Anda di halaman 1dari 17

FISIKA BUMI

PROSES TERBENTUKNYA GUNUNG API

Dosen Pengampu :

Nova Susanti,S.P,d., M.Si.

Di Susun Oleh : Kelompok III (TIGA)

Anggota :

1. Lia Wilani (F1C317009)


2. Haniah Riski (F1C317014)
3. Suci Ramda Rena (F1C317015)

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

JAMBI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Gunung berapi merupakan gundukan atau kerucut yang tersusuun dari batuan beku
lelehan atau bahan yang berasal dari magma. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi
pada umumnya disertai letusan gunung berapi. Kekuatan magma berasal dari dapur magma
yang memiliki daya yang besar, sehingga dapat menembus lapisan bumi dan mengeluarkan
material di permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari proses intrusi dan ekstrusi magma lapisan kulit
bumi. Gunung berapi juga terbentuk pada zona penakaran lantai samudra. Meletusnya
gunung berapi merupakan sebab terjadinya gangguan lempeng tektonik dalam bumi yang
berada disekitar gunung berapi tersebut.
Letusan gunung berapi mengakibatkan kawah yang banyak mengeluarkan uap air
dalam jumlah yang sangat besar dan sangat panas degnan membawa benda-benda seperti
abu, lava, kerikil, batuan, pasir dan bahan lainnya. Benda tersebut telah disemburkan yang
terjadi dipuncak gunung berapi. Letusan gunung berapi memiliki kekuatan yang sangat
besar, sehingga gunung memecah belah. Aliran deras lava encer dari hulu ke hilir
menyebabkan masyarakat sekitar gunung berapi menjadi korban dan dapat mengubur
wilayah sekitar kaki gunung berapi serta menimbulkan kesuburan bagi tanaman yang
sangat diperlukan oleh manusia.

B. Rumusan Masalah
Karya tulis yang berjudul “Proses Terjadinya Gunung Berapi” mengangkat
beberapa permasalahan yaitu:
1. Bagaimana proses terjadinya gunung berapi?
2. Bagaimana proses meletusnya gunung berapi?
3. Apa dampak gunung berapi terhadap kehidupan manusia?

C. Tujuan penulisan
Karya tulis yang berjudul “Proses Terjadinya Gunung Berapi” disusun dengan
tujuan :
1. Untuk memahami tentang proses terjadinya gunung berapi
2. Untuk memahami tentang proses meletusnya gunung berapi
3. Sebagai salah satu sumber acuan bagi penulis berikutnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gunung
Relief daratan merupakan tinggi rendahnya bentuk muka bumi didaratan,
diantaranya terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, delta
dan pantai.
Gunung adalah tonjolan muka bumi berbentuk runcing yang umumnya terpisah
jauh dari puncak yang lain. Sedangkan pegunungan adalah rangkaian gunung-gunung yang
terdiri dari lipatan muda, seperti Sirkum Pasifik dan Mediterania.
Selain pengertian diatas, bahwa gunung merupakan tanah yang menonjol diatas
lebih tinggi daripada wilayah disekitarnya yang berbentuk akibat adanya gerakan lempeng
tektonik, gerakan epirogenik atau gerakan orogenik. Dibandingkan dengan bukit, gunung
bentuknya lebih tinggi dan lebih curam daripada bukit.
Gunung yang paling tertinggi di Indonesia adlaah gunung puncak jaya di papua
dengan ketinggian mencapai 6.030 meter. Gunung berapi yang tertinggi di Indonesia adalah
gunung kerinci di Pulau Sumatera dnegna tinggi mencapai 3.805 meter. Di pulau jawa
gunung yang tertinggi adalah gunung semeru dengan dengan tinggi 3.675 meter.

