Anda di halaman 1dari 16

1.

KAMBOJA
Bendera

Lambang

Semboyan: Nation, Religion, Roi (Prancis)


ជាតិ, សាសនា, ព្រះមហាក្សត្
"Chéat, Sasna, Preăhmôhaksât"
(Kamboja: "Bangsa, Agama, Raja")
Lagu kebangsaan:
បទនគររាជ
Nokor Reach
(Indonesia: "Kerajaan yang megah")
1:31

Ibu kota : Phnom Penh


11°33′N 104°55′E
Bahasa resmi Khmer
Aksara resmi : KhmerChamPrancis
Bahasa lainnya Aksara Khmer
Kelompok etnik (2013)
97.6% Khmer
1.2% Cham
0.1% Vietnam
0.1% Tionghoa
1% lainnya
Agama (2010[1])
97.0% Buddha (resmi)
2.0% Islam
0.5% Agama rakyat
0.4% Kekristenan
0.1% Tak beragama
Demonim Cambodian
Khmer

Pemerintahan Kesatuan dominan partai elektif parlementer monarki konstitusional


• Raja
Norodom Sihamoni
• Perdana Menteri
Hun Sen
Legislatif Parlemen
- Majelis Tinggi
Protsaphea
- Majelis Rendah
Rotsaphea
Pembentukan
• Kerajaan Funan
50/68 AD–550 AD
• Kerajaan Chenla
550–802
• Kekaisaran Khmer
802–1431
• Periode Tengah
1431–1863
• Kemerdekaan dari Prancis
9 November 1953
• Bergabung dengan PBB
14 Desember 1955
• Kamboja Demokratis
17 April 1975
• Republik Rakyat Kamboja
10 Januari 1979
• Negara Kamboja
1 Mei 1989
• Perjanjian Damai Paris
23 Oktober 1991
• Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja
28 Februari 1992
• Pemulihan monarki
(Konstitusi saat ini)
24 September 1993
• Deklarasi ASEAN
30 April 1999
Luas
- Total
181,035 km2 (88)
- Perairan (%)
2.5
Populasi
- Perkiraan 2018
16,245,729
- Sensus Penduduk 2008
13,395,682[2]
- Kepadatan
81.8/km2 (118)
PDB (KKB) 2018
- Total
$70.242 miliar[3]
- Per kapita
$4,322[3]
PDB (nominal) 2018
- Total
$24.360 miliar[3]
- Per kapita
$1,559[3]
Gini (2013) Steady 36,0[4]
sedang
IPM (2019) Steady 0,594[5]
sedang · 146
Mata uang Riel (៛)
(KHR)
Dolar Amerika Serikat ($)
(USD)
Zona waktu KRAT/ ICT
(UTC+07:00)
Format tanggal dd/mm/yyyy
Lajur kemudi kanan
Kode telepon +855
Kode ISO 3166 KH
Ranah Internet .kh
Kerajaan Kamboja atau Kingdom of Cambodia adalah sebuah negara berbentuk monarki
konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah
menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14.
Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur,
dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.
Menjelang kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara
Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia banyak digunakan
oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para calon perwira di militer Kamboja, wajib belajar dan
dapat berbahasa Indonesia.

Sejarah
Perkembangan peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5
Masehi, negara Funan dan Chenla bersatu untuk membangun daerah Kamboja. Negara-negara
ini mempunyai hubungan dekat dengan Cina dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika
Kerajaan Khmer dibangun dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.
Kerajaan Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibu kota Kerajaan Khmer terletak di Angkor,
sebuah daerah yang dibangun pada masa kejayaan Khmer. Angkor Wat, yang dibangun juga
pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.
Pada tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai. Dewan Kerajaan Khmer memindahkan
ibu kota dari Angkor ke Lovek, di mana Kerajaan mendapat keuntungan besar karena Lovek
adalah bandar pelabuhan. Pertahanan Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan
Vietnam, dan juga berakibat pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi
pada tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan
Vietnam secara bergilir.
Pada tahun 1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada Prancis.
Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak Prancis yang isinya
memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap yang menjadi bagian Thai.
Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja pada tahun 1906 pada perjanjian
perbatasan oleh Prancis dan Thai.
Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Prancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953,
sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya
Kamboja meraih kemerdekaannya dari Prancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi
sebuah kerajaan konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.
Pada saat Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini tidak
dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang merupakan
aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari kekuasaannya. Dari Beijing,
Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan gerombolan Khmer Merah, yang
bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu
perang saudara timbul di Kamboja.
Khmer Merah akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan
menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan
segera memindahkan masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di
pertanian kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama dengan
yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang berakibat rakyat Kamboja
kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.
Pada November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-
besaran yang terjadi di Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan
antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan gencatan
senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.
Sekarang, Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang,
walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang gagal terjadi
pada tahun 1997

Geografi
Kamboja mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di barat dan utara,
Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara. Kenampakan geografis yang menarik di
Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung
tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.

Politik
Pembagian administratif
Kamboja dibagi menjadi 20 provinsi (khett) and 4 kota praja (krong). Daerah Kamboja kemudian
dibagi menjadi distrik(srok), komunion (khum), distrik besar (khett), and kepulauan(koh).

1. Kota Praja (Krong):


o Phnom Penh
o Sihanoukville (Kampong Som)
o Pailin
o Kep
2. Provinsi (Khett):
o Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Cham, Kampong Cnang, Kampong
Speu, Kampong Thom, Kampot, Kandal, Koh Kong, Kratié, Mondulkiri, Oddar
Meancheay, Pursat, Preah Vihear, Prey Veng, Ratanakiri, Siem Reap, Stung
Treng, Svay Rieng and Takéo
3. Kepulauan (Koh):
o Koh Sess
o Koh Pola
o Koh Rong
o Koh Thass
o Koh Treas
o Koh Traolach
o Koh Tral
o Koh Tang

Ekonomi
Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada
tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan.
Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila
dibandingkan dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN. PDB bertumbuh 5.0% pada
tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama kehidupan
ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang pariwisata
dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.
Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial Asia 1997. Investasi asing dan
turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan
kerusuhan di Kamboja.
Demografi
Afiliasi Agama di Kamboja menurut World Factbook 2013

  Agama Buddha (resmi) (97.9%)


  Islam (1.1%)
  Kekristenan (0.5%)
  Lainnya (0.6%)

Mayoritas penduduk Kamboja adalah penganut Buddha, kemudian disusul oleh agama minoritas
lain seperti Islam, Agama Tradisional (agama rakyat), kristen, dan lainnya

Budaya

Angkor Wat, Kamboja

Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Di antaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival
Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat
Kamboja juga menyukai sepak bola.
2. THAILAND

Bendera

Thailand, secara resmi Kerajaan Thailand (bahasa Thai: ราชอาณาจักรไทย, Pengucapan


