Anda di halaman 1dari 25

TENAGA ENDOGEN

Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada
kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin
saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah
menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan
adanya lembah atau jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme,
vulkanisme, dan seisme atau gempa bumi.
Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan
permukaan bumi, baik mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu meliputi gerak
orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah gerak yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan disebabkan karena
gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu
yang singkat.
Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang
lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini
yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antliklinal, daerah lembah
(sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa lipatan, yaitu lipatan tegak miring,
rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Perhatikan gambar:

Pehatikan gambar!

a. lipatan tegak

d. lipatan menggantung

b. lipatan miring

e. lipatan isoklin

c. lipatan rebah

f. lipatan kelopak

Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung yang dalam waktu
yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak atau patah. Bagian muka bumi
yang mengalami patahan seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi
pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
Pehatikan gambar!

b.Gerak epirogenetic yaitu gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah turun atau naik,
disebabkan karena gerakan di bumi yang lambat dan meliputi daerah yang luas gerak epirogenetik di
bedakan menjadi dua, yaitu gerak epiro genetic positif dan gerak epiro genetic negatif.
1.Gerak epirogenetic positif adalah gerakan permukaan bumi turun dan seolah olah permukaan air
laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan
kepulauan Benda.
2.Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan bumi seolah-olah permukaan bumi naik dan
seolah olah permukaan air turun. Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado.
Gejala Vulkanisme.
Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada
dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit
bumi.Magma dapat berbentuk gas padat dan cair.
Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit
bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi
magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Sampai di sini apakah anda dapat memahami. kalau anda sudah memahami mari ikuti penjelasan
berikutnya!
1.1.Intrusi magma
Intrusi magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batu-batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
a) Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan,
mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.

b) Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa
cembung atau kue serabi.
c) Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela sela lipatan
(korok).
d) Diaterma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan gunung berapi bentuknya
seperti silinder memanjang.
1.2.Ekstrusi magma
Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi
.
Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
a) Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi, berbentukKerucut gunung
api.
b). Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan bumi dan
membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
c) Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak Magma yang sangat
dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas.
Perhatikan gambar berikut ini!

Gunung dan pegunungan terbentuk karena adanya tenaga endogen.


Apabila suatu tempat di permukaan bumi yang pernah atau masih mengeluarkan magma maka
terbentuklah gunung berapi.
Berdasarkan tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

a.Gunungapi strato atau kerucut.


Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api kerucut. Letusan pada gunung api
kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya
terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung berlapis lapis.Oleh karena itu, gunung api ini disebut
gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku
termasuk gunung api kerucut.
b.Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar seperti danau kering. Jenis
gunung api maar tidak banyak. gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang
membentuk lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong.
Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
c.Gunung api perisai
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api perisai contohnya Maona Loa
Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan
rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi sangat landai.

Pada umumnya bentuk gunung berapi di Indonesia adalah strato (kerucut).


Material yang dikeluarkan oleh gunung api tersebut, antara lain:
1)Eflata (material padat) berupa lapili, kerikil, pasir dan debu.
2)Lava dan lahar, berupa material cair.
3)Eksalasi (gas) berupa nitrogen belerang dan gas asam.
Ciri ciri gunung api yang akan meletus, antara lain:

1.Suhu di sekitar gunung naik.


2.Mata air mejadi kering
3.Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai getaran (gempa)
4.Tumbuhan di sekitar gunung layu, dan
5.Binatang di sekitar gunung bermigrasi.
Peristiwa vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara lain:
1.terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2.
2.Sumber air panas atau geiser.
Danau vulkanik
Setelah gunung merapi meletus atas kepundannya yang kedap air dapat menampung air dan
membetuk danau. Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat letusan gunung yang kuat
sehingga menghancurkan bagian puncaknya, kemudian membentuk sebuah cekungan besar,
cekungan menampung air dan membentuk danau.
Contoh danau vulkanik, antara lain: danau di pucak gunung lokondi Sulawesi Utara dan Danau
Kalimutu di Flores.

