Anda di halaman 1dari 86

Bentuk-bentuk Muka Bumi

• Permukaan bumi yang kita tempati ini bentuknya


bervariasi, ada yang datar, bergelombang, ada yang
tinggi dan ada juga yang rendah. Bentuk permukaan
bumi yang demikian disebut dengan relief
permukaan bumi. Bentuk relief permukaan bumi
tidak tetap, tetapi selalu mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Perubahan relief permukaan bumi
terjadi karena adanya tenaga geologi, yaitu tenaga
pembentuk muka bumi dari dalam (endogen) dan
tenaga pembentuk dari luar (eksogen).
• Permukaan bumi terdiri atas daratan dan lautan.
Permukaan bumi terdiri atas daratan
dan lautan.
1. Bentuk Muka Bumi
(Relief) Daratan
    

Gunung, pegunungan, bukit, daratan


rendah, lembah dan lain-lain
2. Bentuk Muka Bumi
(Relief) Lautan

Dangkalan (shelf), Palung Laut atau trog,


Lubuk laut atau bekken, ambang laut,
pesisir, pantai,
dan kedalaman laut.
TENAGA YANG MEMPENGARUHI
BENTUK MUKA BUMI
1. TENAGA ENDOGEN

Tenaga endogen adalah tenaga yang


berasal dari dalam bumi. Tenaga ini pada
umumnya memberikan berbagai bentuk
relief kulit bumi dan bersifat membangun.
Tenaga ini dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Tektonisme

Proses Tektonisme bisa


disamakan dengan dislokasi/
perpindahan yang berarti
disertai dengan perubahan
letak lapisan kulit Bumi dari
kedudukan semula.
a. Epirogenesa
Gerakan ini berlangsung dengan sangat
pelan sehingga kadang tidak kita rasakan.
Ada dua Epirogenesa:
1.Epirogenesa positif, yaitu gerakan yang
mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat naik.
2.Epirogenesa negatif, yaitu gerakan yang
mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi,
sehingga permukaan air laut terlihat turun.
b. Gerak Orogenesa

Gerakan ini merupakan gerakan pembentuk


pegunungan lipatan maupun patahan.
Terjadi dalam waktu yang relatif lebih
singkat.
1.Lipatan
Lipatan terjadi ketika dua lempeng kerak
bumi yang saling berhadapan
bertabrakan.
Jenis-jenis Lipatan
1)       Lipatan tegak yaitu lipatan yang mempunyai
antiklinal dan sinklinal dengan letak yang simetrik 
terdapat sumbu lipatan di sampingnya.
2)      Lipatan miring yaitu lipatan  yang mempunyai
antiklinal agak miring
3)      Lipatan rebah yaitu lipatan yang terjadi karena
adanya tekanan yang kuat yang mendorong
bagian dasar dari lipatan.
4)      Lipatan menutup yaitu lipatan yang mempunyai
antiklinal dan sinklinal  yang lebih miring daripada
lipatan miring.
5)      Lipatan isoklinal yaitu lipatan yang mempunyai
beberapa antikinal yang relatif sejajar.
2. Patahan
• Patahan terjadi karena tekanan yang kuat
dan cepat, sehingga batuan sudah
terpisah satu sama lain. Daerah di
sepanjang patahan umumnya merupakan
pusat gempa bumi karena selalu
mengalami pergeseran batuan kerak
bumi. Istilah-istilah yang berhubungan
dengan patahan antara lain :
1. Graben

2. Horst
yaitu tanah turun, yang
merupakan suatu depresi
yang terbentuk antara dua
patahan atau penurunan di
bagian tengahnya

yaitu tanah naik, bila di


bagian antara dua patahan
mengalami pengangkatan
menjadi lebih tinggi dari
sekitarnya
3. Fault
scrap

yaitu suatu dinding terjal (cliff)


yang dihasilkan oleh patahan,
pada salah satu blok bergeser ke
atas menjadi lebih tinggi.
2. Vulkanisme

• Vulkanisme adalah segala kegiatan


magma dari lapisan dalam litosfer yang
bergerak ke lapisan yang lebih atas atau
keluar ke permukaan bumi (dalam arti
luas). Pergerakan magma sebagai ciri
aktivitas magma dibedakan sebagai
berikut :
A. INTRUSI MAGMA

Intrusi Magma adalah aktivitas magma di


dalam lapisan litosfera, memotong atau
menyisip litosfer dan tidak mencapai
permukaan bumi. Intrusi magma disebut
juga plutonisme. Bentuk-bentuk intrusi
magma sebagai berikut.
• Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur
magma, terjadi karena penurunan suhu yang lambat.  
• Lakolit, yaitu magma yang menyusup di antara
lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di
atasnya terangkat sehingga cembung, sedangkan
alasnya rata.  
• Sill, yaitu lapisan magma tipis yang menyusup di
antara lapisan batuan di atas, datar di bagian atasnya.
 
• Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang
memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau
lempeng.  
• Apofisa, yaitu cabang dari irupsi korok (gang).  
• Diatrema, yaitu batuan yang mengisi pipa letusan.
B. EKSTRUSI MAGMA
Ekstrusi Magma adalah kegiatan magma yang
mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma
merupakan kelanjutan dari intrusi magma. Bahan
yang dikeluarkan pada saat terjadi proses
ekstrusi magma, terutama ketika terjadi letusan
gunung api adalah dalam bentuk material padat
yang disebut eflata/piroklastik dan dalam bentuk
cair berupa lava dan lahar, serta dalam wujud
gas, seperti belerang, nitrogen, gas asam arang,
dan gas uap air. Menurut bentuknya, ekstrusi
magma dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
Tipe-tipe Gunung Api
1. Gunung Api Kerucut
(Strato)

2. Gunung Api kubah

3. Gunung Api Maar


(Perisai)
Gunung api merupakan bukit-bukit berbentuk
kerucut atau pegunungan yang terbentuk di
dekat ventilasi yang terhubung ke sebuah
reservoir magma. Tipe-tipe dari gunung api
dipengaruhi oleh faktor utama adalah jenis
magma. Sehingga dari bentuk gunung api
yang terlihat dapat diidentifikasi jenis magma
secara umum. Berikut ini beberapa tipe
gunung api yang terbentuk oleh masing-
masing jenis magma yang berbeda-beda.
1. Stratovolcano
seperti kerucut dengan sisi yang curam.
Tipe gunung api ini terbentuk pada letusan
besar yang terdiri dari aliran lava, tefra, dan
aliran piroklastik. Letusan besar terjadi
karena komposisi magma yang sangat
kental. Magma rhyolitic yang kaya dengan
silika terdistribusi pada daerah lempeng
benua terutama pada zona subduksi. Pada
saat pembentukan gunung api ini
berdasarkan berada di daerah lempeng
benua.
2. Cinder cone

merupakan bukit berbentuk kerucut


yang curam terbentuk di atas ventilasi
magma. Cinder cone biasanya terbentuk
oleh letusan sejenis Strombolian. Cinder
cone dibangun dari lava fragmen-fragmen
yang disebut abu vulkanik. Tipe gunung
api ini jarang memiliki tinggi hingga 250m.
3. Shield volcano
merupakan jenis gunung api terbesar di
dunia. Tipe ini terbentuk dari aliran lava
basalt dan memiliki kemiringan yang landai.
Gunung api ini tidak menghasilkan letusan
yang besar karena magma yang dikeluarkan
memiliki sifat encer. Magma basalt dengan
viskositas rendah ini biasa muncul di daerah
hotspot tengah samudera dan daerah batas
lempeng divergen. Tipe gunung api ini lebih
sering muncul di tengah samudera.
4. Mud volcano
merupakan jenis gunung api terkecil di
dunia. Tipe ini hanya memiliki tinggi 2-
3 meter. Gunung api ini terbentuk dari
campuran air (panas) dan sedimen
yang berasal dari erupsi gunung api
besar disekitarnya. Suhu pada
pembentukan tipe gunung api ini lebih
rendah. Material yang dikeluarkan
seperti bubur halus dalam cairan
seperti air dan hidrokarbon cair.
5. Lava dome
terbentuk karena pendinginan lava
kental yang keluar dari ventilasi
gunung api. Lava kental ini mengalir
dengan perlahan, jadi lava lebih cepat
membeku dengan perpindahan dalam
jarak yang pendek dari sumber
letusan. Lava-lava yang telah
membeku membentuk tumpukan
seperti kubah kecil.
6. Caldera
merupakan sebuah kawasan
runtuhnya gunung api. Sebuah
keruntuhan dipicu oleh pengosongan
magma di bawah gunung berapi,
biasanya sebagai hasil dari
letusan besar gunung api.  
7. Volcanic fissure vent
merupakan tempat keluar lava
yang melalui retakan-retakan yang
diterobos oleh lava. Tipe vulkano ini
tidak memiliki kawah utama sama
sekali. Lava yang keluar merupakan
lava yang sangat cair sehingga
menyebar jauh dan luas.
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran
(goncangan) yang terjadi karena
pergerakan (bergesernya) lapisan batu
bumi yang berasal dari dasar atau bawah
permukaan bumi dan juga bisa
dikarenakan adanya letusan gunung
berapi. Gempa bumi sering terjadi di
daerah yang berada dekat dengan gunung
berapi dan juga di daerah yang dikelilingi
lautan luas.
Faktor-faktor Penyebab Gempa
Bumi
Faktor yang pertama disebabkan karena
bergeser dan terpisahnya lapisan-lapisan
yang terdapat dalam kerak bumi. Yang
kedua, karena adanya letusan gunung berapi
yang sangat dahsyat. Letusan yang dahsyat
tersebut juga selain menyebabkan
goncangan yang kuat juga sering
menyebabkan adanya gelombang ombak
yang sangat tinggi di lautan yang terkenal
dengan nama gelombang "Tsunami".
JENIS-JENIS GEMPA BUMI
Dari faktor-faktor penyebab terjadinya, maka gempa
bumi dapat digolongkan menjadi dua. Pertama di
sebut gempa "Tektonik". Gempa Tektonik terjadi
karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting
(lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari "Tektonik
Plate" menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa
lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan
kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan
seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan
sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
Gempa Tektonik.
Keterangan Gambar :
Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "L"
Gambar 2 (Tengah) : Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "P"
Gambar 3 (Paling Kanan): Gambar bergesernya lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"

Keterangan Gambar :
Gambar 1 (Paling Kiri) : Gambar bergesernya
lapisan bumi, dinamakan gelombang "L"
Gambar 2 (Tengah) : Gambar bergesernya
lapisan bumi, dinamakan gelombang "P"
Gambar 3 (Paling Kanan): Gambar bergesernya
lapisan bumi, dinamakan gelombang "S"
Akibat Yang Ditimbulkan Oleh
Gempa Bumi
Gempa bumi memiliki kekuatan yang bervariasi, yakni
gempa yang berkekuatan rendah, sedang dan tinggi..
Apabila gempa bumi berkekuatan sedang dan tinggi
terjadi didekat daratan maka akan  menimbulkan
kerusakan secara fisik yang hebat. Contohnya:
- jalan raya terputus
- seluruh bangunan terbelah
Gempa bumi juga dapat menimbulkan bencana
sekunder. Contohnya :
- terputusnya listrik, telepon, jaringan air minum.
- kebakaran, ledakan dan kekeringan.
JENIS - JENIS BATUAN
a. Batuan Beku (Batuan Magma/Vulkanik)
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari magma yang membeku.
Magma merupakan benda cair yang
sangat panas dan terdapat di perut bumi.
b. Batuan Endapan (Batuan Sedimen)
Batuan endapan adalah batuan yang
terbentuk dari endapan hasil pelapukan
batuan. Batuan ini dapat pula terbentuk
dari batuan yang terkikis atau dari
endapan sisa-sisa binatang dan
tumbuhan.
Jenis Batuan endapan, Ciri-Ciri, dan
Proses Terbentuknya :
c. Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan malihan (metamorf) berasal dari
batuan sedimen yang mengalami
perubahan (metamorfosis). Batuan
sedimen ini mengalami perubahan karena
mendapat panas dan tekanan dari dalam
Bumi. Jika mendapat panas terusmenerus,
batuan ini akan berubah menjadi batuan
malihan.
Jenis Batuan Malihan, Ciri-Ciri, dan Proses
Terbentuknya
PELAPUKAN
Pelapukan adalah penghancuran
massa batuan yang dipengaruhi oleh
iklim, stuktur batuan, topografi, dan
faktor biologis (tumbuhan, hewan dan
manusia). Pelapukan dapat
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
Penjelasan ketiga jenis tersebut adalah:
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada proses ini batuan akan mengalami
perubahan fisik baik bentuk maupun
ukuranya.
Batuan yang besar menjadi kecil dan
yang kecil menjadi halus. Pelapukan ini di
sebut juga pelapukan mekanik sebab
prosesnya berlangsung secara mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

1.Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.

Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim


kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun
temperatur pada siang hari dapat mencapai 50
Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas.
Batuan menjadi mengembang, pada malam hari
saat udara menjadi dingin, batuan mengerut.
Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan

Jika air membeku maka volumenya akan mengembang.


Pengembangan ini menimbulkan tekanan, karena
tekanan ini batu- batuan menjadi rusak atau pecah
pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim
sedang dengan pembekuan hebat.

3. Berubahnya air garam menjadi kristal.

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang


hari airnya menguapdan garam akan mengkristal. Kristal
garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di
daerah pantai.
b. Pelapukan organik/ Biologis

Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang


tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan
pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang
yang dibuat oleh binatang.

Pengaruh yang disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini


dapat bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu
berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang
dapat merusak tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu
berupa zat asam yang dikeluarkan oleh akar- akar serat makanan
menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan
sehingga garam-garaman mudah diserap oleh akar. Manusia juga
berperan dalam pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon,
pembangunan maupun penambangan.
Contoh Pelapukan organik/
Biologis
c.Pelapukan kimiawi

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi


yang umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak
jelas terjadi pada pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini
berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang
banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan
mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini
merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.
Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan
kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air
hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
Erosi
Erosi adalah suatu proses
pengahncuran tanah dan
kemudian dipindahkan ke tempat
lain oleh kekuatan air, es, angin
dan gravitasi.
Penyebab Terjadinya Erosi

Ada dua penyebab utama terjadinya erosi yaitu :


1. Erosi karena sebab alamiah dan erosi karena
aktivitas manusia. erosi alamiah dapat terjadi karena
proses pembentukan tanah dan proses erosi yang
terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah
secara alami. Erosi karena factor alamiah umumnya
masih memberikan media yang memadai untuk
berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. 

•  
2. Sedang erosi karena kegiatan
manusia kebanyakan disebabkan
oleh terkelupasnya lapisan tanah
bagian atas akibat cara bercocok
tanam yang tidak mengindahkan
kaidah-kaidah konservasi tanah atau
kegiatan pembangunan yang bersifat
merusak keadaan fisik tanah, antara
lain, pembuatan jalan di daerah
dengan kemiringan lereng besar.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi
diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks
erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan
dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai
intensitas hujan yang terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar
kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan
tanah terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi
suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah
sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki
kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah
yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih
4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar
tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat
jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari
timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki
susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi
maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi,
manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan
lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan
tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan
laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan
dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal
pertanian,dan lain-lain.
Proses Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengendapan material-
material hasil erosi yang dibawa oleh tenaga
pengangkut seperti air, angin, gelombang laut, dan
gletser. Material-material hasil erosi tersebut pada
jarak tertentu akan mengalami penurunan kecepatan
gerak atau berhenti sama sekali. Material yang lebih
besar akan diendapkan terlebih dahulu dibanding
dengan material yang lebih halus. Berdasarkan
tenaga yang mengangkutnya sedimentasi dibagi atas:
sedimentasi air sungai, air laut, angin dan gletser.
Sedimentasi air sungai:
* delta, yaitu suatu bentuk lahan yang dibentuk
dari endapan sedimen pada mulut suatu
sungai, baik di laut maupun di danau.
* kipas aluvial, terbentuk karena adanya
perubahan atau penurunan kekuatan arus
sungai akibat perubahan kemiringan, dimana
sungai yang berasal dari pegunungan tiba-tiba
mencapai daratan rendah yang memiliki
perbedaan tinggi yang mencolok sehingga
material yang diangkut langsung diendapkan
dan membentuk kerucut.
* meander adalah aliran sungai yang
berkelok-kelok. Sungai ini terbentuk
karena adanya reaksi dari aliran sungai
terhadap batuan yang relatif homogen dan
kurang tahan terhadap erosi. Sungai ini
sering ditemukan pada daerah hilir yaitu
daerah aliran sungai pada dataran rendah.
Sedimentasi oleh air laut:
* gisik (beach), yaitu pantai (shore) yang berlereng
landai yang terbentuk oleh material lepas-lepas (tak
terkonsolidasi) dan terletak antara titik air surut dan
letak air pasang tertinggi yang dicapai oleh gelombang
badai.
* bar, yaitu gosong pasir di pantai yang arahnya
memanjang.
* tombolo, yaitu gosong pasir yang menghubungkan
pulau karang dengan pulau utama.
Sedimentasi oleh angin:
sand dunes/gumuk pasir, yaitu gundukan pasir yang
terbentuk karena pengendapan oleh angin. Gumuk
pasir ini banyak dijumpai di wilayah gurun.
Gumuk Pasir
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
TENAGA ENDOGEN DAN
EKSOGEN BAGI KEHIDUPAN
Dampak positif dari tenaga
endogen adalah
1.      Lapisan magma yang menembus kerak
benua dan membeku di bawah permukaan tanah
berpotensi mengandung mineral yang berharga
seperti emas, perak, dan bahan tambang
lainnya.
2.   Material letusan gunungapi (eflata) sangat kaya
akan mineral yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Setelah mengalami
proses pelapukan, material-material hasil letusan
tersebut akan hancur dan menjadi tanah vulkanik
yang subur, sehingga tidak heran jika banyak
lahan pertanian yang subur berada di daerah ini.
3.      Magma yang panas di bawah permukaan
bumi juga akan memanaskan airtanah sehingga
terbentuk uap yang berguna untuk pembangkit
listrik tenaga panas bumi. Magma juga
memanaskan airtanah dan menjadi sumber air
panas bagi keperluan wisata pemandian airpanas.
4.     Endapan pasir dan batu juga terbentuk di sekitar
gunungapi yang sangat berguna untuk bahan bangunan.
5.     Terbentuknya gunung atau pegunungan akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi dunia pariwi­sata karena
udaranya yang sejuk dan pemandan­gannya yang indah.
Dampak
negatif tenaga endogen , yaitu di
antaranya:
1.      lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas
gunungapi dapat merusak lahan pertanian, per­
mukiman dan dapat menimbulkan korban jiwa.
2.      Abu vulkanis yang dikeluarkan pada saat letusan
dapat merusak tanaman, iritasi pada mata, tergang­
gunya saluran pernapasan, menggangu aktivitas
penduduk, terganggunya tansportasi, dan lain-lain.
3.      Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusan
dapat merusak permukiman, dan pertanian.
Dampak positif tenaga Eksogen bagi
kehidupan, di antaranya:
1.      Batuan dari hasil pembekuan magma akan
bermanfaat bagi tumbuhan jika telah dihancurkan oleh
tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
2.     Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang
berukuran lebih kecil sehingga dapat dimanfaat­kan
untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
3.     Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di
bawah permukaan tanah lambat laun tersingkap oleh
tenaga eksogen sehingga memberi manfaat bagi
manusia.
Dampak negatif tenaga eksogen bagi
kehidupan di antaranya adalah
1. Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang
atau hilang dan akibatnya tanaman tidak dapat tumbuh
dengan baik.
2. erosi juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang
lebih rendah dan terjadi pendangkalan di daerah danau
atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk
menghasilkan listrik semakin berkurang.
3.  Selain mengakibatkan pendangkalan, erosi juga
menjadikan air sungai dan danau tidak lagi jernih.
Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk
keperluan minum atau mencuci. Makhluk hidup, khususnya
ikan juga akan semakin berkurang jumlahnya
Langkah-langkah
penanggulangan dampak
negatif dari tenaga endogen
maupun eksogen:
1. Daerah yang labil terhadap gerakan kulit bumi
tidak boleh dijadikan daerah pemukiman.
2. Pembangunan jalan, rel, dan prasarana umum
lainnya harus melihat dan mengkaji alam untuk
menghindari daerah-daerah yang labil.
3. Wilayah yang berdekatan dengan gunung api
tidak boleh dijadikan pemukiman
4. Usaha reboisasi dan penghijauan untuk lahan-
lahan kritis lebih ditingkatkan
5. Perlu pengamatan yang intensif terhadap
gunung api yang masih aktif
6. Kawasan gas beracun tidak boleh menjadi
daerah pertanian dan pemukiman

Anda mungkin juga menyukai