Anda di halaman 1dari 7

GELOMBANG DAN OPTIK

Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

OPTIKA FISIS
Shofiyah Qonitah1, Saptiyah2, Destriyanti Fikri Fadillah3

123
Pendidikan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang,
Banten, Indonesia
qnthshofi1316@gmail.com

Abstrack
Physical optics is light which studies the properties of light that are not defined by geometric optics with
its light approach. Physical optics is carried out with a high frequency approach. Physical optics have
the properties of light waves which can be grouped into three categories: interference, diffraction, and
polarization. The purpose of this article is to find out about physical optics in: wave splitting
interferometer, amplitude splitting interferometer, fresnel diffraction and fraunhofer diffraction, single
slit diffraction, and diffraction grating.
Keywords: Interference, Diffraction, and Polarization.

Abstrak
Optika fisis merupakan cahaya yang mempelajari sifat-sifat cahaya yang tidak terdefinisikan oleh optik
geometris dengan pendekatan sinarnya. Optik fisis ini dilakukan dengan pendekatan frekuensi tinggi.
Optik fisis memiliki sifat-sifat gelombang cahaya yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
interferensi, difraksi, dan polarisasi. Tujuan dibuatnya artikel ini adalah untuk mengetahui tentang optik
fisis pada : interferometer pembelah muka gelombang, interferometer pembelah amplitude, difraksi
fresnel dan difraksi fraunhofer, difraksi celah tunggal, dan kisi difraksi.
Kata Kunci: Interferensi, Difraksi, dan Polarisasi.

PENDAHULUAN Interferometer adalah alat yang di


Menurut Soedojo (2000), “Optik atau gunakan untuk mengukur panjang gelombang
ilmu cahaya yaitu cabang ilmu fisika yang atau perubahan panjang gelombang dengan
berhubungan dengan kerja indera mata yang ketelitian yang sangat tinggi berdasarkan
mengesankan bentuk dan warna materi. Optika penentuan garis-garis interferensi.
dapat dibagi menjadi dua golongan, yakni yang Interferometer terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
berkaitan dengan pembentukan bayangan oleh interferometer pembagi muka gelombang dan
sistem optik, termasuk mata, yang kita sebut interferometer pembagi amplitudo. Pada
optika geometris, dan yang berkaitan dengan pembagi muka gelombang, berkas cahaya
sifat fisis cahaya selaku gelombang pertama dibagi menjadi dua berkas sinar baru
elektromagnetik yang menampilkan gejala- yang koheren (Halliday, 1994).
gejala difraksi, interferensi, pola difraksi, dan Pembelokan gelombang yang
absorpsi, yang kita sebut optika fisis atau optika disebabkan oleh adanya penghalang berupacelah
elektromagnetik”. disebut difraksi gelombang. Sama halnya
Adapun sifat-sifat dalam optik fisis dengan gelombang, cahaya yangdilewatkan pada
meliputi: interferensi,,difraksi, dispersi, dan sebuah celah sempit juga akan mengalami
polarisasi. lenturan. Difraksi cahayaterjadi juga pada celah
sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

