non-metallic luster), dibagi atas :
Kilat intan (adamantin luster) ; cemerlang seperti intan.
Kilat kaca (vitreous luster); contohnya kuarsa dan kalsit.
Kliat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki serat, seperti asbes
dan gips.
Kilat damar/resin (resinous luster); kilat seperti getah damar/resin, misalnya mineral sphalerit
Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya serpentin, opal dan
nepelin.
Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.

2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam identifikasi mineral karena suatu mineral dapat memiliki lebih dari satu
warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna (bening).
Beberapa contoh warna mineral :

-Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki


belahan.
- Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan
adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
- Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang belah tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-
abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar).
- Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri
utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan
HCl.
- Olivin : hijau (butiran/granular), atau biasanya berwarna kuning
kehijauan seperti gula pasir.
- Piroksen : hijau kehitaman berbentuk prismatik pendek.
- Amfibol : hitam mengkilat berbentuk prismatik panjang
- Oksida besi : kuning- coklat kemerahan
- Lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang
merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit
yang merupakan hasil pelapukan muskovit.
- Azurit : bila berwarna biru
- Jasper : bila berwarna merah
3. Kekerasan
Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi
suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan suatu mineral dengan mineral
tertentu. Skala kekerasan yang biasa digunakan ialah skala yang dibuat oleh Friedrich
Mohs dari Jerman atau yang lebih dikenal dengan skala Mohs. Skala Mohs dimulai
dari skala 1 sampai 10, dengan skala 1 mulai dari mineral terlunak dan skala 10
adalah mineral terkeras. Skala yang lebih kecil akan memiliki bekas goresan apabila
dikenakan pada yang skala lebih besar.
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala kekerasan untuk
:
- Kuku jari : 2,5
- Uang logam tembaga :3
- Pisau/paku baja : 5,5
- Pecahan kaca jendela : 5,5 – 6
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat
diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping porselen
atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna bubuk
tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5. Belahan
Belahan merupakan kecenderungan mineral tertentu untuk membelah diri pada satu
atau lebih pada arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang
disebabkan oleh tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Yang dimaksud belah
adalah bila mineral kita pukul tidak akan hancur, tetapi terbelah melalui bidang
belahan yang licin.
Sehingga dapat digunakan juga istilah ada bidang belah atau tanpa bidang belah.
Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi kwarsa tidak memiliki belahan.
6. Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan pada
pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah pada
belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan pada
pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa jenis
pecahan mineral adalah sebagai berikut :
· Concoidal : bila memperlihatkan gelombang yang melengkung, seperti
pada pecahan botol.
· Fibrous : bila menunjukkan gejala pecahan seperti serat, contohnya
asbes.
· Even : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang
halus, contohnya mineral lempung.
· Uneven : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang
kasar, contohnya mineral magnetit atau miberal besi.
· Hackly : bila pecahan tersebut menunjukkan bidang pecahan yang
kasar tidak teratur dan runcing, contohnya mineral perak atau emas.
7. Bentuk
Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan
oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut
mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf
(Danisworo, 1994).
Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:
 Bangun kubus : galena, pirit.
 Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
 Bangun doecahedon   : garnet
Mineral amorf misalnya : chert, flint.

8. Berat jenis (specific gravity)


Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air,
misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal
dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

9. Sifat dalam
Sifat Dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah
·    Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.
·   Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
·    Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
·    Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
·    Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

10. Kemagnetan
Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Dikatakan sebagai feromagnetic bila
mineral dengan mudah tertarik oleh gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertical.

11. Kelistrikan
Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau
lnduktor dan tidak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.

12. Daya lebur


Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan
membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau pesenyawaan kimia
yang di bentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia
dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beeraturan di
dalamnya, atau dikenal sebagai struktur Kristal,
2. Sifat-sifat fisik suatu mineral dapat dijadikan sebagai suatu patokan pembeda antara
mineral yang satu dengan yang lainnya. Sifat-sifat fisik tersebut yakni, kilap (luster),
warna, kekerasan, cerat, belahan, pecahan, bentuk, berat jenis, kemagnitan, kelistrikan,
dan daya lebur mineral.

3.2 Saran
Menyadari bahwa Penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya Penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak dan lebih relevan yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah-makalah dengan tema yang sama
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://jefrikhasan.blogspot.com/2012/10/mineral-makro-dan-mikro_7120.html

http://makala-kesehatan.blogspot.co.id/favicon.ico

http://w3i3t2a.blogspot.com/2011/10/mineral-mikro-makro.html

https://id.wikipedia.org/static/apple-touch/wikipedia.png

https://reninutrisionist.wordpress.com/2009/05/21/makromineral/

https://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/

Anda mungkin juga menyukai