Anda di halaman 1dari 18

Bencana Letusan

Gunung Api
Definisi, Faktor Penyebab, dan Studi Kasus
Winanda NathaniaPendidikan geografi
2110115220001 Fakultas keguruan dan ilmu
A-1 pendidikan
Universitas lambung mangkurat
2023
Definisi bencana letusan
gunung api
● Letusan Gunung Berapi adalah proses keluarnya magma dari ruang
magma dalam perut gunung berapi, akibat aktifitas magma dan
pergerakan lempeng tektonik.

● Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi


dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan,
lahar panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung
meletus biasanya bisa diprediksi waktunya sehinggi korban jiwa dan
harta benda bisa diminimalisir.

● Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan


magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam
lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan
lebih dari 1.000 °C.
Proses terjadinya letusan
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.

berikut ini adalah 3 tahapan dalam proses terjadinya gunung meletus:

1. Endapan Magma di Perut Bumi


Dalam proses terjadinya gunung meletus biasanya diawali dengan adanya endapan magma di perut bumi atau
pada inti bumi yang sangat jauh di dalam lapisan tanah. Magma ini adalah batuan cair yang berada pada perut
bumi. Mereka terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi.
Proses terjadinya letusan
2. Adanya Gas Bertekanan Tinggi
Proses terjadinya gunung meletus juga tidak bisa terlepas dari adanya gas yang bertekanan tinggi di dalam perut
bumi. Suhu panas yang ada di dalam bumi ini mampu melelehkan batuan penyusun lapisan bumi. Saat batu-batuan
tersebut meleleh maka akan dihasilkan gas yang kemudian akan bercampur dengan magma. Magma ini kemudian
akan terbentuk di kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.

3. Magma Didorong Gas Bertekanan Tinggi


Proses terjadinya gunung meletus ini akibat adanya magma yang telah terdorong oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma yang mengandung gas ini kemudian akan terdorong sedikit demi sedikit ke permukaan bumi. Magma yang
mengandung gas berada dalam kondisi dibawah tekanan batuan-batuan berat yang berada di sekitarnya. Tekanan
ini yang menyebabkan magma meletus atau yang disebut erupsi gunung berapi atau gunung meletus.
Faktor Penyebab Letusan
Lempeng Bumi Berdesakan
Penyebab gunung meletus terjadi karena lempeng-lempeng bumi yang saling bedesakan atau saling
menghimpit satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menyebabkan tekanan yang besar. Lalu mendorong
kepermukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai macam gejala tektonik. Selain itu, kondisinya bisa
menyebabkan gempa vulkanik serta meningkatkan aktivitas geologi dari gunung berapi. Perlu diketahui,
lempeng merupakan salah satu bagian dari kerak bumi yang akan terus bergerak setiap saat. Wilayah
pegunungan atau gunung merupakan zona kedua lempeng atau lempeng-lempeng tersebut saling bertemu.
Serta desakan yang mengakibatkan pertemuan itu menjadi penyebab dalam perubahan struktur dalam gunung
berapi. Risiko gunung meletus menjadi lebih tinggi.
Faktor Penyebab Letusan
Tekanan Sangat Tinggi Gempa Vulkanik
Ketika tekanan sangat tinggi, akan ada dorongan cairan Penyebab gunung meletus adalah peningkatan kegempaan
magma untuk bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah vulkanik yang terjadi. Gempa vulkanik adalah gempa bumi
dan keluar. Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam akibat aktivitas vulkanisme atau kegunungapian. Gempa bumi
menyusuri saluran kawah mengalami sumbatan, maka bisa vulkanik juga terjadi karena aktivitas magma di dalam gunung
menimbulkan ledakan yang besar yaitu gunung meletus. berapi. Peningkatan kegempaan vulkanik bisa menjadi
Penyebab gunung meletus ini dipengaruhi pula besar tekanan penyebab gunung meletus jika terjadi berkali-kali yang tercatat
dan volume magmanya. Semakin besar keduanya, maka dalam alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf. Jika
semakin kuat ledakan yang mungkin akan terjadi. Kemudian aktivitas kegempaan vulkanik semakin hari semakin banyak
dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan gunung merapi ini dan membesar, maka gunung berapi bisa meletus dan
juga akan semakin besar dan berbahaya. masyarakat di sekitar akan dihimbau untuk waspada, hingga
mengungsi.
Faktor Penyebab Letusan
Pergerakan Tektonik
Pergerakan lempeng tektonik yang terjadi pada lapisan bumi termasuk penyebab gunung meletus.
Pergerakan tektonik yang terjadi pada struktur lapisan bumi di bawah gunung, misalnya gerakan
lempeng. Gerakan ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan pada dapur magma dan pada
akhirnya akan membuat magma tersebut terdorong ke atas hingga berada tepat di bawah kawah.
Pergerakan tektonik ini juga akan menyebabkan suhu kawah meningkat secara signifikan. Naiknya
suhu ini disebabkan karena naiknya magma hingga menuju tepat di bawah kawah. Selain itu, hal ini
juga akan menyebabkan air tanah di sekitar kawah menjadi kering, hewan-hewan yang ada di
gunung akan panik bahkan mereka akan turun gunung untuk menyelamatkan diri.
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
• Suhu di sekitar gunung naik.
• Mata air menjadi kering
• Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
• Tumbuhan di sekitar gunung layu
• Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berbagai Tipe Gunung Berapi


• Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
• Gunung berapi perisai (shield volcano)
• Gunung berapi maar
Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
Gunung berapi kerucut dan gunung berapi strato (atau disebut juga sebagai strato vulcano) adalah dua
jenis gunung berapi yang berbeda dalam bentuk dan perilaku erupsinya.

