Anda di halaman 1dari 14

A.

Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai
permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang
disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi
disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung
gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.

1.Instruksi Magma
Yaitu proses penerobosan magma ke dalam litosfer tetapi tidak mampu mencapai
permukaan bumi. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan di dalam dapur magma.

 Batolit, yaitu magma yang membeku di dalam dapur magma.


 Lakolit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku diantara
dua lapisan batuan berbentuk lensa cembung.
 Sill/keeping intrusi, batuan beku yang berbentuk diantara dua lapisan batuan,
berbentuk pipih dan melebar.
 Gang, yaitu magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak/miring,
berbentuk pipih dan melebar.
 Apofisa, yaitu batuan beku yang berbentuk dicabang-cabang gang, berukuran kecil.

2.Ekstrusi Magma
Yaitu gerakan magma mencapai permukaan bumi dalam bentuk letusan atau erupsi.erupsi
dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut:

a. Erupsi linear, yaitu keluarnya magma melalui retakan atau celah.

b. Erupsi sentral, yaitu keluarnya magma melalui terusan kepundan

 Gunung api perisai (tameng)


Terjadi akibat magma keluar sangat encer. Selanjutnya magma yang encer ini
mengalir kesegala arah membentuk lereng yang sangat landai, sekitar 10 – 100.
 Gunung Api Strato
Terjadi akibat erupsi eksplosip yang diselingi dengan erupsi efusif sehingga lerengnya
berlapis-lapis dan terdiri atas bermacam-macam batuan. Gunung api strato paling
banyak terdapat di dunia, seperti di Indonesia adalah gunung merbabu dan Merapi
Jawa Tengah, semeru dan Kelud (Jawa Timur).
 Gunung Api Maar
Terjadi akibat letusan ekspolosif yang membentuk lubang lingkaran besar di
permukaan bumi. Dapur magma yang kecil dan dangkal mengakibatkan letusan satu
kali dan mati. Gunung api maar tidak tinggi dan terdiri atas timbunan bahanbahan
padat atau efflata dan dibawahnya kadang-kadang terdapat air.

c. Erupsi Areal, yaitu keluarnya magma pada satu areal tertentu karena dekatnya dapur
magma dengan permukaan bumi. Berdasarkan kuat tidaknya letusan dan kandungan mineral
yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibedakan atas dua macam, yaitu :

1. Erupsi eksplosif, adalah erupsi atau letusan dan kandungan mineral yang dikeluarkan,
erupsi ini biasanya menyemburkan material vulkanik yang bersifat padat cair.
2. Erupsi efusif atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan karena tekanan gas kurang
kuat. Pada proses erufsi ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau
sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Selanjutnya
bahan-bahan tersebut mengalir pada lereng gunung sebagai aliran lava.

Proses Terbentuknya Ekstrusi Magma

Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:

Berdasarkan sifatnya

1. Erupsi eksplosif (letusan)


terjadi apabila letak dapur magma dalam dan volume gas besar, magma bersifat asam.
Material yang dikeluarkan adalah piroklastik dengan kandungan S1O2 tinggi,
misalnya bongkah, lapili, bom, pasir, abu dan debu. Bentuk Volkan adalah Sharp
Cone.
2. Erupsi effusif (lelehan)
Terjadi karena letak dapur magma dangkal, volume gas kecil, magma bersifat basa.
Material yang dikeluarkan berupa lava dengan kandungan S1O2. Bentuk volkan
rounded cone.
3. Erupsi campuran
Terjadi karena letak variasi dapur magma, volume gas dan sifat magma bersifat
intermedier tetapi biasanya cenderung basa. Bentuk Volkan Strato.

Berdasarkan bentuk dan lokasi kepundan

 ErupsiLinear
Terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang
sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia,
dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
 Erupsi Areal
Terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar
meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone
National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
 Erupsi Sentral
Terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk
gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan
lain-lain.

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan dikeluarkannya

1. Gunung Api Perisai


Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran
tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya
pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair
yang banyak.Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma
yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat
landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya:
Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2. Gunung Api Kubah
Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam.Aliran lava
yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk
lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang
membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup.Letusan yang sangat keras
dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak
gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika.Gunung api ini terjadi akibat adanya
letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya
sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari
timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang
kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau
Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
3. Gunung Api Strato
Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas
banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang.Lava dapat
mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras.Gunung api ini terjadi akibat erupsi
campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini
menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan.
Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia.
Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.