B. Api
Pengertian api menurut National Fire Protection Association (NFPA), bahwa api
adalah suatu massa zat yang sedasng berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi
yang berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi atau panas.
Timbulnya api ini sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari
berbagai bentuk energi yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api. Contoh
sumber panas yaitu: bunga api listrik dan busur listrik, listrik statis, reaksi kim ia, gesekan
(friction), pemadatan (compression), api terbuka (open flame), pembakaran spontan
(spontaneous combustion), petir (lightning), dan sinar matahari.
Pada dasarnya api sendiri terdiri dari tiga unsure dasar yang saling terikat satu
dengan yang lain disebut sebagai segitiga api (fire triangle) yaitu panas, oksigen dan bahan
baker. Dan dengan ditambahnya reaksi kimia berantai yang terjadi antara ketiga unsure
tersebut maka terjadilah api yang menyala. Pada proses penyalaan, api mengalami empat
tahapan:
1. Incipien Stage (tahap permulaan)
Tahap ini terlihat adanya asap, lidah api atau panas, yang terbentuk partikel
pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu.
2. Smoldering Stage (tahap membara)
Tahap ini partikel pembakaran bertambah, membentuk asap, masih adanya api
atau panas yang signifikan.
3. Flame Stage
Tahap ini dimana tercapainya titik nyala dan mulai terbentuk lidah api, jumlah
asap mulai berkurang, sedangkan panas meningkat.
4. Heat Stage
Tahap terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam jumlah besar.
Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat, seolah -olah menjadi satu
dalam fase sendiri.

C. Gunung Berapi
Gunung berapi disebut juga vulkanisme. Jadi vulkanisme adalah segala peristiwa
yang berhubungan degnan keluarnya magma hingga mencapai permukaan bumi, baik
melalui rekahan dalam kerak bumi maupun dengan melalui sebuah pipa sentral yang
disebut terusan kepundan (diaterma). Dan vulkanisme merupakan prose pembentuka n muka
bumi yang berhubungan dengan aktivitas gunung api. Kekuatan magma berasal dari dapur
magma yang memiliki daya yang besar, sehingga dapat menembus lapisan bumi dan
mengeluarkan material di permukaan bumi.
Hal initerjadi pada batuan yang sangat kuat sehingga magma tidak mampu
menembus lapisan bumi. Jika lapisan bumi mengalami pengangkatan akibat dorongan
magma, maka akan terbentuk kubah (dome). Kubah yang lebih tinggi dari daerah
sekitarnya disebut pegunungan kubah (dome mountains).
Pegunungan patahan (block mountains) terjadi jika kulit bumi yang mengalami
patah, diikuti dengan dislokasi (perubahan posisi) dan pengangkatan. Pengangkatan lipatan
(folded mountains) terjadi jika batuan endapan mengalami tekanan menjadi suatu lipatan.
Pegunungan kompleks terjadi jika ada kombinasi dari beberapa peristiwa baik patahan
maupun lipatan.
Jadi berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa gunung berapi adalah
gundukan atau kerucut yang tersusun dari batuan baku lelehan atau bahan yang berasal dari
magma. Proses keluarnya magma kepermukaan bumi pada umumy disertai letusan gunung
berapi.
D. Proses Pembentukna Gunung Berapi
Gunung berapi terbentuk dari proses intrusi dan ekstrusi magma dari lapisan kulit
bumi. Selanjutnya permukaan magma pijar yang keluar membeku dan membentuk
timbunan. Gunung berapi terbentuk pada zona pemekaran lantai samudra. Pada zona ini,
gunung berapi muncul dan tersebar berderet disepanjang puncak pegunungan -pegunungan
yang mempunyai system rekahan pada kerak samudra tempat keluarnya magma dari
astenosfer yang bersifat basaltis. Magma yang keluar menjadi lava bantal dan membentuk
tepian kerak samudra baru.
Gunung berapi juga dapat muncul pada zona penunjaman atau subduksi.
Diantaranya gunung api dapat terbentuk bila kerak samudra menunjam kebawah menuju
kerak benua. Pada kedalaman tertentu, kerak samudra tersebut meleleh menjadi magma dan
naik keatas menembus kerak benua. Kerak benua yang dilalui oleh magma yang bersifat
basaltic dari kerak samudra ikut meleleh sehingga terjadi percampuran komposisi menjadi
magma yang anderistik yang akhirnya keluar di permukaan kerak benua menjadi gunun
berapi.
Gunung berapi yang magmanya anderistik dapat meletus eksplosif, yaitu selain
mengeluarkan lava pijar, gunung berapi tersebut dapat meledak dahsyat dengan
menerbangkannya mulai dari bongkah batuan sampai yang berukuran abu. Apabila erupsi
sering terjadi di permukaan, magma akan membentuk lapisan-lapisan timbunan yang
menambah tinggi gunung. Magma merupakan batuan cair pijar didalam kulit bumi ya ng
terjadi atas mineral dan gas yang larut didalamnya dengan temperature tinggi. Adapun
pembagian magma yaitu:
1. Instrusi magma
Aktifitas magma sebelum mencapai pada permukaan bumi yang menghasilkan
berbagai bentuk sebagai berikut:
a. Batholit adalah magma yang membeku didalam dapur magma
b. Lakolit adalah batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku diantara
dua lapisan batuan yang terbentuk seperti lensa cembung
c. Sill atau keeping intrusi adalah batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan batuan
dengan bentuk pipih dan melebar.
d. Gang atau korok adalah batuan beku yang pipih dan melebar, sebagai hasil intrusi
magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak atau miring
e. Apofisia adalah batuan beku yang terbenuk di cabang-cabang gang sehingga
ukurannya relative kecil.
2. Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah gerakan atau aliran magma yang mencapai permukaan bumi,
baik melalui terusan kepundan maupun celah-celah dan retakan-retakan.
3. Erupsi
Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
1. Erupsi Linear
Keluarnya magma lewat rekahan yang memanjang sehinga membentuk deretan
gunung api, sedang hasil erupsi semacam ini adalah cair.
2. Erupsi Areal
Akibat letak magma dekat dengan permukaan bumi, maka permukaan bumi terbakar
dan magma meleleh ke permukaan bumi tersebut.
3. Erupsi Sentral
Peristiwa keluarnya magma ke permukaan kulit bumi melalui terusan kepundan
sehingga membentuk gunung api yang terpisah-pisah. Erupsi sentral dibedakan menjadi
tiga macam yakni:
1) Erupsi effusive, sebagian besar hasilnya adalah lava cair yang membentuk tameng,
sehingga disebut gunung api tameng atau perisai.
2) Erupsi eksplosif, sebagian besar hasilnya adalah bahan-bahan lepas.
3) Erupsi campuran atau mixed adalah sebuah erupsi eksplosif yang diselingi (bergantian)
dengan erupsi effusive. Sebagian besar hasilnya berupa bahan-bahan lepas dan lava cair.

