Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MITIGASI

BENCANA ALAM
GUNUNG MELETUS

NAMA KELOMPOK :
1. KHAERUNNISA BILA
2. ELISA DIA LESTARI
3. ATIKAH DEWI AGG
4. ISTIKOMAH

KELAS X OTKP

SMK PATRIOT PITURUH


TAHUN AJARAN 2021 / 2022

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengujian bahan
makanan yang mengandung karbohidrat yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang
datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Berapi
B. Penyebab Gunung Meletus
C. Tanda-tanda Gunung Meletus
1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
2. Mata air di sekitar gunung mengering
3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
4. Hewan-hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
5. Sering terdengar suara gemuruh gunung
6. Sering terjadinya gempa vulkanik
7. Keluarnya awan panas
8. Terjadinya hujan abu
D. Mitigasi Bencana Gunung Meletus
1. Sebelum gunung meletus
2. Ketika gunung meletus
3. Setelah gunung meletus
E. Wilayah Rawan Gunung Meletus
F. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus
1. Pemantauan
2. Tanggap Darurat
3. Pemetaan
4. Penyelidikan
5. Sosialisasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Letusan atau erupsi gunung berapi dapat menimbulkan berbagai bencana, tidak hanya di
daerah dekat letusan. Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap penerbangan khususnya
pesawat jet di mana debu vulkanik dapat merusak turbin dari mesin jet. Letusan besar dapat
mempengaruhi suhu dikarenakan asap dan butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat
menghalangi matahari dan mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti troposfer, namun
material tersebut juga dapat menyerap panas yang dipancarkan dari bumi sehingga memanaskan
stratosfer. Dari sejarah, musim dingin vulkanik telah mengakibatkan bencana kelaparan yang
parah.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan
ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es
biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur
dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah
gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur
Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi
tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun
sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah
mati. Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di
atas permukaan. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar
magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau larva.

B. Rumusan Masalah

Apa pengertian gunung berapi?

Apa penyebab gunung meletus?

Bagaimana tanda-tanda gunung meletus?

Bagaimana upaya mitigasi bencana gunung meletus?

Wilayah mana saja yang rawan bencana gunung meletus?

Bagaimana upaya penanggulangan bencana gunung meletus?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gunung Berapi

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermasa planet,
seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa
keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.

Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng


tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak.
Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari
lempeng tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah samudra seperti punggung tengah Atlantik
terdapat gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng tektonik yang saling
menjauh, sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk gunung berapi dari gerakan konvergen
lempeng tektonik yang saling mendekat. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah dua
lempeng tektonik bergeser satu sama lain. Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi
akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan
tinggi.

Secara geografis Indonesia terletak di antara dua samudra (Pasifik dan Hindia) dan dua
benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terletak di atas pertemuan tiga lempeng bumi,
yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Pertemuan dari tiga
lempeng bumi di atas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Di bumi ini terdapat dua
jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang
kedanya melewati Indonesia.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi
yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih,
sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

B. Penyebab Gunung Meletus

Kerak bumi memberikan sebuah tekanan besar pada mantel magma yang cenderung
terhadap keuntungan pada setiap titik lemah yang berada di atas kerak bumi, yang terbentuk oleh
beberapa patahan, untuk naik dan keluar di atas permukaan. Gunung berapi dengan bentuk
kerucut yang khas terbentuk menjadi banyak lapisan dari letusan lava terpadatkan selama
ratusan ribu tahun. Hal tersebut merupakan kehidupan normal gunung berapi. Pada titik ini,
mengingat banyaknya gunung berapi di dunia, kita bisa bertanya-tanya bagaimana magma dari
mantel bisa begitu mudah keluar melalui kerak bumi.

Jawabannya terletak pada mantel yang sama, hal ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan
konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin, digantikan
oleh magma bagian dalam yang lebih panas dalam siklus terus menerus, mirip dengan air
mendidih dalam ketel. Konveksi aliran ini banyak terdapat di dalam mantel dan bergerak seperti
ban berjalan, mampu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak
lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter setiap tahun.
Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi di mana
magma dari mantel dengan mudah dapat muncul untuk membentuk gunung berapi.

C. Tanda-tanda Gunung Meletus

Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis
bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat
diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu
sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang, maka sebagai
masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera
melakukan tindakan.

Selain memiliki tanda-tanda tertentu akan kedatangannya, gunung yang akan meletus
pun mempunyai statusnya masing-masing. Dengan demikian sebelum gunung masuk ke dalam
status awas, lingkungan yang ada di sekitar gunung tersebut segera dikosongkan, supaya tidak
menimbulkan satu pun korban jiwa. Karena sangat penting kehadiran tanda-tanda sebagai sinyal,
maka kita sangat perlu untuk mengetahui beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri gunung meletus.
Beberapa tanda-tanda gunung meletus antara lain adalah sebagai berikut:

1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat

Peningkatan suhu ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar lereng
gunung tersebut ataupun kaki gunung. Naiknya suhu di sekitar gunung berapi disebabkan oleh
aktivitas magma yang semakin banyak atau semakin meningkat sehingga akan berkumpul di
dekat permukaan bumi. Dengan demikian, suhu panas yang dimiliki oleh magma tersebut akan
merambat hingga mempengaruhi lapisan tanah yang ada atau yang menyusun badan gunung
tersebut. Untuk penjelasan yang lebih sederhana mengenai naiknya suhu di sekitar gunung ini
adalah karena magma naik mendekati permukaan bumi, sehingga jaraknya lebih dekat dengan
permukaan bumi dan suhunya terasa semakin panas.

2. Mata air di sekitar gunung mengering

Mengenai mata air yang mengering ini, pada dasarnya alasannya adalah sama, yakni
semakin meningkatnya suhu di sekitar gunung berapi. Apabila magma yang ada di perut bumi
(baca: inti bumi) mengalami kenaikan hingga mendekati permukaan bumi, maka suhu yang kita
rasakan pun semakin panas. Akibatnya sumber air atau mata air yang berada di sekitar gunung
tersebut akan kepanasan pula. Seperti sifat air yang kepanasan, mata air tersebut akan menguap
menjadi gas-gas dan terbang ke atas. Akibatnya jumlah air menjadi semakin sedikit karena
banyak yang telah menguap, lalu mata air tersebut akan mengering. Alasan mengapa air yang
ada di dalam tanah ini menguap karena ketika magma naik ke atas, pada lapisan tanah tertentu
akan terasa sangat panas, hingga dapat mengeringkan sumber air yang ada di dalam tanah
tersebut.

3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu

Sumber dari kekeringan dan kelayuan tanaman adalah suhu panas yang datang dari magma
yang naik ke atas. Suhu panas yang ada di dalam panas dapat membuat tanaman-tanaman
menjadi layu, terlebih panasnya ini meningkat secara signifikan. Efeknya akan lebih parah
daripada layu akibat musim kemarau. Karena ketika magma terkumpul tepat di balik gunung,
ada salah satu lokasi di mana magma dapat bergerak ke atas dekat dengan lapisan tanah. Hal
inilah yang menyebabkan tumbuhan layu, bahkan mati seketika.
4. Hewan-hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung

Hal ini sudah dapat dipastikan karena binatang-binatang tersebut merasa tidak nyaman
berada di atas akibat suhu yang bertambah panas, bahkan sangat panas. Binatang-binatang
tersebut turun gunung untuk menjauhi panas yang menyengat dan menuju ke kaki gunung,
bahkan ke pemukiman warga. Binatang-binatang yang turun ini merupakan binatang liar yang
habitatnya berada di gunung tersebut, sehingga di antara dari mereka mungkin terlihat asing.
Ketika hal ini sudah terjadi, maka manusia harus waspada, bukan hanya terhadap turunnya
binatang liar, namun juga terhadap status dari gunung berapi tersebut.

5. Sering terdengar suara gemuruh gunung

Suara gemuruh ini terjadi karena peningkatan aktivitas dari magma yang berada di perut
bumi. Biasanya, suara gemuruh ini terjadi pada waktu malam hari. maka dari itulah rata-rata
pada gunung berapi yang akan mengalami erupsi, mereka mengeluarkan suara gemuruh yang
semakin lama semakin sering. Bahkan frekuensi keluarnya suara gemuruh tersebut bisa puluhan
kali terjadi dalam satu malam. Suara gemuruh ini semacam menandakan adanya tanda-tanda
gunung tersebut seolah-olah akan longsor.

6. Sering terjadinya gempa vulkanik

Gempa vulkanik merupakan gempa yang berasal dari aktivitas gunung berapi. Aktivitas
gunung berapi ketika akan meletus yang paling banyak adalah berupa aktivitas magma di dalam
perut bumi. Magma yang semakin aktif di dalam perut bumi selain menimbulkan suara yang
gemuruh juga akan menimbulkan getaran-getaran. Getaran-getaran inilah yang pada akhirnya
sampai hingga ke permukaan bumi dan kita menyebutnya sebagai gempa. Gempa yang
ditimbulkan karena aktivitas gunung berapi ini memanglah tidak terlalu besar. Gempa vulkanik
umumnya lebih kecil daripada gempa tektonik.

Gempa vulkanik ini akan sering kita rasakan, terlebih oleh masyarakat yang ada di sekitar
gunung tersebut. Semakin mendekati gunung akan meletus maka intensitas terjadinya gempa
akan semakin tinggi. gempa vulkanik akan sering terjadi, baik yang berkekuatan sangat rendah
maupun yang besar. Semua aktivitas gempa vulkanik akan dicatat oleh alat pengukur gempa
bumi, yakni seismograf yang dimiliki oleh Badan Meteorologi dan Geofisika di sekitar wilayah
gunung tersebut. Gempa vulkanik ini akan semakin kita rasakan terlebih pada malam hari,
karena mungkin aktivitas kita juga lebih tenang. Pada satu malam saja kita bisa merasakan
hingga puluhan kali gempa yang terjadi.

7. Keluarnya awan panas

Awan panas merupakan asap yang dikeluarkan oleh gunung berapi sebagai tanda bahwa
gunung tersebut mempunyai aktivitas magma yang tinggi dan siap untuk erupsi. Awan panas
dari gunung berapi ini berupa kepulan asap berwarna terkadang putih dan terkadang coklat yang
mana keluarnya bisa dalam jumlah sangat besar, ataupun jumlah yang biasa. Awan panas ini
mempunyai sifat yang sangat panas. Awan panas berasal dari dalam perut gunung atau perut
bumi yang bersumber dari magma yang mempunyai suhu yang sangat panas.

Awan panas mempunyai sifat seperti asap, yakni mudah terbawa angin sehingga awan panas
pun bisa berpindah tempat hingga membumbung tinggi ke angkasa atau terbang ke wilayah lain.
Kecepatan perpindahan awan panas ini juga sangat tinggi, maka dari itulah kita harus waspada.
Awan panas ini sifatnya merusak, terlebih jika melewati tumbuhan, binatang atau bahkan
manusia. Apabila jumlah kepulan besar awan panas ini menerjang hutan, maka pohon-pohon
yang ada di hutan tersebut bisa mati.

Apabila awan panas menerjang kandang ternak, maka terna-ternak yang ada di kandang juga
bisa mati. Tidak lain apabila awan panas menerjang pemukiman manusia, pastilah juga terdapat
banyak korban jiwa. Selain bersifat panas, awan panas juga mengandung gas-gas yang sifatnya
tidak baik bagi pernafasan. Awan panas oleh masyarakat yang berada di sekitar gunung Merapi
(Yogyakarta) dijuluki sebagai “Wedhus Gembel” yang berarti biri-biri. Dijuluki demikian
karena awan panas ini mempunyai bentuk yang menggulung-gulung layaknya bulu kambing
biri-biri.

8. Terjadinya hujan abu

Tanda yang paling ekstrem dari tanda-tanda atau ciri-ciri gunung api akan meletus adalah
terjadinya hujan abu. Apabila kita biasanya hujan air, maka lain halnya ketika gunung berapi di
sekitar kita akan meletus. Hujan yang turun biasanya adalah abu. Hujan abu menandakan bahwa
gunung sudah mengalami erupsi atau akan mengalami erupsi lebih besar lagi. Hujan abu ini
layaknya awan panas, jadi bisa terbawa oleh angin. Abu yang turun berasal dari dalam perut
bumi.

Oleh karena massanya yang ringan, maka abu ini terbawa ke mana pun angin berembus. Jadi
tidak harus area yang dekat dengan gunung saja yang harus terkena hujan abu ini. misalnya
ketika gunung Merapi di Yogyakarta yang tengah mengalami erupsi dan menyemburkan abu
vulkanik. Pada saat itu angin yang bertiup lebih banyak menuju ke arah barat. Maka hujan abu
yang terjadi adalah di wilayah yang berada di barat gunung Merapi. Pada waktu itu, hujan abu
bahkan sampai mengguyur Kota Bandung. Sementara di daerah yang berada di timur gunung
Merapi (bahkan yang dekat sekalipun, seperti Kabupaten Klaten) tidak terkena hujan abu dari
gunung Merapi.

D. Mitigasi Bencana Gunung Meletus

1. Sebelum gunung meletus

Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.

Membuat perencanaan penanganan bencana.

Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.

Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan).

2. Ketika gunung meletus

Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.

Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.

Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.

Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya.

Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya.


Jangan memakai lensa kontak.

Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung.

Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

3. Setelah gunung meletus

Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.

Bersihkan atap dari timbunan abu, karena beratnya bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan.

Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling hingga pengapian.

E. Wilayah Rawan Gunung Meletus

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada 28 daerah di
Indonesia yang terancam letusan gunung api. Kepala PVMBG Surono mengatakan saat ini ada
12 gunung api yang berstatus waspada. Sedangkan 5 gunung berstatus siaga, yaitu Lokon,
Soputan, Karangetang di Sulawesi Utara, Gamalama (Maluku Utara), dan Gunung Ijen (Jawa
Timur).

F. Upaya Penanggulangan Gunung Meletus

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi,
tindakan yang perlu dilakukan:

1. Pemantauan

Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf).
Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos
pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.

2. Tanggap Darurat

Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi.

3. Pemetaan

Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung
berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos
penanggulangan bencana.
4. Penyelidikan

Penyelidikan gunung berapi menggunakan metode Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil
penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainnya.

5. Sosialisasi

Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang
tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada
Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari
kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi
merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermasa planet,
seperti Bumi, di mana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa
keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.

Gunung meletus dicantumkan sebagai salah satu bencana alam di bumi ini, karena dapat
menyebabkan berbagai macam kerugian dan juga kerusakan. Namun sebagai salah satu jenis
bencana alam, gunung meletus dikategorikan sebagai bencana alam yang masih dapat
diantisipasi. Hal ini karena gunung meletus datangnya selalu disertai oleh tanda-tanda tertentu
sehingga semuanya bisa diantisipasi dari awal agar tidak terdapat korban jiwa dan kerugian
material bisa diantisipasi serendah mungkin. Ketika tanda-tanda tersebut datang, maka sebagai
masyarakat (khususnya yang berada di sekitar gunung berapi) harus waspada dan segera
melakukan tindakan.

B. Saran

Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah
bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi
https://news.detik.com/berita/1496723/bnpb-jumlah-korban-tewas-merapi-275-orang

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nusantara/11/01/18/159028-kerugian-akibat-
letusan-merapi-capai-rp-4-23-t

https://id.wikipedia.org/wiki/Letusan_Merapi_2010

Anda mungkin juga menyukai