jarak yang sama. Celah sempit yang demikian Adung Dwi Rosyadi, dijelaskan bahwa dalam
disebut kisi difraksi. Semakin banyakcelah pada menentukan Panjang Gelombang Sumber
sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang Cahaya dan Indeks Bias Kaca diperlukan alat
dihasilkan pada layar yang bernama interferometer optik.
Kisi difraksi adalah sebuah susunan dari Interferometer dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
sejumlah besar celah sejajar, semuanya dengan interferometer pembagi muka gelombang dan
lebar yang sama dan yang antara pusat-pusatnya interferometer pembagi amplitudo. Pada
dengan jarak yang sama. pembagi muka gelombang, muka gelombang
Tujuan dari artikel ini adalah untuk pada berkas cahaya pertama dibagi menjadi dua,
mengetahui tentang optik fisis pada : sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar
interferometer pembelah muka gelombang, baru yang koheren, dan ketika jatuh di layar
interferometer pembelah amplitudo, difraksi akan membentuk pola interferensi yang
fresnel dan difraksi fraunhofer, difraksi celah berwujud garis gelap terang berselang-seling. Di
tunggal, dan kisi difraksi tempat garis terang, gelombang-gelombang dari
kedua celah sefase sewaktu tiba di tempat
METODE tersebut. Seperti interferometer Michelson (Fifi
Metode penelitian yang digunakan & Rosyadi, 2014).
dalam penelitian ini adalah menggunakan Interferometer Michelson merupakan
jenis/pendekatan penelitian yang berupa Studi seperangkat peralatan yang memanfaatkan
Kepustakaan (Library Research). Studi gejala interferensi. Interferensi yang memiliki
kepustakaan merupakan suatu studi yang arti yaitu penggabungan secara superposisi dua
digunakan dalam mengeumpulkan informasi dan gelombang atau lebih yang bertemu dalam satu
data dengan bantuan berbagai macam material titik di ruang. Prinsip interferensi adalah
yang ada di perpustakaan seperti dokumen, kenyataan bahwa beda lintasan optik (d) akan
buku, majalah, kisah-kisah sejarah, dsb membentuk suatu frinji. Frinji adalah pola gelap
(Mardalis:1999). terang yang dihasilkan dari pola interferensi
Studi kepustakaan juga dapat (Soedojo, 1992).
mempelajari beberbagai buku referensi serta Dalam metode Interferometer Michelson
hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang ini, sebelum digunkan untuk menghitung
berguna untuk mendapatkan landasan teori panjang gelombang laser dioda dan indeks bias
mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono, kaca, terlebih dahulu mengkalibrasi mikrometer
2006). Studi kepustakaan juga berarti teknik dengan menggeser moveable mirror, sehingga
pengumpulan data dengan melakukan akan terjadi interferensi yang menghasilkan
penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, frinji pada layar yang dapat digunakan untuk
serta berbagai laporan yang berkaitan dengan menghitung panjang gelombang laser dioda dan
masalah ang ingin dipecahkan (Nazir, 1988). indeks bias kaca (Fifi & Rosyadi, 2014).
Pada prinsip interferometer Michelson
HASIL DAN PEMBAHASAN nilai panjang gelombang laser diode, untuk
 Interferometer Pembelah Muka menentukan nilai panjang gelombang laser dioda
Gelombang merah, dapat dihitung dengan menggunakan
Pada jurnal yang berjudul “Analisis Pola persamaan (Phywe, 2006):
Interferensi Pada Interferometer Michelson 2d m
λ=
untuk Menentukan Panjang Gelombang Sumber N
Cahaya dan Indeks Bias Kaca” oleh B. L. Fifi,
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

Dengan dm (perubahan lintasan optis), d (beda Interferometer merupakan suatu alat