E. Macam-Macam Gunung Berapi


1. Letusan Hawaii
Secara umum letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu merusak.
Letusan ini memancarkan terlalu banyak material piroklastik keudara melainkan elbih
banyak material mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental dengan kandungan gas rendah.
Lava air mancur berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter keudara,
terjadi sesaat bisa juga beberapa jam. Alirannya mengalir secra teratur dari satu lubang
kemudian membentuk danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan lainnya.
Lava mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan
pepohonan disekitarnya, gerakan cukup lamban sehingga penduduk sekitar untuk jenis
letusan ini dijumpai pada pegunungan berapi di kepulauan Hawaii.
2. Letusan Stromboli
Letusan ini secara umum tidak menghasilkan aliran lava namun sebagian lava
mengalir akan menyertai proses letusan. Letusan ini telah mengeluarkan sejumlah kecil api
tepra.
Jenis letusan ini tidak terlalu berbahaya dan cukup menarik perhatian. Letusan ini
mengeluarkan sejumlah lava kecil yang menjulang tinggi 15 hingga 90 meter ke udara,
dengan letupan-letupan pendek. Lava kental sehingga tekanan gas harus terlebih dahulu
meningkat sebelum mendesak material-material yang terbang keudara. Ledakan
strombolian dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom namun letusannya
relative kecil.
3. Letusan Vulkano
Kebanakan gunung berapi letusannya mengeluarkan bahan-bahan padat dan cair.
Bahan-bahan padat (misalnya: bom, abu, dan lapili) keluar dengan dilemparkan, sedang
bahan-bahan yang berupa zat cair (lava), keluarnya dengan dimuntahkan.
4. Letusan Hidrovulkanik
Letusan gunung berapi terjadi didekat samudra, awan mendung atau wilayah lembab
lainnya, interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang unik.
Dalam proses ini magma yang panas memanaskan air hingga terjadi uap.
Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat menyebabkan ledakan dalam
partikel-partikel air yang dapat memecahkan material piroklastik dan selanjutnya
menciptakan debu api. Letusan ini dapat melelehkan salju dalam skala besar sehingga
mengakibatkan terjadinya banjir banding dan tanah longsor.
5. Letusan Perret
Cirri utama gunung berapi ini memiliki gas yang sangat tinggi dan dapur magma
yang sangat dalam sehingga letusannya disertai material yang menyembur menjulang tinggi
ke angkasa, serta dihiasi awan bunga kol diujungnya.
Letusan perret termasuk yang sangat merusak karena ledakanny sangat dahsyat.
Letusan gunung tipe perret sangat hebat sehingga puncak gunung tipe tersebut tenggelam
atau dinding kawahnya merosot yang kemudian membentuk kaldera. Letusan krakatau pada
tahun 1883 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50
km.
6. Letusan Rekahan
Letusan rekahan terjadi apabila magma mengalir keatas melalui celah -celah
diatanah dan bocor keluar ke permukaan. Hal ini seringkali terjadi pada lokasi dimana
pergeseran lempeng menimbulkan retakan besar di penampung bumi. Dan menciptakan
landasan gunung berapi ini dengan sebuah lubang dibagian tengahnya.
Letusan ini dapat mengeluarkan lava yang sangat berat meskipun lavanya sendir i
bergerak dengan sangat lamban.
Letusan ini juga ditandai dengan adanya tirai api, dimana tirai api ini dapat
memuntahkan lava keatas permukaan tanah.
7. Letusan Pelee
Letusan ini biasanya dipuncak gunung berapi terdapat sumbat dan kawah yang
bentuknya seperti jarum. Dengan adanya sumbatan kawah tersebut maka tekanan gas
menjadi bertambah besar dan jika sumbat kawah tidak kuat maka terjadilah letusan yang
cukup besar.
8. Letusan SInt Vincent
Letusan gunung berapi ini adalah letusan gunung berapi yang mempunyai danau
kawah. Jika terjadi letusan, maka air danau pada kawah ikut tumpah bersama-sama dengan
lava yang masih panas. Contoh:
Letusan gunung Sint Vincent pada tahun 1902 dan Gunung Kelud tahun 1919
9. Letusan Merapi
Gunung berapi letusan merapi kebanyakan mengeluarkan lava kental, sehingga
menyumbat mulut kawah. Dengan adanya sumbatan tersebut, tekanan-tekanan gas menjadi
bertambah berat sehingga sumbatan dapat terpecah-pecah dan terangkat keatas hingga
akhirnya terlempat keluar dan menuruni lereng gunung sebagai ladu (gloedlowine), bahkan
ada yang menjadi awan panas (gloedwolk).
Dengan demikian gunung berapi letusan merapi sangat berbahaya bagi kehidupan
penduduk disekitarnya.
F. Bentuk Gunung Berapi
Pembentukan gunung berapi dipengaruhi oleh padat atau cairnya magma. Menurut
bentuk kerucutnya, gunung berapi di bagi menjadi tiga tipe yaitu:
1. Gunung Berapi Bentuk Kerucut
Bentuk kerucut biasanya ditemukan pada gunung berapi yang masih aktif. Bentuk
gunung berapi kerucut disebut juga gunung berapi bentuk strato.
Gunung berapi bentuk kerucut terjadi karena material yang dikeluarkan melalui
lubang kepundan pada saat meletus bentuknya kental dengan letusan kuat, sehingga magma
akan terlempar kelereng-lereng gunung.
Jadi, terbentuknya gunung berapi bentuk kerucut dipengaruhi oleh letusan lemah
yang terjadi berulang-ulang, sehingga magma membentuk kerucut dan terlihat berlapis-
lapis. Contoh gunung berapi bentuk kerucut adalah Gunung Merapi di perbatasan antara
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyiakarta.
2. Gunung Berapi Bentuk Prisma
Gunung berapi berbentuk prisma disebut juga gunung berapi bentuk perisai. Cirri
gunung berapi berbentuk prisma adalah mempunyai puncak yang lebar atau berpuncak rata.
Gunung berapi bentuk prisma mempunyai lereng dengan tingkat kemiringan antara 1º-10 º.
Contoh gunung berapi bentuk prisma adalah gunung berapi di Kepulauan Hawaii.
3. Gunung Berapi Bentuk Corong
Gunung berapi benuk corong disebut juga Gunung berapi bentuk maar. Cirri
Gunung berapi bentuk corong adalah memiliki puncak yang lubang kepundannya lebar,
berbentuk corong, dan dikelilingi dinding yang terjal. Gunung berapi bentuk corong terjadi
karena yang sangat kuat dan terjadi hanya satu kali.
Proses terjadinya gunung berapi corong yaitu pada saat gunung meletus bagian
puncak gunung terlempar dan membuat lubang kepundan berbentuk corong yang besar.
Contoh gunung berapi bentuk corong adalah Gunung Lamongan di Jawa Timur.
G. Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus
Di Indonesia memiliki beberapa Gunung berapi yang aktif yang dapat meletus
secara tiba-tiba, karena adanya gangguan lempeng tektonik disekitar gunung berapi
tersebut. Untuk menghindari adanya korban akibat letusan gunung berapi tersebut. Kita
perlu waspada dan hati-hati apabila akan terjadinya Gunung berapi yang meletus itu, untuk
baiknya kita perlu mengetahui tanda-tandanya Gunung berapi yang akan meletus,
diantaranya sebagai berikut:
1. Sering terjadi gempa vulkanik didaerah sekitarnya
2. Banyak binatang yang turun dan berpindah
3. Sering terdengar suara gemuruh
4. Banyak sumber air yang mengering
5. Terjadi kenaikan temperature didaerah sekitar kawah.

H. Proses Letusan Gunung Berapi


Meletusnya Gunung berapi diawali dengan kondisi panas didalam bumi yang telah
melebihi ambang batasnya. Sehingga dari kawah keluar uap air dalam jumlah yang sangat
besar dan sangat panas dengan membawa benda-benda seperti abu, lava, kerikil, batuan,
pasir dan bahan-bahan lainnya.
Tanah berguncang dengan sangat dahsyat dan terjadi suara gemuruh sekali.
Hingga jalur gas dan benda-benda padat yang keluar banyak dari puncak gunung berapi
secara tegak lurus dengan menyembur yang sangat tinggi keatas kembali keb awah
kemudian keatas dan seterusnya secara berulang-ulang.
Adanya magma yang mencapai bagian luar kerak bumi dan akhirnya mencari
jalannya kepermukaan bum yang lewat celah-celah retakan kerak. Bahan cair terlembar
keatas adanya kekuatan eksplosi dari dalam bumi. Dan apabila bahan tersebut tidak keluar
dari kawah maka celah-celah dalam bentuk lava yang lebih encer.
Gesekan benda-bendsa tersebut keluar dari celah-celah yang menyebabkan
terjadinya listrik statis. Listrik statis berupa petir yang kian kemari t erdengar suara
gemuruh dari petir tersebut.
Semburan timbul karena disoroti oleh lava yang berpijar dalam kawah, sehingga
lava pijar itu terlihat tampak menyala seperti sinar yang memancar ke luar permukaan
bumi. Semburan yang keluar kawah begitu padat dan raptnya menghalangi dari sinar atau
cahaya matahari. Sehingga Gunung berapi itu terlihat gelap baik didaerah sekitarnya.
Kondensasi uap air yang naik tinggi menimbulkan awan terisi air sehingga terjadi
hujan air. Hujan air yang lebat disebabkan oleh kondensasi udara yang lembab yang ditarik
keatas oleh gerakan udara keatas. Sehingga gerakan dari udara itu terjadi kemuntahan gas
di puncak Gunung berapi.
Ketika hujan lebat, sungai dan Lumpur serta lava yang sangat panass dan encer itu
akan mengalir dengan aliran yang deras dari hulu gunung berapi sampai ke hilir Gunung
berapi. Aliran yang deras itu dapat mengubur wilayah disekitar kaki Gunung berapi dan
juga menimbulkan kesuburan bagi tanaman yang sangat diperlukan oleh manusia.
I. Bahan-Bahan Yang Dikeluarkan Gunung Berapi
Bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yakni sebagai berikut:
a. Bahan-Bahan Cair
Bahan cair ini terjadi jika lava bersifat cair, posisi puncak kepundan tidak
terdapat sumbatan, dan erupsi secara effusive. Bahan cair dapat dibedakan menjadi:
a) Lava adalah magma yang meleleh dipermukaan bumi
b) Lahar panas, lava panas yang bercampur dengan air dan merupakan Lumpur panas
yang mengalir.
c) Lahar dingin, terjadi karena efflata porus di puncak Gunung berapi menjadi
Lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah -lembah.
b. Bahan-Bahan Gas atau Ekshalasi
Gas yang dikeluarkan gunung berapi berupa:
a) Gas belerang (HS) yang disebut sulfatara
b) Gas uap air (HO, N) yang disebut fumarol
c) Gas asam arang yang disebut mofet.
d) Uap air (H²O)
e) Karbondioksida (CO²)
f) Sulfur dioksida (SO²)
g) Klorin (CI) dan Florin (F)
c. Bahan-Bahan Padat (Efflata)

J. Akibat Letusan Gunung Berapi


Akibat meletusnya gunung berapi ditentukan dari kerugian dan keuntungan yang
dapat diketahui oleh manusia. Untuk itu diantara akibat meletusnya gunung berapi secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Banjir Lahar
Banjir lahar dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a) Lahar panas merupakan aliran panas dengan Lumpur yang terjadi karena hujan yang
dimuntahkan dari kepundan.
b) Lahar dingin merupakan aliran air dengan Lumpur yang terjadi karena hujan lebat
setelah gunung berapi meletus.
Dari kedua lahar tersebut akan mengakibatkan rusaknya tanah pertanian sebab
tanah bisa tertimbun dan tanah yang subur tertutup formasinya.
2. Banjir Lava
Lava dengan temperature yang tinggi mengalir dari puncak gunung sehingga apa
saja yang dilakukan menjadi hancur dengan mengakibatkan banjir lava.
3. Awan Emulsi
Awan emulsi merupakan awan yang panas sekali, sehingga mengakibatkan awan
yang sangat panas dengan membahayakan warga sekitarnya.
K. Pengaruh Vulkanisme (Gunung Berapi) Terhadap Kehidupan Manusia
1. Pengaruh Gunung Berapi yang Merugikan
a) Korban jiwa dapat terjadi akibat menghirup gas beracun.
b) Abu vulkanis di udara dari letusan gunung berapi dapat mengganggu penerbangan.
c) Letusan gunung berapi yang terjadi di laut (missal: Gunung Krakatau di Selat Sunda),
dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang mengakibatkan rusaknya daerah
pantai.
d) Bila gunung berapi yang meletus itu terletak dibawah permukaan air laut, maka pada
waktu terjadi letusan dapat menyebabkan terjadinya gelombang tsunami.
e) Gunung berapi yagn tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan hujan.
f) Gunung berapi pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dapat menghanguskan apa
saja yang dilaluinya, baik manusia, hewan dan tumbuhan.
g) Pada waktu terjadi letusan, kemungkinan terjadi banyak korban.

2. Pengaruh Gunung Berapi yang Menguntunkan


a) Abu Vulkanik yang dikeluarkan bersifat menyuburkan tanah pertanian.
b) Gejala post vulkanik menjadi obyek wisata yang menarik
c) Daerah disekitar gunung berapi biasanya berupa hujan yang lebat.
d) Daerah disekitar gunung berapi yang tinggi merupakan daerah penangkap hujan.
e) Bahan-bahan galian, misalnya: belerang, besi, emas, perak dan sebagainya biasanya
terletak dekat vulkan.
f) Bahan-bahan bangunan, misalnya pasir, batu, dan batu apung banyak dihasilkan di
daerah vulkan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun penulis telah memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses terbentuknya gunung berapi dimulai dari kekuatan magma didalam bumi
sehingga dapat menembus lapisan dan mengeluarkan material di permukaan bumi.
2. Macam-macam gunung berapi meliputi Letusan Hawai, Letusan Stromboli, Letusan
Vulkano, Letusan Hidrovulkanik, Letusan Perret, Letusan Rekahan, Letusan Pelee,
Letusan Sint Vincent, Dan Letusan Merapi.
3. Bentuk gunung berapi meliputi Kerucut, Prisma, dan Corong.
4. Salah satu tanda gunung berapi akan meletus adalah sering terjadi gempa vulka nik
didaerah sekitarnya.
5. Gejala post vulkanik terdiri dsari gas asam arang, gas belerang, gas uap air, ekshalasi,
mata air panas, mata air madani dan geyser.
6. Gunung berapi meletus karena kondisi panas didalam bumi yang melebihi ambang
batas yang dikeluarkan meliputi bahan cair, gas dan padat.
7. Pengaruh gunung berapi yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap kehidupan
manusia.

B. Saran
Adapun penulis telah memberikan saran adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjaga dan memanfaatkan kelestarian lingkungan alam dengan penghijauan.
2. Dapat menambah tanaman-tanaman hijau dengan cara ditanami pepohonan
3. Membuat terasering dan sengkedan didaerah pegunungan
4. Menghindari jauh dari gunung berapi yang meletus.
DAFTAR PUSTAKA

Sarimo, Eko. 2006. LKS Geografi X Semester Genap. Surakarta: CV Citra Pustaka
Tranggono, Bambang dan Arifah. 2004. LKS Geografi VII Semester Gasal. Klaten : CV
Gema Nusa.
Koesoemadinata. Geomagz. 2011. Jakarta. Gramedia
Bahari, Hamid. Ensiklopedi Gunung Berapi Sedunia. 2009. Jakarta. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai