Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat,Inayah,Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Mitigasi Bencana Alam ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui proses mitigsi bencana
alam dalam bidang Vulkanik (Gunung Berapi).
Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang sehingga masih banyak kesalahan yang terdapat dalam
pembuatan laporan ini. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
a. Orogenik (Orogenesis)
Proses pembentukan pegunungan akibat pengaruh gaya endogen berupa
tekanan/tumbukan (horisontal) dan pengangkatan (vertikal) sehingga
terbentuk pegunungan lipatan maupun pegunungan patahan.
b. Vulkanisma (Volcanism)
Proses penerobosan magma atau keluarnya magma dari dalam perut bumi
menuju ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan
gas yang tinggi sehingga terbentuk tubuh gunung
c. Tektonika (Tectonic)
Proses pergerakan/pergeseran pada kerak bumi (kerak batuan dan kerak
samudera) berupa tumbukan, pemekaran dan perpapasan yang menimbulkan
perubahan muka bumi dan terjadinya berbagai fenomena geologi seperti
gunung api, gempa bumi, tsunami, dll.
Gunung berapi atau gunung api secara umum dapat didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada
saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau
gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim
dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu,
Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat
dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin
berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau
mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya
dari pada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan
istirahat atau telah mati.
Gambar Sebaran kolom asap erupsi G. Colo antara Juli hingga awal Agustus 1983, direkam oleh
Satelit Meteorologi Jepang (Image, Dr. Sawada)
Colo adalah sebuah gunung berapi kerucut di Indonesia. Gunung ini berada di
sebuah pulau kecil di tengah Teluk Tomini, bagian utara Sulawesi.Pada 4 Juli 1983
terasa 10 kejadian dan meningkat 40 kejadian pada 14 Juli 1983. Tanggal 18 Juli
1983 untuk pertama kalinya terlihat kepulan asap putih di atas Colo. Jumlah gempa
semakin meningkat. Bau belerang menyengat keseluruh penjuru pulau. Penduduk
sebanyak 7000 jiwa segera diungsikan dengan kapal motor secara bergelombang ke
Pulau Togean 40 km dari Pulau Una-una dan Ampana yang terletak di daratan
Sulawesi.
Ibukota kecamatan Pulau Una-una dipindahkan ke Wakai di Pulau Batudaka.
Pada 23 Juli 1983 pukul 16.23 Wita, gunung api yang diam selama 83 tahun meletus.
Awan cendawan berwarna kuning berukuran raksasa memayungi Pulau Una-una.
Asap letusan dalam sekejap telah mencapai 5 km. Awan panas atau pyroclastic flow
tipe soufriere memusnahkan 2/3 pulau dari rerumputan hingga cengeh dan kelapa
dalam waktu singkat. Pemukiman dan sarana perkantoran rubuh, sebagian
diantaranya rata dengan tanah diterjang lahar. Abu letusan mencapai daerah
Kalimantanbagiantimur.
Salah satu prekursor dari letusan terakhir ini adalah terjadi gempa terasa
sebanyak 30 40 kejadian sejak 8 Juli 1983 hingga menjelang letusan. Abu setebal 1
cm menghujani kota Palu yang berjarak 180 km sebelah barat daya. Abu juga
menyebar hingga 300 km ke selatan menerpa Sulawesi Selatan.Asap erupsi
membumbung sangat cepat dan dalam waktu sekejap sudah mencapaitinggi 15 km.
Awanpanas (pyroclastic flow) tipe soufriere memusnahkan 2/3 pulau dalam waktu
singkat. Di pantai sekitar Pulau Una-Una ditemukan banyak ikan yang mati, diduga
keracunan atau terebus air laut yang mendidih.
Selang 4 jam kemudian abu menghujani Kota Palu, 180 km barat daya Colo
setebal 1 cm kemudian menyebar hingga ke selatan sejauh 300 km di Sulawesi
Selatan. Abu erupsi juga sampai ke Kalimantan bagian timur.Erupsi mulai mereda
pada Oktober 1983 dan berhenti dengan sempurna atau dinyatakan kegiatan G. Colo
sudah normal setelah aktif selama 6 (enam) bulan.Pada kejadian tersebut tidak
dilaporkan korban jiwa akibat erupsi karena seluruh penduduk sudah diungsikan
sebelumnya.
Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada
keadaan kritis yang menimbulkan bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Tindakan
Tindakan
Tindakan
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas
Tindakan
Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan
3.hujan abu
Arzu Mahapati. (2011, 3 Juni ). Peta Sulawesi. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2015,
BNPB. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta. Deputi Bidang Pencegahan Dan
Kesiapsiagaan.
J.A. Katili, A. Sudradjat, 1984, The Devastating 1983 Eruption of Colo Volcano,
Una-Una Island, Central Sulawesi, Indonesia, Geol.Jb, Hannover
J.A. Katili, A. Sudradjat, 1989, Gunung Colo, Korekapi Teluk Tomini, Sulawesi
Tengah yang membumihanguskan Pulau Una-Una, tidak diterbitkan
SR. Wittiri, 1984, Laporan Pengamatan Gunung Colo, Direktorat Vulkanologi, tidak
diterbitkan
SR. Wittiri, A. Solihin, 1996, Laporan Kunjungan ke Gunung Colo, Pulau Una-Una,
Sulawesi Tengah, Direktorat Vulkanologi, tidak diterbitkan
S. Hamidi dkk, 1996, Laporan Pelaksanaan Bimbingan Gunungapi G. Colo di
Kecamatan Una-Una, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Direktorat
Vulkanologi, tidak diterbitkan
Wimpy S. Tjetjep, SR. Wittiri, 1996, 75 Tahun Penyelidikan Gunungapi Indonesia,
Direktorat Vulkanologi