lintasan optis), ∆N (perubahan frinji), N yang digunakan untuk menghasilkan suatu
(jumlah frinji terang). pola interferensi. Interferometer dibagi
Prinsip dari percobaan interferometer menjadi 2 jenis, yaitu interferometer
Michelson yang telah dilakukan peneliti, yaitu pembagi muka gelombang dan
seberkas cahaya monokromatik yang dipisahkan interferometer pembagi amplitudo.
di suatu titik tertentu sehingga masing-masing Interferometer Michelson adalah
berkas dibuat melewati dua panjang lintasan termasuk interferometer pembelah
yang berbeda, dan kemudian disatukan kembali amplitudo dimana interferometer ini sangat
melalui pantulan dari dua cermin yang letaknya berguna dalam pengukuran indeks bias,
saling tegak lurus dengan titik pembagi berkas pengukuran panjang, pengukuran getaran
tersebut. Setelah berkas cahaya monokromatik (vibrasi) dan dapat juga digunakan untuk
tersebut disatukan maka akan didapat pola pengukuran simpangan permukaan
interferensi akibat penggabungan dua (Fitriana, 2018)
gelombang cahaya tersebut. Pola interferensi itu Dengan pada dasarnya prinsip pada
terjadi karena adanya perbedaan panjang interferometer pembelah amplitudo
lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang bahwasannya dua gelombang yang koheren
cahaya yang telah disatukan tersebut (Fifi & diperoleh dengan cara membagi intensitas
Rosyadi, 2012). semula, misal dengan lapisan pemantul
Jika panjang lintasan dirubah dengan sebagian.
diperpanjang maka yang akan terjadi adalah Interferometer Michelson, ditemukan
pola-pola frinji akan masuk ke pusat pola. Jarak oleh Albert Abraham Michelson,
lintasan yang lebih panjang akan mempengaruhi menggunakan pemecah berkas tunggal
fase gelombang yang jatuh ke layar. Bila (single beam splitter) untuk memisahkan
pergeseran beda panjang lintasan gelombang dan menggabung-ulang kembali
cahaya mencapai λ maka akan terjadi (recombining) berkas sinar (Paschotta,
interferensi konstruktif yaitu terlihat pola terang, 2008).
namun bila pergeserannya hanya sejauh λ /4 Pada Interferometer Michelson, sinar
yang sama artinya dengan berkas menempuh datang dibagi menjadi dua bagian oleh
lintasan λ /2 maka akan terlihat pola gelap (Fifi beam splitter atau sepasang fiber optik
& Rosyadi, 2012). (salah satu bagian menjadi acuan). Cahaya
Dengan mengetahui perubahan frinji pada jalur acuan dan percobaan dipantulkan
untuk tiap pergeseran skala mikrometer, maka kembali dan digabungkan menggunakan
dapat diperoleh panjang gelombang untuk splitter yang sama kemudian pola
pergeseran 1 mikrometer λ1 = 0,33nm dan untuk interferensi diukur menggunakan detektor.
pergeseran 10 mikrimeter λ2 = 2,85nm. Dan Cahaya pada jalur percobaan menyebabkan
diperoleh rata-rata panajng gelombang (λ) = pergeseran fasa dan dapat diukur melalui
1,59nm. Sehingga dapat diketahui panjang interferensi dengan cahaya pada jalur acuan
gelombang dioda merah (650±1,59)nm. Untuk (Fitriana, 2018)
percobaan kedua mengukur besarnya indeks bias Proses Terbentuknya Pola Interferensi
kaca. Jenis kaca 1 diperoleh indeks bias sebesar terjadi denagn berkas cahaya masuk melalui
n1 = 0,795 dan jenis kaca 2 n2 = 0,636 (Fifi & S1 dan S2, kemudian disebarkan sinarnya ke
Rosyadi, 2012). segala arah. Kemudian cahaya dari celah
 Interferometer Pembelah Amplitudo tersebut berinterferensi, maka akan
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

terbentuk suatu pola interferensi. Pola


interferensi tersebut yang nantinya dapat
ditangkap pada layar berupa pola garis
terang dan gelap.
Variasi suhu mempengaruhi variasi
indeks bias dan pemanjangan serat. Hal ini
menyebabkan perubahan pada konstanta
propagasi dan panjang serat.

Gambar 2. Grafik Perubahan Jumlah


Cincin (m) Terhadap Jarak Sumber
Ke Layar (L).

Gambar 1. Pola Interferensi Fiber Optik


Dari grafik dapat disimpulkan bahwa,
Dengan ini pengaruh suhu terhadap pola
semakin jauh ρ'semakin berkurang pula
interferensi fiber optik dengan digunakan
nilai m, dan semakin kecil radius celah,
aplikasi dari studi mengenai pengaruh suhu
semakin sedikit pula cincin yang terlihat
terhadap pola interferensi Fiber – Optik
pada layar. Dan dapat dihitung luas masing-
adalah sebagai Sensor Suhu.
masing cincin baik gelap maupun terang.
Sedangkan panjang gelombang diperoleh
 Difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer
dengan grafik perhitungan berikut dengan
Difraksi adalah suatu peristiwa
hasil λ = (516,8 ± 0,4) nm.
pembelokan gelombang elektromagnetik
Sama halnya dengan laser hijau pada
atau cahaya karena adanya halangan. Ada
metode yang sama, bedanya adalah pada
dua jenis difraksi yaitu difraksi Fraunhofer
laser merah nilai m yang diperoleh relatif
dan difraksi Fresnel. Secara sederhana beda
lebih kecil dibandingkan laser hijau. Karena
antara kedua jenis difraksi ini terletak pada
jumlah cincin dipengaruhi oleh perubahan
jarak antara sumber gelombang, penghalang
jarak sumber ke celah, maka semakin jauh
dengan layar dan jenis gelombang yang
ρ'semakin berkurang pula nilai m, dan
datang pada penghalang. Bila gelombang
semakin kecil radius celah, semakin sedikit
yang datang adalah gelombang bidang dan
pula cincin yang terlihat pada layar.
jarak antara sumber gelombang, penghalang
dan layar jauh, maka jenis difraksi ini
adalah difraksi Fraunhofer. Bila gelombang
yang datang adalah sferis dan jarak antara
sumber gelombang, penghalang dan layar
cukup dekat maka difraksi yang terjadi
adalah difraksi Fresnel (Untung, 2014)
Pada laser hijau, keadaan dimana jarak
Gambar 3. Grafik Perubahan Jumlah Cincin
antara sumber dan celah ( ρ') berubah-ubah,
maka jumlah cincin (m) yang terlihat pada (m) Terhadap Jarak Sumber Ke Layar (L).
Dan berdasarkan grafik pada gambar 9
layar pada saat eksperimen juga berubah.
diperoleh nilai panjang gelmbang pada laser
merah dengan hasil λ = (649,2 ± 0,5) nm
(Rosyidah, 2014).
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

 Difraksi celah tunggal Metode difraksi celah tunggal yang


Pada jurnal yang berjudul “Penggunaan dilakukan peneliti menggunakan celah
Metode Difraksi Celah Tunggal pada sempit yang terbuat dari sepasang silet yang
Penentuan Koefisien Pemuaian Panjang tipis. Sumber cahaya yang digunakan
Alumunium (Al)” oleh Puspita dan berasal dari cahaya laser. Sedangkan media
Yohanes, menjelaskan bahwa dalam penghantar panas yang digunakan untuk
menentukan nilai koefisien pemuaian memanaskan logam Alumunium (Al) yaitu
panjang pada Alumunium dapat dilakukan air yang dipanaskan dengan pemanas air.
dengan metode difraksi celah tunggal. Kemudian menggunakan analisis regresi
Difraksi adalah peristiwa pelenturan linier hubungan antar suhu (T) dengan
gelombang akibat perambatan gelombang seperlebar difraksi (1/Z). Koefisien
melalui celah sempit. Menurut Serway, R. pemuaian dihitung dari gradien garis hasil
A. & Jewwet, J. W, (2010 :163). Hal ini regresi T terhadap 1/Z (Wulandari &
sesuai dengan prinsip Huygens yaitu Radiyono, 2015).
semakin kecil celah yang dilalui Dari data hasil percobaan menunjukkan
gelombang, maka penyebaran gelombang bahwa semakin tinggi suhunya maka lebar
akan semakin besar. Pada difraksi celah celah yang dihasilkan semakin sempit. Jadi
tunggal, cahaya sumber dilewatkan pada pengaruh suhu dengan lebar difraksi yaitu
satu celah. Pola difraksi cahayanya kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
bergantung pada perbandingan ukuran lebar difraksi yang dihasilkan. Sehingga
panjang gelombang dengan lebar celah dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan
yang dilewati. Hubungan antara lebar celah suhu sebanding dengan seperlebar difraksi.
dengan panjang gelombang cahaya dapat
dituliskan sebagai berikut:  Kisi difraksi
L sinθ=mλ Kisi difraksi digunakan untuk
dengan θ merupakan besar sudut menentukan panjang gelombang cahaya.
pembelokan gelombangcahaya, m adalah Umumnya kisi difraksi yang digunakan
orde difraksi yang berupa bilangan bulat dalam eksperimen siswa adalah kisi difraksi
positif atau negatif, λ adalah panjang standar. Penggunaan kisi difraksi standar
gelombang cahaya (dalam meter), dan L dalam eksperimen tersebut, biasanya hanya
adalah lebar celah (m). terbatas dalam menentukan panjang
gelombang cahaya tampak. Fenoma-
fenomena fisika banyak terjadi dari hal-hal
sederhana, contohnya kita bisa mengamati
pola difraksi dengan menggunakan kisi
difraksi alam.
Kisi difraksi dengan mengunakan
batang talas (Colocasia esculenta) dibuat
dengan menggunakan preparat tipis dari
batang talas yang disayat vertikal dari
tanaman ubi talas. Eksperimen sederhana
ini dapat digunakan untuk menunjukkan
sifat cahaya yang mengalami difraksi
melalui celah sempit dan juga bisa
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

