Anda di halaman 1dari 10

Latar Belakang

Kamboja merupakan sebuah negara monarki konstitusional di Asia Tenggara, dan merupakan
penerus dari Kekaisaran Khmer. Kamboja berbatasan dengan Thailand (barat), Laos (utara),
Vietnam (timur), dan Teluk Thailand (selatan). Negara ini dilewati oleh Sungai Mekong dan
Danau Tonle Sap.

Kamboja yang mempunyai nama lain Kampuchea (bahasa Khmer), Cambodge (bahasa
Perancis), Cambodia (bahasa Inggris), merupakan suatunegara yang terletak di Semenanjung
Indocina bagian barat daya. Pada masa pra kolonial, Kamboja merupakan suatu kerajaan yang
besardengan wilayah yang membentang dari laut Cina Selatan sampai perbatasan Birma, tetapi
sekarang Kamboja hanyalah sebuah negara kecil di Asia Tenggara dengan luas sekitar 181.035
kilometer persegi.

Lima puluh persen dari wilayah tersebut berupa hutan belantara yang masih perawan sehingga
sangat bermanfaat bagi tempat persembunyian para gerilyawan dari pengejaran pihak lawan.

A. Letak Astronomis Kamboja

Kamboja atau yang juga sering dikenal dengan Kampuchea ini adalah salah satu negara
yang terletak di kawasan Asia Tenggara. Tak jauh berbeda dengan negara-negara di
kawasan Asia Tenggara lainnya, Kamboja juga terletak pada satu titik garis lintang dan garis
bujur. Letak garis lintang dan garis bujur inilah yang mempengaruhi perbedaan pada zona
iklim di setiap wilayah negara serta waktu di negara-negara tersebut. Untuk negara Kamboja
sendiri terletak pada garis lintang dan garis bujur sebagai berikut:

Kamboja terletak pada garis lintang 10°LU- 14° LU Berdasarkan garis bujurnya, Kamboja
terletak pada 104°BT - 108°BT

B. Letak Letak Geografis Kamboja


Berdasarkan letak geografisnya, beberapa bagian negara Kamboja memang berbatasan
langsung dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Terletak di kawasan Indocina,
Kamboja memiliki luas wilayah sebesar 181.035 km2 dengan 2% diantaranya adalah
wilayah perairan. Bisa dibilang kenampakan alam dari Kamboja ini cukup unik karena
memiliki bentuk seperti sebuah piring. Berikut ini adalah letak geografis Kamboja yang
notabenenya berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Tenggara lain:

Di sebelah Utara berbatasan dengan negara Laos dan Thailand

Di sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Thailand

Di sebelah Timur Kamboja berbatasan langsung dengan Vietnam

Di sebelah Barat berbatasan dengan Thailand

C. Letak Geologis Kamboja


Berdasarkan letak geologisnya, Kamboja juga berada di lempeng Eurasia yang
menghubungkan Eropa dan Asia. Kamboja memiliki barisan pegunungan dengan ketinggian
antara 700-900 meter mengelilinginya yang terdapat di bagian utara yang dikenal dengan
pegunungan Dong Rek, sedangkan di bagian barat adalah pegunungan Cardamon. Tidak
hanya pegunungan, Kamboja juga dikelilingi oleh gunung setinggi kurang lebih 1.771 m
bernama Gunung Phnum Aoral. Di bagian timur Kamboja terdapat beberapa plato, yaitu
Plato Mondol dan Plato Rotanikri.

D. Bentang Alam Kambojaq

Wilayah utara dan barat daya Kamboja merupakan daerah pegunungan. Di sebelah utara dan
barat daya terdapat Pegunungan Cardamon. Puncak tertinggi dari pegunungan tersebut
adalah Gunung Phnum Aoral dengan ketinggian 1810 m. Pegunungan Cardamon memiliki
panjang 160 km. Di sebelah timur, pegunungan tersebut melintasi perbatasan Kamboja dan
Thailand.

Wilayah tengah Kamboja terdapat hutan hujan tropis. Daerah ini berupa cekungan yang
terdapat di bagian tengah. Di pusat cekungan terdapat danau terbesar di Asia Tenggara, yaitu
Danau Tonle Sap. Di sebelah tenggara mengalir Sungai Mekong. Sungai tersebut bermuara
di Laut Cina Selatan. Sungai –sungai besar yang terdapat di negara Kamboja, antara lain
sungai Tonle Sap. Sungai ini merupakan anak sungai Mekong yang mengalir menuju danau
Tonle Sap dan sungai Bassac. Kamboja juga memiliki pelabuhan alam terbaik di Asia
Tenggara. Pelabuhan ini terletak di Teluk Kompong Sam.

