Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENDESKRIPSIKAN ORGANISASI,PROFESI DASAR DAN PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU SUMARDIANA, M.Pd

DISUSUN OLEH:

 MARIA SOFIA
 DIDIK HARTADI SAPUTRA

INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL

PROGRAM STUDY IPA

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi
tugas mata kuliah pendidikan Profesi Kependidikan yang berjudul Mendeskripsikan
Organisasi, Profesi Dasar dan Pendidikan.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat kami harapakan sebagai umpan balik yang positif demi
perbaikan di masa mendatang.

Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
KATA PENGANTAR ……………………………………………….……………………..i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….ii
BAB I ……………………………………………………………………..1
PEMBAHASAN …………………………………………….…………….2
Pengertian organisasi profesi…………………………………………….…… … ……......3
Ciri-ciri dan tujuan organisasi profesi …………………………………………….…… 4
Macam-macam organisasi profesi ………………………………………….......................5
Hak, Kewajiban, dan Tanggung jawab guru…………………………………………….....6
Pendidikan ...................................................................................................................7
Solusi perbaikan mutu pendidikan di indonesia...........................................................8
BAB III ………………………….………………………………………………………… .9
PENUTUP ………………………….……………………………………………………... 9
A.    Kesimpulan ………………………….………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA ………………………….…………………………………………...12
BAB I
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Organisasi Profesi

Sebelum membahas mengenai organisasi sebaiknya kita mengetahui tentang apa itu
organisasi dan profesi itu sendiri. W.J.S. Poerwadarminta (dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia) organisasi yaitu susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang dsb) sehingga
merupakan kesatuan yang teratur. Selanjutnya menurut James D. Mooney, organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Chester I. Bernard,
organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih. Dari berbagai pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa organisasi merupakan
suatu perserikatan manusia antara dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat susunan
dan aturan serta sistem aktivitas kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Selanjutnya yaitu mengenai profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian. Adapun karakteristik dari profesi antara lain adalah mengandalkan suatu
keterampilan atau keahlian khusus, dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama
(purna waktu), dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan
keterlibatan pribadi yang mendalam.
Dari berbagai uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa organisasi profesi
merupakan suatu organisasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang memiliki profesi
yang sama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan bahwa
organisasi profesi adalah organisasi dari praktisi yang menilai/mempertimbangkan seseorang
atau yang lain mempunyai kompetensi professional dan mempunyai ikatan bersama untuk
menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai
individu.
Organisasi profesi mempunyai 2 perhatian utama yaitu, kebutuhan hukum untuk
melindungi masyarakat dari anggota profesi yang tidak dipersiapkan dengan baik dan
kurangnya standar dalam bidang profesi yang dijalani.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk anggotanya dalam menghadapi
tantangan yang ada saat ini dan akan datang serta bekerja kearah positif terhadap perubahan-
perubahan profesi sesuai dengan perubahan sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal banyak organisasi profesi yang sengaja
didirikan oleh para anggotanya sesuai dengan bidangnya masing-masing misalnya dalam
dunia kesehatan kita mengenal Ikatan Dokter Indonesia(IDI), Ikatan Dokter Gigi Indonesia
(IDGI), Ikatan Bidan Indonesia(IBI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia(PERSAGI), Persatuan
Ahli Farmasi Indonesia(PAFI), Ikatan Perawat Anestesi Indonesia(IPAI), dan lain-lain.
Contoh organisasi profesi dalam bidang hiburan antara lain Forum Musisi dan Penyanyi
Indonesia (FOMPI) dan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI). Contoh organisasi profesi
dalam bidang bahasa dan sastra antara lain Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI),
Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI), Masyarakat Pernaskahan Nusantara
(MANASA), Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI), dan lain sebagainya.

B.     Ciri-Ciri Organisasi Profesi


Secara umum, ciri-ciri organisasi profesi adalah:
1.      Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi
2.      Ikatan utama para anggota adalah kebanggan dan kehormatan
3.      Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4.      Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan
5.      Memiliki sifat kepemimpinan kolektif
6.      Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.

C.    Tujuan Organisasi Profesi


Adapun tujuan organisasi profesi antara lain:
1.      Meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, hal itu merupakan upaya organisasi
dalam bidang mengembangkan karir anggota sesuai bidang pekerjannya.
2.      Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan anggota, merupakan upaya terwujudnya
kompetensi dalam bidangnya yang handal pada diri anggotanya.
3.      Meningkatkan dan mengembangkan kewenangan profesional anggota merupakan upaya
para professional untuk menempatkan anggota suatu profesi sesuai kemampuan.
4.      Meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota agar anggotanya terhindar dari
perlakuan tidak manusiawi.
5.      Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan untuk meningkatkan kesejahteraan lahir
batin anggotanya.
Organisasi profesi pastilah memberikan manfaat kepada para anggotanya termasuk juga
organisasi profesi pendidikan. Manfaat yang diperoleh dengan adanya profesi pendidikan
diantaranya yaitu membangun kepercayaan dalam diri masyarakat mengenai adanya suatu
persepsi tentang kompetensi, adanya persepsi masyarakat bahwa kelompok-kelompok
profesional mengatur dirinya dan lebih lanjut diatur oleh masyarakat berdasarkan minat dan
kepentingan masyarakat serta persepsi yang melahirkan kepercayaan masyarakat itu ialah
anggota-anggota suatu profesi miliki motivasi untuk memberikan layanan kepada orang-
orang dengan siapa mereka bekerja.
Fungsi peningkatan kemampuan professional tertuang dalam PP No. 18 pasal 61 yang
berbunyi, “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan mengembangkan karir, kemampuan, kewenagan professional, martabat
dan kesejahteraan tenaga kependidikan”.
Selain itu dalam UUSPN tahun 1989 pasal 31 ayat 4, disebutkan bahwa, “tenaga
kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya
sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu penggetahuan dan teknologi serta pembangunan
bangsa”.

D.    Macam-Macam Organisasi Profesi Kependidikan

Ditinjau dari kategori keanggotaannya, corak organisasi profesi kependidikan beragam


pula. Corak organisasi profesi ini dapat dibedakan berdasarkan
(1) Jenjang pendidikan di mana mereka bertugas (SD, SMP, dll)
(2) Status penyelenggara kelembagaan pendidikannya (negeri, swasta)
(3) Bidang studi keahliannya (bahasa, kesenian, matematika, dll)
(4) Jender (Pria, Wanita)
(5) berdasarkan latar belakang etnis (cina, tamil, dll) seperti China education Society di
Malaysia.
Disamping PGRI yang satu-satunya organisasi yang diakui oleh pemerinta juga terdapat
organisasi lain yang disebut Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang didirikan atas
anjuran Departeman Pendidikan dan Kebudayaan. Sayangnya, organisasi ini tidak ada kaitan
yang formal dengan PGRI. Selain itu ada juga organisasi profesional guru yang lain yaitu
ikatan serjana pendidikan indonesia (ISPI), yang sekarang suda mempunyai banyak devisi
yaitu Ikatan Petugas Bimbingan Belajar (IPBI), Himpunan Serjana Administrasi Pendidikan
Indonesia (HSPBI), dan lain-lain, hubungannya secara formal dengan PGRI juga belum
tampak secara nyata, sehingga belum didapatkan kerjasama yang saling menunjang dalam
meningkatkan mutu anggotanya.
PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia
Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia
(PGI) tahun 1932.

   Kewajiban dan Hak Guru Sebagai Tenaga Pendidik

1)      Kewajiban pendidik menurut UU SISDIKNAS pasal 40 ayat 2:


a)    Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis.
b)   Menciptakan komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c)    Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan
kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2)      Hak pendidik menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ayat 1:
a)    Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;
b)   Memperoleh penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
c)    Memperoleh pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
d)   Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan  
intelektual, dan
e)    Berkesempatanuntuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan bertugas.
.
Tanggung Jawab Guru

