Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
2020
KATA PENGANTAR
Pertama sekali segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kelimpahan nikmat dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat membuat laporan ini dengan
tepat waktu sesuai dengan tanggal waktu yang sudah disepakati antara kami sebagai
mahasiswa dan dosen pengampu mata kulia Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra.
Didalam proses pengerjaan ini tentunya memiliki campur tangan dari Pihak yang
lain,untuk itu saya berterimah kasih saya juga mengucapkan rasa terimah kasih sebesar-
besarnya kepada Dr. M Ridha Syafii Damanik, S.Pi., M.Sc selaku dosen pengampu yang
telah memberikan sistematika dalam pengerjaan laporan sekaligus pengerjaan tugas.
Oleh karena itu saya berharap kepada pembaca memberikan kritik dan saran
mengenai laporan yang saya buat ini, guna untuk meningkatkan kemampuan saya dalam
menulis dan untuk melatih pemikiran kita yang kritis demi maju bersama.
Penulis
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
1.3 TUJUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
2. 1 TENAGA UNTUK PENGINDERAAN JAUH..............................................................2
2.2 TENAGA ELEKTROMAGNETIK.................................................................................2
2.3 BEBERAPA FORMULA.................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................7
3.2 SARAN........................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Citra adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera
atau hasil penginderaan jauh yang telah dicetak. Menurut Lillesand dan Kiefer (1979)
Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek,
daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Penginderaan
jauh adalah pengukuran atau akuisis data suatu objek atau fenomena oleh sebuah alat
yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau dari jarak jauh ,
misalnya pesawat, pesawat luar angkasa, satelit dan kapal.
Didalam penginderaan jauh didalam pengambilan gambar sebagai hasil dari gambaran
permukaan bumi ataupun wujud nyata memerlukan fisika dari alam. Fisika tersebut
merupakan seperti cahaya, angina yang bergerak serta awan. Berdasarkan tersebut sangat
mempengaruhi bahkan membantu didalam pengambilan gambar ataupun vidio bahkan
dapat memperlambat ataupun membuat citra hasil tidak sempurna ataupun kabur.
Didalam penginderaan jauh sangat membutuhkan teknologi didalam mengambil
gambar dengan jarak yang jauh dengan cakupan wilayah yang sangat luas dan bahkan
sampai tidak terhingga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Penginderaan Jauh dan Citra Satelit ?
2. Bagaimana hubungan diantara Penginderaan Jauh dan Citra Satelit dengan fisika ?
3. Apa saja bagian fisika yang berpengaruh dengan Penginderaan Jauh dan Citra
Satelit ?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Penginderaan Jauh dan Citra Satelit.
2. Untuk mengetahui apa itu hubungan diantara Penginderaan Jauh dan Citra Satelit
dengan fisika.
3. Untuk mengetahui apa saja bagian fisika yang berpengaruh dengan Penginderaan Jauh
dan Citra Satelit.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan
menggunakan sensor buatan. Dengan melakukan analisis terhadap data yang kumpulkan
ini dapat diperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
Ada 3 Pengumpulan data dalam penginderaan jauh yaitu:
1. Distribusi daya (force)
Contoh: Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik
bumi.
2. Distribusi gelombang bunyi
Contoh: Sonar digunakan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.
3. Distribusi gelombang electromagnetik
Contoh: Camera untuk mengumpuilkan data yang berkaitan dengan pantulan
sinar.
2.2 TENAGA ELEKTROMAGNETIK
Tenaga Elektromagnetik adalah paket elektrisitas dan magnetism yang bergerak
dengan kecepatan sinar pada frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Matahari
merupakan sumber tenaga utama elektromagnetik. Sumber tenaga alamiah digunakan
dalam penginderaan jauh sistem pasif, sedang tenaga buatan digunakan dalam
penginderaan jauh sistem aktif. Tenaga elektromagnetik tidak tampak oleh mata. Tenaga
tersebut tampak ketika berinteraksi dengan benda. Matahari memancarkan tenaga
elektromagnetik ke segala arah dengan cara radiasi. Radiasi tenaga elektromagnetik
berlangsung dengan cepat dan tetap dan dengan pola gelombang yang harmonik. Tenaga
elektromagnetik dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang maupun berdasarkan
frekuensinya. Panjang gelombang adalah jarak lurus dari puncak gelombang yang satu ke
puncak geombang lain yang terdekat.
Frekuensi adalah jumlah siklus gelombang yang melalui satu titik dalam satu detik
(Hz). Pembedaan yang paling umum digunakan untuk tenaga elektromagnetik dlam
penginderaan jauh ialah dengan panjang gelombang (λ). Panjang gelombang lebih
3
banyak digunakan dalam pengunderaan jauh, sedang frekuensi lebih banyak digunakan
dalam teknologi radio (Beckam dalam Sutanto, 1986).
A. BATASAN ELEKTROMAGNETIK
Tenaga elektromagnetik dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombang maupun
frekuensinya .
1. Panjang Gelombang ialah jarak lurus dari puncak gelombang yang satu kepuncak
gelombang lain terdekat.
2. Frekuensi ialah jumlah siklus gelombang yang melalui satu titik dalam satu detik,
dinyatakan dalam hertz yang sering disingkat dengan Hz.
Informasi tersebut berupa data tentang objek yang diindera dan dikenali dari hasil
rekaman berdasarkan karakteristiknya dalam bentuk cahaya, gelombang bunyi, dan tenaga
elektromagnetik. Contoh: Salju dan batu kapur akan memantulkan sinar yang banyak
(menyerap sinar sedikit) dan air akan memantulkan sinar sedikit (menyerap sinar banyak).
Informasi tersebut merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek. Interaksi antara
tenaga dan objek direkam oleh sensor, yang berupa alat-alat sebagai berikut:
a) Gravimeter, berfungsi mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.
b) Magnetometer, berfungsi mengumpulkan data yang berupa variasi daya magnet.
c) Sonar, berfungsi mengumpulkan data tentang distribusi gelombang dalam air.
d) Mikrofon, berfungsi mengumpulkan ataupun menangkap gelombang bunyi di udara.
e) Kamera, berfungsi mengumpulkan data variasi distribusi tenaga elektromagnetik yang
berupa sinar.
Seperti telah disebutkan bahwa salah satu tenaga yang dimanfaatkan dalam
penginderaan jauh antara lain berasal dari matahari dalam bentuk tenaga elektromagnetik.
4
Matahari merupakan sumber utama tenaga elektromagnetik ini. Di samping matahari
sebagai sumber tenaga alamiah, ada juga sumber tenaga lain, yakni sumber tenaga buatan.
a. Spektrum Magnetik
Tenaga Elektromagnetik terdiri dari berkas atau spektrum yang luas, yakni meliputi
spektra kosmik, Gamma, X, Ultraviolet, tampak, inframerah, gelombang mikro
(microwave) dan radio.
5
Pantulan ialah tenaga yang dipantulkan sampai keobjek dipantulkan kembali objek
kesensor. Objek yang banyak memantulkan tenaga elektromagnetik tampak cerah pada
citra, sedangkan objek yang banyak menyerap tenaga tampak gelap.
Pemahaman empat istilah pantulan dilandasi oleh pengertian
E= p + s + t
(E) = jumlah tenaga yang diterima oleh suatu benda sama
(p) = jumlah total tenaga yang dipantulkan
(s) = jumlah tenaga ditambah
(t) = jumlah tenaga diserap dan yang menebus batas
Kendala yang terjadi pada jendela atmosfer bersifat selektif. Kendala-kendala yang
tampak berupa:
a) Hamburan
H.Rayleigh merupakan Atmosfer yang mengandung butir-butir oksigen dan nitrogen.
H. Mie merupakan Atmosfer yang putih hingga kemerahan disebabkan oleh butir
debu.
6
H. Nonselektif merupakan Butiran dalam atmosfer yang diameternya jauh lebih
besar
dari panjang spektrum tampak.
b) Serapan
Merupakan gangguan yang lebih parah terhadap tenaga elektromagnetik.karena
merupakan kendala utama bagi spektrum inframerah. Penyebab utama uap air. Karbon
dioksid dan ozon.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penginderaan jauh merupakan suatu proses penginderaan ataupun
pengambilan gambar rupa bumi secara langsung dari atas permukaan bumi, melalui
citra satelit. Dalam penginderaan jauh lebih menggunakan teknologi dan satelit.
Dalam hal ini akan memberikan wujud dan gambar serta permukaan bumi baik
dataran dan lautan.
Didalam penginderaan jauh ini menggunakan fisika alam dengan sebagai
bantuan baik itu cahaya matahari ataupun pergerakan angin, sehingga dapat
memberikan bantuan pada penangkapan gambar yang dilakukan oleh camera oleh
satelit. Hal tersebut sangat berguna dan bermanfaat didalam mendapatkan wujud
permukaan bumi.
3.2 SARAN
Didalam memahami dan meningkatkan pengetahuan akan penginderaan jauh
maka diperlukan dasar dan proses belajar yang lebih dengan berbagai sumber baik itu
buku, jurnal ataupun refrensi dan penggunakan teknologi ataupun komputer.
8
DAFTAR PUSTAKA
Danoedoro, Projo, 1999. Penginderaan Jauh Dan Interpretasi Citra.Yogyakarta :
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiLjaDr
m_HuAhXbAnIKHYGoBygQFjACegQIAxAC&url=http%3A%2F
%2Fblogs.unpad.ac.id%2Fiwalhrp%2Ffiles%2F2011%2F08%2F02 DASAR-
FISIKA-INDERAJA.pdf&usg=AOvVaw2tBPbyZtZD2yERztzBqAZ8
Meurah, Cut., 1995, Penginderaan Jauh Dasar, Jakarta: Erlangga.
Lillesand, T.M., dan kiefer, R.W., 1997, Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
( Terjemahan ), Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.