E. Kamboja Kondisi Sosial Ekonomi Kamboja

Sosial

Jumlah penduduk Kamboja pada tahun 2013 mencapai 14,68 jiwa (sebagian besar tinggal
dipedesaan). Mayoritas penduduk Kamboja adalah bangsa Khmer (94%) dan sisanya
penduduk etnis China (3%) dan Vietnam (3%). Penduduk lain terdiri atas beberapa
kelompok etnis Asia lain, termasuk kelompok Melayu Caham dan sukusuku bangsa primitif,
yakni orang Khmer Loeu yang terdiri atas orang Jarai, Rhade, Stieng, Kui, Pear, dan Saoch.
Penduduk di Kampuchea, belumlah berkembang dengan baik, mengingat situasi negeri yang
belum stabil dari konflik politik yang berkepanjangan. Penduduk yang bebas buta huruf
(tahun 2003) baru 45%. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Khmer, bahasa
Perancis, dan Inggris yang digunakan oleh kaum terpelajar. Mayoritas penduduk Kamboja
menganut agama Budha Theravada (88,4%). Dan sisanya beragama Islam, Katolik, Budha
Mahayana, dan kepercayaan Animisme. Tingkat penduduk di Kamboja tinggi (3,08%).

Kerja Sama Bilateral (Hubungan Indonesia Kamboja)


Hubungan Kamboja dengan Indonesia
Hubungan diplomatic Indonesia dengan Kamboja telah terjalin sejak tahun 1957, kedua negara
menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959. Dalam kurun waktu
Januari-Mei 2008, total nilai perdagangan Indonesia dan Kamboja mencapai 67,51 juta dolar AS
dengan surplus bagi Indonesia sebesar 66,35 juta dolar AS.

Nilai perdagangan tersebut naik sebesar 20 persen dari total perdagangan dalam periode yang
sama di tahun 2007 (56,02 juta dolar AS) dengan surplus sebesar 54,67 juta dolar AS bagi
Indonesia. Hubungan kerja sama antara Kamboja dengan Indonesia dalam ASEAN salah satunya
adalah ditandatanganinya persetujuan bebas visa bagi pemegang paspor biasa untuk kedua
negara.

1. Kerja sama politik


Contohnya :
Kunjungan bilateral pada tingkat Kepala Negara maupun tingkat Menteri.
Komisi bersama Indonesia menjadi penengah dalam konflik perbatasan Kamboja dan
Thailand, serta revitalisasi mekanisme dialog bilateral baik di tingkat pejabat tinggi
maupun tingkat Menlu.

2. Kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi .


Contohnya : Volume perdagangan Indonesia – Kamboja yang terus
meningkat.
3. Kerja sama sosial budaya
Contohnya :
Pemberian beasiswa oleh Indonesia kepada Kamboja
Kunjungan wisata oleh pelajar Kamboja ke Indonesia
Didirikannya pusat budaya Indonesia di Kamboja
Bantuan dana bencana oleh Indonesia kepada Kamboja

Perekonomian

Sektor Pertanian
Pendukung perekonomian utama Kamboja adalah pertanian (lebih dari 70% penduduknya
bekerja di bidang pertanian). Kamboja merupakan negara agraris dengan hasil pertanian
yang utama adalah Sekitar 80% lahan pertanian ditanami padi, daerah penanamannya di
daerah sepanjang Sungai Mekong dan Danai Tonle Sap. Hasil pertanian lainnya adalah
jagung, lada, umbi-umbian, sayuran, tembakau, gula, kedelai, dan buah-buahan. Selain itu
juga ada perekonomian lainnya, antara lain Perkebunan: karet, buah-buahan, dan tebu.

Pertanian padi merupakan tanaman utama, penanamannya terutama di sekitar Tonselap, istimewa
dekat Battambang. Disepanjang sebelah menyebelah hilir Mekong dan di selatan Kompong
Cham pada umumnya penghasilan padi rendah, namun demikian masih terdapat kelebihan padi
utnuk diekspor karena penduduknya tidak banyak.

Getah merupakan tanaman ladang yang paling penting dan juga sebagai bahan ekspor utama bagi
negeri ini. Daerah penanamannya di sepanjang bukit Cardamon dan di tanah tinggi Annam dekat
Kompong Cham. Lada hitam termasuk penting, terutama diusahakan orang Cina dan merupakan
bahan ekspor. Daerah penanamannya di pegunungan Gajah dekat Kampot. Tanaman lain yang
diusahakan merupakan tanaman kering seperti tembakau, kapas, kacang tanah, jagung, kapuk,
tebu dan lain-lain. Tanaman ini terutama terdapat di tanah pamah sepanjang Mekong dan
Tonselap, sedangkan Jute di sekitar Battambang untuk membuat goni, beras dan tikar kasar.

