Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH GEOLOGI

NAMA: SUDARNI IVO BRILLIANTI SAUBAKI

NIM: 2206100038

PRODI: TEKNIK PERTAMBANGAN

KELAS: A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Babau, Oktober 2022

PenuliS
Contents

BAB 1.................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
 A.latar belakang...................................................................................................................4
 B.rumusan masalah.............................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
 A.Terbentuknya gunung api.................................................................................................5
 B.POTENSI GEMPA TEKTONIK DI SUMATERA AKIBAT PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK. .8
PENUTUP...........................................................................................................................................9
BAB 2 TERBENTUKNYA GUNUNG API BALI-FLORES-ALOR-WETAR-BANDA DAN POTENSI GEMPA
AKIBAT PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK...............................................................................................10
 Terbentuknya gunung api bali...........................................................................................10
 Terbentuknya gunung api flores........................................................................................10
BAB 3 TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA,SESARYAPEN-SORONG,DAN DARATAN
RENDAH MERAUKA DISELATAN PAPUA.....................................................................................................11
BAB 4 PENGANGKATAN AKTIF DAN SESAR ANJAKAN DI P.TIMOR,DAN POTENSI MIGAS DISELATAN
PULAU TIMOR............................................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

 A.latar belakang

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman
sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi
material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari
pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermassa planet, seperti Bumi. Patahan tersebut
mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah
permukaan bumi.

Penyebab terjadinya gempa bumi tektonik adalah ketika ada tekanan karena pergerakan sudah
terlalu besar sehingga tidak bisa ditahan oleh lempeng tektonik. Dijelaskan pula ada tiga tipe sesar atau
lempeng bumi yang pergerakannya bisa menjadi penyebab terjadinya gempa bumi tektonik

 B.rumusan masalah

1. Bagaimana proses terbentuknya gunung api


2. Potensi gempa tektonik di Sumatera akibat pergerakan lempeng tektonik
PEMBAHASAN

 A.Terbentuknya gunung api

Gunung terbentuk karena lempeng bumi bergerak dan saling menabrak satu sama lain. Ujung
lempeng yang menabrak itu menonjol ke permukaan bumi membentuk gunung. Namun ada pula
gunung berapi dengan proses pembentukan yang berbeda dari gunung biasa. Dilansir dari situs NASA, di
dalam bumi, terdapat lempeng yang terus bergerak. Kadang, lempeng ini saling mendekat hingga
menubruk satu sama lain. Tubrukan itu membuat sebagian kerak bumi tertarik ke dalam. Suhu dan
tekanan yang tinggi di perut bumi membuat kerak itu meleleh Lelehan ini kemudian akan naik sebagai
magma. Seiring waktu, tekanan tinggi di dalam bumi membuat magma keluar dari dalam bumi. Magma
akan naik ke hot spot. Hot spot adalah area bumi yang amat panas. Area ini membuat magma semakin
panas dan encer. Semakin encer magma, maka semakin ringan dan mudah naik dan keluar. Magma yang
keluar dari bumi disebut lahar atau lava. Lahar atau lava yang terkena udara ini lama-lama akan
mendingin dan berubah menjadi batu. Lapisan-lapisan batu inilah yang kemudian menjadi gunung api.

Cara lain adalah ketika lempeng-lempeng bumi bergerak saling menjauh. Celah di antara lempeng
bumi ini akan diisi oleh magma yang naik dari perut bumi. Ketika ini terjadi, gunung api bawah laut bisa
terbentuk. Salah satu gunung api yang terbentuk dari laut adalah Gunung Krakatau di Selat Sunda.

Terbentuknya Gunung Api, melalui beberapa faktor berikut

 Adanya magma, adalah lelehan batuan dibawah permukaan Bumi.


 Oleh karena magma cair tidak sepejal (dense) batuan disekitarnya yang padat (solid), dan
kenyataannya lebih mudah bergerak, begitu terbentuk, naik ke permukaan.
 Adanya pertemuan lempeng samudera dengan lempeng benua, dimana lempeng samudera
menunjam di bawah lempeng benua (zone subduksi).
 Geseken lempeng menimbulkan energi yang tinggi sehingga terjadi peleburan (melting) litosfer
membentuk magma. Magma yang kemudian menkena dan menyusup masuk ke celah-celah
batuan di atasnya dan keluar membentuk gunung api
.Gambar. Zona Subduksi

 Kelahiran gunung api di jalur subduksi lempeng akan membentuk busur kepulauan vukanik, yang
terkonsentrasi pada batas samudera.
 Magma yang mencapai permukaan melalui pipa kepundan kita namakan gunung-api (volcano).

Gambar. Penampang gunung api

Ring of Fire

Cincin api dunia yang menggambarkan persebaran gunung api yang membujur bersambung di kawasan
Asia-Pasifik termasuk wilayah kepulauan Indonesia.