Berdasarkan Letusnya

 Tipe Hawaii
Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam
perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak
ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa.
Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan
Dieng, Jawa Tengah.
 Tipe Stromboli
Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang
sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering
dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.Bahan yang dikeluarkan berupa abu,
bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh letusan tipe Stromboli di
Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa.
 Tipe Vulkano
Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol,
karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah.Tipe ini
mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair.Di samping
mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava.Berdasarkan kekuatan
letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan
Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung
Raung).Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung
Kelud dan Anak Gunung Bromo.
 Tipe Perret
Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas
yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan
terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran
sebelum terjadinya letusan.Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan
bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di
Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873,
sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan
mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.
 Tipe Merapi
Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal dan
tekanan gas yang agak rendah.Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah
Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya
menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung
Galunggung di Jawa Barat.
B.Seisme
Seisme adalah getaran yang terjadi karena adanya tumpukan energi yang membuat lempeng
benua dan lempeng samudera bergetar. Jika tumpukan energinya besar, maka energinya akan
mampu menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya, yang kemudian
kita kenal dengan gempa bumi. Getaran tersebut dapat berupa getaran besar dan getaran
kecil, yang menentukan besarnya kerusakan di bumi.

 Berdasarkan dari penyebabnya, yaitu;

Gempa Bumi Tumbukan


Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis
gempa bumi ini jarang terjadi, menurut pencatatan sejarah salah satu gempa bumi yang
terjadi di masa lampau oleh karena tumbukan ini lah yang menyebabkan punahnya
Dinosaurus.

Gempa Bumi Tektonik


Jenis gempa bumi ini yang sering terjadi, Gempa Bumi jenis ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini
banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh pelepasan
tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

Gempa Bumi Vulkanik


Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung
api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya
ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya
terasa di sekitar gunung api tersebut dan dalam radius tertentu, tergantung kuat nya ledakan
yang terjadi.

Gempa Bumi Buatan


Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu/pasak bumi yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Pengukuran Gempa
1.Gelombang Gempa

Gelombang gempa dibedakan menjadi 2 yaitu Body wave dan Surface wave.
 Body wave

Body wave adalah gelombang yang merambat di interior bumi. Terdiri dari:
a.) Gelombang Primer / P-wave

Ciri-cirinya:
 Gelombang yang pertama kali dicatat seismograf
 Gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya searah
dengan arah rambatan.
 Kecepatan 330 m/s di udara, 1450 m/s di air dan 5000 m/s di granit.
 Bisa merambat di segala jenis medium ( padat, cair, gas )
 Relatif paling "lembut" dibandingkan dengan gelombang yang lain.
 Amplitudo kecil

b.) Gelombang Sekunder / S-wave

Ciri-cirinya:
 Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah gerak partikelnya tegak
lurus dengan arah rambatan.
 Kecepatan 60 % dari P-wave (artinya lebih lambat).
 Hanya bisa merambat di medium padat saja.
 Efek kerusakan lebih besar dari gelombang Primer.
 Amplitudo lebih besar dari gelombang Primer

2. Surface Wave

Surface wave adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi. Terdiri dari:
a.) Gelombang Cinta / Love wave
Ciri-cirinya
 Gelombang Tranversal, arah gerak partikelnya tegak lurus dengan araah rambatan.
 Kecepatan 70 % dari Gelombang Sekunder
 Paling merusak, terutama di daerah dekat epicentrum
 Getaran yang dirasakan manusia pertama kali
 Ditemukan oleh A.E.H Love pada 1911

b.) Rayleigh wave


Ciri-cirinya
 Gerakan eliptik retrograde/ ground roll ( tanah memutar kebelakang ), tapi secara
umum gelombangnya merambat ke depan, analoginya seperti gelombang laut.
 Sedikit lebih cepat dari Love wave (90% dari kecepatan Gelombang Sekunder)
 Ditemukan oleh Lord Rayleigh tahun 1885.
Alat Ukur Gempa

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau


sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada
permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Dalam
kajian seismologi ini diperlukan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting ialah
seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada dua macam seismograf, yaitu sebagai
berikut.
a.Seismograf horizontal,yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
b.Seismograf vertikal,yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.

Menentukan Pusat Gempa


Hukum laska merupakan suatu hukum yang menerangkan bagaimana cara mencari titik pusat
gempa. Titik pusat gempa yang berada di dalam bumi disebuthiposentrum.Sedangkan titik
pusat gempa yang berada di permukaan bumidisebut dengan episentrum.
Rumus Hukum Laska
Delta = {(S – P) – 1’} 1.000 km
Keterangan :
Delta : jarak episentrum dengan stasiun pencatat gempa
S : gelombang sekunder gempa
P : gelombang primer gempa
1’ : 1 menit
Cara Mencari Titi Pusat Gempa (Episentrum)
Contoh kasus :
Pada suatu daerah terjadi gempa. Berdasarkan tiga buah stasiun (stasiun A, B, dan C)
pencatat gempa, tercatat getaran gempa sebagai berikut ini :
Stasiun A

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.28’.25’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.30’.40’’

Stasiun B

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.30’.15’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.33’.45’’

Stasiun C

 Gelombang primer (P) pertama tercatat pukul 2.32’.15’’


 Gelombang sekunder (S) pertama tercatat pukul 2.36’.15’’

Untuk menentukan episentral dari masing – masing stasiun, caranya adalah sebagai berikut :
Delta A = {(2.30’.40’’ – 2.28’.25’’) – 1’} 1.000 km
= {2’.15’’ – 1’} 1.000 km
karena 1 menit = 60 detik, maka 1’.15’’ ditulis 75/60= {1’.15’’) 1.000 km
= 75/60 x 1.000 km
= 1.250 km
Artinya, jarak episntrum gempa yang tercacat dari stasiun A berjarak 1.250 km
Delta B = {(2.33’.45’’ – 2.30’.15’’) – 1’} 1.000 km
= {3’.30’’ – 1’} 1.000 km
= {2’.30’’} 1.000 km
= 150/60 x 1.000 km
= 2.500 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km
Delta C = {(2.36’.15’’ – 1.32’.15’’) – 1’} 1.000 km
= {4’ – 1’} 1.000 km
= {3’} 1.000 km
= 180/60 x 1.000 km
= 3.000 km
Artinya, jarak episentrum gempa yang tercatat di stasiun C berjarak 3.000 km
Dari ketiga episentral diatas, kita dapat memperoleh episentrumnya. Episentrum diperoleh
dari perpotongan ketiga lingkaran dengan radius (jari – jari) yang berupa jarak episentral
dari masing – masing stasiun diatas. Agar hasil dari perhitungan episentrum tersebut lebih
akurat, maka ada baiknya jika anda membuatnya dengan skala tertentu. Misalkan saja kita
peroleh gambar dan letak episentrum seperti berikut ini :

Dari Gambar tersebut dapat diketahui dimana letak episentrum dari gempa tersebut. Dalam
gambar tersebut letak episentrumnya berada pada daerah yang ditandai dengan bintang
kuning.

Skala Gempa
1.Skala Richter

Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap langkah menunjukkan


kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richtermenunjukkan
benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di
3 Skala Richter. Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richterterbuka, karena tidak
beroperasi tanpa batas atas. Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut:

Ukuran Keterangan
Skala
Richter

1,0 - 3,0 Tidak diberi label oleh manusia.

Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai


3,0 - 3,9
goyang.

Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar, permukaan air beriak-riak, daun


4,0 - 4,9
pintu terbuka-tutup sendiri.

Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding yang
5,0 - 5,9
lemah runtuh, dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang air.

Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya


6,0 - 6,9
bangunan lemah, retakkan di dalam tanah.

Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa


7,0 - 7,9 bangunan tetap, keretakan besar di tanah, rel kereta api rusak. Terjadi
kerusakan total di daerah gempa.

Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius


8,0 - …
seratus kilometer dari wilayah gempa.

Skala Merchali

Ukura
Keterangan
n

I Direkam hanya oleh seismograf.


II Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa.

III Getaran dirasakan oleh beberapa orang.

Getaran akan dirasakan oleh banyak orang. Porselin dan barang pecah belah
IV
berkerincing dan pintu berderak.

Binatang merasa kesulitan dan ketakutan. Bangunan mulai bergoyang. Banyak


V
orang akan bangun dari tidurnya.

VI Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.

VII Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan jalan.

VIII Pergeseran barang-barang dirumah.

IX Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan dinding yang roboh.

X Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah mencapai hingga 1 meter.

XI Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah longsor dan batu yang jatuh.

Hampir sebagian besar bangunan hancur, permukaan tanah perubahan menjadi


XII
radikal.

Skala Omori

No Derajat Keterangan
Getaran-getaran lunak, dirasakan oleh banyak orang tetapi
1. I tidak oeh semua orang.
Getaran-getaran yang terasa kerasnya sedang, semua
orang terbangun disebabkan bunyi barang-barang pecah,
2. II dan bunyi jendela dan pintu-pintu.
Getaran-getaran agak kuat, jam dinding berhenti, pintu dan
3. III jendela terbuka.
Getaran-getaran kuat, gambar-gambar di dinding jatuh,
4. IV serta retakan-retakan terlihat di dending.
Getaran-getaran sangat kuat, dinding-dinding dan atap
5. V rumah runtuh.
6. VI Rumah-rumah yang kuat runtuh.
7. VII Kerusakan-kerusakan umum.
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-vulkanisme/
https://blog.ruangguru.com/mengenal-seisme-dan-klasifikasinya
https://www.aca.co.id/Berita-Detail/Mengenal-Jenis-Gempa-Bumi-Berdasarkan-
Penyebabnya
http://klikgeografi.blogspot.com/2014/12/macam-macam-gelombang-gempa.html
https://sapakabar.blogspot.com/2015/02/hukum-laska-cara-mengetahui-pusat-gempa.html
https://sapakabar.blogspot.com/2015/02/hukum-laska-cara-mengetahui-pusat-gempa.html

Anda mungkin juga menyukai