PENYUSUN :
KHAERUL ANWAR
LIANA
NUR FAIZAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah dengan
judul “Pengorganisasian Kurikulum” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Telaah dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPA. Selain
itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
2. Correlated Curriculum........................................................................
3. Integrated Curriculum........................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pendidikan dipengaruhi oleh begitu banyak hal, salah satunya bagaimana pola atau cara
penyampaian materi yang disampaikan oleh guru kepada para peserta didiknya. Bagaimana agar proses
pendidikan yang menyenangkan (enjoyable), efektif, efisien dan mampu mencapai tujuan secara optimal
menjadi persoalan tersendiri yang harus dipecahkan.
Organisasi kurikulum sebagai pola penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang disusun dan
dilaksanakan oleh sluruh elemen dalam pendidikan. Dalam macam-macam organisasi kurikulum ini kita
akan memperoleh sedikit gambaran bagaimana seharusnya pola kurikulum yang sebaiknya dilaksanakan
dalam lembaga pendidikan dengan tetap mempertimbangkan minat, bakat dan kemampuan siswa yang
ada. Dengan pemilihan bentuk organisasi yang tepat akan mempermudah proses pembelajaran dan
dengan hasil yang optimal sesuai harapan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan organisasi kurikulum dalam proses belajar dan
pembelajaran.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis organisasi kurikulum dalam proses belajar dan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-
murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulumdan bertalian erat
dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan
bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Organisasi kurikulum adalah
struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-pengajaran-pengajaran yang akan
disampaikan kepada peserta didik (Nurgiantoro, 1988: 111).
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-
program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau
pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid[1].
Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan
berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan
cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada
terdidik dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum. Organisasi
kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan
kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak.
Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat
teoritis maupun praktis. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor
terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.
Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk menentukan
seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selenggarakan oleh sekolah,
organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam
proses perencanaan kurikulum. Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur
horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian
atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan
dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem
pengalokasian waktu.
1. Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau
sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.
Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan,
kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
Prosedur ini dapatdisamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode
sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk
sekolahnya sesuai dengan tujuan.
Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam
kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna untuk di pelajari
oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan
atau jabatan.
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan
banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada
dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikanmenjadi
sejumlah area of living.
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope
dan sequence-nya di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan
sosial.
Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni :
Merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang
lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa
agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi
bahan pelajaran dan urutan pengalaman belajar yang memerlukan pengetahuan tentang
perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu.
3. Kontinuitas
Berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang
sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif .
4. Keseimbangan
Adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat
perhatia yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa.
Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa
yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
Yang berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa
mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan
program pendidikan disekolah.
Menurut S. Nasution (1989: 80) organisasi kurikulum terdapat tiga tipe atau bentuk kurikulum, yaitu :
Kurikulum ini disebut demikian karena segala bahan pelajarn disajikan dalam subject atau mata
pelajaran yang terpisah-pisah. Sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
Jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang
bersangkutan. Dalam praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-
masing guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered, berpusat ada bahan
pelajaran daripada child centered yang berpusat pada minat dan kebutuhan anak. Dari segi ini jelas
kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan
pembentukan kepribadian anak secara keseluruhan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari kurikulum ini, antara lain:
b. Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana dan tidak terlalu sulit untuk direncanakan,
serta mudah dilaksanakan
e. Pendidik atau guru sebagai pelaksana kurikulum dalam mempergunakannya lebih mudah
Di samping adanya keuntungan kurikulum bentuk tersebut, ada juga beberapa kelemahan dari bentuk
separated subject curriculum, sebagai berikut:
a. Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya tidak relevan dengan kenyataan dan tidak
mendidik anak dalam menghadapi stuasi kehidupan mereka
b. Tidak memperhatikan masalah sosial kemasyarakatan yang dihadapi peserta didik secara faktual
dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini disebabkan hanya berpedoman pada apa yang tertera
dalam buku atau teks
d. Tujuan kurikulum ini sangat terbatas dan kurang memperhatikan pertumbuhan jasmani,
perkembangan emosional dan sosial peserta didik serta hanya memusatkan pada
perkembangan intelektual
Correlated curriculum adalah bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya suatu hubungan antara satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, Tetapi tetap memperhatikan karakteristik tiap mata
pelajaran tersebut. Hubungan antar mata pelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pertama, insidental artinya secara kebetulan ada hubungan antar mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya. Misalnya mata pelajaran IPA disinggung tentang mata pelajaran
geografi dan sebagainya.
Kedua, menghubungkan secara lebih erat jika terdapat suatu pokok bahasan yang dibicarakan
dalam berbagai mata pelajaran. Misalnya masalah moral dan etika dibicarakan dalam mata
pelajaran agama.
Ketiga, batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan dengan menghilangkan batasan masing-
masing mata pelajaran. Penggabungan antara beberapa mata peajaran menjadi satu disebut
sebagai broad field. Misalnya mata pelajaran bahasa merupakan peleburan dari mata pelajaran
membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan pengetahuan bahasa.
Beberapa keunggulan dari organisasi kurikulum yang disusun dalam bentuk correlated antara lain:
a. Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada peserta didik, yang mana dalam pelajaran
disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu
b. Dapat menambah interes dan minat peserta didik terhadap adanya hubungan antara berbagai
mata pelajaran
c. Pengetahuan dan pemahaman peserta didik akan lebih mudah dalam dengan penguraian dan
penjelasan dari berbagai mata pelajaran
a. Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan dan minat peserta
didik
b. Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam dan kurang sistematis pada berbagai mata
pelajaran
c. Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis
d. Kebanyakan di antara para pendidik atau guru kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga
mengaburkan pemahaman peserta didik atau siswa.
e. Untuk mengurangi kelemahan dengan adanya keterpisahan diantara berbagai mata pelajaran
tersebut, diusahakanlah agar mata pelajaran tersebut disusun dalam pola korelasi. Ada tiga jenis
korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran
1. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui
penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa.
2. Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku
untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau
Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi
untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial.
3. Korelasi normatif, hampir sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada
prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan
berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika.
b) Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (Social Functions And
Persistens Situations)
Dalam pengembangan kurikulum ini di dasarkan pada lingkungan social anak didik, sehingga pelajaran
yang di peroleh memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi
masyarakat.
c) Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (Experience And Activity Curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau
pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan
lingkungan maupun potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject
curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive). Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini
adalah: Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau minatnya. Belajar
merupakan transaksi aktif. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat
berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan diajarkan atau
disampaikan kepada murid, atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau pengalaman belajar ingin
dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah
siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dicapai secara efektif.
1. Prosedur Pembelajaran
3. Kontinuitas
4. Keseimbangan
2. Correlated Curriculum
3. Integrated Curriculum
DAFTAR PUSTAKA
http://pergunu-kencong.blogspot.com/2016/08/makalah-pengorganisasian-
kurikulum.html?m=1
http://agenmakalah.blogspot.com/2015/06/makalah-organisasi-kurikulum.html?m=1