Perikanan merupakan kegiatan kedua besarnya di negara ini, kebanyakn para petani menjadi
nelayan pada musim kering. Daerah perikanan terpenting ialah Tonselap yang menghasilkan
50% dari jumlah tangkapan ikan di Khmer. Daerah perikanan lainnya meliputi kawasan pinggir
laut di sepanjang Mekong dan cabang-cabangnya di sawah padi dan paya-paya. Sebagian besar
hasil tangkapan ikan di negara ini telah dijadikan bahan ekspor.

Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan menghasilkan mineral utama seperti: emas, besi, batu bara, timah, biji besi,
tembaga, dan fosfat. Bahan galian (pertambangan) kurang penitng, karena jumlahnya kecil,
hanya fosfat dan biji besi yang ditambang dalam jumlah besar. Biji besi terdapat dekat Phnom
Penh dan posfat dekat Kampot dan Battambang.

Sektor Perdagangan
Ekspor utama Kamboja adalah karet, beras, lada, dan kayu, sedangkan impor utama adalah
bahan makanan, mesin-mesin, obat-obatan, tekstil, pupuk, peralatan listrik, dan bahan kimis.
Bahan galian (pertambangan) kurang penitng, karena jumlahnya kecil, hanya fosfat dan biji besi
yang ditambang dalam jumlah besar. Biji besi terdapat dekat Phnom Penh dan posfat dekat
Kampot dan Battambang.
Sektor Pariwisata
Salah satu daya tarik bagi wisatawan adalah kuil Angkor Wat yang termasuk salah satu
keajaiban dunia, berada di kaki Gunung Dongkrak. Candi Angkor Wat sebagai bangunan
keagamaan terbesar.

Kondisi Sosial Budaya Kamboja


Kehidupan Sosial Kamboja

Kamboja merupakan negara yang berpenduduk nomor dua terkecil di Asia Tenggara dengan
jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Mayoritas negara-negara lainnya di Asia Tenggara
memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak daripada Kamboja.

Pada tahun 1975, Selama empat tahun masa kekuasaan dari Khmer merah, jumlah penduduk
menurun drastis menjadi hanya 6 juta jiwa, banyak dari mereka yang di bunuh oleh khmer merah
tetapi ada juga yang kelaparan dan ada pula yang bermigrasi dalam jumlah yang cukup besar,
terutama orang-orang dari etnik Vietnam. Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja
adalah dari etnik Khmer, sekitar 85% dari jumlah keseluruhan penduduk kamboja. Sisanya
adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh orang-orang dari etnikCina, dan sekitar
100.000 muslim Cham, serta yang terakhir adalah beberapa dari suku primitive.

Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa lain yang digunakan adalah
bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha. Sebagian besar penghidupan
penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras, jagung, merica,
tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil tambangnya adalah besi,
tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja adalah tekstil, kertas, plywood, dan
minyak.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Kamboja bertani, buruh, dan mencari ikan.
Penghasilan rata-rata masyarakat Kamboja, di luar Phnom Penh, $20 atau 82.000 Riel (mata
uang Kamboja), setara dengan Rp 190.000 per bulan. Namun, di desa dan kampung-kampung,
masyarakat amat menggemari transaksi menggunakan Dollar. Terlebih dengan para pendatang.

Arsitektur dan Rumah di Kamboja


Arsitek dan pemahat Kamboja membuat candi yang terbuat dari batu. Dekorasi Khmer
terinspirasi dari agama. Dewa-dewa dari agama Hindu dan Buddha terukir pada tembok.
Candi/kuil dibuat sesuai dengan aturan arsitektur Khmer Kuno yang terdiri dari susunan
candi biasa ditambah dengan satu candi yang tampak mencolok ditengahnya, sebuah
tembok, dan sebuah parit. Motif Khmer menggunakan banyak dewa dari mitologi Buddha
dan Hindu.

Pakaian adat di Kamboja


Kain tradisional yang dikenal sebagai Sampot, adalah sebuah kostum yang terkena pengaruh
dari India pada era Funan. Pakaian Khmer telah berubah seiring dengan waktu dan agama.
Pada masa transisi dari era Funan ke era Angkor, terdapat pengaruh Hindu yang kuat pada
pakaian di Kamboja dimana orang-orang menyukai Sampot termasuk Sarong Kor
(perhiasan) yang merupakan simbol agama Hindu.

Tarian di Kamboja
Tarian Khmer klasik, yaitu seni pertunjukan seperti balet asli dariKamboja, seringkali
disebut "Tarian Bidadari". Konon tarian Khmer kalsik pada zaman sekarang dihubungkan
dengan tradisi menari di istana raja-rajaAngkor, yang terinspirasi dari mitologi tentang
istana para dewa di kahyangan dan penarinya adalah para bidadari.

