"ONTOLOGI SAINS"
Disusun oleh:
1. Muhamad Yadi Saputra
2. Liana
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai macam karunia-Nya
kepada kita sehingga tugas makalah ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Solawat dan salam marilah kita aturkan kepada junjungan alam nabi Muhamad SAW yang telah
membawa peradaban manusia dari zaman kebodohan menuju zaman kecerdasan atau
kecemerlangan ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah
IPA yang judul materinya adalah "Epistemologi Sains". Selain itu, Makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang topik makalah yang sudah di berikan oleh dosen pengampu
bagi para pembaca dan penulis.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini,
memberikan tenaga dan pemikirannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami
sadar bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kritik
dan Saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan ............................................................................................. 2
Kesimpulan ........................................................................................ 6
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ontologi Sains merupakan salah satu kajian filsafat. Studi tersebut membahas keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret. Ontologi membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya.
Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan
kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui
kebenarannya. Untuk itu proses tersebut memerlukan dasar pola berfikir, dan pola berfikir
didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
Ilmu merupakan kegiatan untuk mencari suatu pengetahuan dengan jalan melakukan pengamatan
atau pun penelitian, kemudian peneliti atau pengamat tersebut berusaha membuat penjelasan
mengenai hasil pengamatan atau penelitiannya tersebut. Dengan demikian, ilmu merupakan
suatu kegiatan yang sifatnya operasional. Jadi terdapat runtut yang jelas dari mana suatu ilmu
pengetahuan berasal. Karena sifat yang operasional tersebut, ilmu pengetahuan tidak dapat
menempatkan diri dengan mengambil bagian dalam pengkajiannya.
Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal. Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang
mendasar atau unsur-unsur yang hakiki atau inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data
empiris atau data fisis melalui observasi atau eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat
ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat universal. Oleh filsafat hukum-hukum yang bersifat
universal tersebut direfleksikan atau dipikir secara kritis dengan tujuan untuk mendapatkan
unsur-unsur yang hakiki, sehingga dihasilkan pemahaman yang mendalam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat di rumuskan Rumusan Masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses terbentuknya sains?
2. Bagaimana metode untuk memperoleh kebenaran sains?
3. Apa saja Aplikasi metode ilmiah?
4. Apa saja Karakteristik sains?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan proses terbentuknya sains.
2. Dapat menjelaskan metode untuk memperoleh kebenaran sains.
3. Mengetahui pengaplikasian metode ilmiah.
4. Mengetahui karakteristik sains.
BAB II PEMBAHASAN
A. Ontologi Sains
Ontologi merupakan salah satu di antara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling
kuno. Tokoh yang membuat istilah ontologi adalah Christian Wolff (1679-1714). Istilah
ontologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘ta onta’ berarti yang berada dan ‘logos’ yang berarti
ilmu pengetahuan atau ajaran.
Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, maka ontologi adalah kajian filosofis tentang
hakikat keberadaan ilmu pengetahuan, apa dan bagaimana sebenarnya ilmu pengetahuan yang
ada itu. Aspek ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu. Secara
ontologis ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya pada daerah yang berada
dalam jangkauan pengalaman manusia dan terbatas pada hal yang sesuai dengan akal manusia.
Kata sains berasal dari bahasa latin ”scientia” yang berarti pengetahuan. Jadi sains adalah
“pengetahuan yang diperolehmelalui pembelajaran dan pembuktian” atau “pengetahuan yang
melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum – hukum alam yang terjadi misalnya didapatkan
dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Sains dalam hal ini merujuk kepada sebuah sistem untuk
mendapatkan pengetahuan yang dengan menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk
menggambarkan dan menjelaskan fenomena - fenomena yang terjadi di alam.
Jadi Ontologi sains adalah pembahas tentang hakikat dan struktur sains. Hakikat sains
menjawab pertanyaan apa itu sains sebenarnya, dan struktur sains menjelaskan tentang cabang-
cabang sains. Hakikat sains ada dua pengetahuan yaitu pengetahuan rasional danpengetahuan
empiris.
3. Menyusun hipotesis
Dari data-data yang dikumpulkan, dapat disusun suatu hipotesis. Hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap masalah dan fakta berdasarkan teori dan fakta yang ada.
Dalam penelitian, terdapat dua jenis hipotesis, yaitu :
a. Hipotesis nol (Ho)
Hipotesis nol (Ho) adalah dugaan yang mengatakan tidak ada pengaruh. Contoh hipotesis
nol adalah seperti jenis pohon tidak terpengaruh terhadap warna kupu-kupu yang
dihasilkan.
b. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif (Ha) adalah dugaan yang mengatakan ada pengaruh. Contoh hipotesis
alternatif adalah seperti jenis pohon tempat hidup kepompong berpengaruh terhadap
warna kupu-kupu yang dihasilkan.
4. Melakukan eksperimen
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, langkah selanjutnya
adalah melakukan eksperimen. Eksperimen atau percobaan yang dilakukan akan
menghasilkan data yang nantinya dapat diolah dan dianalisis. Dari hasil pengolahan data
tersebut, dapat diketahui apakah hipotesis yang dibuat sesuai dengan hasil eksperimen
atau tidak.
5. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil eksperimen.
Terdapat dua kemungkinan hasil eksperimen, yaitu seperti :
1. Menerima hipotesis nol
2. Menerima hipotesis alternatif
E. Karakteristik Sains
1. Sains harus rasional
Jurnal sains berjudul Rationality and Science yang pernah diterbitkan oleh Oxford
University mencatat bahwa sains dan rasionalitas adalah satu kesatuan yang tak dapat
dipisahkan. Itu sebabnya sains bisa didapatkan melalui pemikiran yang menggunakan nalar
secara logis. Prinsip dan karakter ini juga menjadikan sains sebagai sebuah kaidah keilmuan
yang pasti, alias bukan takhayul.
Keraf A. Sonny, Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan (Sebuah Tinjauan Filosofis). Cet.
XII. Yokyakarta: Kanisius.