a.       Bertanggung jawab terhadap dunia profesi yang dimilikinya dan mentaati kode    etik yang
berlaku dalam profesi yang bersangkutan.
b.      Bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan pengabdian
profesinya.
c.       Bertanggung jawab atas hasil profesi yang dilaksanakannya. Artinya dia harus bekerja untuk
mendatangkan hasil yang sebaik mungkin kulaitasnya, bagi kepentingan kemanusiaan.
d.      Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat dan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
e.       Dalam pandangan orang yang berTuhan, bahwa  seluruh pekerjaan yang dilakukannya
adalah dalam rangka ibadah kepada_Nya. Oleh karena itu dia harus sadar, bahwa apa yang
dia kerjakan pada hakikatnya kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
f.       Dalam keadaan apapun dia harus berani mengambil resiko untuk menegakkan kebenaran
yang berhubungan dengan profesinya, secara bertanggungjawab dia harus berani berucap,
bertindak dan mengemukakan sesuatu yang sesuai dengan kebenaran tuntutan profesi yang
diyakininya.
B. PENDIDIKAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga
dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di Indonesia, proses pendidikan digunakan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi untuk
memantau perkembangan pendidikan. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan adalah dengan
diadakannya ujian nasional baik di jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur kualitas pendidikan.

A. Mutu Pendidikan di Indonesia

  Pendidikan adalah proses belajar mengajar terhadap peserta didik, agar memiliki
kecerdasan dan berkarakter yang baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat.
Sebuah pendidikan biasanya diajarkan oleh seorang guru, dan biasanya lokasinya disekolah,
namun sebenarnya pendidikan tak hanya dapat diberikan disekolah saja, pendidikan dapat
kita dapatkan dimana saja. Guru merupakan seseorang yang perlu di gugu dan ditiru, artinya
apabila kita menjadi sesosok guru, kita harus bersikap yang pantas agar murid-murid dapat
mencontohnya dengan baik. Mulai dari sikap terhadap murid, cara berbicara, sampai cara
berpakaian, haruslah yang sesuai. Karena guru menjadi sorotan dikelas dan juga memiliki
peran penting disekolah, jadi guru harus memiliki kompetensi standar yang baik. 
Pendidikan di Indonesia saat ini mutunya masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan
mutu pendidikan di luar negri. Seperti yang kita ketahui, Pendidikan di Indonesia terkesan
berantakan. Masih banyak masyarakat di Indonesia yang masih tidak mengerti pentingnya
pendidikan, Sehingga mayoritas masyarakat di Indonesia menyepelekan pendidikan. Padahal
jika ditilik lebih jauh lagi, pendidikan merupakan salah satu indeks pembangunan dan
merupakan elemen pengukur maju atau tidaknya sebuah negara. Kualitas pendidikan yang
rendah yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa
percaya diri siswa didik ketika menghadapi dunia kerja yang keras. 

B. Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia 

Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang
kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya. Di samping persoalan
mendasar tersebut dan yang telah disebutkan diatas, masalah lain yang mengemuka adalah
relatif rendahnya kesejahteraan guru, minimnya sarana Pendidikan Dasar, dan terbatasnya
biaya operasional pendidikan. 
Fakta di Indonesia, Pendidikan Dasar mendapat tekanan khusus bila dibandingkan dengan
jenjang pendidikan lain. menurut para pakar pendidikan, Pendidikan Dasar ini yang paling
parah. Sarananya saja paling banyak rusak dibandingkan SLTP dan SLTA. Belum lagi
menyangkut masalah pelaksanaan proses belajarnya.
Faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan ini  yang paling mendasar ialah, adanya
perbedaan konsep materi pengajaran, ada yang hanya menggunakan dasar filsafat, psikologi,
dan sosiologi, ada pula yang menggunakan dasar politi, ekonomi, IPTEKS, dan sebagainya.
Factor berikutnya yaitu perbedaan pemahaman, ada yang lebih menekankan tentang tingkah
laku siswa tersebut, ada pula yang memperhatikan pemahaman materi siswa tersebut.
Adapula faktor-faktor lain yang mempengaruhi permasalahan pendidikan, yaitu:
1. Perkembangan IPTEKS
Diluar negri, mereka telah memanfaatkan IPTEKS sebagai sarana prasarana pendidikan,
sedangkan di Indonesia baru saja memulai hal tersebut, seperti contohnya, cara belajar
mengajar saat ini tak hanya dilakukan di ruang kelas saja, tapi dapat dilakukan dirumah,
dengan cara pembelajaran video di internet. Atau contoh seperti penerapan UNBK, hal
tersebut juga memunculkan sebuah masalah, dimana daerah daerah terpencil yang tidak
menjangkau adanya listrik, mereka kesusahan untuk melaksanakan program tersebut. Untuk
menyeimbangi pembelajaran dimana menggunakan otak kiri, kita juga perlu menggunakan
otak kanan dimana kita perlu mempelajari kesenian, namun disini menimbulkan sebuah
masalah, yaitu, apabila seni adalah sesuatu yang penting, mengapa tak dimasukkan kedalam
ujian nasional? Bahkan disetiap sekolah pun jarang yang memiliki peralaatan kesenian,
karena harga peralatan tersebut relative mahal.
2. Pertamabahan penduduk
Berkembangnya penduduk yang semakin meningkat, tentunya semakin banyak anak-anak
yang mendaftar ke sekolah-sekolah, sementara penyebaran penduduk juga kurang merata,
dimana perkotaan sangatlah padat penduduk, sehingga sarana prasana di sekolah pada
perkotaan kurang mencukupi, sedangkan didaerah terpencil, mereka sepi pendaftar sekolah.
3. Dana
Pemerintah saat ini sedang kekurangan dana untuk membiayai pendidikan di Indonesia,
rakyat pun tak semua mampu mendaftarkan anaknya ke bangku sekolah. Dari sini mungkin
terdapat penyelewengan dana dari pemerintah untuk kebutuhan pribadi pihak sekolah yang
sehingga tidak tersampaikan ke para siswa yang membutuhkan.
4. Sistem manajemen
Jikalau dana atau sumber daya sudah tersedia, tapi kurangnya pengelolaan sistem
manajemen dapat menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan baik.Sistem
manajemen dikatakan kurang baik salah satu contohnya disebabkan oleh kurikulum yang
tidak berlandaskan dengan jelas dan sering bergonta ganti.
Macam-macam Permasalahan Pendidikan
1. Pendidikan yang  menghasilkan “manusia robot”. 
Pada masa sekarang, sekolah menuntut anak untuk siap pada dunia pekerjaan yang ada,
yang artinya siswa diwajibkan untuk mengerti apa yang diterangkan oleh guru, layaknya
sebuah robot yang seenaknya diatur oleh majikannya.
2. Sistem pendidikan yang  tidak bebas
Sistem ini ialah ibarat guru adalah sesosok yang paling mengerti, lalu ia menyampaikan
materi, sedangkan seorang siswa adalah sesosok yang tak mengerti apa-apa dan harus dapat
menghafal apa yang telah ia terima, bagaikan memori yang diberi sebuah file.
Sedangkan masalah praktis yang ada di Indonesia, yaitu:
1. Masalah pemerataan pendidikan
Pendidikan di perkotaan dan didaerah terpencil sangatlah berbeda, karena sarana prasarana
diperkotaan lebih memadai dariapada didaerah terpencil
2. Masalah rendahnya mutu pendidikan
Mutu di Indonesia di katakana rendah karena kuranngnya mengikuti perkembangan zaman,
seperti contohnya belum menerapkan media IPTEKS.
3. Masalah efisiensi
Pendidikan yang efisien yaitu dengan menggunakan segala sesuatu yang terbatas tapi
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tapi faktanya tidak di Indonesia, banyak anak yang
keluar dari sekolah, bahkan ada yang tidak sempat merasakan bangku sekolah.
4. Masalah relevansi
Banyaknya lulusan dari perguruan tinggi, namun minimnya lapangan pekerjaan.
5. Masalah lemahnya manjemen pendidikan
Kebijakan pemerintahan tentang pengelolaan pendidikan tidak sesuai dengan kondisi pada
masing-masing daerah yang ada.