Manfaat dan kerugian vulkanisme:


1.Objek wisata berupa kawah (Kawah gunung Bromo ), sumber air panas yang memancar
(Yellowstone di Amerika Serikat, dan Pelabuhan Ratu di Cisolok), sumber air mineral (Maribaya di
Jawa Barat dan Baturaden di Jawa Tengah)
2.Sumber energi panas bumi misalnya di kamojang, Jawa Barat.

3.Tanah subur yang akan diperoleh setelah beberapa tahun kemudian.


Kerugian yang kita alami terutama adalah berupa jiwa dan harta benda, karena:
1.Gempa Bumi yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan.
2.Kebakaran hutan akibat aliran lava pijar.
3.Tebaran abu yang sangat tebal dan meluas dapat merusak kesehatan dan mengotori sarana yang
ada.

Gempa Bumi (Seisme)


Gempa Bumi (Seisme), adalah pergeseran lapisan batuan yang menyebabkan terjadinya getaran
yang hebat. Gempa bumi pada umumnya dapat merusak permukaan bumi.
Berdasar Penyebabnya
1. Gempa Tektonik (gempa dislokasi)
Terjadi karena pergeseran letak lapisan kulit bumi (gempa dislokasi). Gempa ini sering menimbulkan
bencana yang cukup besar, karena efeknya pada wilayah yang cukup luas.
2. Gempa Vulkanis (gempa gunung berapi),
Terjadi bersamaan dengan meletusnya gunung berapi atau dapat juga terjadinya sebelum atau
sesudahnya. Gempa ini terasa di sekitar gunung berapi yang sedang dalam proses vulkanisme.
3. Gempa runtuhan

Terjadi pada saat terjadinya runtuhan tanah dalam volumen yang cukup besar seperti longsoran dan
gempa ini pada sifatnya merupakan gempa lemah dan hanya terasa pada radius kecil lokasi
reruntuhan terjadi.
Istilah dalam Gempa Bumi
1. Hyposentrum,
berasal dari kata hypo berarti bawah, sentrum berarti pusat, jadi hyposentrum merupakan pusat asal
mulanya getaran gempa yang terdapat di bawah permukaan bumi, terdapat dua macam getaran
dalam hyposentrum yakni Gelombang Logitudinal (gelombang Primer) dan Gelombang Transversal
(Gelombang Sekunder)
2. Episentrum
Tempat dipermukaan bumi yang terdekan dengan hyposentrum (biasa disebut juga pusat gempa di
permukaan bumi)
3. Macroseisme
Wilayah Episentrum yang paling hebat menderita kerusakan
4. Microseisme
Getaran kulit bumi yang amat halus. Getarannya tidak terasa kecuali oleh seismograf (alat pencatat
getaran gempa).
5. Pleistoseista
Daerah yang dibatasi oleh Isoseista yang berada di sekitar episentrum yang paling banyak mendapat
kerusakan. Plestoseista dapatjuga diartikan sebagai garis khayal yang membatasi tempat yang
episentrumnya mengalami kerusakan paling hebat akibat gempa.
6. Isoseista
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama keras getaran gempanya.
7. Homoseista
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang pada saat yang sama mengalami getaran
gempanya.
Alat Pengukur Gempa
Seismograf adalah alat pengukur dan pencatat getaran gempa bumi, seismograf berasal dari kata
seismos yang berarti getaran gempa dan graphein yang berarti menulis atau mencatat. Seismograf
ada berbagai macam,
1. Seismograf horizontal
Merupakan alat pencatat getaran gempa yang mencatat gempa bumi arah mendatar

2. Seismograf vertikal
Merupakan alat pencatat getaran gempa yang mencatat getaran gempa arah tegak.
Peletakan seismograf harus diletakkan pada tempat yang stabil agar tidak mengalami gangguan lokal
(misalkan pergeseran alat secara tidak sengaja karena tersentuh atau tergeser oleh manusia). Selain
hal tersebut pencatat waktu sangat diperlukan untuk menentukan waktunya terjadi gempa dan
dengan menggunakan dua jenis seismograf bisa diketahui letak episentrum gempa.

Apakah Gempa bumi itu ?

Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tibatiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab
terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang
dihasilkan dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi sehingga efeknya dapat
dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Parameter Gempa bumi

Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time - OT)

Lokasi pusat gempa bumi (Episenter)

Kedalaman pusat gempa bumi (Depth)

Kekuatan gempa bumi (Magnitudo)

Karakteristik Gempa bumi

Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

Lokasi kejadian tertentu

Akibatnya dapat menimbulkan bencana

Berpotensi terulang lagi

Belum dapat diprediksi

Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Mengapa Gempa bumi Terjadi ?

Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik
besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung di atas astenosfer yang
cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling
berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempattempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi
dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori
sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea
Floor Spreading).

Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan


batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada
pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini
terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut
mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga
senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat
bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas
yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng
tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan
terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya.
Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik
relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua
lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya


dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau
saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung
lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun
terukur sebesar 0-15cm per tahun. Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci,
sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung
terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng
tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan
tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita
kenal sebagai gempa bumi.

Jalur Gempa bumi Dunia


Indonesia merupakan daerah rawan gempa
bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3
lempeng tektonik, yaitu: Lempeng IndoAustralia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah
utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia,
sementara lempeng Pasifik bergerak relatif ke
arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut
sehingga apabila terjadi gempa bumi besar
dengan kedalaman dangkal maka akan
berpotensi menimbulkan tsunami sehingga
Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempa bumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah
lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak
sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat
untuk mengurangi resiko akibat bencana gempa bumi dan tsunami.
Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempa bumi dengan tsunami maka selang waktu
tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu
upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia
(Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).

Akibat Gempabumi

Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)

Likuifaksi ( liquifaction)

Longsoran Tanah

Tsunami

Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)

Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempa bumi

Kekuatan gempabumi

Kedalaman gempabumi

Jarak hiposentrum gempabumi

Lama getaran gempabumi

Kondisi tanah setempat

Kondisi bangunan

Dampak Gempabumi Terhadap Alam

Dampak Gempabumi Terhadap Struktur Bangunan

Dampak Liquifaksi Terhadap Bangunan

Dampak Sekunder Gempabumi Berupa Kebakaran

Sumber : BMKG

GEMPA BUMI
hasan kawaguchi
16.00
geografi

Gempa bumi adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam bumi, merambat melalui
permukaan, dan menembus bumi. Getaran yang merambat melalui permukaan bumi yang
disebabkan oleh kegiatan pabrik, lalu lintas, dan pukulan-pukulan tidak dapat digolongkan ke dalam
gempa walau getaran-getaran ini tercatat oleh alat-alat gempa yang halus.

Gempa bumi diukur menuru besar dan intensitasnya. Besarnya gempa bumi adalah sejumlah energi
yang dikeluarkan oleh gempa. Cara yang paling sering dipakai untuk mengukur besar suatu gempa
adalah skala Richeter. Skala ini berdasarkan hitungan jumlah gerakan tanah yang dicatat oleh
seismograf yang diletakkan pada suatu jarak tertentu dari sumber gempa.

Bentuk kerusakan lingkungan akibat gempa bumi, antara lain sebagai berikut.
1.

Jebolnya tanggul (dam) sehingga terjadi bajir.

2. Rusaknya fasilitas umum (gedung-gedung, jembatan, jalan raya, dan permukaan).


3. Gempa bumi di laut menghasilkan suatu gelombang laut yang sangat besar (tsunami) yang
berbahaya bagi permukaan di kawasan pantai serta lalu lintas pelayaran.
4. Gempa bumi dapat menghasilkan rusaknya areal pertanian dan perkembunan.

5. Gempa perubahan yang tetap pada lapisan-lapisan tanah dan batuan. Pada umumnya,
pergeseran lapisan tanah dan batuan akan memberikan dampak kerusakan terhadap segala
yang ada di atas permukaan bumi yang sebanding dengan intensitas kekuatan gempanya.

Di Indonesia banyak terdapat sumber gempa bumi tektonik. Pusat-pusat gempa di Indonesia, antara
lain di Teluk Semangko, daerah selatan. Berdasarkan catatan Direktorat Vulkanologi, Indonesia ratarata mengalami guncangan gempa sebanyak 400 kali.

Tanggal

Tempat Kejadian

Kekuatan Korban Jiwa


(Skala
Richter)

17-07-2006

Pangandaran dan
sekitarnya, Indonesia

6,2

Kurang lebih
500 jiwa

5,9

6.000 jiwa

27-05-2006
26-09-2005

Peru

7,5

4 tewas, 69
luka

13-06-2005

Chile Utara. Andes

7,9

8 tewas

6-06-2005

Kota Karliova, Bingol,


Turki

5,7

37 luka

15-04-2005

Bandung Selatan,
Indonesia

5,6

Tidak ada
korban jiwa

30-03-2005

Nias, Indonesia

8,7

296 tewas

9-02-2005

Barat Laut Port Villa,


Vanuatu

8,7

Tidak ada
korban jiwa

26-12-2004

Samudra Hindia.
Lepas pantai barat,
Indonesia

9,3

Lebih dari
150.000 jiwa
tewas

24-02-2004

Maroko

6,5

674 tewas

18-02-2004

Neyshaur, Iran, Utara

3,6

200 tewas, 400


luka

30-12-2003

Bam, Iran

6,3-6,7

28.000 tewas

Sumber: Buku Mengkaji Ilmu Geografi 2. Sugiyanto. Danang Endarto.

BAB I
MATERI
A. Pengertian GEMPA BUMI
Gempa bumi ( Seisme ) adalah sentakan asli dari bumi yang bersumber di dalam
bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan menembus bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) ( lampiran ). Bumi kita walaupun
padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.Terdapat dua teori yang menyatakan
proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis.
Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
Berdasarkan atas penyebabnya gempa Bumi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Gempa Tektonik
Adalah Gempa yang di sebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng
tektonik bumi kita ini terus bergerak, ada yang saling mendekat di bagi menjadi:
(1) Penunjaman antara kedua lempeng samurdra (lampiran)
(2) Penunjaman antara lempeng samudra dan lempeng benua ( lampiran )
(3) Tumbukan antara kedua lempeng benua ( lampiran )
saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng yang tidak
rata, jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian
melepaskan energi goncangan.
2. Gempa Vulkanik
Adalah gempa yang disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada
pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan
energinya secara tiba-tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Gempa ini
disebabkan oleh kegiatan gunung api. Magma yang berada pada kantong di bawah
gunung tersebut mendapat tekanan dan melepaskan energinya secara tiba-tiba
sehingga menimbulkan getaran tanah.
3. Gempa Runtuhan
Adalah gempa local yang terjadi apabila suatu gua di daerah topografi karst atau
di daerah pertambangan runtuh. Sifat gempa bumi runtuhan : Melalui runtuhan
dari lubang-lubang interior bumi.

Sebenarnya mekanisme gempa tektonik dan vulkanik sama. Naiknya magma ke


permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini
terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya
saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma,
sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan
kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua
dengan lempeng samudra, sesarnya berada di dasar laut, karena itu biasanya benturan
yang terjadi berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Fowler, 1990 mengklasifikasikan gempa berdasarkan kedalaman fokus
sebagai berikut:

Gempa dangkal : kurang dari 70 km

Gempa menengah : kurang dari 300 km

Gempa dalam : lebih dari 300 km (kadang-kadang > 450 km)

Anatomi Gempa
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Ilmu ini
mengkaji tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi di saat gempa, bagaimana
energi goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana
energi ini dapat menimbulkan kerusakan, serta proses penunjaman antar lempeng
pada sesar bumi yang menyebabkan terjadinya gempa.

B. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para

ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Hiposenter dan Episenter (Focus and Epicenter)
Titik dalam perut bumi yang merupakan sumber gempa dinamakan hiposenter
(lampiran) atau fokus. Proyeksi tegak lurus hiposenter ini ke permukaan bumi
dinamakan episenter ( lampiran ). Gelombang gempa merambat dari hiposenter ke
patahan sesar fault rupture. Bila kedalaman fokus dari permukaan adalah 0 - 70 km,
terjadilah gempa dangkal (shallow earthquake), sedangkan bila kedalamannya antara
70 - 700 km, terjadilah gempa dalam (deep earthquake). Gempa dangkal menimbulkan
efek goncangan yang lebih dahsyat dibanding gempa dalam. Ini karena letak fokus
lebih dekat ke permukaan, dimana batu-batuan bersifat lebih keras sehingga
melepaskan lebih besar regangan (strain).
Sesar Bumi (Earth Fault)
Sesar (fault) adalah celah pada kerak bumi yang berada di perbatasan antara dua
lempeng tektonik. Gempa sangat dipengaruhi oleh pergerakan batuan dan lempeng
pada sesar ini. Bila batuan yang menumpu merosot ke bawah akibat batuan penumpu di
kedua sisinya bergerak saling menjauh, sesarnya dinamakan sesar normal (normal
fault) (lampiran). Bila batuan yang menumpu terangkat ke atas akibat batuan penumpu
di kedua sisinya bergerak saling mendorong, sesarnya dinamakan sesar terbalik
(reverse fault) (lampiran). Bila kedua batuan pada sesar bergerak saling
menggelangsar, sesarnya dinamakan sesar geseran-jurus (strike-slip fault).(lampiran)
Sesar normal dan sesar terbalik, keduanya menghasilkan perpindahan vertikal
(vertical displacement), sedangkan sesar geseran-jurus menghasilkan perpindahan
horizontal (horizontal displacement).
C. Mengukur Gempa
Mengukur kekuatan gempa dapat menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Maka berdasarkan pendekatannya, skala pengukuran gempa dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1) magnitudo (magnitude) yang merupakan skala kuantitatif, dan 2) intensitas (intensity)
yang merupakan skala kualitatif.
1. Magnitudo
.

Ada bermacam-macam jenis magnitudo gempa, diantaranya adalah:


1.Magnitudo lokal ML (local magnitude)
2.Magnitudo gelombang badan MB (body-wave magnitude)

3.Magnitudo gelombang permukaan MS (surface-wave magnitude)


4.Magnitudo momen MW (moment magnitude)
5.Magnitudo gabungan M (unified magnitude)
Namun yang paling populer adalah magnitudo lokal ML yang tak lain adalah Magnitudo
Skala Richter (SR). Magnitudo ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1935 oleh seorang
seismologis Amerika, Charles F. Richter, untuk mengukur kekuatan gempa di California.
Richter mengukur magnitudo gempa berdasarkan nilai amplitudo maksimum gerakan tanah
(gelombang) pada jarak 100 km dari episenter gempa. Besarnya gelombang ini tercatat pada
seismograf. Seismograf dapat mendeteksi gerakan tanah mulai dari 0,00001 mm (1x10-5 mm)
hingga 1 m. Untuk menyederhanakan rentang angka yang terlalu besar dalam skala ini,
Richter menggunakan bilangan logaritma berbasis 10. Ini berarti setiap kenaikan 1 angka
pada skala Richter menunjukkan amplitudo 10 kali lebih besar.

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA NIAS
Pulau Nias dilintasi beberapa lempeng tektonik yaitu,
1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Sunda
3. Lempeng Burma
4. Lempeng India
Semua lempeng-lempeng tektonik tersebut bergerak ke berbagai arah. Sehingga di pulau Nias
terjadi 2 kali gempa.
1. Pada tanggal 26 Desember 2004
Pukul: 07.58 WIB
Kekuatan: 9,0 Skala Richter
Lokasi: Sebelah Utara Pulau Simeulue 3,307LU 95,94BT pantai barat Aceh

Pusat gempa terletak pada Kedalaman: 10 km dari permukaan laut sehingga disebut
gempa dangkal dan berpotensi Tsunami.
Proses terjadinya gempa Nias I
a. Lempeng India-Australia bergerak 7 cm/tahun ke arah utara, masuk ke dalam
kerak bumi hingga mendorong ujung lempeng Burma ke bawah. Dorongan itu
menghasilkan pergeseran pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut
"zona dorongan" (zona konvergen).
b. Lempeng Burma melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India
menyebabkan gempa berkekuatan besar.
2. Pada tanggal 28 Maret 2005
Pukul: 23.09 WIB
Kekuatan: 8,7 Skala Richter
Lokasi: Sebelah Utara Pulau Nias 2,0657LU 97,010BT pantai barat Sumatera Utara
Pusat gempa pada Kedalaman: 30 km dari permukaan air laut, karena letaknya yang
jauh dari dateran maka tidak menimbulkan Tsunami.

Proses terjadinya gempa Nias II


a. Lempeng India-Australia bergerak ke utara, masuk ke dalam kerak bumi hingga
mendorong ujung lempeng Sunda ke bawah. Dorongan menghasilkan pergeseran
pada titik pertemuan antarlempeng, yang disebut "zona dorongan" ( zona konvergen
)
b. Lempeng Sunda melepaskan tekanan yang didapatnya dari lempeng India
menyebabkan gempa berkekuatan besar.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Gempa Nias I pada tanggal 26 Desember 2004
Disebabkan lempeng India-Australia bergerak 7cm/tahun kearah utara, mendorong
ujung lempeng Burma kebawah, sehingga menghasilkan titik pertemuan yang disebut

dengan zona dorong atau konvergen. lempeng-lempeng tersebut bertumbukan 10km


dibawah permukaan laut. Selanjutnya lempeng Burma melepaskan tekanan yang
didapatkannya menyebabkan gempa berkekuatan besar. Dan karena sumber gempa
tersebut hiposentrumnya >60km dari permukaan laut maka dapat disebut Gempa
Dangkal yang berkekuatan 9,0 skala richter dan menimbulkan Tsunami.
Gempa Nias II pada tanggal 28 Maret 2005
Disebabkan lempeng India-Australia bergerak ke utara mendorong ujung lempeng
sunda kebawah menghasilkan titik pertemuan antar lempeng, lempeng-lempeng
tersebut bertumbukan pada kedalaman 30km, sehingga tidak menimbulkan Tsunami,
namun lempeng sunda melepaskan tekanan yang didapatkannya, sehingga
menyebabkan gempa berkekuatan besar, yaitu 8,7 skala richter.
B. SARAN
Persiapan menghadapi gempa bumi
Persiapan untuk keadaan darurat
1. Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi gempa bumi. Tempat
berlindung yang aman adalah tempat yang yang dapat melindungi anda dari bendabenda yang jatuh atau mebel yang ambruk, misalnya di bawah meja.
2. Menyediakan air minum untuk keperluan darurat. Bekas botol air mineral dapat
digunakan untuk menyimpan air minum. Kebutuhan air minum biasanya 2 sampai 3
liter sehari untuk satu orang.
3. Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barang-barang yang sangat
dibutuhkan di tempat pengungsian. Barang-barang yang sangat diperlukan dalam
keadaan darurat misalnya:
1. Lampu senter berikut baterai cadangannya
2. Air minum
3. Kotak P3K berisi obat menghilangkan rasa sakit, plester, pembalut dan
sebagainya
Ketika Terjadi Gempa Bumi
1. Matikan api kompor jika anda sedang memasak. Matikan juga alat-alat elektronik yang
dapat menyebabkan timbulnya api. Jika terjadi kebakaran di dapur, segera padamkan
api dengan menggunakan alat pemadam api. Jika tidak mempunyai pemadam api
gunakan pasir atau karung basah
2. Membuka pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung

3. Cari informasi mengenai gempa bumi yang terjadi lewat televisi atau radio

Anda mungkin juga menyukai