Anda di halaman 1dari 13

BAB II

ISI

A. Gunung
Relief daratan merupakan tinggi rendahnya bentuk muka bumi didaratan,
diantaranya terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, delta
dan pantai.
Gunung adalah tonjolan muka bumi berbentuk runcing yang umumnya terpisah
jauh dari puncak yang lain. Sedangkan pegunungan adalah rangkaian gunung-gunung yang
terdiri dari lipatan muda, seperti Sirkum Pasifik dan Mediterania.
Selain pengertian di atas, bahwa gunung merupakan tanah yang menonjol diatas
lebih tinggi daripada wilayah di sekitarnya yang berbentuk akibat adanya gerakan lempeng
tektonik, gerakan epirogenik atau gerakan orogenik. Dibandingkan dengan bukit, gunung
bentuknya lebih tinggi dan lebih curam daripada bukit.
Gunung yang paling tertinggi di Indonesia adalah gunung puncak jaya di Papua
dengan ketinggian mencapai 6.030 meter. Gunung berapi yang tertinggi di Indonesia adalah
gunung kerinci di Pulau Sumatera dengan tinggi mencapai 3.805 meter. Di pulau jawa
gunung yang tertinggi adalah gunung semeru dengan dengan tinggi 3.675 meter.

B. Api
Pengertian api menurut National Fire Protection Association (NFPA), bahwa api
adalah suatu massa zat yang sedang berpijar yang dihasilkan dalam proses kimia oksidasi
yang berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan energi atau panas.
Timbulnya api ini sendiri disebabkan oleh adanya sumber panas yang berasal dari
berbagai bentuk energi yang dapat menjadi sumber penyulutan dalam segitiga api. Contoh
sumber panas yaitu: bunga api listrik dan busur listrik, listrik statis, reaksi kimia, g esekan
(friction), pemadatan (compression), api terbuka (open flame), pembakaran spontan
(spontaneous combustion), petir (lightning), dan sinar matahari.
Pada dasarnya api sendiri terdiri dari tiga unsur dasar yang saling terikat satu
dengan yang lain disebut sebagai segitiga api (fire triangle) yaitu panas, oksigen dan bahan

3
4

baker. Dan dengan ditambahnya reaksi kimia berantai yang terjadi antara ketiga unsur
tersebut maka terjadilah api yang menyala. Pada proses penyalaan, api mengalami empat
tahapan:
1. Incipien Stage (tahap permulaan)
Tahap ini terlihat adanya asap, lidah api atau panas, yang terbentuk partikel
pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu.
2. Smoldering Stage (tahap membara)
Tahap ini partikel pembakaran bertambah, membentuk asap, masih adanya api atau
panas yang signifikan.
3. Flame Stage
Tahap ini dimana tercapainya titik nyala dan mulai terbentuk lidah api, jumlah asap
mulai berkurang, sedangkan panas meningkat.
4. Heat Stage
Tahap terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam jumlah besar. Transisi
dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat, seolah-olah menjadi satu dalam
fase sendiri.

C. Gunung Berapi
Gunung berapi disebut juga vulkanisme. Jadi vulkanisme adalah segala peristiwa
yang berhubungan degnan keluarnya magma hingga mencapai permukaan bumi, baik
melalui rekahan dalam kerak bumi maupun dengan melalui sebuah pipa sentral yang
disebut terusan kepundan (diaterma). Dan vulkanisme merupakan proses pembentukan
muka bumi yang berhubungan dengan aktivitas gunung api. Kekuatan magma berasal dari
dapur magma yang memiliki daya yang besar, sehingga dapat menembus lapisan bumi dan
mengeluarkan material di permukaan bumi.
Hal ini terjadi pada batuan yang sangat kuat sehingga magma tidak mampu
menembus lapisan bumi. Jika lapisan bumi mengalami pengangkatan akibat dorongan
magma, maka akan terbentuk kubah (dome). Kubah yang lebih tinggi dari daerah
sekitarnya disebut pegunungan kubah (dome mountains).
Pegunungan patahan (block mountains) terjadi jika kulit bumi yang mengalami
patah, diikuti dengan dislokasi (perubahan posisi) dan pengangkatan. Pengangkatan lipatan
5

(folded mountains) terjadi jika batuan endapan mengalami tekanan menjadi suatu lipatan.
Pegunungan kompleks terjadi jika ada kombinasi dari beberapa peristiwa baik patahan
maupun lipatan.
Jadi berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gunung berapi adalah
gundukan atau kerucut yang tersusun dari batuan baku lelehan atau bahan yang berasal dari
magma. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi pada umumnya disertai letusan
gunung berapi.

D. Proses Pembentuknya Gunung Berapi


Gunung berapi terbentuk dari proses intrusi dan ekstrusi magma dari lapisan kulit
bumi. Selanjutnya permukaan magma pijar yang keluar membeku dan membentuk
timbunan. Gunung berapi terbentuk pada zona pemekaran lantai samudra. Pada zona ini,
gunung berapi muncul dan tersebar berderet disepanjang puncak pegunungan-pegunungan
yang mempunyai system rekahan pada kerak samudra tempat keluarnya magma dari
astenosfer yang bersifat basaltis. Magma yang keluar menjadi lava bantal dan membentuk
tepian kerak samudra baru.
Gunung berapi juga dapat muncul pada zona penunjaman atau subduksi.
Diantaranya gunung api dapat terbentuk bila kerak samudra menunjam kebawah menuju
kerak benua. Pada kedalaman tertentu, kerak samudra tersebut meleleh menjadi magma dan
naik keatas menembus kerak benua. Kerak benua yang dilalui oleh magma yang bersifat
basaltic dari kerak samudra ikut meleleh sehingga terjadi percampuran komposisi menjadi
magma yang anderistik yang akhirnya keluar di permukaan kerak benua menjadi gunun
berapi.
Gunung berapi yang magmanya anderistik dapat meletus eksplosif, yaitu selain
mengeluarkan lava pijar, gunung berapi tersebut dapat meledak dahsyat dengan
menerbangkannya mulai dari bongkah batuan sampai yang berukuran abu. Apabila erupsi
sering terjadi di permukaan, magma akan membentuk lapisan-lapisan timbunan yang
menambah tinggi gunung. Magma merupakan batuan cair pijar didalam kulit bumi yang
6

terjadi atas mineral dan gas yang larut didalamnya dengan temperature tinggi. Adapun
pembagian magma yaitu:
1. Instrusi magma
Aktifitas magma sebelum mencapai pada permukaan bumi yang menghasilkan
berbagai bentuk sebagai berikut:
a) Batholit adalah magma yang membeku didalam dapur magma
b) Lakolit adalah batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku
diantara dua lapisan batuan yang terbentuk seperti lensa cembung
c) Sill atau keeping intrusi adalah batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan
batuan dengan bentuk pipih dan melebar.
d) Gang atau korok adalah batuan beku yang pipih dan melebar, sebagai hasil intrusi
magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak atau miring
e) Apofisia adalah batuan beku yang terbenuk di cabang-cabang gang sehingga
ukurannya relative kecil.
2. Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah gerakan atau aliran magma yang mencapai permukaan bumi,
baik melalui terusan kepundan maupun celah-celah dan retakan-retakan.

➢ Erupsi
Berdasarkan bentuk lubang keluarnya magma, erupsi dibedakan menjadi tiga macam
yaitu:
a) Erupsi Linear
Keluarnya magma lewat rekahan yang memanjang sehinga membentuk
deretan gunung api, sedang hasil erupsi semacam ini adalah cair.
b) Erupsi Areal
Akibat letak magma dekat dengan permukaan bumi, maka permukaan bumi
terbakar dan magma meleleh ke permukaan bumi tersebut.
7

c) Erupsi Sentral
Peristiwa keluarnya magma ke permukaan kulit bumi melalui terusan
kepundan sehingga membentuk gunung api yang terpisah-pisah.

Erupsi sentral dibedakan menjadi tiga macam yakni:


a) Erupsi effusive, sebagian besar hasilnya adalah lava cair yang membentuk
tameng, sehingga disebut gunung api tameng atau perisai.
b) Erupsi eksplosif, sebagian besar hasilnya adalah bahan-bahan lepas.
c) Erupsi campuran atau mixed adalah sebuah erupsi eksplosif yang diselingi
(bergantian) dengan erupsi effusive. Sebagian besar hasilnya berupa bahan -
bahan lepas dan lava cair.

E. Macam-Macam Gunung Berapi


1. Letusan Hawaii
Secara umum letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu merusak.
Letusan ini memancarkan terlalu banyak material piroklastik keudara melainkan elbih
banyak material mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental dengan kandungan gas rendah.
Lava air mancur berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter keudara,
terjadi sesaat bisa juga beberapa jam. Alirannya mengalir secra teratur dari satu lubang
kemudian membentuk danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan lainnya.
Lava mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman dan
pepohonan disekitarnya, gerakan cukup lamban sehingga penduduk sekitar untuk jenis
letusan ini dijumpai pada pegunungan berapi di kepulauan Hawaii.
2. Letusan Stromboli
Letusan ini secara umum tidak menghasilkan aliran lava namun sebagian lava
mengalir akan menyertai proses letusan. Letusan ini telah mengeluarkan sejumlah kecil api
tepra.
Jenis letusan ini tidak terlalu berbahaya dan cukup menarik perhatian. Letusan ini
mengeluarkan sejumlah lava kecil yang menjulang tinggi 15 hingga 90 meter ke udara,
8

dengan letupan-letupan pendek. Lava kental sehingga tekanan gas harus terlebih dahulu
meningkat sebelum mendesak material-material yang terbang keudara. Ledakan
strombolian dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom namun letusannya
relative kecil.
3. Letusan Vulkano
Kebanyakan gunung berapi letusannya mengeluarkan bahan-bahan padat dan cair.
Bahan-bahan padat (misalnya: bom, abu, dan lapili) keluar dengan dilemparkan, sedang
bahan-bahan yang berupa zat cair (lava), keluarnya dengan dimuntahkan.

➢ Gunung berapi letusan vulkano dibagi menjadi dua, yaitu:


1. Letusan vulkano kuat adalah gunung berapi yang letusannya banyak mengeluarkan
bahan padat yang dilemparkan, hingga mencapai ketinggian tertentu dan dengan jarak
yang cukup jauh, serta bahan cair yang dimuntahkan pun cukup banyak. Hal ini
dikarenakan adanya tekanan gas yang sangat kuat serta letak dapur magma yang cukup
dalam.
2. Letusan vulkano lemah
3. Letusan Hidrovulkanik
Letusan gunung berapi terjadi di dekat samudra, awan mendung atau wilayah
lembab lainnya, interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap yang
unik. Dalam proses ini magma yang panas memanaskan air hingga terjadi uap.
Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat menyebabkan ledakan dalam
partikel-partikel air yang dapat memecahkan material piroklastik dan selanjutnya
menciptakan debu api. Letusan ini dapat melelehkan salju dalam skala besar sehingga
mengakibatkan terjadinya banjir banding dan tanah longsor.
4. Letusan Perret
Ciri utama gunung berapi ini memiliki gas yang sangat tinggi dan dapur magma
yang sangat dalam sehingga letusannya disertai material yang menyembur menjulang
tinggi ke angkasa, serta dihiasi awan bunga kol diujungnya.
9

Letusan perret termasuk yang sangat merusak karena ledakanny sangat dahsyat.
Letusan gunung tipe perret sangat hebat sehingga puncak gunung tipe tersebut
tenggelam atau dinding kawahnya merosot yang kemudian membentuk kaldera. Letusan
krakatau pada tahun 1883 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan
fase gas setinggi 50 km.
5. Letusan Rekahan
Letusan rekahan terjadi apabila magma mengalir keatas melalui celah-celah di tanah
dan bocor keluar ke permukaan. Hal ini seringkali terjadi pada lokasi dimana
pergeseran lempeng menimbulkan retakan besar di penampung bumi. Dan menciptakan
landasan gunung berapi ini dengan sebuah lubang dibagian tengahnya.
Letusan ini dapat mengeluarkan lava yang sangat berat meskipun lavanya sendiri
bergerak dengan sangat lamban. Letusan ini juga ditandai dengan adanya tirai api,
dimana tirai api ini.
6. Letusan Pelee
Letusan ini biasanya di puncak gunung berapi terdapat sumbat dan kawah yang
bentuknya seperti jarum. Dengan adanya sumbatan kawah tersebut maka tekanan gas
menjadi bertambah besar dan jika sumbat kawah tidak kuat maka terjadilah letusan
yang cukup besar.
7. Letusan Sint Vincent
Letusan gunung berapi ini adalah letusan gunung berapi yang mempunyai danau
kawah. Jika terjadi letusan, maka air danau pada kawah ikut tumpah bersama-sama
dengan lava yang masih panas. Contoh: Letusan gunung Sint Vincent pada tahun 1902
dan Gunung Kelud tahun 1919
8. Letusan Merapi
Gunung berapi letusan merapi kebanyakan mengeluarkan lava kental, sehingga
menyumbat mulut kawah. Dengan adanya sumbatan tersebut, tekanan-tekanan gas
menjadi bertambah berat sehingga sumbatan dapat terpecah-pecah dan terangkat keatas
10

hingga akhirnya terlempat keluar dan menuruni lereng gunung sebagai ladu
(gloedlowine), bahkan ada yang menjadi awan panas (gloedwolk).
Dengan demikian gunung berapi letusan merapi sangat berbahaya bagi kehidupan
penduduk di sekitarnya.

F. Bentuk Gunung Berapi


Pembentukan gunung berapi dipengaruhi oleh padat atau cairnya magma. Menurut
bentuk kerucutnya, gunung berapi di bagi menjadi tiga tipe yaitu:
1) Gunung Berapi Bentuk Kerucut
Bentuk kerucut biasanya ditemukan pada gunung berapi yang masih aktif.
Bentuk gunung berapi kerucut disebut juga gunung berapi bentuk strato.
Gunung berapi bentuk kerucut terjadi karena material yang dikeluarkan
melalui lubang kepundan pada saat meletus bentuknya kental dengan letusan kuat,
sehingga magma akan terlempar kelereng-lereng gunung.
Jadi, terbentuknya gunung berapi bentuk kerucut dipengaruhi oleh letusan
lemah yang terjadi berulang-ulang, sehingga magma membentuk kerucut dan
terlihat berlapis-lapis. Contoh gunung berapi bentuk kerucut adalah Gunung
Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
2) Gunung Berapi Bentuk Prisma
Gunung berapi berbentuk prisma disebut juga gunung berapi bentuk perisai.
Cirri gunung berapi berbentuk prisma adalah mempunyai puncak yang lebar atau
berpuncak rata.
Gunung berapi bentuk prisma mempunyai lereng dengan tingkat kemiringan
antara 1º-10 º. Contoh gunung berapi bentuk prisma adalah gunung berapi di
Kepulauan Hawaii.
3) Gunung Berapi Bentuk Corong
Gunung berapi benuk corong disebut juga Gunung berapi bentuk maar. Ciri
Gunung berapi bentuk corong adalah memiliki puncak yang lubang kepundannya
11

lebar, berbentuk corong, dan dikelilingi dinding yang terjal. Gunung berapi bentuk
corong terjadi karena yang sangat kuat dan terjadi hanya satu kali.
Proses terjadinya gunung berapi corong yaitu pada saat gunung meletus bagian
puncak gunung terlempar dan membuat lubang kepundan berbentuk corong yang
besar. Contoh gunung berapi bentuk corong adalah Gunung Lamongan di Jawa
Timur.

G. Tanda-Tanda Gunung Berapi Akan Meletus


Di Indonesia memiliki beberapa Gunung berapi yang aktif yang dapat meletus
secara tiba-tiba, karena adanya gangguan lempeng tektonik disekitar gunung berapi
tersebut. Untuk menghindari adanya korban akibat letusan gunung berapi tersebut.
Kita perlu waspada dan hati-hati apabila akan terjadinya Gunung berapi yang
meletus itu, untuk baiknya kita perlu mengetahui tanda-tandanya Gunung berapi
yang akan meletus, diantaranya sebagai berikut:
1. Sering terjadi gempa vulkanik didaerah sekitarnya
2. Banyak binatang yang turun dan berpindah
3. Sering terdengar suara gemuruh
4. Banyak sumber air yang mengering
5. Terjadi kenaikan temperature didaerah sekitar kawah.

H. Proses Letusan Gunung Berapi


Meletusnya Gunung berapi diawali dengan kondisi panas didalam bumi yang
telah melebihi ambang batasnya. Sehingga dari kawah keluar uap air dalam jumlah
yang sangat besar dan sangat panas dengan membawa benda-benda seperti abu,
lava, kerikil, batuan, pasir dan bahan-bahan lainnya.
Tanah berguncang dengan sangat dahsyat dan terjadi suara gemuruh sekali.
Hingga jalur gas dan benda-benda padat yang keluar banyak dari puncak gunung
berapi secara tegak lurus dengan menyembur yang sangat tinggi keatas kembali
kebawah kemudian keatas dan seterusnya secara berulang-ulang.
12

Adanya magma yang mencapai bagian luar kerak bumi dan akhirnya mencari
jalannya kepermukaan bumi yang lewat celah-celah retakan kerak. Bahan cair
terlembar keatas adanya kekuatan eksplosi dari dalam bumi. Dan apabila bahan
tersebut tidak keluar dari kawah maka celah-celah dalam bentuk lava yang lebih
encer.
Gesekan benda-bendsa tersebut keluar dari celah-celah yang menyebabkan
terjadinya listrik statis. Listrik statis berupa petir yang kian kemari terdengar suara
gemuruh dari petir tersebut.
Semburan timbul karena disoroti oleh lava yang berpijar dalam kawah,
sehingga lava pijar itu terlihat tampak menyala seperti sinar yang memancar ke luar
permukaan bumi. Semburan yang keluar kawah begitu padat dan raptnya
menghalangi dari sinar atau cahaya matahari. Sehingga Gunung berapi itu terlihat
gelap baik didaerah sekitarnya.
Kondensasi uap air yang naik tinggi menimbulkan awan terisi air sehingga
terjadi hujan air. Hujan air yang lebat disebabkan oleh kondensasi udara yang
lembab yang ditarik keatas oleh gerakan udara keatas. Sehingga gerakan dari udara
itu terjadi kemuntahan gas di puncak Gunung berapi.
Ketika hujan lebat, sungai dan Lumpur serta lava yang sangat panass dan encer
itu akan mengalir dengan aliran yang deras dari hulu gunung berapi sampai ke hilir
Gunung berapi. Aliran yang deras itu dapat mengubur wilayah disekitar kaki
Gunung berapi dan juga menimbulkan kesuburan bagi tanaman yang sangat
diperlukan oleh manusia.

I. Bahan-Bahan Yang Dikeluarkan Gunung Berapi


Bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yakni sebagai berikut:
a. Bahan-Bahan Cair
13

Bahan cair ini terjadi jika lava bersifat cair, posisi puncak kepundan tidak
terdapat sumbatan, dan erupsi secara effusive. Bahan cair dapat dibedakan
menjadi:
a) Lava adalah magma yang meleleh dipermukaan bumi
b) Lahar panas, lava panas yang bercampur dengan air dan merupakan Lumpur
panas yang mengalir.
c) Lahar dingin, terjadi karena efflata porus di puncak Gunung berapi menjadi
Lumpur pada waktu hujan lebat dan mengalir pada lereng dan lembah-
lembah.
b. Bahan-Bahan Gas atau Ekshalasi
Gas yang dikeluarkan gunung berapi berupa:
a) Gas belerang (HS) yang disebut sulfatara
b) Gas uap air (HO, N) yang disebut fumarol
c) Gas asam arang yang disebut mofet.
d) Uap air (H²O)
e) Karbondioksida (CO²)
f) Sulfur dioksida (SO²)
g) Klorin (CI) dan Florin (F)
c. Bahan-Bahan Padat (Efflata)
Menurut ukuran besarnya, efflata dibagi menjadi berikut:
a) Bom, merupakan batu-batuan besar
b) Lapili, ukuran sebesar kerikil
c) Pasir
d) Abu atau Debu
e) Lumpur padat
14

J. Akibat Letusan Gunung Berapi


Akibat meletusnya gunung berapi ditentukan dari kerugian dan keuntungan
yang dapat diketahui oleh manusia. Untuk itu diantara akibat meletusnya gunung
berapi secara umum adalah sebagai berikut:
1. Banjir Lahar
Banjir lahar dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a) Lahar panas merupakan aliran panas dengan Lumpur yang terjadi karena
hujan yang dimuntahkan dari kepundan.
b) Lahar dingin merupakan aliran air dengan Lumpur yang terjadi karena
hujan lebat setelah gunung berapi meletus.
Dari kedua lahar tersebut akan mengakibatkan rusaknya tanah pertanian
sebab tanah bisa tertimbun dan tanah yang subur tertutup formasinya.
2. Banjir Lava
Lava dengan temperature yang tinggi mengalir dari puncak gunung
sehingga apa saja yang dilakukan menjadi hancur dengan mengakibatkan
banjir lava.
3. Awan Emulsi
Awan emulsi merupakan awan yang panas sekali, sehingga mengakibatkan
awan yang sangat panas dengan membahayakan warga sekitarnya.

K. Pengaruh Vulkanisme (Gunung Berapi) Terhadap Kehidupan Manusia


1. Pengaruh Gunung Berapi yang Merugikan
a. Korban jiwa dapat terjadi akibat menghirup gas beracun.
b. Abu vulkanis di udara dari letusan gunung berapi dapat mengganggu
penerbangan.
c. Letusan gunung berapi yang terjadi di laut (missal: Gunung Krakatau di Selat
Sunda), dapat menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang mengakibatkan
rusaknya daerah pantai.
15

d. Bila gunung berapi yang meletus itu terletak dibawah permukaan air laut,
maka pada waktu terjadi letusan dapat menyebabkan terjadinya gelombang
tsunami.
e. Gunung berapi yagn tinggi dan berderet dapat membentuk daerah bayangan
hujan.
f. Gunung berapi pada waktu meletus mengeluarkan lava pijar dapat
menghanguskan apa saja yang dilaluinya, baik manusia, hewan dan tumbuhan.
g. Pada waktu terjadi letusan, kemungkinan terjadi banyak korban.

2. Pengaruh Gunung Berapi yang Menguntunkan


a) Abu Vulkanik yang dikeluarkan bersifat menyuburkan tanah pertanian.
b) Gejala post vulkanik menjadi obyek wisata yang menarik
c) Daerah disekitar gunung berapi biasanya berupa hujan yang lebat.
d) Daerah disekitar gunung berapi yang tinggi merupakan daerah penangkap
hujan.
e) Bahan-bahan galian, misalnya: belerang, besi, emas, perak dan sebagainya
biasanya terletak dekat vulkan.
f) Bahan-bahan bangunan, misalnya pasir, batu, dan batu apung banyak
dihasilkan di daerah vulkan.

Anda mungkin juga menyukai