Gambar. Busur jalur pegunungan vulkanis Asia-Pasifik


Persebaran Gunung Api Indonesia

Indonesia yang memiliki 129 gunung api atau sekitar 13% gunung api yang ada di dunia, tersebar
membujur sepanjang Sumatera, Jawa, Nusa tenggara, Maluku dan Sulawesi.

Gunung Krakatau, salah satu gunung api di Selat Sunda


 B.POTENSI GEMPA TEKTONIK DI SUMATERA AKIBAT PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK

Pulau Sumatra adalah bagian integral Indonesia yang terletak di kawasan yang dinamakan `Pacific Ring
of Fire`, yaitu sebuah zona dimana sangat sering terjadi gempa bumi dan meletusnya gunung berapi.
Lebih dari 90 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, dan sekitar 81 persen gempa berkategori kuat
terjadi di zona ini.

Menurut pakar gempa dan tsunami purba dari LIPI, Eko Yulianto, beberapa waktu silam, Sumatra secara
keseluruhan, terdapat dua sumber besar gempa bumi yang terus berproses yakni zona subduksi di
pesisir barat dan Sesar Semangko di daratan. Subduksi atau penekukan terjadi di pesisir barat Sumatra,
dimana lempeng samudra bertabrakan dengan lempeng benua, pertemuan dua lempeng Samudra
Hindia Australia dan lempeng Eurasia.

Lempeng ini memanjang dari Laut Andaman di utara Sumatera hingga laut di selatan Jawa, dan berakhir
di sekitar Laut Aru. Proses subduksi akan terus berproses, sehingga gempa bumi pun akan terus
berlangsung. Hal inilah yang menjadi sumber gempa dan sumber tsunami Sedangkan sumber gempa
kedua, Sesar Semangko, sering juga disebut dengan Patahan Sumatra, adalah lempeng bumi yang
bergerak di sekitar pegunungan Bukit Barisan dari Aceh hingga Teluk Semangko, Lampung.

Gempa yang mengguncang wilayah Bener Meriah, Selasa lalu, terjadi di patahan ini. Gempa di Sesar
Semangko, ukuran magnitude (skala richternya) biasanya relatif kecil di banding gempa di zona
subduksi. Namun, jika berkekuatan dan berkedalaman sama, seperti diatas 6 SR dan dangkal, gempa di
Patahan Sumatera beresiko lebih merusak dibanding gempa bersumber di zona subduksi.
PENUTUP

Gunung api terbentuk hasil daripada batu-batan cair yang terkumpul di bawah kerak bumi.
Keadaan suhu yang sangat panas di bawah kerak bumi menyebabkan batu-batan menjadi cair. Batu-
batuan cair ini dikenali sebagai magma. Kebanyakan magma terbentuk kira-kira 80 km hingga 160 km di
bawah permukaan bumi.
BAB 2 TERBENTUKNYA GUNUNG API BALI-FLORES-ALOR-WETAR-BANDA DAN POTENSI GEMPA
AKIBAT PERGERAKAN LEMPENG TEKTONIK

 Terbentuknya gunung api bali

Pulau Bali terbentuk sekitar 15 juta tahun yang lalu.

Semula ditandai dengan gerakan lempeng yang muncul ke permukaan dan berbentuk
gunung. Batuan tertua sebagai cikal bakalnya Pulau Bali terdapat di wilayah Ulakan,
Setelah mengalami berbagai tumbukan, muncullah gunung-gunung yang lain.

 Terbentuknya gunung api flores

Pembentukan tubuh Gunung api Ebulobo muda, sebagian besar tumbuh di atas lereng
gunung api tua serta batuan sedimen hasil endapan gunung api tua, dan menempati zona
depresi. Gunung api Ebulobo ini dibentuk oleh batuan berkomposisi andesit hingga basalt
dan aliran piroklastik umumnya bersifat guguran.
BAB 3 TERBENTUKNYA PEGUNUNGAN JAYA WIJAYA,SESARYAPEN-SORONG,DAN DARATAN
RENDAH MERAUKA DISELATAN PAPUA

 Menurut teori geologi, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang bernama
Pangea pada 250 juta tahun lalu. Benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk
benua Laurasia dan benua Eurasia. Benua Eurasia pecah kembali menjadi benua Gonwana
yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia.
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya
tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut.
Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari
pulau dan pegunungan di Papua.

Akibat proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian


tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi
seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar
laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya

 Kabupaten Merauke merupakan salah satu dari 29 Kabupaten / Kota yang ada di Provinsi
Papua terletak dibagian selatan yang memiliki wilayah terluas diantara kabupaten / kota
di Provinsi Papua. Secara geografis letak Kabupaten Merauke berada antara 137o - 141o
BT dan 6o00' - 9o00' LS. Kabupaten Merauke terletak paling timur wilayah nusantara
dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi

Sebelah Timur : Negara Papua New Guinea

Sebelah Selatan : Laut Arafura

Sebelah Barat : Laut Arafura

Secara geografis mempunyai prospek pengembangan ekonomi dengan negara tetangga


PNG, Australia dan negara kawasan Pasifik Selatan.

