Disusun Oleh:
Winanda Nathania
21110115220001
Pengindraan Jauh | 1
Winanda Nathania
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul ” Berbagai Respon
Spektral Berbagai Objek Dan Fenomena Di Permukaan Bumi Dan Kaitannya Dengan Citra Satelit
Penginderaan Jauh ”.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memahami tugas dari Ibu Aswin
Nur Saputra ,S.Pd, M. Sc pada mata kuliah Pengindraan Jauh. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
sekarang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan yang saya buat ini.
Winanda Nathania
Pengindraan Jauh | 2
Winanda Nathania
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................1
Berbagai Respon Spektral Berbagai Objek Dan Fenomena Di Permukaan
Bumi Dan Kaitannya Dengan Citra Satelit Penginderaan Jauh.............................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1. Latar Belakang.................................................................................................................4
2. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................5
METODE................................................................................................................................5
BAB III...................................................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................5
A. Definisi Spektral.............................................................................................................5
B. Interaksi dan Respon Spektral Terhadap Objek..............................................................5
C. Menentukan Respon spektral........................................................................................10
D. Pengukuran Reflektansi Spektral..................................................................................11
E. Respon Spektral Tanah Citra Hyperion.........................................................................14
F. Respon Spektral Tanah Lapangan.................................................................................15
BAB IV..................................................................................................................................17
PENUTUP............................................................................................................................17
1. Kesimpulan.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
Pengindraan Jauh | 3
Winanda Nathania
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini yakni agar
penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana berbagai
respon spektral berbagai objek dan fenomena di permukaan bumi dan kaitannya
dengan citra satelit penginderaan jauh
Pengindraan Jauh | 4
Winanda Nathania
BAB II
METODE
bantu dengan pustaka atau literatur yang berhubungan dengan topik ini, dan
beberapa hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik ini. Lalu
dirangkum dan dihubungkan ke topik yang dibahas, yang mana akan lebih
BAB III
A. Definisi Spektral
Spektral merupakan interaksi antara energy elektromagnetik (EM) dengan
suatu objek. Energi matahari yang sampai ke permukaan bumi, selanjutnya akan
berinteraksi dengan objek dipermukaan bumi. Objek yang ada di permukaan bumi
mempunyai karakteristik yang khas dimana setiap suatu objek berbeda
karakteristik dengan objek yang lainnya. Tiap objek mempunyai karakteristik
tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga sensor (Latifa, A., 2017).
Pengindraan Jauh | 5
Winanda Nathania
mampu membedakan suatu objek dengan objek lain”. Pengenalan objek dilakukan
dengan menyidik karakteristik spectral objek yang tergambar pada citra atau foto
udara. Terdapat objek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spectral
sama sehingga menyulitkan pembedaan dan pengenalannya pada citra. Berikut
model formula interaksi antara energy dengan objek dipermukaan bumi,
1. Vegetasi
Karakteristik pantulan spectral dari vegetasi dipengaruhi oleh kandungan
pigmen daun, material organic, air, dan karakteristik structural daun seperti bentuk
dan luas daun (Huete and Glenn, 2011). Karakteristik pantulan spectral dari
vegetasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu spectrum tampak dan spectrum
inframerah dekat. Berikut karakteristik pantulan spectrum terhadap vegetasi.
Pengindraan Jauh | 6
Winanda Nathania
a. Spectrum tampak (0.4 – 0.7 µm)
Vegetasi memiliki nilai pantulan relatif rendah pada spektrum biru dan
merah dengan puncak minor pada spektrum hijau (Mather, 2004). Pantulan
spektral yang rendah pada spektrum biru dan merah disebabkan karena vegetasi
menyerap banyak energi pada kedua spektrum tersebut. Energi pada spektrum
tersebut digunakan untuk aktivitas photosintesis pada daun. Jumlah energi yang
diserap pada kedua spektrum tersebut mencapai 70 – 90% dari total energi yang
datang ke permukaan daun. Relatif lebih rendahnya pantulan spektral pada
spektrum biru dan merah dibandingkan pada spektrum hijau, memberi efek
visualisasi warna hijau pada daun tersebut. Daun nampak berwarna hijau oleh
mata, karena kemampuan mata dalam menangkap spektrum elektromagnetis
berada pada spektrum tampak saja. Pantulan spektral meningkat secara drastis
pada rentangan spektral antara 0.65 hingga 0.76 µm. Zona rentangan spektral pada
pola spektral vegetasi ini disebut dengan istilah titik batas merah (red edge point)
2. Tanah
Tanah memiliki hasil pantulan spektral yang dominan dan sedikit yang
diserap,nilai pantulan spektral pada tanah dipengaruhi oleh kelembapan tanah,
kandungan material organik, ukuran butir, kekasaran permukaan tanah dan
kandungan oksida besi. Pada tanah kering pantulannya lebih cerah dibandingkan
dengan tanah yang lembab karena hampir semua energy yang diterima tanah
dipantulkan langsung ke sensor dan makin besar gelombang yang dipancarkan
makin besar pantulan spektralnya.
3. Air
Karakteristik pantulan spektral pada air memilki panjang gelombang
yang bervariasi berdasarkan pada interaksi materi energi yang ada di tempat
tersebut. Untuk tubuh air, interaksi yang terjadi memberikan kenampakan alami
air itu sendiri dan untuk lebih lanjutnya bergantung pada variasi kondisi air. Untuk
menentukan tempat dan mendeliniasi kenampakan tubuh air dengan penginderaan
jauh, digunakan gelombang inframerah dekat dan gelombang tampak. Sedangkan
untuk pemetaan luas tutupan salju menggunakan saluran inframerah tengah. Pada
inframerah dekat dan inframerah tengah, kenampakan jaringan yang sangat tipis
dari air memberikan kenampakan yang berbeda akibat penyerapan yang kuat pada
saluran-saluran.
Pengindraan Jauh | 8
Winanda Nathania
Di dalam kondisi alami, tubuh air menyerap hampir semua energi
pada gelombang inframerah dekat dan inframerah tengah. Pada permukaan air
yang dangkal. Sehingga penyerapan energi oleh air pada saluran inframerah dekat
dan inframerah tengah sangat efektif, karena terdapat ketersediaan energi yang
sangat sedikit untuk dipantulkan. Ini sangat menguntungkan dalam penginderaan
jauh yang berdampak pada kenampakan air lebih jelas karena pantulan yang lebih
rendah dibandingkan dengan pantulan vegetasi dan tanah pada spektrum
inframerah, karena pantulan air pada inframerah berbeda dengan objek lainnya,
sehingga mudah untuk diidentifikasi dan dipetakan. Pada Spektrum gelombang
tampak, interaksi materi energi terhadap air semakin jelas sehingga apabila
komponennya berbeda sangat sulit untuk ditentukan. Penyerapan dan transmisi
tidak hanya untuk air, melainkan juga secara signifikan berdampak pada variasi
bentuk dan ukuran material yang ada di dalam air baik itu organik maupun
anorganik. Dengan mempertimbangkan mengenai penyerapan dan transimisi pada
objek air jernih bahwa air yang mengalami penyulingan memiliki penyerapan
energi yang sangat sedikit pada spketrum cahaya tampak 0,6 µm. Namun
sebaliknya, pancaran gelombang yang memilki panjang gelombang yang pendek
terlihat sangat tinggi untuk objek air jernih. Pemancaran gelombang yang tinggi
dan penyerapan yang kecil menunjukkan bahwa kenampakan air tersebut berada
pada perairan dangkal yang sangat jelas. Energi yang mengalami pantulan yang
terekam pada sensor dengan gelombang tampak yang memiliki panjang
gelombang yang pendek memiliki kenampakan yang berbeda jika terdapat
endapan. Tingkat kekeruhan pada tubuh air disebabkan oleh materi anorganik
dalam suspensi dan konsentrasi klorofil, banyak juga bahan alami maupun sintetik
yang mempengaruhi nilai pantulan spektral pada tubuh air. Materi organik yang
terlarut dan tersuspensi pada air tawar akan berbeda juga respon spektralnya pada
air laut, mungkin akan nampak warna kuning sebagai respon spektralnya
menunjukkan keberadaan gelbstoff, dan fitoplankton yang berada pada air laut
Pengindraan Jauh | 9
Winanda Nathania
digunakan untuk mengukur kandungan C organik tanah. Respon pantulan spektral
tanah seolah menjadi kunci dari metode pemetaan tanah menggunakan teknik
penginderaan jauh. Kajian dalam pemetaan C organik tanah adalah perubahan
kurva pantulan spektral karena adanya bahan organik tanah (Jensen, 2014). Alat
yang digunakan untuk mengukur respon spektral lapangan yaitu spektometer.
Secara umum spektrometer dapat dibedakan menjadi spektrometer lapangan
dan laboratorium. Spektrometer lapangan menggunakan sumber cahaya dari
matahari, sedangkan spektometer laboratorium menggunakan sumber cahaya
buatan. Salah satu jenis spektrometer lapangan adalah JAZ EL 350 yang
mengukur pada panjang gelombang 350 hingga 1024 nm. Teknologi penginderaan
jauh dapat digunakan untuk mengukur kandungan C organik tanah dengan cepat
serta dalam wilayah yang luas terutama untuk pemetaan tanah digital (Gomez dkk,
2008). Pemanfaatan spektrometer dan citra hiperspektral untuk kajian organik
tanah banyak menggunakan julat cahaya tampak hingga inframerah dekat (VIS-
NIR) (Yaolin dkk, 2014; Rodionov, 2016; Huizeng dkk, 2017) meskipun ada juga
yang menggunakan gelombang VIS-NIR-SWIR (Liu dkk, 2016).
Berbagai metode telah berkembang untuk identifikasi bahan organik dan C
organik tanah menggunakan gelombang VIS-NIR, seperti metode Least Squares
Support Vector Machine Regression (Co-LSSVMR) (Huizeng dkk, 2017), Partial
Least Square Regression (PLSR) (Gomez, 2008; Zheng, 2008; Vadour, 2016),
serta PCA (Liu dkk, 2016). Hyperion merupakan salah satu citra dengan sensor
hiperspektral yang memiliki saluran spektral sebanyak 242 band dengan resolusi
spasial 30 meter serta lebar liputan perekaman sebesar 7,5 km. Citra Hyperion
bekerja pada julat gelombang tampak hingga infra merah tengah dengan panjang
gelombang 360 nm – 2600 nm. Dengan julat gelombang tersebut, Citra Hyperion
dapat menggambarkan kurva respon spektral tanah yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan citra multispektral Untuk memperoleh informasi pantulan
spektral objek tanah dapat melalui citra penginderaan jauh dan melalui
pengukuran lapangan secara langsung menggunakan spektrometer. Respon
pantulan spektral tanah dari citra dapat diperoleh menggunakan Citra Hyperion.
Respon pantulan spektral tanah diukur secara langsung di lapangan menggunakan
spektrometer. Perbandingan respon spektral tanah di Citra Hyperion dan respon
pantulan spektral tanah di lapangan serta hubungannya dengan kandungan C
Pengindraan Jauh | 10
Winanda Nathania
organik tanah merupakan suatu hal yang perlu dikaji secara mendalam. Respon
pantulan spektral yang berasal dari lapangan dan Citra Hyperion tersebut
selanjutnya dihubungkan dengan kandungan C organik tanah sehingga dapat
diketahui pengaruh C organik tanah terhadap respon spektral (Ulul et al., 2017)
Pengindraan Jauh | 11
Winanda Nathania
1. Tahap persiapan alat.
Kalibrasi alat ini dilakukan dengan mengukur white reference dan dark
reference spectra. Kalibrasi alat ini dilakukan untuk mendapatkan nilai referensi
spektrum dan sekaligus untuk menghaluskan tampilan spektrum.
Rλ = x 100 %
Keterangan:
Rλ = Reflektansi (%)
Sλ = Intensitas sampel (counts)
Dλ = Intensitas dark (counts)
Rλ = Intensitas reference (counts)
2. Analisis ANOVA
Dilakukan untuk mengetahui apakah spektral reflektansi lima jenis lamun
berbeda nyata atau tidak berbeda nyata yaitu dengan uji Anova satu arah
(Mattjik & Sumertaja 2011). Hipotesis yang diuji adalah pengaruh panjang
gelombang terhadap reflektansi lamun dengan H0 (tidak ada pengaruh panjang
gelombang terhadap reflektansi lamun), dan H1 (terdapat pengaruh panjang
gelombang terhadap reflektansi lamun). Jika terdapat pengaruh panjang
gelombang terhadap reflek-tansi maka dilakukan uji lanjut dengan uji Tuckey
pada taraf kepercayaan (95%) (P<0.05) untuk mengetahui perbedaan spektral
antar spesies (Supranto 2004).
Pengindraan Jauh | 13
Winanda Nathania
metadata. Kurva lima jenis lamun jika diamati secara visual memiliki pola
reflektansi spektral yang sama akan tetapi memiliki nilai yang berbeda .
Reflektansi lamun memiliki dua peak (puncak) pada panjang gelombang 500-
650 nm (band hijau) dan 700-750 nm (merah tepi) dengan nilai tertinggi (22%)
di puncak pertama dan 14% di puncak kedua. Diketahui nilai reflektansi
Cymodocea rotundata memiliki dua puncak yaitu pada panjang gelombang 500-
650 nm dengan nilai 17% dan di 700-750 nm dengan nilai 13%. Cymodocea
serrulata memiliki dua puncak yaitu pada panjang gelombang 500-650 nm dan
700-750 nm dengan nilai masing-masing 18% dan 12%. Enhalus acoroides
memiliki dua puncak yaitu pada panjang gelombang 500-650 nm dengan nilai
21% dan di 700-750 nm dengan nilai 13%. Thalassia hemprichii memiliki dua
puncak yaitu pada panjang gelombang 500- 650 nm dengan nilai 20% dan di
700-750 nm dengan nilai 9%. Halophila ovalis memiliki dua puncak yaitu pada
panjang gelombang 500-650 nm dengan nilai 14% dan di 700- 750 nm dengan
nilai 11%. (Lillesand et al. 2004).
Pengindraan Jauh | 14
Winanda Nathania
Citra Hyperion dapat dilihat pada Gambar 2.(a) (b) Gambar 2. Kurva pantulan spektral
objek tanah pada Citra Hyperion (a) sebelum dilakukan koreksi FLAASH dan (b) setelah
dilakukan koreksi FlAASH. (Pengolahan data, 2017)
Kurva pantulan spektral objek tanah pada citra yang telah dikoreksi
FLAASH menunjukkan pola pantulan spektral objek tanah yang benar yaitu nilai
pantulan semakin meningkat sejalan dengan semakin tingginya panjang
gelombang. Selanjutnya kurva pantulan spektral hasil FLAASH tersebut
dihubungkan dengan kandungan C organik tanah hasil lapangan yang telah diuji di
laboratorium. Berdasarkan 40 sampel tanah yang diambil dan telah diuji
kandungan C organik tanah di laboratorium menghasilkan rentang kandungan C
organik tanah antara 0,52% - 2,59%. Secara lebih jelasnya dapat dilihat di Tabel 1.
Informasi kandungan C organik tanah kemudian dikorelasikan dengan semua
saluran Citra Hyperion.
Hasilnya menunjukkan saluran yang memiliki hubungan paling kuat dengan
kandungan C organik tanah adalah saluran dengan panjang gelombang 691,37 nm
atau band nomor 34 dengan koefisien korelasi R sebesar 0,501. Selain band 34,
saluran yang memiliki korelasi cukup besar di julat gelombang tampak yaitu band
33 (681,2 nm), band 32 (671,02 nm), dan band 31 (660,85 nm). Sedangkan pada
julat SWIR saluran yang memiliki korelasi tinggi yaitu pada band 197 (2123,14
nm) dan 198 (2133,24 nm). Saluran yang memiliki korelasi cukup tinggi
selanjutnya digunakan untuk model regresi kandungan C organik tanah.
Pengindraan Jauh | 15
Winanda Nathania
F. Respon Spektral Tanah Lapangan
40 Sampel tanah diukur pantulan spektralnya menggunakan spektometer
JAZ EL 350. Hasil pengukuran spektral lapangan dapat dilihat pada Gambar 4.
Secara garis besar respon pantulan spektral yang memiliki kandungan C organik
tinggi memiliki pantulan lebih rendah daripada tanah yang memiliki kandungan C
organik rendah. Meskipun demikian beberapa kurva yang memiliki kandungan C
organik tinggi memiliki kurva pantulan yang lebih tinggi daripada tanah yang
memiliki kandungan C organik rendah. Hal tersebut disebabkan karena respon
pantulan spektral tanah dipengaruhi juga oleh faktor yang lain seperti tekstur,
kelembaban tanah, dan kadar air tanah.
Pengaruh kandungan C organik tanah kurang terlihat pada kurva pantulan spektral
apabila kadar air tanah tiap sampel berbeda-beda. Untuk mengetahui pengaruh C
organik tanah terhadap respon spektral tanah, perbandingan perlu dilakukan pada
kadar air tanah yang sama.
BAB IV
Pengindraan Jauh | 16
Winanda Nathania
PENUTUP
1. Kesimpulan
Spektral merupakan interaksi antara energy elektromagnetik (EM) dengan
suatu objek. Energi matahari yang sampai ke permukaan bumi, selanjutnya
akan berinteraksi dengan objek dipermukaan bumi.
Terdapat tiga objek utama dipermukaan bumi, yaitu : vegetasi, tanah, dan
air
Respon spektral dapat ditentukan di lapangan secara langsung maupun
melalui citra satelit. Alat yang digunakan untuk mengukur respon spektral
lapangan yaitu spektometer. Secara umum spektrometer dapat dibedakan
menjadi spektrometer lapangan dan laboratorium.
Analisis pola reflektansi spektral
1. Analisis Deskriptif
2. Analisis ANOVA
3. Analisis Kelompok (Cluster Analysis)
DAFTAR PUSTAKA
Aziizah, N. N., Siregar, V. P., & Agus, S. B. (2016). Analisis Reflektansi Spektral
Lamun Menggunakan Spektrometer Di Pulau Tunda Serang, Banten. Jurnal
Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 6(2), 199–208.
https://doi.org/10.24319/jtpk.6.199-208
Latifa, A., K. (2017). Analisa Respon Spektral Objek (Objek : Lampu Taman Di
Gazebo Teknik Geomatika, Its). Departemen Teknik Geomatika Fakultas Teknik
Sipil, Lingkungan Dan Kebumian Institut Teknologi Sepuluh November.
Ulul, M., Ningam, L., Wachid, M. N., & Yogyantoro, R. N. (2017). Analisis Respon
Spektral Lapangan dan Citra EO - 1 Hyperion untuk Pemetaan Kandungan C
Organik Tanah di Sebagian Kabupaten Demak Spectral Response Analisys of
Fields and EO - 1 Hyperion Imagery for Mapping Soil Organic C Content in Part
of Demak Regency. 169–177.
Pengindraan Jauh | 17
Winanda Nathania