Sejarah Negara Kamboja


Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5
Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja. Negara-negara
ini mempunyai hubungan dekat dengan China dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika
Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.

Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan Khmer terletak di Angkor,
sebuah daerah yang dibangun pada masa kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga
pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.
Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan Khmer memindahkan
ibukota dari Angkor ke Lovek, dimana Kerajaan mendapat keuntungan besar karena Lovek
adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan
Vietnam, dan juga berakibat pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi
pada tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan
Vietnam secara bergilir.

Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada
Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak Perancis
yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian
Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian
perbatasan oleh Perancis dan Thai.

Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953,
sebagai daerah dari Koloni Indochina. Kamboja Perancis merupakan bagian dari kolonial
potektorat Kekaisaran Perancis di Asia Tenggara. Didirikan pada tahun 1863 ketika Raja
Kamboja Norodom meminta Perancis agar Kamboja dijadikan sebagai protektoratnya. Pada
tahun 1867, Siam (Thailand) meninggalkan kedaulatan atas Kamboja dan protektorat Perancis
secara resmi diakui di Kamboja. Kemudian Kamboja diintegerasikan ke dalam Indochina
Perancis pada tahun 1887 bersama dengan protektorat koloni Perancis di Vietnam (Cochinchina,
Annam dan Tonkin). Pada tahun 1946, Kamboja diberikan pemerintahan sendiri oleh Uni
Perancis dan statusnya sebagai protektorat dihapus pada tahun 1949. Kamboja kemudian meraih
kemerdekaan pada tahun 1953 melalui Persetujuan Jenewa setelah penjajahan Jepang pada 1940-
an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja
menjadi sebuah kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.

Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak
dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral (Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang
merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari
Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah,
yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang
memicu perang saudara timbul di Kamboja.

Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan
menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan
segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian
kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan yang terjadi
pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja kelaparan dan
tidak ada obat sama sekali di Kamboja.

Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-
besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan
antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan
senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.

Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang,
walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi
pada tahun 1997.

Pemerintahan dan Politik Kamboja


Kerajaan Kamboja adalah sebuahnegara berbentuk monarki konstitusional diAsia Tenggara.
Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung
Indochina antara abad ke-11 dan 14. Kamboja merupakan salah satu negara di Indocina yang
pernah menjadi bagian dari wilayah protektorat Prancis. Keterlibatan Prancis secara formal di
dalam sistem pemerintahan Kamboja dimulai sejak tahun 1863 hingga 1953, pada saat Kamboja
memperoleh kemerdekaannya. Sejak memperoleh kemerdekaannya, Kamboja mengalami
banyak konflik internal. Salah satu manifestasi dari konflik tersebut adalah banyaknya pergantian
rezim yang terjadi dalam jangka waktu yang tergolong sempit. Pergantian rezim ini turut
dibarengi oleh penggantian nama Kamboja sebagai sebuah negara.Tercatat enam kali pergantian
nama (rezim) Kamboja.
Masing-masing nama memberikan keunikan tersendiri terhadap bagaimana sistem pemerintahan
di Kamboja berjalan. Keunikan tersebut salah satunya tidak terlepas dari peran dan kekuasaan
tokoh-tokoh penting pada masing-masing rezim, misalnya Norodom Sihanouk (1953-1970), Lon
Nol (1970-1975), Khmer Merah-Pol Pot (1975-1979), dan Hun Sen (1989-sekarang).
Anonim. “ Letak Astronomis, Geografis, dan Geologis Kamboja “
https://www.geologinesia.com/2018/09/letak-astronomis-geografis-dan-geologis-
kamboja.html
Diakses Pada Jum’at, 22 Maret 2019 Pukul 20:00 WIB.

Anonim. “ Unsur-Unsur Fisik dan Non Fisik Kamboja “


http://finanuriislami.blogspot.com/2015/02/unsur-unsur-fisik-dan-non-fisik-negara.html
Diakses Pada Jum’at, 22 Maret 2019 Pukul 20:00 WIB.

Santoso, Imam. 2013. Kamboja Geografi Asia Tenggara. (Online) Tersedia:


http://imam2992.blogspot.com/2013/10/kamboja-geografi-asia-tenggara_5721.html
(diakses 14 Maret 2015 17:24 wib)

Mu’in, I. 2004. Pengetahuan Sosial: Geografi SMP Kelas 3. Jakarta: Grasindo. Diakses dari
https://www.timesquest.com/2016/06/profil-negara-kamboja.html. Pada Jum’at, 22 Maret
2019 Pukul 10:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai