MAKALAH
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
PURBALINGGA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak sekali bencana di Indonesia sebagian besar terkait memakai proses geologi
mirip gempabumi, vulkanisme, dan tsunami. dicermati dari letak serta syarat fisiknya, Indonesia
ialah negara yangcmempunyai risiko tinggi terjadinya bencana terutama bencana gunung api.
Gunung api adalah lingkungan geologi yang keterdapatan dan aktivitasnya dikontrol oleh
kondisi tektonikanya secara regional. Indonesia sangat banyak dijumpai gunung api serta batuan
gunung api diantaranya banyak yang tergolong aktif yang beredar di kepulauan daerah
Indonesia.Hal tersebut mengakibatkan Indonesia rawan dengan bencana letusan gunung api.
pada dalam gunung api sendiri terkandung sebuah material padatan yang mencair atau biasa
disebut dengan magma.
Batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi asal
banyak sekali mineral serta gas yang terlarut didalamnya terjadi karena dampak adanya tekanan
di dalam bumi yang sangat besar , walaupun suhunya cukup tinggi, batuan tetap padat. Magma
bergerak ke berbagai macam arah hingga ke permukaan bumi. Jika gerakan magma permanen di
bawah bagian atas bumi disebut intrusi magma, sedangkan magma yang beranjak serta mencapai
ke bagian atas bumidisebut ekstrusi magma atau erupsi. Erupsi inilah yang menyebabkan gunung
api atau dianggap jua vulkan. Banyaknya tipe erupsi mengakibatkan munculnyajenis gunung api.
PEMBAHASAN
Pada awalnya, kata gunung api atau vulkano berasal dari bahasa Italia yaitu “vulcan”,
sebutan dari Dewa Api (penjaga tubuh gunung api) yang tinggal di puncak Gunung Vulcano, di
Laut Mediterania, Sicilia-Italia (Tilling, 2000). Didasarkan pada arti suku katanya, vulkano
berasal dari bahasa Belanda, yaitu “vulkaan”; dalam bahasa Inggris dari kata “volcano”. Kedua
kata tersebut diartikan sama yaitu gunung api. Sedangkan dalam bahasa Indonesia “volcano”
dapat diterjemahkan sebagai vulkano atau volkano, yang keduanya dibenarkan dalam
penyebutannya asalkan konsisten.
Beberapa para ahli berpendapat tentang gunung api diantaranya yaitu ada
Koesoemadinata (1977) menyatakan bahwa gunungapi adalah lubang atau saluran yang
menghubungkan suatu wadah berisi bahn yang disebut magma. Suatu ketika bahan tersebut
ditempatkan melalui saluran bumi dan sering terhimpun di sekelilingnya sehingga membangun
suatu kerucut yang dinamakan kerucut gunung api.
Matahalemual (1982) menyatakan bahwa gunung api (vulkan) adalah suatu bentuk
timbulan di muka bumi, pada umunya berupa suatu kerucut raksasa, kerucut terpacung, kubah
ataupun bukit yang diakibatkan oleh penerobosan magma ke permukaan bumi.
MacDonald (1972), gunung api adalah tempat atau bukaan tempat berasalnya atau
keluarnya batuan pijar atau gas dan / umumnya keduanya ke permukaan bumi, hingga lama-
kelamaan terakumulasi dan membentuk bukit atau gunung
Vulkanologi atau volkanologi adalah salah satu cabang ilmu dalam ilmu-ilmu kebumian
yang mempelajari seluk beluk kegunung-apian. Vulkanisme adalah semua peristiwa yang
berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam
kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.
Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat bergerak naik karena
memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi
untuk mendorong batuan di atasnya. Magma adalah batuan cair pijar dengan suhu yang sangat
tinggi dan berada pada lapisan kulit bumi. Magma terdiri dari berbagai material mineral dan gas
yang terlarut di dalamnya. Magma bisa bergerak kesegala arah, bahkan bisa sampai ke
permukaan bumi, Jika gerakan magma tetap dibawah permukaan bumi disebut intrusi magma.
Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai permukaan disebut ekstrusi magma.
