KELOMPOK 2:
1. Achmad Rajib Maulana (01)
2. Glenn More Aka Alaska Manuputy (14)
3. Jenny Aulia Putri Azahra (16)
4. Maharani Rizky Amanda (20)
5. Wahyu Mutiara Kanza (35)
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kerap dilanda bencana alam erupsi gunung api.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 156
letusan gunung api di Indonesia sepanjang 2010 hingga 2020.Indonesia
merupakan negara yang kerap dilanda bencana alam erupsi gunung api.
Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada 156
letusan gunung api di Indonesia sepanjang 2010 hingga 2020.
Arti erupsi adalah proses keluarnya magma dari ruang magma dalam perut
gunung berapi, akibat aktifitas magma dan pergerakan lempeng tektonik. Hindari
daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II. Teramati asap kawah utama
berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 50 meter dari puncak. Cuaca cerah
hingga hujan, angin lemah ke arah barat. 92 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 0.5-
7 mm, dan lama gempa 10-28 detik.
Yang akan terjadi jika adanya erupsi gunung adalah lahar panas menyebabkan kebakaran
hutan, sehingga ekosistem hutan terancam. Termasuk satwa yang tinggal pada dalamnya.
Bahaya eksklusif saat gunung meletus mirip awan panas, guguran material letusan
gunung, bebatuan, abu vulkanik, lava serta erosi tanah.
Pengertian erupsi adalah letusan gunung api atau semburan sumber minyak dan uap
panas. Dilansir situs Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
erupsi adalah peristiwa keluarnya magma dari gunung api menuju permukaan bumi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan erupsi gunung api, dan apabila terjadi erupsi apakah
akibatnya?
2. Bagaimanakah gaya hidup dan pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat
sekitar gunung api?
3. Apakah khasiat atau manfaat dari terjadinya kejadian erupsi gunung api pada daerah
sekitarnya?
C. Manfaat
Beberapa khasiat/manfaat yang terjadi ketika terjadinya erupsi gunung api, yaitu:
1. Mata Air Penuh Mineral
Akibat gunung Meletus dari sisi positif berikutnya ialah keluarnya mata air yg penuh
dengan mineral memiliki kegunaan, atau biasa dianggap makdani. Makdani ialah asal
air panas yg mampu menjadi pengobatan alami penyakit kulit, manfaat dari belerang.
2. Tambang Pasir Baru
Dampak gunung meletus yang bisa dimanfaatkan sang masyarakat selain dari segi
wisata, mampu melahirkan pula lokasi tambang pasir baru. aneka macam materi
vulkanik terutama pasir kualitas cantik bisa dijual menggunakan harga tinggi.
3. Memicu Hujan Orografi
Hujan orografi atau orografis artinya hujan yang terjadi pada daerah pegunungan.
Udara yang mengandung uap air beranjak naik ke atas pegunungan, hingga terjadi
penurunan suhu dan terkondensasi. Akhirnya turun hujan di lereng gunung yg sangat
menyejukkan, menenangkan, baik buat kesehatan, dan wilayah lereng, yang
berhadapan menggunakan datangnya angin.
Selain itu, diantara banyaknya dampak positif yang ada. Tentu saja dampak yang
cenderung negatif juga menyertai, diantaranya:
a. Lahar panas bisa menyebabkan kebakaran hutan, dan mengancam makhluk hidup
yang ada di dalamnya. Termasuk tumbuhan dan hewan
b. Aean panas dan guguran material letusan gunung bisa membahaakan lingkungan
c. Terjadinya polusi udara karena zat beracun yang terkandung di dalam material
letusan
d. Perairan bisa tercemar oleh abu vulkanik dan material letusan lainnya
e. Kemunculan penyakit kulit, pernapasan, dan lain-lain akibat material letusan
gunung berapi
Diantara banyaknya dampak dari gunung api, pasti ada pemicu untuk terjadinya letusan
tersebut, penyebab meletusnya gunung berapi antara lain, yakni:
Selain itu biasanya juga terjadi peningkatan aktivitas Seismik dan kejadian
vulkanis lainnya hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang berlangsung di
dalam perut bumi.
Hal itu bisa meningkatkan tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya
membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat dibawah kawah.
Ini juga bisa mempengaruhi bagian dalam seperti, mengecilnya volume dapur
magma atau bisa juga saluran yang menghubungkan kawah dengan dapur magma
menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun gunung.
A. Tema
Letusan Gunung Berapi adalah proses keluarnya magma dari ruang magma dalam perut
gunung berapi, akibat aktifitas magma dan pergerakan lempeng tektonik. Hasil letusan
gunung api berupa material cair meliputi lava dan lahar, baik lahar dingin maupun lahar
panas. Lava, merupakan magma yang meleleh. Lava yang mengalami pendinginan dan
mengeras akan menjadi batuan beku/basaltis.
Faktor penyebab gunung meletus yang pertama adalah karena adanya peningkatan
kegempaan vulkanik. Gempa vulkanik sendiri merupakan gemp bumi yang muncul
akibat adanya aktivitas vulkanisme atau kegunung apian.
Gempa bumi vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung berapi.
Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi penyebab gunung meletus jika terjadi
berkali-kali yang tercatat dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.
Faktor penyebab gunung meletus yang selanjutnya adalah adanya pergerakan tektonik
lapisan bumi. Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah
gunung, misalnya gerakan lempeng dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada
dapur magma dan pada akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga
berada tepat di bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara signifikan.
Naiknya suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di bawah
kawah.
Selain itu, hal ini juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering,
hewan-hewan yang ada di gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk
menyelamatkan diri.
Jika aktivitas kegempaan vulkanik semakin banyak dan membesar, maka gunung berapi
bisa meletus. Masyarakat di sekitar akan diimbau untuk waspada, hingga mengungsi.
3. Adanya Peristiwa Deformasi Badan Gunung
Faktor penyebab gunung meletus yang berikutnya adalah adanya peristiwa deformasi
badan gunung. Deformasi badan gunung adalah peningkatan gelombang magnet dan
listrik sehingga menyebabkan struktur lapisan batuan gunung yang dapat mempengaruhi
bagian dalam seperti dapur magma menjadi tersumbat akibat deformasi batuan penyusun
gunung.
Deformasi badan gunung dapat diketahui dengan analisa geometrik yang dilakukan
menggunakan data hasil pengamatan yang terdiri dari pergeseran dan regangan.
Pergeseran menunjukan perubahan arah dan besar deformasi dengan menggunakan data
posisi dari dua waktu pengamatan yang berbeda. Sedangkan regangan menunjukan
gerakan tubuh gunung api dan tekanan magma yang diperoleh dari hasil regangan.
4. Lempeng Bumi yang Saling Berdesakan
Faktor penyebab gunung meletus yang keempat adalah adanya lempeng-lempeng bumi
yang saling berdesakan dan saling menghimpit satu sama lainnya.
Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar dan juga dorongan kepermukaan bumi
sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik lainnya. Selain itu hal ini juga
menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi.
Perlu diketahui, lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus
bergerak setiap saat. Wilayah pegunungan atau gunung merupakan zona di mana kedua
lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu dan desakan yang diakibatkan
pertemuan itu bisa menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung berapi.
Selain faktor penyebab erupsi, beberapa dampak erupsi gunung berapi antara lain yaitu:
B. Lokasi penelitian
NAMA LAIN :
Peak of Indrapura, G. Gadang, Berapi Kurinci, Korinci
LOKASI
a.Geografi : 1°41’50”LS dan 101°15’52”BT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif,
penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan
suatu fenomena.
Penelitian ini mengkaji fenomena alam Erupsi Gunung Kerinci yang terkonsep secara
kelompok, kemudian di kerjakan dalam bentuk dokumen. Dengan ini siswa bisa lebih
mengerti apa saja penyebab , dampak , dan manfaat dari Erupsinya Gunung Kerinci.
Kita ketahui lagi bahwa erupsi adalah proses keluarnya magma dari ruang magma dalam
perut gunung berapi, akibat aktifitas magma dan pergerakan lempeng tektonik. Jadi di
himbau untuk tidak mendekati daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan
daerab aliran lahar, di karenakan setelah pasca erupsi gunung berapi keringci masih terus
mengeluarkan asap tebal, maka dari itu pada tanggal 19 Oktober jalur pendakian gunung
kerinci masih di tutup untuk sementara waktu.
B. Setting Penelitian
Kehadiran peneliti
Penelitian di lakukan secara online, dengan cara mengumpulkan data – data yang
berada di sosial media. Pencarian data atau artikel di lakukan sebaik mungkin
sehingga pembaca mampu memahami apa yg di sampaikan dari isi berita dengan
baik tentang Erupsi Gunung Kerinci.
Fokus penelitian ini meliputi tentang pemahaman atau pengertian erupsi, masalah
yang timbul akibat erupsi, mengapa erupsi bisa terjadi, dan manfaat dari
terjadinya erupsi, yang tepatnya berlokasi di Kabupaten Kerinci.
Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau respon adalah orang yang di minta untuk memberikan keterangan
atau saksi sesuai dengan fakta. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek
yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan
teknik sampling yang digunakan.
Informan dalam suatu penelitian kualitatif pendekatan deskriptif adalah orang yang
memberikqn informasi yang terkait dengan hal-hal yang akan diteliti. Maka dari itu
seseorang informan belum tentu menjadi subjek penelitian, tetapi subjek penelitian dapat
di pastikan sebagai seorang informan.
Informan berasal dari masyarakat atau warga sekitar. Berikut beberapa informan dari
hasil pencarian wawancara :
Dikarena belum sampai tinggi dampaknya hanya sekitar puncak yang tidak ada
penghuninya, sehingga masih aman, Agus di Kantor BNPB, Jalan Pramuka,
Jakarta Timur
Memang benar ada pendaki yang meninggal namun kini sudah di tangani di
puskesmas Kersik Rio, Kepala Resort 10 Pos Penjagaan Pendakian Gunung
Kerinci, Evarizal Mirzal
Keterangan dari temannya, korban Iglasias Sinaga mengalami sesak napas di
bagian dada dan meninggal dunia sakit, ujar Kapolsek Kayu Aro IPTU Dolizar
Semua hasil catatan tulisan peneliti pada langkah ke 5-9 tersebut adalah bahan
baku utama laporan akhir penelitian. Berbagai catatan tersebut ditata ke dalam
bab hasil penelitian dan pembahasannya sampai bab kesimpulan dan implikasi
teoritik serta implikasi praktis. Hal tersebut disusun berdasarkan format laporan
penelitian akhir yang dianjurkan oleh gaya selingkung yang dianut peneliti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan seismograf, oleh petugas pos pengamatan Gunung Api
Kerinci,tercatat 102 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tremor menerus, dan warga
yang berada di kaki Gunung Kerinci diharap tetap waspada pada saat itu.
Meskipun masih tetap mengeluarkan asap, aktivitas warga yang berada di kaki gunung
kerinci masih berjalan meski harus tetap waspada. Hingga saat ini, jalur pendakian
menuju gunung kerinci mulai tanggal 19 Oktober masih ditutup sementara, para pendaki
dihimbau untuk tidak naik sampai kondisi kembali normal.
2. Kondisi, Penelitian, Dan Hasil Pengamatan Mengenai Gunung Berapi Kerinci Pasca
10 Hari Erupsi
Erupsi terjadi pukul 17.58 WIB hingga pada pukul 20.51 WIB dengan mengeluarkan abu
vulkanik berwarna kelabu hingga hitam. Erupsi gunung berapi itu tercatat dalam laporan
Badan Geologi, Kementerian ESDM.
Berdasarkan data Badan Geologi, Gunung Kerinci berada pada level II atau waspada.
Masyarakat di sekitar Gunung Kerinci maupun pengunjung dan wisatawan dilarang
mendaki kawah puncak Gunung Kerinci di dalam radius 3 km.
Selain itu, masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius berbahaya KRB III. Kurnia
menambahkan jalur penerbangan di Bandara Depati Parbo Kerinci masih tetap dibuka.
Memasuki hari ke-10 pasca erupsi, kondisi Gunung Kerinci masih berbahaya. Hingga
Kamis (27/10/2022) kemarin, gunung berapi tertinggi di Sumatera itu terus mengeluarkan
asap tebal kehitaman. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kabupaten
Kerinci telah mewajibkan masyarakat yang berada di kaki gunung untuk menggunakan
masker.
Ditanya mengenai pencemaran udara akibat erupsi Gunung Kerinci, para penguji belum
menerima hasil uji laboratorium dari tim pusat. Mereka melakukan pantauan setiap
semester. Pada laporannya berisi gunung api kerinci belum mempunyai laboratorium
pengujian udara dan jikalau telah tersedia para pihak penguji akan merekomendasikan
kepada tim teknis.
Namun, menurut laporan sejauh ini belum ada laporan warga yang terkena dampak
gangguan pernapasan. Berdasarkan koordinasi camat dengan kepala Puskesmas (Kapus)
Kersik Tuo, belum ada peningkatan kasus ISPA maupun mengenai kerusakan tanaman
mereka akibat erupsi Gunung Kerinci juga belum ada.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Dari hasil observasi dan pembahasan sebelumnya, dapat di simpulkan bahwa hasil
pengamatan seismograf oleh petugas petugas pos pengamatan gunung api kerinci,
tercatat 102 kali gempa hembusan dan 1 kali gempa tremor menerus dan warga
yang berada di kaki gunung ketinci di harap tetap waspada pada saat itu.
Menurut laporan sejauh ini belum ada laporan warga yang terkena dampak
gangguan pernapasan. Berdasarkan koordinasi camat dengan kepala Puskesmas
(Kapus) Kersik Tuo, belum ada peningkatan kasus ISPA maupun mengenai
kerusakan tanaman mereka akibat erupsi Gunung Kerinci juga belum ada.
B. SARAN
__________________, (2022), Sepuluh Hari Pasca Erupsi: aktivitas Gunung Kerinci Masih
Level Waspada, Source by: Youtube
Florian Yulisar, (2019), Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Letusan Gunung Kerinci Di
Desa Gunung Labu Kecamatan Kayu Aro Barat Kabupaten Kerinci, Jurnal Buana
Anindita Mutiarasari, (2022), Erupsi adalah Apa? Penjelasan dan Jenis-jenis Erupsi, Detiknews
Zintan Prihatini, (2022), Bagaimana Gunung Berapi Bisa Meletus? Begini Prosesnya,
Kompas.com
Perdana Putra, (2022), Gunung Kerinci Berstatus Waspada, Potensi Erupsi Besar Belum
Terlihat, Jangan Panik, Kompas.com
__________________, (2014), Kerinci, Badan Geologi: Kementerian Energi Dan Sumber Daya
Mineral
__________________, (2020), 5 Faktor Penyebab Gunung Meletus Secara Umum yang Perlu
Diketahui, Menambah Wawasan, merdeka.com
Yonada Nancy, (2019), Budaya Sejarah Erupsi Kerinci: Letusan Gunung Api Tertinggi di
Indonesia, tirto.id