Anda di halaman 1dari 8

GUNUNG MELETUS

KELOMPOK 3 : 1. Nelson A. Fransisco


2. M. Fairus Sabir Azam
3. Dhufan Radit P.
4. Kayna Tasya
5. Ozora Kamila P.

KELAS : 4.B

SEKOLAH : SDN Pekuncen

TAHUN : 2023

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia


1. PENGERTIAN GUNUNG MELETUS

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan
bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai
sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.

2. HASIL DARI LETUSAN GUNUNG MELETUS


Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

 Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.

 Lava dan aliran pasir serta batu panas


Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan
melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan
membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-
macam batuan.

 Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.

 Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
 Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala,
lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
Antispisai dan Evakuasi Bahaya Gunung Meletus

3. CIRI – CIRI GUNUNG MELETUS

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :

 Suhu di sekitar gunung naik.

 Mata air menjadi kering.

 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa).

 Tumbuhan di sekitar gunung layu.

 Binatang di sekitar gunung bermigrasi.

4. PENYEBAB GUNUNG MELETUS

 Peningkatan Kegempaan Vulkanik

Faktor penyebab gunung meletus yang pertama adalah karena adanya peningkatan
kegempaan vulkanik. Gempa vulkanik sendiri merupakan gemp bumi yang muncul akibat
adanya aktivitas vulkanisme atau kegunung apian.

Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus jika terjadi berkali-
kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.

Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin banyak dan membesar, maka gunung berapi
bisa meletus. Masyarakat di sekitar akan diimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
 Pergerakan Tektonik Lapisan Bumi

Faktor penyebab gunung meletus yang selanjutnya adalah adanya pergerakan tektonik
lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung,
misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma
dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di
bawah kawah.

Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara
signifikan. Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di
bawah kawah.

Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering,
hewan-hewan yang ada di gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk
menyelamatkan diri.

 Adanya Peristiwa Deformasi Badan Gunung

Faktor penyebab gunung meletus yang berikutnya adalah adanya peristiwa deformasi
badan gunung. Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan listrik
sehingga menyebabkan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian
dalam seperti dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.

Deformasi badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan
menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan.

Pergeseran menunjukan perubahan arah dan besar deformasi dengan menggunakan


data posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda. Sedangkan regangan menunjukan
gerakan tubuh gunung api dan tekanan magma yang diperoleh dari hasil regangan.

 Lempeng Bumi yang Saling Berdesakan

Faktor penyebab gunung meletus yang keempat adalah adanya lempeng-lempeng bumi
yang saling berdesakan dan saling menghimpit satu sama lainnya.

Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar dan juga dorongan kepermukaan bumi
sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya. Selain itu hal ini juga
menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi.

Perlu diketahui, lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus
bergerak setiap saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona di mana kedua
lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu dan desakan yang diakibatkan
pertemuan itu bisa menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.

 Tekanan yang Sangat Tinggi

Faktor penyebab gunung meletus yang terakhir adalah adanya tekanan yang sangat
tinggi. Penyebab-penyebab gunung meletus sebelumnya akan menyebabkan dorongan
cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar.

Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusuri saluran kawah tersebut


mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar yaitu gunung meletus.
Semakin besar tekanan dan juga volume magmanya, maka semakin kuat ledakan yang
mungkin akan terjadi. Kemudian dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan gunung merapi
ini juga akan semakin besar dan berbahaya.

5. DAMPAK NEGATIF GUNUNG MELETUS


 Lahar panas bisa menyebabkan kebakaran hutan, dan mengancam makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Termasuk tumbuhan dan hewan

 Awan panas dan guguran material letusan gunung bisa membahaakan lingkungan

 Terjadinya polusi udara karena zat beracun yang terkandung di dalam material
letusan

 Perairan bisa tercemar oleh abu vulkanik dan material letusan lainnya

 Kemunculan penyakit kulit, pernapasan, dan lain-lain akibat material letusan gunung
berapi.

6. DAMPAK POSITIF GUNUNG MELETUS

 Tanah di sekitar letusan gunung menjadi lebih subur


 Menghasilkan energi panas dari Bumi yang berguna untuk pembangkit tenaga listrik
 Menghasilkan sumber mata air untuk pertanian, peternakan, dan kebutuhan hidup
lainnya.
 Menghasilkan batu dan pasir berkualitas baik dan bisa dimanfaatkan untuk membuat
bangunan
 Menghasilkan sumber mineral, seperti belerang, zeolit, dan lain-lain
 Menghasilkan sumber air panas yang bisa dimanfaatkan untuk kesehatan kulit
manusia
7. UPAYA MENGURANGI RESIKO GUNUNG MELETUS

1. Apabila letusan Gunung berapi terjadi di area anda, hal-hal yang


harus dilakukan adalah :
• Gunakan masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
• Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana
panjang, topi dan lainnya.
• Jangan memakai lensa kontak
• Apabila sedang berada di dalam ruangan, tutup pintu dan jendela. Segera mengungsi dan
bantu anggota di komunitas anda untuk turut mengungsi dengan aman
• Apabila sedang berada di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
• Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar
• Ikuti petunjuk penyelamatan dari petugas selama proses evakuasi
• Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
2. Sebagai langkah persiapan, bagi yang tinggal di sekitar gunung
berapi :
• Membuat rencana penyelamatan dan komunikasi bagi keluarga untuk menghadapi
resiko terjadinya letusan gunung berapi
• Kenali gunung api aktif di sekitar anda, dan tentukan lokasi pengungsian yang aman bagi
anggota komunitas anda.
3. Hal-hal yang harus anda lakukan setelah terjadi letusan gunung
berapi adalah :
• Tetap dipengungsian hingga petugas menyatakan aman untuk kembali ke rumah anda
• Bersihkan atap dari timbunan abu karena berat abu bisa merusak atau meruntuhkan atap
bangunan
• Ikuti perkembangan informasi mengenai keadaan packa bencana dari media petugas di
sekitar anda
ARTIKEL GUNUNG SEMERU MELETUS
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur erupsi pada Minggu 4 Desember
2022. Ribuan warga Lumajang mengungsi pasca Gunung Semeru erupsi. Setelah
erupsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaikkan status Gunung
Semeru menjadi level IV atau awas. Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2022
dan menimbulkan Awan Panas Guguran (APG). Walhasil, warga di lereng Gunung
Semeru pun harus meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke tempat yang aman.

Dalam keterangan resmi, BNPB menyatakan sebanyak 1.979 jiwa mengungsi


di 11 titik setelah erupsi Gunung Semeru. Pusat Pengendali dan Operasi
(Pusdalops) BNPB merinci 11 titik pengungsian erupsi Gunung Semeru.
Pengungsian itu meliputi; 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai Desa Oro-
oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip, 131
jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa
Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro
dan sisanya di SMP N 2 Pronojiwo.

Sementara itu, wilayah yang terdampak APG erupsi Gunung Semeru meliputi
Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di
Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan
Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian. Hingga Minggu 4 Desember 2022
sore, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa usai erupsi Gunung
Semeru. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri,
relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian
dan evakuasi dari bahaya Gunung Semeru erupsi. Sebanyak 10.000 lembar masker
kain, 10.000 lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk
mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik usai Gunung
Semeru erupsi. Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI
dan Dinas Sosial.

Status Gunung Semeru menjadi awas Setelah erupsi, Gunungapi Semeru terus
menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran
APG dan indikator yang lain pada hari ini, Minggu (4/12). Sumber APG berasal dari
tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak
(Kawah Jonggring Seloko). APG Gunung Semeru tersebut berlangsung menerus dan
hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah
Besuk Kobokan. Aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 -
06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang
masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi
dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi.

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga
masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Dengan
adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, maka PVMBG menaikkan status
Gunung Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV,
terhitung per pukul 12.00 WIB Minggu, 4 Desember 2022.

Sehubungan dengan adanya peningkatan status Gunung Semeru setelah


erupsi tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak
melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan,
sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat
diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai
(sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda
perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Lebih
lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari
kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu
(pijar).

Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan


panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah
yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan,
Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai
kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Adapun masyarakat juga
diimbau untuk tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung
jawabkan mengenai aktivitas Gunung Api Semeru, dan mengikuti arahan dari
Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan
koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran APG
Gunung Semeru sudah mencapai 19 kilometer bahkan telah melewati Jembatan
Gladak Perak. “Sudah sampai Gladak Perak,” jelas Joko Sambang, Kabid
Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang. Abu vulkanik Gunung Semeru juga
dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat. Jarak pandang
sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di sekitar
lokasi. “Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat,” kata Joko.
BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi ke
pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo,
Kabupaten Lumajang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus
berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI,
Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan informasi terkait erupsi
Gunungapi Semeru.

Anda mungkin juga menyukai