C. Solusi untuk Memperbaiki Mutu Pendidikan di Indonesia 

Masalah pendidikan sebenarnya bukan hanya pekerjaan rumah pemerintah saja, tetapi juga
sebuah pekerjaan rumah seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah sudah melakukan usaha
terbaiknya dengan mengganti kurikulum yang dinilai kurang efektif, memperbaikinya, hingga
mengganti model pembelajarannya. Itu merupakan sebuah usaha nyata yang harus kita
hargai. Kita pun harus ikut serta dalam usaha pembangunan citra pendidikan di Indonesia.
Kita harus membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan negara
maju. Agar kita merasa bahwa pendidikan di Indonesia masih banyak kekurangannya dan
agar semakin semangat memperbaikinya. Baik atau buruknya kualitas murid, merupakan
hasil dari pembawaan guru. Murid akan semangat jika gurunya semangat dan murid akan
malas jika gurunya malas. Dengan perbandingan-perbandingan dari berbagi sudut dan dengan
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, diharapkanmutu pendidikan di Indonesia
dapat menjadi lebih baik dan terus berkembang. Tanpa pendidikan dan tanpa penyesuaian
dengan perkembangan zaman, negara Indonesia akan lebih jauh tertinggal dari negara-nagara
maju lainnya. Karena sesungguhnya rakyat yang semakin cerdas, hari sekarang dan hari
depan akan semakin lebih bahagia dan berguna.
Adapun solusi dari Permasalahan Pendidikan:
1. Mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan
Seperti contohnya memperbaiki manajemen pendidikan, atau mebukakan lapangan pekerjaan.
2. Memperbaiki  kualitas guru dan prestasi siswa
Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga
diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi
siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran,
meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.
3. Pemerataan memperoleh pendidikan
Apabila seorang siswa yang belajar dikota memiliki keunggulan dalam pendidikan, hal
tersebut dapat membantu siswa yang berada didaerah terpencil untuk lebih mudah
mendapatkan pendidikan.
Untuk inovasi Pendidikan yang Cocok di Indonesia yang dapat memperbaiki mutu
pendidikan:
1. Didirikannya IKIP 
IKIP atau singkatan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang dapat mengahsilkan
lulusan guru yang berkualitas dan dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia
2. Adanya BP3K
Yang dapat mengembangkan sistem pendidian dasar maupun mengah, dan juga dapat
mnegenalkan kebudayaan yang ada di daerah mereka.
3. Kurikulum
Sampai saat ini, pemerintah masih mencari kurikulum yang terbaik untuk pendidikan di
Indonesia, karena pedoman untuk Indonesia haruslah dicari yang terbaik.
4. Rentang sekolah
Saat ini diwajibkan untuk anak bersekoalh minimum 12 tahun, agar anak tersebut mendapat
bekal pendidkan yang cukup.
5. Proyek PAMONG
PAMONG singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru. Hal ini
bertujuan agar, anak yang tidak sempat atau tidak mampu bersekolah, mereka tetap
mendapatkan pendidikan dari orang-orang terdekat mereka
6. Sekolah terbuka
Sekolah yang tanpa adanya peraturan yang terikat, dari mulai tempat, umur dan warga mana
saja.
Di dunia pendidikan juga memerlukan karakter seorang anak yang baik, disini untuk memilki
perilaku yang berkarakter dapat didapatkan melalui:
1. olah piker yang cerdas
2. memilki sifat jujur dan bertanggung jawab
3. memiliki rasa peduli dan berpikir kreatif
4. dan kondisi badan yang bersih dan sehat
Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dapat mengembangkan kepribadian seseorang untuk menjadi lebih baik,
sehingga penting untuk membangun jati diri sebuah bangsa. Untuk menuju bangsa yang
berkarakter kita perlu untuk memberikan pendidkan karakter. Bahkan Presiden Ir. Soekarno
sempat berkata, “Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau pendidikan
karakternya tidak dibangun”. Hal tersebut menandakan betapa pentingnya pendidikan
karakter atau pendidikan moral dalam membangun jati diri sebuah bangsa.
Contoh Inovasi Pendidikan Karakter
1. Diajarkannya ilmu agama
ilmu agama tentunnya memberikan sikap-sikap yang baik, baik kepada diri sendiri maupun
kepada orang lain. Maka dari itu pentingnya pendidikan agama diberikan sejak dini karena
dapat membangun karakter seorang anak menjadi baik.
2. Mencontohkan perilaku yang baik
Apabila kita seorang guru, tentunnya kita hamper setiap hari bertemu dengan para siswa,
disitulah kita bias mencontohkan hal yang baik, agar mereka juga dapat meniru yang baik,
seperti contohnya menggunakan pakaian yang sopan, atau berbicara kepada orang lain yang
sopan.
3. Adanya literasi
Disaat jam pelajaran berlangsung, tak apa apabila kita tidak melulu memberikan materi yang
membosankan, kita dapat menyelingi dengan bercerita/literasi yang dapat mencontohkan
karakter seseorang yang baik. Karena terkadang para siswa teratrik dengan sebuah cerita
apalagi yang dapat memotivasi mereka.
4. Bersalaman
Mungkin hal ini sudah banyak dilakukan diberbagai sekolah, yaitu disaat pagi hari atau
diawal masuk sekolah, para guru berbaris didepan gerbang,dan para murid bersalaman
kepada guru satu persatu, secara tidak langsung mereka mengajarkan kepada muridnya untuk
terbiasa dengan bersalaman, adanya sopan santun, dan hormat kepada orang yang lebih tua.
5. Melihatkan video yang memiliki karakter baik
Semisal kita mengajar seorang siswa SMA, yang tentunya lagi hangat-hangatnya soal
pacaran, mungkin kita dapat menunjukkan video tentang tidak baiknya berpacaran, baik dari
segi agama, dari penglihatan orang lain, dan tidak baik untuk diri sendiri, semisal dapat
mengakibatkan kehamilan diluar nikah, timbulnya fitnah, bahkan dosa besar yang akan
ditanggung oleh orang tua dan juga mendapatkan siksaan yang berat untuk diri sendiri kelak
di akhirat.
D. Penutup
• Pendidikan di Indonesia saat ini mutunya masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan
mutu pendidikan di luar negri.
BAB II
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Organisasi profesi adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh
sekelompok orang yang memiliki profesi yang sama untuk mengembangkan
profesionalitasnya dan untuk mencapai tujuan bersama.
Secara umum, ciri-ciri organisasi profesi adalah hanya ada satu organisasi untuk setiap
profesi, ikatan utama para anggota adalah kebanggan dan kehormatan, tujuan utama adalah
menjaga martabat dan kehormatan profesi, kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat
persaudaraan, memiliki sifat kepemimpinan kolektif,dan mekanisme pengambilan keputusan
atas dasar kesepakatan.
Tujuan organisasi profesi kependidikan menurut visinya secara umum ialah terwujudnya
tenaga kependidikan yang professional, diantaranya yaitu meningkatkan dan
mengembangkan karier anggota, hal itu merupakan upaya organisasi dalam bidang
mengembangkan karir anggota sesuai bidang pekerjannya, juga untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan anggota, merupakan upaya terwujudnya kompetensi
kependidikan yang handal pada diri tenaga kependidikan.
Macam-macam organisasi profesi kependidikan di Indonesia antara lain ialah Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Guru Independen
Indonesia (FGII), Persatuan Guru Honor Indonesia (PGHI).
Kewajiban Guru menurut Pasal 20 antara lain ialah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran, mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama,
suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar  belakang keluarga, dan status social ekonomi
peserta didik dalam pembelajaran, menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum
dan kode etik guru, serta nilai agama dan etika dan memelihara dan memupuk persatuan dan
kesatuan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012. Makalah Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan. Diunduh dari
http://night18light.wordpress.com/2012/06/14/makalah-peranan-guru-dalam-administrasi-
pendidikan/ pada tanggal 19 Maret 2013.
Deni. 2011. PGRI dan Fenomena Maraknya Organisasi Guru. Diunduh dari
http://penadeni.com/2011/07/10/saat-organisasi-guru-terpecah-belah/ pada tanggal 19 Maret
2013.
Djam’an Satori, dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sopwan Hadi. 2010. Profesi Keguruan dalam
http://sopwanhadi.wordpress.com/2010/02/28/makalah-profesi-keguruan. Diakses pada
tanggal 15 Maret Februari 2013.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai