KELAS : 4.B
TAHUN : 2023
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut
bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang
terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari
1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan
bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat
menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai
sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon
monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan
Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar
sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena
sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat
batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala,
lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
Antispisai dan Evakuasi Bahaya Gunung Meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
Faktor penyebab gunung meletus yang pertama adalah karena adanya peningkatan
kegempaan vulkanik. Gempa vulkanik sendiri merupakan gemp bumi yang muncul akibat
adanya aktivitas vulkanisme atau kegunung apian.
Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus jika terjadi berkali-
kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin banyak dan membesar, maka gunung berapi
bisa meletus. Masyarakat di sekitar akan diimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
Pergerakan Tektonik Lapisan Bumi
Faktor penyebab gunung meletus yang selanjutnya adalah adanya pergerakan tektonik
lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung,
misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma
dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di
bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara
signifikan. Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di
bawah kawah.
Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering,
hewan-hewan yang ada di gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk
menyelamatkan diri.
Faktor penyebab gunung meletus yang berikutnya adalah adanya peristiwa deformasi
badan gunung. Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan listrik
sehingga menyebabkan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi bagian
dalam seperti dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.
Deformasi badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan
menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan.
Faktor penyebab gunung meletus yang keempat adalah adanya lempeng-lempeng bumi
yang saling berdesakan dan saling menghimpit satu sama lainnya.
Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar dan juga dorongan kepermukaan bumi
sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya. Selain itu hal ini juga
menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi.
Perlu diketahui, lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus
bergerak setiap saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona di mana kedua
lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu dan desakan yang diakibatkan
pertemuan itu bisa menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.
Faktor penyebab gunung meletus yang terakhir adalah adanya tekanan yang sangat
tinggi. Penyebab-penyebab gunung meletus sebelumnya akan menyebabkan dorongan
cairan magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah dan keluar.
Awan panas dan guguran material letusan gunung bisa membahaakan lingkungan
Terjadinya polusi udara karena zat beracun yang terkandung di dalam material
letusan
Perairan bisa tercemar oleh abu vulkanik dan material letusan lainnya
Kemunculan penyakit kulit, pernapasan, dan lain-lain akibat material letusan gunung
berapi.
Sementara itu, wilayah yang terdampak APG erupsi Gunung Semeru meliputi
Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di
Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan
Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian. Hingga Minggu 4 Desember 2022
sore, belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa usai erupsi Gunung
Semeru. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri,
relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian
dan evakuasi dari bahaya Gunung Semeru erupsi. Sebanyak 10.000 lembar masker
kain, 10.000 lembar masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk
mengurangi dampak risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik usai Gunung
Semeru erupsi. Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI
dan Dinas Sosial.
Status Gunung Semeru menjadi awas Setelah erupsi, Gunungapi Semeru terus
menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran
APG dan indikator yang lain pada hari ini, Minggu (4/12). Sumber APG berasal dari
tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak
(Kawah Jonggring Seloko). APG Gunung Semeru tersebut berlangsung menerus dan
hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah
Besuk Kobokan. Aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 -
06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang
masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi
dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga
masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Dengan
adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, maka PVMBG menaikkan status
Gunung Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV,
terhitung per pukul 12.00 WIB Minggu, 4 Desember 2022.
Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran APG
Gunung Semeru sudah mencapai 19 kilometer bahkan telah melewati Jembatan
Gladak Perak. “Sudah sampai Gladak Perak,” jelas Joko Sambang, Kabid
Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang. Abu vulkanik Gunung Semeru juga
dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat. Jarak pandang
sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di sekitar
lokasi. “Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat,” kata Joko.
BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi ke
pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo,
Kabupaten Lumajang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus
berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI,
Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan informasi terkait erupsi
Gunungapi Semeru.