Luas Kabupaten Merauke 45.071 Km2 (11% dari wilayah Provinsi). Sebagian besar wilayah
Kabupaten Merauke terdiri dari daratan rendah dan berawa, luas areal rawa 1.425.000 Ha
dan daratan tinggi dibeberapa kecamatan padalaman bagian utara.

Umumnya berdataran rendah, kemiringan 0-8 % , pesisir pantai berawa-rawa tergenang


air, bagian Utara dan Timur agak tinggi / bergelombang dengan sedikit berbukit. Tinggi air
pasang surut 5-7 m, air pasang laut masuk sampai sejauh 50-60 Km dan beberapa tempat
terintrusi air asin / air laut.
BAB 4 PENGANGKATAN AKTIF DAN SESAR ANJAKAN DI P.TIMOR,DAN POTENSI MIGAS DISELATAN
PULAU TIMOR

 Telah dilakukan penelitian tentang penentuan arah patahan yang terdapat dipulau
Timordansekitarnya menggunakan mekenisme sumber 3D gempabumi, dengan
menggunakan data sekunder

yakni data yang diambil katalog International Sesmology Center (ISC) dan U.S.
GeologicalSurvey/National Earthquake Information Center (USGS/NEIC) sejak tahun 1965-
2013 pada koordinat 8,5° - 10,5°LS dan 123° - 126° BT. Analisis dilakukan dengan
menggunakan Arcgis 9.3

untuk pembuatan peta coastline pulau Timor dan sekitarnya, software ZMAP 6.0 untuk
pembuatan

peta seimisistas berdasarkan kedalaman, sedangkan untuk penentuan arah patahan dan
mekanisme

sumber dari gempabumi yang terjadi digunakan software 3D Focal Mechanism. Hasil
penelitian

menunjukkan bahwa di pulau Timor dan sekitarnya yang dominan merupakan


gempabumi dangkal

(<70 km) yang terdapat di pulau Timor dan gempabumi sedang (70<h<300 km) yang
cenderung ke

arah baratdaya, sedangkan dari hasil mekanisme sumber menunjukkan gempabumi yang
terjadi di

pulau Timor dan sekitarnya didominasi oleh gempabumi akibat sesar turun berarah barat
laut. Hal

ini juga diungkapkan dari hasil mekanisme sumber 3 D dengan kedalamnya yang terlihat
bahwa

pola patahan yang terjadi diakibatkan oleh adanya penunjaman lempeng Indo-Australia di
bawah

lempeng Eurasia ke arah baratlaut pulau Timor.

 Pulau Timor merupakan salah satu pulau yang masuk ke dalam kawasan timur Indonesia
dan memiliki potensi minyak dan gas bumi. Penelitian pada bagian barat Pulau Timor
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi area jebakan hidrokarbon berdasarkan struktur
bawah permukaan. Kemampuan metode gravitasi dalam menententukan perbedaan
densitas dan metode seismik dalam menentukan batas-batas struktur dapat memberikan
informasi yang cukup jelas dalam mengidentifikasi struktur bawah permukaan. Kedua
metode dalam penelitian ini digunakan dengan memanfaatkan pemodelan ke depan 2D
data gravitasi satelit yang didukung dengan data sekunder berupa penampang seismik 2D
dan data geologi permukaan. Model bawah permukaan dibuat pada dua lintasan, lintasan
A-C dan lintasan D-F. Hasil pemodelan ke depan 2D data gravitasi satelit pada lintasan A-C
dan D-F menunjukan lima lapisan batuan dengan kedalaman maksimum ±12,4 km yang
terkonfirmasi cukup baik oleh data penampang seismik dan data geologi. Kesesuaian
tersebut terlihat oleh model penampang struktur yang dibuat berdasarkan model
penampang seismik menghasilkan nilai error yang cukup kecil, yaitu pada lintasan A-C
memiliki error 3,93% dan pada lintasan D-F memiliki error 4,63%. Selain itu, analisis
turunan horizontal pertama (FHD) dan turunan vertikal kedua (SVD) pada kedua lintasan
dapat mengidentifikasi kemenerusan struktur sesar, yang juga teridentifikasi pada
penampang seismik dan pemodelan yang dibuat. Model penampang struktur yang telah
dibuat dapat memberikan gambaran element petroleum system Pulau Timor, sehingga
informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan potensi area jebakan hidrokarbon
dan sebagai infomasi awal dalam kegiatan eksplorasi.

Anda mungkin juga menyukai