1
Analisa Erupsi Gunung Merapi
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang
didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti
inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu
menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma
yang keluar dari dalam bumi disebut .lava Suhu lava yang dikeluarkan bisa
mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu
dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
2
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan
karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya.
Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga
terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan.
Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir)
darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi
di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju
ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya
terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material
vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah
semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk
pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar
kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada
letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma
naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui
saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar
melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap
berada di bawah permukaan.
3
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
1. Status Awas
Tindakan
2. Status Siaga
Tindakan
3. Status Waspada
4
Ada aktivitas apa pun bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas
magma, tektonik dan hidrotermal
Tindakan
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
4. Status Normal
Tindakan
Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan
5
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya
Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
Jangan memakai lensa kontak
Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi
Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun
meruntuhkan atap bangunan
Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin motor, rem, persneling hingga pengapian
a. Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak
segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari
kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh
jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara
800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan
gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya
cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari
terjangannya.
b. Aliran piroklastik (awan panas) dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap
erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau
lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik
sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah
rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh
pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan
pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan
jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di
atas air/laut.
6
c. Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup
tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin
kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan
bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan
daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada
ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara
dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi
jalur penerbangan.
d. Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah.
Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman
langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
e. Gas vulkanik beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO,
CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat
membunuh
f. lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi
yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air
permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat
sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu
besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini.
Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak
infrastruktur.
g. banjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada
lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran
Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan
bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran
lumpur.
h. longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap
air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau
terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang
terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan
bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkani
7
Gunung berapi merupakan gunung yang sewaktu – waktu bisa meletus. Di
Indonesia terutama dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung
berapinya. Adanya gunung api ini member pengaruh bagi kehidupan, baik
pengaruh positif maupun negatif.
8
Erupsi Gunung
Kematian Sedang
9
Kerusakan Fas-Kes Parah
Pengungsi Banyak
Keterangan :
Masyarakat desa A berjumlah 100 warga/orang yang dapat dievakuasi sekitar 50-
70 orang, 30nya tetap bersikuku tetap tinggal dan 20nya terkena luka berat (patah
tulang, luka bakar, cidera kepala berat, dll) 30nya terkena penyakit menular
(diare, malaria, campak, ispa).
10