digunakan untuk menentukan konstanta menjadi 2 jenis, yaitu interferometer pembagi


difraksi atau jarak antar kisi batang talas muka gelombang dan interferometer pembagi
(Colocasia esculenta). amplitudo. Seperti interferometer Michelson
yang menghasilkan pola interferensi dan frenji
sehingga digunakan untuk menghitung Panjang
Gelombang Sumber Cahaya dan Indeks Bias
Kaca.
Gelombang yang datang adalah
gelombang bidang dan jarak antara sumber
gelombang, penghalang dan layar jauh, maka
Gambar 3. Pola difraksi yang terbentuk
disebut difraksi Fraunhofer. Bila gelombang
dengan menggunakan batang talas
yang datang adalah sferis dan jarak antara
(Colocasia esculenta)
sumber gelombang, penghalang dan layar cukup
dekat maka difraksi yang terjadi adalah difraksi
Cahaya laser yang koheren dengan
Fresnel.
panjang gelombang 532 nm disinarkan tgak
Pada difraksi celah tunggal, cahaya
lurus melewati batang talas sehingga
sumber dilewatkan pada satu celah. Pola difraksi
menghasilkan pola difraksi pada layar.
cahayanya bergantung pada perbandingan
Laser gelombang cahaya yang melewati
ukuran panjang gelombang dengan lebar celah
batang talas akan menghasilkan gelombang
yang dilewati. Pengaruh suhu dengan lebar
sekunder yang panjang gelombangnya sama
difraksi yaitu kenaikan suhu berbanding terbalik
dengan sumber gelombang. Prinsip ini
dengan lebar difraksi yang dihasilkan. Sehingga
diperkenalkan oleh Huygens untuk
dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan suhu
menjelaskan fenomena gelombang difraksi.
sebanding dengan seperlebar difraksi.
Eksperimen sederhana ini menunjukkan
Pola difraksi terbentuk ketika cahaya
bahwa batang talas (Colocasia esculenta)
koheren dari laser hijau dengan panjang
dapat digunakan sebagai difraksi kisi.
gelombang 532 nm yang disinarkan secara tegak
Namun, pola difraksi yang terbentuk pada
lurus pada kisi batang talas (Colocasia
layar kurang jelas terlihat diperkirakan
esculenta). Eksperimen ini dapat digunakan
karena batang talas dalam keadaan masih
untuk mempelajari fenomena difraksi cahaya
fresh diambil langsung dari pohonnya,
dengan alat dan biaya yang murah.
sehingga menyebabkan serat tidak
sepenuhnya berjarak relatif sama dan masih
SARAN
terdapat kandungan air sehingga gelombang
Artikel ini dibuat untuk memudahkan
cahaya yang melewati batang talas akan
pembaca dalam memahami konsep mengenai
tersebar. Struktur batang talas sendiri terdiri
Optik Fisis
serat yang diatur dengan jarak sempit dan
dapat dianggap sebagai beberapa celah
dalam kisi-kisi.
DAFTAR PUSTAKA
Fifi, B.L. & Rosyadi, Adung Dwi. 2012.
KESIMPULAN
Analisis Pola Interferensi Pada
Berdasarkan hasil analisis dapat
Interferometer Michelson untuk
disimpulkan bahwa Interferometer merupakan
Menentukan Panjang Gelombang Sumber
suatu alat yang digunakan untuk menghasilkan
Cahaya dan Indeks Bias Kaca. Jurusan
suatu pola interferensi. Interferometer dibagi
GELOMBANG DAN OPTIK
Jurusan Pendidikan IPA Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Jl. Ciwaru Raya No. 15 Cipocok Jaya Serang Banten 42117
E-mail : ipauntirta2017@gmail.com

Fisika Institut Teknologi Sepuluh https://www.google.com/search?


Nopember (ITS) Surabaya. ( diakses pada q=jurnal+difraksi+fresnel+dan+difraksi+f
tanggal 16 April 2020 pukul 23.22 WIB raunhofer&oq=jurnal+difraksi+fresnel+da
https://id.scribd.com/doc/109225480/Jurn n+difraksi+fraunhofer&aqs=chrome..69i5
al-Interferometer-Michelson ) 7.26203j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-
Fitriana, Nur Hanifah, dkk. 2018. Pengaruh 8# )
Suhu Terhadap Perubahan Pola Sarwono, Jonathan. 2006. Metodelogi Penelitian
Interferensi Pada Fiber Optik Unnes Kuantitatif Dan Kualitatif, Jogjakarta:
Physics Journal 6 (1) Graha Ilmu,
Halliday & Resnick (1994). Fisika Jilid 2. Serway, R. A. & Jewwet, J. W. (2010). Fisika
Jakarta : Erlangga untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba
Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Teknika
Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Soedojo, P. 1992. Asas-Asas Ilmu Fisika Jilid 4
Aksara Fisika Modern. Gadjah Mada University
Nazir. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Press: Yogyakarta
Ghalia Indonesia. Soedojo, Peter. 2000. Fisika Dasar. .
Paschotta, R. 2008. Interferometer - The Yogyakarta : Penerbit Andi
Encyclopedia of Laser Physics and Untung, G. Budijanto. 2014. EKSPERIMEN
Technology DIFRAKSI FRESNEL DENGAN
Phywe, 2006. Fabry-Perot Interferometer. GELOMBANG MIKRO PADA
Phywe Handbook. Phywe Series of PENGHALANG SISI LURUS. Surabaya :
Publication. Universitas Katolik Widya Mandala.
Prabawani, Arum dan Sri Wahyuni. 2017. Kisi Wulandari, Puspita Sestim & Radiyono
Difraksi dengan Menggunakan Batang Yohanes. 2015. Penggunaan Metode
Talas (Colocasia esculenta). Journal of Difraksi Celah Tunggal pada Penentuan
Creativity Student 2 (1). (diakses pada Koefisien Pemuaian Panjang Alumunium
tanggal 13 April 2020. (Al). Prosiding Seminar Nasional Fisika dan
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jc Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1 (diakses
s pada tanggal 17 April 2020 pukul 00.07
Rosyidah, Arinar dkk. 2014. Review Studi WIB
Difraksi Fresnel Menggunakan Celah http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/p
Bentuk Lingkaran. Berkala Fisika Vol rosfis1/article/view/7686/5673 )
11. , No.2, hal 39-43. (diakses pada
tanggal 13 April 2020

Anda mungkin juga menyukai