Intrusi magma terjadi karena tekanan yang dimiliki magmanya sangat kecil,
sehingga magma hanya bisa melewati celah-celah lapisan batuan di lapisan kulit bumi,
dan membeku di dalam kulit bumi, adanya intrusi magma menghasilkan bermacam-
macam bentuk. Berikut ini macam-macam bentuk intrusi magma:
1. Batolit
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dapur magma. Batolit ini terbentuk karena
adanya penurunan suhu yang sangat lambat di dalam dapur magma.
2. Lakolit
Lakolit adalah magma dengan sifat asam yang menyusup di antara lapisan batuan yang
kemudian menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat. Akibat adanya tekanan
magma yang begitu kuat, lapisan batuan di atasnya mengalami perubahan bentuk seperti
bentuk kubah.
3. Sill
Sill adalah lapisan magma tipis yang menyusup di antara celah batuan. Sill ini bentuknya
menyebar secara paralel pada lapisan batuan, sehingga tidak menembus ke atas lapisan
batuan lainnya. Ini terjadi karena magmanya tidak mengalami tekanan yang terlalu tinggi.
4. Diatrema
Diatrema itu merupakan sebuah pipa yang menghubungkan dapur magma dengan
permukaan bumi. Sehingga diatrema merupakan jalur yang dilewati magma dari dalam
perut bumi menuju permukaan apabila terjadi erupsi .
5. Intrusi korok atau gang
Intrusi korok atau gang adalah lapisan magma yang memotong lapisan batuan secara
vertikal.
6. Apolisa
Apolisa merupakan cabang dari intrusi korok. Bedanya, ukuran apolisa lebih kecil
dibanding intrusi korok. Itulah kenapa apolisa juga disebut sebagai urat magma.
Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma adalah pergerakan magma sampai ke permukaan bumi. Serupa seperti
intrusi magma, ada beberapa bentuk dari ekstrusi magma yang perlu diketahui, antara lain
sebagai berikut:
1. Lava
Lava adalah magma yang keluar dan mengalir di permukaan bumi. Sehingga apabila
terjadi erupsi gunung api, cairan yang ke luar disebut sebagai lava, bukan lagi magma.
2. Lahar
Lava yang mengalir ke luar lalu tercampur dengan air atau material lain di permukaan
bumi, ini disebut sebagai lahar. Sedangkan jika lava bercampur dengan material padat
disebut lahar panas. Namun apabila lava bercampur dengan air hujan, air sungai, atau air
danau di sekitar gunung disebut dengan lahar dingin.
3. Eflata
Eflata adalah material padat yang berasal dari letusan gunung api. Material ini bisa
berupa bom, lapili, atau tuff. Bom adalah material berupa bongkahan batu yang besar.
Sedangkan lapili adalah material berupa kerikil-kerikil kecil. Lalu tuff ialah istilah ilmiah
dari abu vulkanik. Tudd cenderung berbahaya buat kesehatan karena mengandung
butiran-butiran silika yang buruk untuk pernapasan. Abu vulkanik juga sangat berguna
sebagai penyubur tanah, lantaran banyak mengandung unsur hara.
4. Ekshalasi
Ekshalasi adalah material gas yang berasal dari letusan gunung api. Ekshalasi ini bisa
berupa mofet, fumarol, solfatar, dan awan panas. Mofet adalah karbon dioksida yang
berasal dari kawah gunung api. Mofet termasuk zat yang sangat berbahaya dan beracun.
Sedangkan fumarol merupakan uap air panas. Sementara solfatar adalah gas belerang
yang bisa berbahaya jika terlampau pekat. Adapun istilah awan panas yakni asap yang
keluar saat erupsi gunung api terjadi. Asap ini memiliki temperatur tinggi dan dapat
bergerak menuruni lereng dengan kecepatan hingga 200 kilometer per jam.
2.3. Jenis-Jenis Gunung Api
2.3.1 Jenis Gunung Api Berdasarkan Aktivitasnya
1. Gunung api aktif, yakni gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, letusan, dan
gempa.
2. Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki catatan erupsi sejak tahun 1600.
3. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu lalu istirahat. Misalnya
Gunung Ceremai dan Kelud.
Studi Kasus tentang Perbandingan antara Erupsi Gunung Bromo Tahun 2010-2011 dan
Erupsi Kompleks Gunung Tengger yang ditulis oleh Akhmad Zaennudin dalam Jurnal
Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol 2 No 1 April 2011: 21-37
Gunung Bromo adalah kerucut gunung api aktif yang paling muda dan sering mengalami
erupsi pasca pembentukan Kaldera Lautan Pasir dari Kompleks Gunung Tengger. Endapan
berupa jatuhan abu atau piroklastik dan didominasi oleh pasiran halus merupakan ciri khas
kompleks Gunung Tengger. Pembentukan kaldera umumnya menghasilkan endapan aliran
piroklastik. Disamping itu dalam pembentukan Kaldera Lautan Pasir juga tidak dijumpai adanya
endapan aliran piroklastik atau ignimbrite dalam volume yang cukup besar dan luas sebarannya.
Oleh karenanya, timbul pertanyaan mengenai hasil endapan batuan yang dihasilkan oleh
pembentukan kaldera tersebut. Metode penelitian ditekankan pada pengamatan endapan di
lapangan, mempelajari proses stratifigrafi dan analisis kimia material baru. Kompleks Gunung
Tengger adalah kompleks gunung api Kuarter, yang membentuk rangkaian vulkanik berarah
timur – barat. Kompleks Gunung Tengger ini dapat dikenali dari bentuknya berupa gunung api
raksasa yang bagian puncaknya terpancung.
Berdasarkan catatan erupsi yang terjadi, Gunung Bromo merupakan gunung api yang sangat
aktif dengan tenggang waktu antar erupsi beberapa bulan hingga 16 tahun. Pada kegiatan erupsi
di tahun 2010-2011 adalah erupsi freatomagmatik menghasilkan material yang didominasi oleh
abu sampai pasir halus. Endapan batuan seperti ini adalah ciri khas dari erupsi yang terjadi di
Kompleks Gunung Api Bromo – Tengger. Dalam evolusinya kompleks gunung api telah
mengalami dua kali pembentukan kaldera yang sangat dipengaruhi oleh kehadiran air. Sebaran
dari endapan freatomagmatik yang terjadi dari erupsi 2010 – 2011 ini cukup luas yang tersebar
ke wilayah di sekitar Kaldera Lautan Pasir karena terdorong oleh tiupan angin. Daerah yang
cukup parah terkena hujan abu tebal adalah daerah yang berada di sebelah timur dan timurlaut,
khususnya wilayah yang terdapat di dalam lembah Sapikerep. Daerah rawan lemparan material
pijar yang berukuran lapilli sampai bongkah adalah daerah di dalam Kaldera Lautan Pasir.
Berdasarkan komposisi kimia dari fragmen juvenile dalam endapan jatuhan piroklastik
termasuk dalam batuan trakhi andesit basaltik menurut dan andesit basaltik potassium tinggi .
Bila ditinjau dari kandungan silica (SiO2), maka masih memerlukan waktu cukup lama untuk
menuju ke erupsi yang lebih besar. Kandungan silika pada erupsi 2010 – 2011 terdapat sekitar 55
– 56 % berat, sedangkan pada pembentukan kaldera di kompleks ini mempunyai kandungan
silika sekitar 59 – 60 % berat.
BAB III
KESIMPULAN
Upaya pengendalian bahaya gunung api atau volkanisme dapat dilakukan dengan cara
mitigasi yaitu tindakan untuk mengurangi dampak bencana kepada masyarakat. Tetapi
disamping bahaya Vulkanisme ada pula manfaat dari vulkanisme yaitu dapat menyuburkan
tanah, menghasilkan Bahan galian, dapat dijadikan obyek wisata, dan menjadi area penyimpan
air hujan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Mulyaningsih, S. (2013). Vulkanologi. Yogyakarta: Akprind Press. (dikutip tanggal 14 November 2022)
Sumber Jurnal:
Zaennudin, A. (2011). Studi Kasus tentang Perbandingan antara Erupsi Gunung Bromo Tahun 2010-2011
dan Erupsi Kompleks Gunung Tengger. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, 21-37.
Nandi, S. (2006). Vulkanisme. Handouts Geologi Lingkungan, 1-19. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber Website: