Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROSES GEMPA BUMI DAN GUNUNG BERAPI

DOSEN PENGAMPU : SUMARDIANA, M. Pd

DISUSUN OLEH

MAZLINA

KHAERUL ANWAR

INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul Proses
Gempa Bumi dan Gunung Berapi. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
dalam mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Semoga dengan tersusunnya makalah
ini diharapkan dapat berguna bagi semua, makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien
dalam proses perkuliahan. Dalam menyusun makalah ini penyusun telah berusaha dengan
segenap kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya
masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya diharapkan kritik
dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Demikianlah kata pengantar makalah ini dan
penyusun berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Aikmual, 22 September 2021

JUDUL..................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I :

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1. 1 Latar Belakang...........................................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah......................................................................................................1

1. 3 Tujuan.........................................................................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Proses Gempa Bumi...................................................................................................2

B. Gunung Berapi............................................................................................................2

BAB III :

PENUTUP........................................................................................................................3

A. Kesimpulan.................................................................................................................3

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................4

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan
energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi
juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.

Gempa bumi juga bisa diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan
energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak
bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang
di alami selama periode waktu. Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh
dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang
di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka
mereka valid. Gempa 3 magnitudo atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besarnya 7
kali lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.

1. 2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses gempa bumi?

2. Apa itu gunung berapi?

1. 3 Tujuan

1. Menjelaskan proses gempa bumi

2. Menjelaskan gunung berapi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Gempa Bumi


Gempa bumi merupakan sebuah getaran atau guncangan yang terjadi pada permukaan bumi dan
dirasakan dengan skala yang berbeda-beda. Gempa bumi dapat menunjukkan adanya pergerakan
lempengan bumi yang dapat menimbulkan efek domino pada benda di sekitarnya.

Kata gempa bumi merujuk ke daerah asal terjadinya pergerakan atau kejadian tersebut, walaupun
kenyataannya bumi merupakan planet yang padat. Namun, karena selalu bergerak dengan
kecepatan yang tidak bisa dirasakan manusia, gempa bumi melakukan aktivitas yang
menimbulkan tekanan yang akhirnya sering terjadi pergerakan karena tidak bisa ditahan.

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang sangat besar di lempengan
bumi. Semakin lama biasanya akan semakin tertekan dan juga besar. Akhirnya mencapai sebuah
keadaan dimana tekanan tersebut tidak bisa ditampung atau ditahan lagi.

Proses terjadinya gempa bumi sebenarnya bermacam-macam, di mana gempa bumi terjadi saat
ada batuan yang ada di kerak bumi mengalami tekanan dan menyebabkan lempengan
bergesekan. Lempengan tersebut bisa jadi antar samudera maupun antar benua. Ketika terjadi
tumbukan, maka gempa bumi akan terjadi. Namun, proses ini merupakan gempa yang paling
umum. Untuk mengetahui secara rinci, berikut proses terjadinya gempa bumi berdasarkan
jenisnya :

1. Gempa Tektonik

Gempa tektonik merupakan gempa yang terjadi akibat terbenturnya lempengan bumi atau
bergesernya lempengan bumi. Hal ini menimbulkan efek pada permukaan bumi yang akhirnya
menyebabkan gempa. Seperti yang dijelaskan, gempa tersebut paling umum terjadi dan bisa
dimulai dengan skala yang bermacam-macam mulai dari skala rendah hingga yang sangat besar.

Proses terjadinya gempa bumi tektonik berawal dari adanya interaksi antar lempeng yang dapat
menyebabkan lempengan lain akan masuk atau menyusup ke bawah dan biasa disebut dengan
subduksi. Gempa bumi ataupun getaran akan berubah menjadi semakin besar apabila terdapat
sesuatu yang mengganjal namun kemudian ikut menyusup secara tiba tiba dan mendadak. Hal ini
yang terkadang menimbulkan tanah retak dan menelan berbagai gedung dan sebagainya.

2. Gempa Vulkanik

Gempa jenis vulkanik ini datang dari fenomena gunung meletus atau bencana akibat keluarnya
magma dari perut bumi. Gunung memiliki masa aktif, di mana gunung bisa meletus dan
mengeluarkan magma akibat tekanan yang ada dan juga energi bebatuan yang memang sudah
waktunya dikeluarkan atau diletuskan. Erupsi gunung biasanya diawali dengan getaran atau
gesekan antar magma dan perut bumi yang akhirnya menimbulkan gempa. Jika gunung tersebut
ada di laut maka menimbulkan gempa disertai gelombang laut atau bencana tsunami.

3. Gempa Ekstraterestrial
Gempa Ekstraterestrial ini terjadi disebabkan oleh adanya meteor atau benda langit yang masuk
dan membentur atmosfer bumi. Hal ini dilakukan oleh atmosfer agar bisa melindungi dari bumi
dan tidak menolak benda untuk masuk. Sehingga menimbulkan getaran dan akhirnya terasa atau
terjadi gempa.

B. Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api atau vulkan secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng tektonik
utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh
karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari
lempeng tektonik. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua lempeng tektonik
bergeser satu sama lain.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah
gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur
Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik dan lebih,
dimana Lempeng Pasifik saling bergesek dengan lempeng-lempeng tetangganya.

Gunung berapi dapat dijumpai dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah fase menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati. Namun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu yang sangat lama,
lebih dari ribuan tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali.

Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas
permukaan. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di
bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lava, dimana lava ini dapat berubah menjadi lahar
setelah mengalir dan bercampur dengan material-material di permukaan bumi. Selain dari aliran
lava, kehancuran yang disebabkan oleh letusan gunung berapi.

• Bentuk-bentuk gunung berapi

Sebagian besar masyarakat pasti beranggapan bahwa gunung api berbentuk kerucut. Anggapan
tersebut memang benar, gunung api di dunia rata-rata memang berbentuk kerucut. Tetapi satu hal
yang perlu diketahui, tidak semua gunung api berbentuk kerucut. Ada gunung api yang memiliki
bentuk selain kerucut. Dilansir dari buku Gunung Api (2019) karya D. Endarto, dijelaskan bahwa
berdasarkan bentuk tubuhnya, gunung api dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

1. Bentuk Maar
Gunung api maar terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak
yang disebut sebagai kawah. Gunung api ini bentuknya seperti danau kering. Ciri utama gunung
api maar adalah memiliki kawah yang berbentuk corong. Contoh gunung api maar di Indonesia
adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur dengan kawahnya yang disebut Klakah.

2. Bentuk Perisai

Gunung api perisai terbentuk bukan dari letusan, melainkan terbentuk karena adanya aliran lava
basal cair yang kemudian membeku. Karena lava basal berviskositas rendah, maka lava tersebut
secara bertahap membentuk gundukan yang sangat landai, seperti perisai dengan landasan yang
melebar. Inilah penyebab kenapa gunung ini disebut sebagai gunung api perisai. Gunung api
jenis ini tidak ada di Indonesia.

3. Bentuk Kubah

Gunung api kubah terbentuk dari lava kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan.
Lava tersebut mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Gunung api jenis ini disebut juga
sebagai kubah sumbat (plug dome). Ciri utama gunung api kubah adalah memiliki sisi yang
curam dan bentuk yang cembung.

4. Bentuk Rekahan

Gunung api rekahan terbentuk karena sebuah retakan panjang pada permukaan bumi, di mana
aliran magma keluar melalui retakan tersebut. Akibat retakan ini, muncul lapisan basal yang
sangat tebal dan luasnya dapat mencapai ribuan kilometer persegi.

5. Bentuk Campuran

Gunung api campuran dibentuk oleh kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada
letusan eksplosif. Lapisan lava yang bercampur dengan material piroklastik tersebut lama-
kelamaan akan semakin memadat dan terakumulasi menjadi lapisan massa baru. Ciri
utama gunung api campuran adalah memiliki bentuk simteris dan mengerucut, dengan
sisinya yang jauh lebih tinggi dan lebih curam dibanding gunung api perisai.

6. Bentuk Kerucut

Inilah bentuk gunung api yang mendominasi hampir di seluruh dunia. Gunung-gunung api
di Indonesiapun juga di dominasi oleh bentuk kerucut. Misalnya, Gunung Merapi dan
Gunung Tangkubah Perahu. Gunung api kerucut disebut juga sebagai gunung api strato.

Gunung api kerucut terbentuk dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
yang dapat menghasilkan susunan berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan sehingga
membentuk sebuah kerucut yang besar. Terkadang bentuk kerucutnya tidak beraturan
karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Letusan pada gunung api kerucut ini
umumnya tergolong letusan kecil. Letusannya dapat berupa lelehan batuan yang panas
dan cair.

• Tingkatan gunung berapi beserta cirinya

Status gunung berapi memiliki 4 tingkatkan, yaitu :

1. Normal

Status ini merupakan level dasar yang berarti gunung berapi enggak mengalami perubahan
aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik. Gunung berapi cukup aman dan tidak
akan meletus sampai waktu tertentu.

2. Waspada

Status waspada menandakan adanya peningkatan aktivitas gunung berapi. Saat ini, gunung api
punya potensi meletus dan sudah terlihat perubahan visual pada kawah. Ciri-cirinya: Pada
tingkatan ini, mulai muncul aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas
level normal.

3. Siaga

Status siaga menandakan kalau gunung berapi mengalami peningkatan kegiatan seismik secara
intensif. Ciri-cirinya: Ada perubahan secara visual atau perubahan aktivitas kawah. Aktivitas
bisa berlanjut ke letusan.

4. Awas

Status awas menandakan kalau gunung berapi segera atau sedang meletus atau pada keadaan
kritis yang bisa menimbulkan bencana. Ciri-cirinya: Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan
uap, serta letusan berpeluang terjadi dalam waktu lebih kurang 24 jam. Pada situasi ini, tindakan
yang dilakukan adalah mengevakuasi wilayah yang berpotensi terdampak bencana.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gempa bumi merupakan sebuah getaran atau guncangan yang terjadi pada permukaan bumi
dan dirasakan dengan skala yang berbeda-beda. Proses terjadinya gempa bumi sebenarnya
bermacam-macam, di mana gempa bumi terjadi saat ada batuan yang ada di kerak bumi
mengalami tekanan dan menyebabkan lempengan bergesekan.

2. Gunung berapi atau gunung api atau vulkan secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan
bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi

https://m.merdeka.com/jatim/proses-terjadinya-gempa-bumi-menurut-jenisnya-ketahui-secara-
dini-kln.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/175833169/bentuk-bentuk-gunung-api

https://kids.grid.id/read/472416262/status-gunung-berapi-tingkatan-penjelasan-dan-ciri-cirinya

Anda mungkin juga menyukai