BENTANGALAM VULKANIK
Planet bumi mempunyai struktur tertentu, yaitu kerak bumi, lapisan selubung, dan
inti bumi yang dapat memicu terjadinya dinamika dan bagian dalam inti bumi yaitu
tektonik dan gunung api. Tektonik gunung api merupakan dinamika bumi utama yang
menghasilkan bentukan-bentukan muka bumi makro, erosi, transportasi dan
sedimentasi membentuk bentukan muka bumi micro, seperti lembah-lembah dan
dataran. Adapun terbentunya gunung api yaitu pada jalur-jalur gunung api yaitu :
1. Terbentuknya didaerah pegunungan tengah samudra tempat
terpisahnya/mekarnya lempeng kulit bumi yang pecah saling menjauhi.
2. Terbentuk pada pertumbukan antara lempeng benua dengan lempeng
samudera dan lempeng samudera dengan lempeng samudera.
3. Terbentuk pada titik panas tempat keluarnya magma ke permukaan
(dibenua maupun di samudera)
Berdasarkan gejalanya terbentuknya gunung api terbagi atas dua macam yaitu:
a. Pergerakan lempeng
b. Gaya endogen
Adapun faktor yang mempengaruhi bentuk gunung api dan proses vulkanisme antara
lain:
1. Sifat magma (komposisi, kekentalan)
2. Tekanan (berhubungan dengan jumlah kandungan gas)
3. Kedalaman dapur magma
4. Faktor eksternal (iklim, suhu)
5. Klasifikasi gunung api
Berdasarkan lokasi pusat kegiatan, Rittman (1962) membuat klasifikasi letusan
gunung api yaitu :
1. Letusan pusat (terminal eruption), dimana lubang kepundan merupakan
saluran utama bagi peletusan.
2. Letusan samping (subterminal effusion), akan terbentuk apabila magma
yang membentuk still setempat menerobos ke permukaan, pada lereng
gunung api.
3. Letusan lateral (lateral eruption), dimana korok melingkar (ring dike)
dapat berfungsi sebagai saluran magma ke permukaan.
4. Letusan diluar pusat (excentrik eruption), terjadi dibagian kaki dan
kaitannya dengan lubang kepundan utama.
Macam-macam tipe gunung api antara lain yaitu :
a. Tipe Stromboli
Tipe ini diakibatkan adanya tekanan erupsi yang tidak terlalu kuat akan
tetapi berlangsung lama, hal ini disebabkan oleh magma yang cair,
tekanan gasnya sedang dan letak dapur magmanya dangkal. Contoh
leteusan Gunung Stromboli adalah Gunung Raung Di Jawa Timur.
b. Tipe Hawai
Tipe ini dicirikan oleh daya erupsinya yang lemah, antara lain karena
erupsinya yang lemah, antara lain karena lavanya cair, tekanan gasnya
rendah serta dapur magmanya dangkal. Contoh letusan Gunung Kilaue,
Mauna Kea Dana Mauna Lao.
c. Tipe Vulkano
Yang khas dari tipe ini adalah pembentukan awan debu benrbentuk bunga
kol, karena gas yang ditembakan keatas meluas hingga jauh diatas
wilayah. Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang
begitu cair. Dan samping dikeluarkan awan debu, tipe ini juga
menghasilkan lava. Berdasarkan kekuatan letusannya, tipe ini dibedakan
menjadi tipe vulkano kuat (G. Vesuvius, G. Etana) dan tipe Vulkano
lemah (G. Bromo, G. Raung). Peralihan antara kedua tipe ini pun
dijumpai, DiIndonesia minsalnya ditunjukkan oleh G. Kelud dan Anak
Bromo.
d. Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental, dapur magma yang relatief
dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Karena sifat lavanya tersebut,
maka akan terbentuk sumbat lava atau kubah lava sementara dibagian
bawahnya masih cair. Sumbat lava yang gugur akan menyebabkan
terjadinya awan panas guguran. Sedang semakin tingginya tekanan gas
karena pipa kepundan tersumbat akan menyebabkan sumbatan tersebut
hancur ketika terjadi letusan, dan akan terbentuk awan panas letusan.
e. Tipe Pelee
Tipe ini mempunyai viskositas lava yang hampir sama dengan tipe merapi.
Tetapi tekanan gasnya cukup besar. Ciri khas tipe pelee adalah peletusan
gas kea rah mendatar. G. Pelee pernah meletus pada tanggal 8 Mei 1902,
menghancurkan kota St. Pierre dengan serbuan awan panas bersuhu antara
2100-2300oC. Kecepatan luncurnya yang tinggi, sekitar 150 m/detik,
menyebabkan penduduk kota tersebut tidak sempat melarikan diri dan
30.000 jiwa menjadi korban.
f. Tipe St. Vincent
Lavanya agak kental, dan bertekanan gas menengah. Pada kawahnya
terdapat danau kawah, yang sewaktu terjadinya letusan akan dimuntahkan
ke luar dengan membentuk lahar letusan. Setelah danau kawah kosong,
disusul oleh hembusan bahan lepas gunung api berupa bom, lapilli dan
awan pijar. Suhu lahar letusan adalah sekitar 1000 o C. Contoh tipe ini di
Indonesia adalah G. Kelud yang meletus pada tahun 1906 dan 1909.
g. Tipe Perret Atau Tipe Plinian
Tipe ini dicirikan dengan tekanan gasnya yang sangat kuat, disamping
lavanya yang cair. Bersifat merusak dan diduga ada kaitannya dengan
perkembangan pembentukan kaldera gunung api. Peneliti pertama tipe ini
adalah plinius (99 SM), yaitu terhadap G. Vesivius, sehingga namanya
diabadikan untuk tipe letusan gunung api.
Menurut Walker, dkk (1992), fasies merupakan kenampakan suatu tubuh batuan
yang dikarekstikkkan oleh kombinasi dari litologi, struktur fisik, dan biologi yang
merupakan aspek pembeda dari tubuh batuan diatas, di bawah maupun disamping.
Pembangian fasies menurut Vessel dan Davies (1981) serta Bogie dan Mackenzie
(1998) menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Central/Vent Facies
Merupakan bukaan keluarnya magma dari dalam bumi kepermukaan.
Terletak di daerah puncak. Oleh sebab itu daerah ini dicirikan oleh asosiasi
batuan beku yang berupa kubah lava dan berbagai macam batuan terobosan
semi gunung api (subvolcanic necks), sill, retas, dan kubah bawah permukaan
(cryptodomes).
2. Proximal Facies
Merupakan kawasan gunung api yang paling dekat dengan lokasi sumber
atau fasies pusat. Terdapat dilereng atas gunung, asosiasi batuan pada kerucut
gunung api komposit sangat didominasi oleh perselingan aliran lava dengan
breksi piroklastika dan aglomerat.
3. Medial Facies
Merupakan kawasan gunung api yang berada dilereng bawah.
4. Distal Facies
Merupakan kawasan gunung api yang terdapat di bawah kaki dan dataran di
sekelilingnya.
Sesuai dengan batas fasies gunung api, yakni sejumlah ciri litologi (fisika dan
kimia) batuan gunung api pada suatu lokasi tertentu, maka masing-masing fasies
gunung api tersebut dapat diidentifikasikan berdasarkan data :
1. Inderaja dan geomorfologi
2. Stratigrafi batuan gunung api
3. Vulkanologi fisik
4. Struktur geologi
5. Petrologi-geokimia
Adapun bentuk-bentuk lahan asal vulkanik antara lain sebagai berikut :
a. Dike
Terbentuk oleh magma yang menerobos strata batuan sedimen dengan
bentuk dinding-dinding magma yang membeku di bawah kulit bumi,
kemudian muncul dipermukaan bumi karena erosi batuan di sekitarnya.
b. Vulkanic neck
Lava yang membeku dan mengeras didalam saluran luar karena tekanan
yang kuat dari bawah, kemudian muncul sedikit demi sedikit makin tinggi
diatas kepundan. Disebut spine karena bentuknya yang lancip mirip duri.
c. Kepundan
Cekungan atau lubang dengan dinding-dinding curam dipuncak kerucut
vulkan. Kepundan sering disebut juga sebagai kawah, merupakan titik pusat
terjadinya erupsi pada gunung api.
d. Kaki gunung api
Bagian paling bawah dari tubuh gunung api strato ditandai oleh relief
bergelombang, berombak hingga berbukit dengan kelas kemiringan lereng
miring, agak curam, hingga curam.
e. Dataran alluvial
Dataran yang terbentuk dari material hasil aktivitas gnung api yang
terangkut oleh tenaga aliran/sungai.
f. Padang lava
Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunung
api .biasanya terdapat pada lereng atas gununga api.
g. Padang lahar
Hampir sama dengan padang lava tetapi material hasil erupsi yang
diendapkan merupakan material lahar yang terdiri dari campuran bahan
kasar dan halus. Biasanya terdapat pada lereng bawah gunung api hingga
kaki gunung api.
h. Dataran antar gunung api
Merupakan dataran yang terletak diantara dua atau lebih gunung api.
i. Sumbat gunung api
Bentanglahan ini disebut juga sebagai kubah lava. Terbentuk karena
keluarnya magma hingga mencapai kepundan. Karena sifatnya yang asam
magma tidak segera mengalir ke lereng gunung api tetapi membeku di
kepundan dan membentuk sumbat gunung api.
j. Boka
Merupakan bentuklahan karena aktivitas keluarnya magma ke permukaan
bumi tetapi tidak membentuk kepundan. Contohnya Gunung Tidar, Gunung
Batok.
h. Kerucut parasitar
Merupakan kerucut anakan yang terbentuk bukan pada kepundan utama
tetapi pada lereng gunung api. Pembentukannya disebabkan oleh keluarnya
magma melalui saluran yang bercabang tidak melalui saluran utama.
5.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan Tujuan dari mempelajari bentangalam vulkanik ini sebagai
berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami bentuklahan vulkanik dan proses
perkembangannya.
2. Mahasiwa mampu mengidentifikasi bentuklahan vulkanik baik dari
pengamatan peta topografi maupun lapangan.
Kerucut strato-vulkano /
Perbukitan tebing yang sangat
V5 kemiringan lereng atas dan
curam hingga curam. Tersayat kuat.
tengan gunungapi
Pebukitan Denudasional
V14 Gunung Api (Gunung Tebing landai-curam, tersayat kuat
Berapi Terkikis & Kaldera)