Gunung Berapi Kerucut


Gunung berapi kerucut memiliki bentuk yang menyerupai kerucut
dengan puncak yang tajam dan tinggi. Erupsi gunung berapi
kerucut umumnya ditandai oleh letusan eksplosif yang kuat.
Magma (lava cair) yang ada di dalam gunung berapi kerucut
cenderung memiliki kandungan gas yang tinggi, sehingga tekanan
gas ini dapat menyebabkan letusan yang dahsyat. Contoh gunung
berapi kerucut termasuk Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung St.
Helens di Amerika Serikat.
Gunung Berapi Strato (Strato Vulcano)
Gunung berapi strato, atau disebut juga sebagai strato vulcano
atau gunung berapi komposit, memiliki bentuk yang lebih kompleks
dan tidak sejajar seperti kerucut. Erupsi gunung berapi strato
cenderung lebih beragam, dengan kemungkinan letusan eksplosif
dan letusan efusif (lava mengalir) yang berbeda-beda. Magma di
dalam gunung berapi strato memiliki kandungan gas yang
bervariasi, sehingga erupsi dapat bersifat eksplosif ketika tekanan
gas tinggi atau bersifat efusif ketika tekanan gas lebih rendah.
Contoh gunung berapi strato termasuk Gunung Fuji di Jepang dan

Gunung Rainier di Amerika Serikat .


Gunung berapi maar
Gunung berapi maar adalah jenis gunung berapi yang memiliki ciri
khas bentuk kawah yang dangkal dan lebar dengan dinding
curam. Karakteristik khusus dari gunung berapi ini adalah
terbentuknya kawah oleh letusan eksplosif yang disebabkan oleh
interaksi antara magma panas dan air tanah atau air permukaan
yang masuk ke dalam sistem magma. Gunung api ini terbentuk
karena terjadinya erupsi eksplosif, sehingga meninggalkan kawah yang
cukup besar. Contoh gunung api di Indonesia dengan bentuk ini adalah
Gunung Lamongan dan Gunung Dieng.
Gunung api perisai (shield volcano)

Gunung api perisai (shield volcano) adalah jenis gunung berapi


yang memiliki bentuk yang lebar dan cenderung datar seperti
perisai atau tameng, sehingga diberi nama "perisai" karena
penampilannya yang mirip dengan perisai yang digunakan

dalam pertempuran. Gunung ini hanya terbentuk karena erupsi


efusif. Karena magma yang keluar sangat cair, gunung ini memiliki
lereng yang sangat landai dan dasar yang relatif luas. Gunung api tipe
ini tidak ditemukan di Indonesia ya gais, melainkan di negara lain.
Contohnya seperti Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea di Hawaii.
Dampak Letusan Gunung Api
Dampak Gunung Meletus
a. Dampak Negatif
• Dampak dari abu gunung merapi yaitu berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S),
Nitrogen Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk partikel debu (Total Suspended Particulate atau Particulate
Matter).
• Kecelakaan lalu lintas akibat jalan berdebu licin, jatuh karena panik, serta makanan yang terkontaminasi, dan lain-lain.

b. Dampak Positif
• Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
• Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan tanah, namun dampak ini hanya dirasakan oleh
penduduk sekitar gunung.
• Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan sebagai bahan material yang berfungsi untuk bahan
bangunan, dan lain-lain.
Mitigasi dan Persiapan

● Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
● Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
● Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau jaket, celana
panjang, topi dan lainnya.
● Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
● Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Studi Kasus - erupsi G.
Anak Krakatau
Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Minggu, 10 September
2023, pukul 12:36 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000
m di atas puncak (± 1157 m di atas permukaan laut). Kolom abu
teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal
ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan
amplitudo maksimum 70 mm dan durasi 232 detik.

Terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada hari Senin, 11 September


2023, pukul 08:42 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000
m di atas puncak (± 1157 m di atas permukaan laut). Kolom abu
teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal
ke arah barat daya. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih
berlangsung.
Studi Kasus - Gunung Vesuvius, Italia
Gunung Vesuvius (bahasa Italia: Monte Vesuvio) adalah satu-satunya gunung
berapi aktif di Eropa Daratan yang terletak di sebelah timur Napoli, Italia. Pada
tahun 79, letusan gunung ini menghancurkan kota Pompeii. Pompeii adalah
sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli
dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia. Pompeii hancur oleh
letusan gunung Vesuvius pada 79 M. Debu letusan gunung Vesuvius
menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki
menyebabkan kota ini hilang selama 1.600 tahun sebelum ditemukan kembali
dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan
pemandangan yang luar biasa terinci mengenai kehidupan sebuah kota di
puncak kejayaan Kekaisaran Romawi.
Saat ini kota Pompeii merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.Gunung Vesuvius terkenal
karena letusan dalam AD 79 yang menyebabkan kehancuran Roma kota Pompeii dan Herculaneum dan
kematian 10.000 hingga 25.000 orang. Gunung Vesuvius sempat membuat kota Pompeii tenggelam karena
abu yang keluar dari letusan gunung ini, abu gunung ini berkisaran mencapai 340° celcius panasnya,
menyebabkan puluhan ribu orang meninggal dan kedahsyatan letusan gunung ini menyebabkan kota
Pompeii hilang terkubur. Gunung ini telah meletus beberapa kali dan saat ini dianggap sebagai salah satu
gunung berapi yang paling berbahaya di dunia karena terdapat penduduk sebesar 3.000.000 orang yang
tinggal di dekatnya dan kecenderungan mereka tinggal ke arah ledakan (Plinian) letusan
t sekian
h
a dan
n
k terimakasi
s
h

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai