Anda di halaman 1dari 8

A.

Letak Geografis dan Batas Wilayah

Berdasarkan letak geografisnya, Kecamatan Ulujadi tepat berada di tengah kota


terletak pada posisi antara 044 dan 047 Lintang Selatan serta 11952 dan 11954
Bujur Timur. sebagian besar diapit oleh batas darat Kecamatan Palu Barat dan
Kabupaten Donggala. Secara administrasi Kecamatan Ulujadi dibagi menjadi 6
kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan adalah 40,24 km, Jenis tanah di
Kecamatan Ulujadi termasuk lempung berpasir, dengan ketinggian dari permukaan
air laut 23,3 meter, dengan daratan 85 %, perbukitan 10 % dan pegunungan 5 %.
Kecamatan Ulujadi merupakan bagian dari Kota Palu mempunyai batas-batas
administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Donggala dan Teluk Palu
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Teluk Palu
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Palu Barat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Palu Barat dan Kabupaten Sigi
Biromaru
Luas daratan Kecamatan Ulujadi 40,24 km terdiri dari 6 kelurahan yang
memanjang dari utara ke selatan dengan luas masing-masing kelurahan yaitu
Kelurahan Donggala Kodi 2,36 km, Kelurahan Kabonena 2,27 km, Kelurahan Silae
2,33 km, Kelurahan Tipo 5,70 km, Kelurahan Buluri 14,45 dan Kelurahan
Watusampu 13,13 km. Luas kelurahan akan digambarkan sebagai berikut
Gambar 1 Luas Wilayah di Rinci menurut Kelurahan di Kecamatan Ulujadi Tahun
2013

B. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu dipengaruhi
oleh tiga komponen demografi yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan
perpindahan penduduk (migration). Kelahiran yang terjadi akan bersifat
penambahan sedang kematian akan bersifat pengurang terhadap jumlah
penduduk. Begitu pula halny dengan migrasi, jumlah penduduk yang masuk
bersifat penambahan dan penduduk yang keluar bersifat pengurang.
Jumlah penduduk di desa Watusampu 2.169 dan kepadatn
penduduk/Km2 adalah 15. Jumlah Rumah Tangga di Desa Salua adalah 378
dengan penduduk 2.169 dan Rata-rata Penduduk/RT adalah 6. Penduduk
Desa Watusampu menurut Jenis Kelamin dan Seks Rasio adalah Laki-laki
adalah 1.068, Perempuan 1083 dan Seks Rasio adalah 100.
Tabel 1 Luas Wilayah,Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk menurut
Kelurahan di Kec
Amata
n Ulujadi Tahun 2013
C. Keadaan Iklim

Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi atmosfer bumi secara keseluruhan


pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau variabilitasnya yang nyata untuk
kurun waktu yang panjang. Perubahan variabel iklim khususnya suhu udara dan
curah hujan terjadi secara
berangsur-angsur.
Gambaran umum curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu data curah hujan
beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Dalam jangka waktu setahun
terakhir terlihat curah hujan bervariasi. Dari data yang tercatat pada Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa sepanjang tahun 2013,
curah hujan di Kota Palu dan sekitarnya mempunyai puncak pada bulan Juli yang
mencapai 166,0 mm, kemudian pada bulan-bulan berikutnya curah hujan lebih rendah
hingga pada bulan September yang hanya mencapai 15,0 mm.

Gambar 2 Intensitas Curah Hujan Tahun 2013


Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebutterhadap
permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2013 keadaan suhu udara rata-
rata pada berkisar antara 26,4oC sampai 28,8oC. Suhu udara terendah terjadi pada
bulan Juli dan tertinggi pada bulan Oktober.

Gambar 3 Keadaan Suhu Udara Tahun 2013

Secara umum keadaan klimatologi di Kota Palu dapat menggambarkan


keadaan klimatologi di wilayah Kecamatan Ulujadi. Selama tahun 2013 kelembaban
udara di Kota Palu tertinggi terjadi pada bulan Juli
sebesar 82%, dan terendah 72,00 % pada bulan Oktober. Sementara penyinaran
matahari terbanyak pada bulan November yaitu 75%, dan terendah Juli dan
September sebesar 49%.
Tabel 2 Keadaan Tekanan Udara, Kelembaban Udara, dan
Penyinaran Matahari Tahun 2013
D. Kondisi Geologi
Berdasarkan kondisi Geologi pada peta geologi di Desa Watusampu,
Kecamatan Ulujadi, Palu terdapat Serpih, Batupasir, Konglomerat, Batuan
vulkanik,batugamping dan Rijang. Termasuk filit,sabak dan kuarsit dekat pada
intrusi-intrusi. Sekitar kelurahan Tipo dan Watusampu berpotensi longsor.
Sebagaimna diketahui daerah tersebut merupakan kawasan galian C yang saat ini
tengah digencar-gencarkan pengerukaN galian C.
Longsor termasuk salah satu didalam kajian risiko bencana Palu dan
Donggala, selain gempa bumi dan tsunami. Berdasarkan Sejarah, jelasnya, tsunami
kerap terjadi di Palu dalam kurun waktu tertentu, seperti pada tahun 1927,1938,1907.
Tahun 1927 sebelum tsunami, terjadi gempa 5,5 SR. Kemudian tahun 1938 di bagian
mamboro sampai Tondo di Boya. Tahun 1907 di Watusampu. Aktivitas tektonik yang
besar pada sesar palukoro membuat batuan-batuan intrusi yang dilalui sesar tersebut
menjadi retakan-retakan sehingga mudan rapuh dan memudahkan terjadinya longsor
pada daerah tersebut.

Peta Geologi daerah Vatusampu

E. Morfologi Daerah
Berdasarkan Peta Topografinya, dapat dilihat kenampakan morfologi di
daerah Watusampu dan sekitarnya. Morfologi daerah ini sangat memungkinkan
terjadi longsor. Dengan kontur yang rapat dan beda ketinggian 100-200 m
mengindikasi bahwa daerah ini daerah pegunungan berlereng curam hingga terjal.
Faktor kemiringan lerengpun sangat berpengaruh besar terhadap bencana tanah
longsor. Kenampakan daerah pegunungan yang berlereng curam-terjal adalah daerah
rawan longsor.

Peta Topografi daerah Vatusampe

Anda mungkin juga menyukai