Thai: [raːt̚˥˩.t͡ɕʰa˦˥.ʔaː˧.naː˧.t͡ɕak̚˨˩.tʰaj˧]) yang dibaca Rātcha-āṇāchạk Thai, Rāja-ādnyācạkra Thai;
atau (Prathēt Thai, Pradēsa Thai), Muang Thai, atau Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama
dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang
berbatasan dengan Laos dan Kamboja di timur, Malaysia dan Teluk Siam di selatan,
dan Myanmar dan Laut Andaman di barat. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam sampai
tanggal 11 Mei 1949. Kata "Thai" (ไทย) berarti "kebebasan" dalam bahasa Thai, tetapi juga
dapat merujuk kepada suku Thai, sehingga menyebabkan nama Siam masih digunakan di
kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas Tionghoa dan Amerika.
Orang-orang Thailand bermigrasi dari Yunnan Tiongkok ke daratan Asia Tenggara selama
berabad-abad. Referensi paling awal yang diketahui tentang kehadiran mereka di wilayah
tersebut berkaitan dengan pengasingan orang Siam di prasasti abad ke-12 di kompleks kuil
Khmer Angkor Wat di Kamboja yang menyebut mereka "palsu" atau "perang lama". Daerah itu
pernah dikuasai oleh berbagai pemerintah negara bagian India seperti Mon, Kekaisaran Khmer,
dan negara-negara Melayu, bersaing dengan negara-negara seperti Ngoenyang Thailand,
Sukhothai, kerajaan Chiang Mai, Lan Na dan Ayutthaya juga saling bertentangan. Orang-orang
Eropa tiba pada abad ke-16, dimulai dengan misi diplomatik Portugis ke Ayutthaya pada tahun
1511. Abad-abad berikutnya melihat berbagai kekuatan kolonial Eropa menduduki wilayah-
wilayah di IndoTiongkok, di mana Thailand kehilangan sebagian besar wilayahnya oleh Prancis
dan Inggris tetapi tetap satu-satunya. Negara-negara Asia Tenggara yang selamat dari
pendudukan. Sejak pemerintahan Raja Rama IV pada pertengahan abad ke-19, Thailand telah
berkampanye untuk memodernisasi negara sesuai dengan standar Barat. Hal ini menyebabkan
transisi dari monarki absolut ke monarki konstitusional pada tahun 1932. Tetapi 60 tahun
berikutnya melihat pemerintahan militer dan demokratis berganti, dengan kudeta terbaru pada
Mei 2014.
Thailand adalah anggota pendiri Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan tetap
menjadi sekutu utama Amerika Serikat.[15][16] Meskipun ada perubahan kepemimpinan yang relatif
sporadis, itu dianggap sebagai kekuatan regional di Asia Tenggara dan kekuatan menengah
dalam urusan global.[17] Dengan tingkat perkembangan manusia yang tinggi, ekonomi terbesar
kedua di Asia Tenggara, dan terbesar ke-20 oleh PDB, Thailand digolongkan sebagai ekonomi
industri baru; manufaktur, pertanian, dan pariwisata adalah sektor-sektor utama perekonomian.[18]
[19]
Sejarah
Ada bukti bahwa manusia menduduki Thailand 40.000 tahun yang lalu dengan artefak batu yang
berasal dari Bendungan Batu Tham Lod di Mae Hong Son. Mirip dengan daerah lain di Asia
Tenggara, Thailand sangat dipengaruhi oleh budaya dan agama India, yang berasal dari
Kerajaan Funan sekitar abad pertama Masehi dengan Kerajaan Khmer.[20] Thailand pada hari-
hari awal tunduk pada kekuasaan Khmer Empire yang kuat dari akar Hindu, sehingga
pengaruhnya di Thailand tetap sampai hari ini.
Pengaruh India pada budaya Thailand sedikit sampai pada kontak langsung dengan pemukim
India, tetapi terutama disebabkan oleh dvaravati, Sriwijaya, dan kerajaan Kamboja.[21] EA.
Voretzsch percaya bahwa Buddhisme mengalir ke Siam dari India untuk waktu yang lama sejak
zaman Kaisar India Ashoka dari Kekaisaran Maurya hingga milenium pertama. Kemudian
Thailand dipengaruhi oleh dinasti Pallava di India selatan dan Kekaisaran Gupta di India utara.
Menurut George Cœdès, "orang-orang Thailand pertama kali memasuki sejarah India Jauh pada
abad ke-11 dengan apa yang disebut sebagai budak atau tawanan perang Suriah" dalam
prasasti Champa, dan "pada abad ke-12, lembah Wat Angkor" adalah "semacam pahlawan
"Dijelaskan sebagai Sham. Selain itu, "bangsa Mongol setelah penangkapan Ta-li pada tanggal
7 Januari 1253 dan rekonsiliasi Yunnan tahun 1257, tidak mendukung pembentukan negara
Thailand kecil untuk menggantikan kerajaan-kerajaan imperialis." Basin Basin awalnya ditempati
oleh suku Mon, menjadi situs Dvaravati pada abad ke-7, diikuti oleh Kekaisaran Khmer pada
abad ke-11. Sejarah Yuan menyebutkan seorang duta besar kerajaan Sukhothai pada 1282.
Pada 1287, tiga penguasa Thailand, Mangrai, Ngam Muang, dan Ram Khamhaeng membentuk
"aliansi persahabatan yang solid".
Setelah jatuhnya Kekaisaran Khmer pada abad ke-13, di mana berbunga berbagai negara
dibentuk oleh keluarga Tai, Mon, Khmer, Cham dan Etnis Melayu, seperti yang terlihat melalui
beberapa situs arkeologi dan artefak yang tersebar di seluruh medan Siam. Tetapi sebelum
abad ke-12, Kerajaan Buddhisme Sukhothai dianggap sebagai negara Thailand atau Siam
pertama yang didirikan pada 1238.

Kerajaan Sukhothai
Kota Sukhothai sebelumnya merupakan bagian dari Kerajaan Khmer sampai dengan tahun
1238, yaitu pada saat dua pemimpin bangsa Thai, Pho Khun Pha Muang dan Pho Khun Bang
Klang Hao serta seorang keturunan Melayu DedKhairul Sani menyatakan kedaulatannya dan
mendirikan kerajaan untuk bangsa Thai. Pho Khun Bang Klang Hao kemudian menjadi raja
pertama Sukhothai, dan menamakan dirinya Pho Khun Si Indrathit (atau Intradit). Kejadian ini
secara tradisi dianggap merupakan awal berdirinya negara Thai modern, meskipun terdapat
beberapa kerajaan Thai yang tidak begitu terkenal, seperti Lanna, Phayao dan Chiang Saen,
yang juga didirikan sekitar waktu yang sama.

Sukhothai berkembang dengan cara membentuk aliansi dengan kerajaan-kerajaan Thai lainnya,
dimana kerajaan-kerajaan tersebut memeluk agama Buddha Theravada sebagai agama negara
dengan bantuan dari para biksu dari Sri Lanka. Pemerintahan Intradit dilanjutkan oleh anaknya
Pho Khun Ban Muang, yang pada tahun 1278 diikuti oleh saudaranya Pho
Khun Ramkhamhaeng. Di bawah pemerintahannya, yang juga disebut dengan nama Raja
Ramkhamhaeng Agung, Sukhothai menikmati masa keemasan sebagai puncak
kemakmurannya. Ramkhamhaeng dianggap sebagai pencipta alfabet Thai (secara tradisional
diperkirakan tahun 1283, dengan bukti kontroversial berupa batu Ramkhamhaeng, yaitu suatu
batu berinskirpsi yang dianggap merupakan bukti tulisan Thai tertua).
Pada puncaknya, Sukhothai diperkirakan terbentang meliputi Martaban (sekarang di Myanmar)
sampai Luang Prabang (sekarang Laos), serta ke arah selatan di Semenanjung Malaysia
sampai sejauh Nakhon Si Thammarat (Tambralinga). Dengan demikian pengaruhnya lebih luas
daripada Thailand modern, meskipun tingkat kekuasaan yang diterapkan terhadap wilayah-
wilayah tersebut berbeda-beda.
Setelah kematian Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah dan berbagai kerajaan bawahannya
mulai melepaskan diri. Sementara itu Kerajaan Ayutthaya yang merupakan saingannya semakin
meningkat kekuasaannya. Pada akhirnya Raja Thammaracha II dari Sukhothai tahun 1378
terpaksa menyerahkan kekuasaannya, dan Sukhothai menjadi negara bawahan Ayutthaya.
Sekitar tahun 1430, Raja Thammaracha IV memindahkan ibu kota Sukhothai ke Phitsanulok,
dan setelah kematiannya tahun 1438, status Sukhothai berubah hanya menjadi sekadar provinsi
dari Ayutthaya.

Kerajaan Ayutthaya
Ayodhya, nama kerajaan yang dipimpin oleh Sri Rama, tokoh dalam Ramayana. Pada tahun
1350 Raja Ramathibodi I (Uthong) mendirikan Ayyuthaya sebagai ibu kota kerajaannya dan
mengalahkan dinasti Kerajaan Sukhothai, yaitu 640 km ke arah utara, pada tahun 1376.
Dalam perkembangannya, Ayyuthaya sangat aktif melakukan perdagangan dengan berbagai
negara asing seperti Tiongkok, India, Jepang, Persia dan beberapa negara Eropa. Penguasa
Ayyuthaya bahkan mengizinkan pedagang Portugis, Spanyol, Belanda, dan Prancis untuk
mendirikan permukiman di luar tembok kota Ayyuthaya. Raja Narai (1656-1688) bahkan memiliki
hubungan yang sangat baik dengan Raja Louis XIV dari Prancis dan tercatat pernah
mengirimkan dutanya ke Prancis.
Setelah melalui pertumpahan darah perebutan kekuasaan antar dinasti, Ayutthaya memasuki
abad keemasannya pada perempat kedua abad ke-18. Pada masa yang relatif damai tersebut,
kesenian, kesusastraan dan pembelajaran berkembang. Perang yang terjadi kemudian ialah
melawan bangsa luar. Ayyuthaya mulai berperang melawan dinasti Nguyen (penguasa Vietnam
Selatan) pada tahun 1715 untuk memperebutkan kekuasaan atas Kamboja.
Meskipun demikian ancaman terbesar datang dari Birma dengan pemimpin Raja
Alaungpaya yang baru berkuasa setelah menaklukkan wilayah-wilayah Suku Shan. Pada tahun
1765 wilayah Thai diserang oleh dua buah pasukan besar Birma, yang kemudian bersatu di
Ayutthaya. Menghadapi kedua pasukan besar tersebut, satu-satunya perlawanan yang cukup
berarti dilakukan oleh sebuah desa bernama Bang Rajan. Ayutthaya akhirnya menyerah dan
dibumihanguskan pada tahun 1767 setelah pengepungan yang berlarut-larut. Berbagai
kekayaan seni, perpustakaan-perpustakaan berisi kesusastraan, dan tempat-tempat
penyimpanan dokumen sejarah Ayutthaya nyaris musnah; dan kota tersebut ditinggalkan dalam
keadaan hancur.

Kerajaan Thonburi
Dalam keadaan negara yang tidak menentu, provinsi-provinsi melepaskan diri dan menjadi
negara-negara independen di bawah pimpinan penguasa militer, biksu pemberontak, atau sisa-
sisa keluarga kerajaan. Bangsa Thai dapat terselamatkan dari penaklukan Birma karena
terjadinya serangan Tiongkok terhadap Birma serta adanya perlawanan dari seorang pemimpin
militer bangsa Thai bernama Phraya Taksin, yang akhirnya mengembalikan kesatuan negara.
Setelah serbuan Burma yang membumihanguskan ibu kota Ayutthaya, Jenderal Taksin
mendirikan kerajaan baru pada tahun 1769 yang beribu kota di Thonburi (sekarang termasuk
dalam Bangkok) dan menyatukan kembali bekas kerajaan Ayutthaya. Taksin kemudian dianggap
gila dan dieksekusi tahun 1782,[22] dan digantikan oleh Jenderal Chakri, yang menjadi raja
pertama dinasti Chakri dengan nama Rama II. Tahun yang sama dia mendirikan ibu kota baru
di Bangkok, di seberang sungai Chao Phraya dari ibu kota lama yang didirikan Jenderal Taksin.
Pada tahun 1790-an Burma berhasil diusir dari Siam.

Kerajaan Rattanakosin[
Para penerus Rama I harus menghadapi ancaman kolonialisme Eropa setelah
kemenangan Britania di Burma tahun 1826. Pada tahun yang sama Siam menandatangani
perjanjian dengan Britania Raya, dan tahun 1833 Siam menjalin hubungan diplomatik
dengan Amerika Serikat.[23] Perjanjian Inggris-Siam 1909 menentukan batas-batas Siam
dengan Malaya, sedangkan serangkaian perjanjian dengan Prancis mematok batas timur
dengan Laos dan Kamboja.
Di usia Chulalongkorn, Pada kekuasaannya terjadi modernisasi Siam dan reformasi sosial.
Karena Siam terancam akan ekspansi Barat, Chulalongkorn, melalui kebijakannya, berhasil
menyelamatkan Siam dari kolonisasi. Semua reformasinya dilakukan untuk keselamatan Siam di
tengah kolonialisme Barat.
Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah
dijajah oleh negara Eropa,[24] (namun pernah diduduki oleh tentara Jepang sebagai Teritori
Imperial. Oleh karena mendapat pengaruh dan tekanan bangsa Barat yang mengakibatkan
berbagai perubahan pada abad ke-19 maka diberikan banyak kelonggaran bagi pedagang-
pedagang Britania di Thailand.

Monarki konstitusional
Kudeta tahun 1932 mengubah Siam menjadi Thailand modern yang berupa monarki
konstitusional.[25] Perubahan nama dari Siam menjadi Thailand sendiri baru diumumkan Perdana
Menteri Plaek Pibulsonggram (Phibun) pada tahun 1939. Pemerintahan Perdana Menteri Phibun
ini ditandai dengan bangkitnya nasionalisme Thai.[26]
Setelah Perancis ditaklukkan oleh Nazi Jerman pada bulan Juni 1940, banyak orang Thailand
melihat kesempatan emas untuk merebut kembali wilayah yang diserahkan kepada Perancis
pada zaman Raja Rama V. Kampanye publisitas pemimpin nasionalis berlangsung di Bangkok
pada 8 Oktober 1940. Pemerintah Thailand sampai pada kesimpulan bahwa IndoTiongkok
Prancis tidak dapat mempertahankan diri, sehingga harus menyerahkan wilayah yang diambil
dari Thailand. Proposal ini sangat ditentang oleh Perancis yang kemudian mengerahkan
pasukan ke perbatasan Thailand di Aranyaprathet. Perdana Menteri Thailand saat itu Plaek
Phibunsongkhram menganggapnya sebagai tindakan perang. Meskipun tentara dan angkatan
udara lebih sedikit dari Perancis, Thailand memenangkan sebagian besar pertempuran. Tetapi
Jepang khawatir bahwa kemajuan Thailand akan menghalangi mereka karena Jepang diizinkan
menduduki IndoTiongkok Prancis Utara. Karena itu Jepang ikut campur dalam konflik. Gencatan
senjata ditandatangani pada 9 Mei 1941 dengan penyerahan beberapa wilayah Pribumi Prancis
ke Thailand.
Pada bulan Januari 1941, Thailand menginvasi Indochina Prancis, dan memulai perang Thai-
Prancis. Thailand berhasil merebut Laos, sedangkan Prancis memenangkan pertempuran laut
Koh-Chang. Perang tersebut berakhir lewat mediasi Jepang. Prancis dipaksa Jepang untuk
melepaskan wilayah sengketa kepada Thailand.
Dalam perang dunia II Thailand memberi hak kepada Jepang untuk menggerakkan pasukannya
dalam wilayah Thailand menuju Malaya, yang pada saat itu dikuasai Inggris. Pada bulan
Desember 1941 Thailand dan Jepang menyetujui persekutuan militer yang berisi persetujuan
Jepang untuk membantu Thailand untuk merebut kembali wilayah yang diambil Britania dan
Prancis (Shan, Malaya, Singapura, sebagian Yunnan, Laos dan Kamboja). Sebagai imbalannya,
Thailand akan membantu Jepang menghadapi Sekutu.[27]
Setelah kekalahan Jepang, Thailand diperlakukan sebagai negara yang kalah oleh Britania dan
Prancis. Namun dukungan Amerika Serikat terhadap Thailand membatasi kerugian yang diderita
Thailand. Thailand harus mengembalikan wilayah yang diperolehnya dari kedua negara Eropa
tersebut, tetapi Thailand sendiri tidak diduduki.[28] Thailand kemudian menjadi sekutu Amerika
Serikat menghadapi ancaman komunisme dari negara-negara tetangganya.
Pada tahun 1967, bersama-sama dengan Indonesia, Malaysia, Singapura dan Filipina, Thailand
mendirikan ASEAN dan aktif sebagai anggota di dalamnya.

Sejarah kontemporer
Pada tanggal 26 Desember 2004, pesisir barat Kerajaan Thai diterjang tsunami setinggi 10
meter setelah terjadinya gempa bumi Samudra Hindia 2004, menewaskan 5.000 orang di
Kerajaan Thai, dan setengahnya merupakan wisatawan.
Pada awal 2005 terjadi sebuah tragedi di Kerajaan Thai Selatan yang mempunyai populasi
dengan mayoritas Muslim. Sekitar 70 orang terbunuh akibat kekerasan yang dilakukan oleh
rezim Shinawatra. Banyak negara yang mengecam keras tragedi ini. Namun dalam pemilihan
kepala pemerintahan, Thaksin Shinawatra kembali memerintah negara ini untuk empat tahun
berikutnya.

Geografi
Wilayah
Kerajaan Thai merupakan tempat terletaknya beberapa wilayah geografis yang berbeda. Di
sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di Doi
Inthanon (2.576 m). Thailand utara adalah daerah pegunungan. Pegunungan Paralel yang
membentang dari Daen Lao Range (ทิวเขาแดนลาว), di wilayah selatan dari Bukit Shan, di
utara/selatan arah, Dawna Range (ทิวเขาดอยมอนกุจู) membentuk perbatasan barat dari Thailand
antara Mae Hong Son dan Sungai Salween,[29] yang Thanon Thong Chai Range (เทือกเขาถนน
ธงชัย), Khun Tan Range (ดอยขุนตาน), Phi Pan Nam Range (ทิวเขาผีปันน้ำ), serta bagian barat
Luang Prabang Range (ทิวเขาหลวงพระบาง).[30] Sebelah timur laut terdiri dari Hamparan Khorat,
yang dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara didominasi lembah
sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir ke Teluk Thailand. Di sebelah
selatan terdapat Tanah Genting Kra yang melebar ke Semenanjung Melayu.
Kerajaan Thai berbatasan dengan Laos dan Myanmar di sebelah utara,
dengan Malaysia dan Teluk Siam di selatan, dengan Myanmar dan Laut Timur di barat dan
dengan Laos dan Kamboja di timur. Koordinat geografisnya adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT

Iklim
Thailand iklim yang dipengaruhi oleh angin monsoon yang memiliki karakter musiman (barat
daya dan monsun timur laut).[31]  muson barat daya, yang dimulai dari bulan Mei sampai oktober
:2

ini ditandai dengan pergerakan yang hangat, udara lembap dari Samudra Hindia ke Thailand,
menyebabkan banyak curah hujan di sebagian besar negara.[31]  muson timur laut, mulai dari
:2

oktober sampai februari membawa udara dingin dan kering dari Tiongkok atas sebagian besar
dari Thailand.[31]  Di Thailand selatan, monsun timur laut membawa cuaca yang sejuk dan curah
:2

hujan yang melimpah di pantai timur dari wilayah itu.[31]  Sebagian besar dari Thailand, "tropis
:2

basah dan kering atau iklim sabana" jenis (Köppen's iklim sabana Tropis).[32] Bagian selatan dan
ujung timur timur memiliki iklim muson tropis.
Thailand memiliki tiga musim.[31]  Yang pertama adalah hujan atau musim monsun barat daya
:2

(pertengahan Mei sampai pertengahan oktober) yang menang atas sebagian besar negara.
[31]
:2
 musim Ini ditandai dengan hujan melimpah dengan bulan agustus dan September yang
terbasah periode tahun.[31]  hal Ini dapat kadang-kadang menyebabkan banjir.[31]  selain curah
:2 :4

hujan yang disebabkan oleh angin musim barat daya, Intertropical Convergence Zone (ITCZ)
dan tropis siklon juga berkontribusi untuk menghasilkan hujan deras selama musim hujan.
[31]
:2
 meskipun Demikian, mantra kering umumnya terjadi selama 1 sampai 2 minggu dari bulan
juni sampai awal juli.[31]  Ini adalah karena pergerakan naik dari Intertropical Convergence Zone
:4

Tiongkok selatan.[31] , musim Dingin atau musim timur laut dimulai dari pertengahan november
:4

sampai pertengahan februari.[31]  Sebagian besar dari Thailand mengalami cuaca kering selama
:2

musim ini dengan suhu ringan.[31]  pengecualian adalah bagian selatan Thailand, di mana ia
:2:4

menerima curah hujan melimpah, terutama selama oktober hingga November.[31]  musim Panas
:2

atau pra–musim hujan berlangsung dari pertengahan februari sampai pertengahan Mei dan
ditandai oleh cuaca yang lebih hangat.[31] :3

Karena lokasinya yang di tengah alam dan lintang, utara, timur laut, tengah, dan bagian timur
dari Thailand mengalami periode panjang dari cuaca hangat.[31]  Selama waktu terpanas tahun
:3

(Maret sampai Mei), suhu biasanya mencapai hingga 40 °C (104 °F) atau lebih dengan
pengecualian dari daerah pesisir di mana angin laut yang moderat sore hari suhu.[31]  sebaliknya,
:3

wabah udara dingin dari Tiongkok dapat membawa suhu dingin; dalam beberapa kasus
(terutama di utara dan timur laut) di dekat atau di bawah 0 °C (32 °F).[31]  Thailand Selatan ini
:3
ditandai dengan cuaca yang sejuk sepanjang tahun dengan kurang diurnal dan musiman variasi
suhu karena maritim pengaruh.[31] :3

Sebagian besar negara menerima rata curah hujan tahunan 1.200 hingga 1.600 mm (47 hingga
63 in).[31]  Namun, daerah-daerah tertentu di sisi angin bertiup dari pegunungan seperti provinsi
:4

Ranong di pantai barat Thailand bagian selatan dan bagian timur dari Provinsi Trat menerima
lebih dari 4.500 mm (180 in) curah hujan per tahun.[31]  daerah terkering di sisi bawah angin di
:4

tengah lembah dan paling utara di bagian selatan Thailand, di mana rata-rata curah hujan
kurang dari 1.200 mm (47 in).[31]  Sebagian besar dari Thailand (utara, timur laut, tengah dan
:4

timur) ditandai dengan cuaca kering selama monsun timur laut dan curah hujan yang melimpah
selama muson barat daya.[31]  Di bagian selatan Thailand, curah hujan melimpah terjadi di timur
:4

laut dan angin musim barat daya musim dengan puncak pada bulan September untuk pantai
barat dan puncaknya pada November–januari di pantai timur.[31] :4

Margasatwa
Gajah adalah simbol Thailand. Meskipun ada 100.000 gajah jantan di Thailand pada tahun 1850,
jumlahnya telah turun menjadi 2.000. Pemburu telah mengejar gajah untuk gading dan kulit, dan
sekarang lebih untuk daging.[33] Gajah sering ditangkap karena tujuan wisata atau binatang, tetapi
penggunaannya telah menurun sejak pemerintah melarang penebangan pada tahun 1989.
Sekarang lebih banyak gajah yang ditangkap daripada yang liar, dan para aktivis mengklaim
bahwa gajah yang ditangkap sering disalahgunakan.[34]
Perburuan spesies yang dilindungi tetap menjadi masalah utama. Pemburu telah mengurangi
populasi harimau dan bintang bergaris, dan kucing besar lainnya. Sebagian besar hewan
(termasuk harimau, beruang, buaya, dan ulat) dibesarkan atau diburu untuk diambil daging dan
obat-obatan. Meskipun barang-barang itu ilegal, pasar Chatuchak yang terkenal di Bangkok
masih terkenal karena menjual produk spesies yang terancam punah.[35]
Praktek pemeliharaan hewan liar mengancam spesies tertentu. Hewan sering ditangkap dan
dijual, dan ini sering mengharuskan induknya untuk dibunuh. Setelah dilepaskan ke habitat alami
setelah penahanan yang lama, sebagian besar hewan peliharaan gagal berkembang biak. Di
antara yang terkena dampak termasuk beruang hitam Asia, beruang madu, beruang tangan
putih dan lilin lebah.
Lihat juga: Pulau-pulau Thailand.

Politik
Politik nasional Thailand sekarang berada di bawah konstitusi dengan Raja sebagai kepala
negara dan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan. Peradilan harus bertindak secara
independen dari cabang legislatif dan eksekutif, tetapi peradilan diduga didasarkan pada
kepentingan politik dari ketentuan undang-undang yang ada.[36]
Raja Thailand mempunyai sedikit kekuasaan langsung di bawah konstitusi sekaligus merupakan
pelindung Buddhisme Kerajaan Thai dan lambang jati diri dan persatuan bangsa. Raja yang
memerintah saat ini sangat dihormati oleh rakyatnya dan dianggap sebagai pemimpin dari segi
moral, hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan untuk menyelesaikan krisis
politik. kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, yangsuatu dilantik oleh raja dari anggota-
anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin partai mayoritas.
Sejak reformasi politik raja pada tahun 1932, Thailand telah memiliki 19 konstitusi dan piagam.[37]
[38]
 Selama periode ini, bentuk pemerintahan berganti-ganti antara kediktatoran militer dan
demokrasi terpilih, tetapi semua pemerintah mengakui pewaris takhta kerajaan.[39]
Sebelum 1932, pemerintah Siam tidak memiliki badan legislatif karena semua kekuasaan hukum
berada di tangan raja. Ini telah menjadi kasus sejak berdirinya Kerajaan Sukhothai pada abad
ke-12, ketika raja dianggap sebagai "Dharmaraja" atau "raja yang memerintah menurut Dharma",
(hukum agama Buddha). Namun, pada 24 Juni 1932, sekelompok warga sipil dan personel
militer bernama Khana Ratsadon (atau Partai Rakyat) melakukan kudeta tak berdarah yang
mengakhiri 150 tahun kekuasaan absolut dari Dinasti Chakri. Sebagai gantinya, kelompok itu
memperjuangkan monarki konstitusional dengan konstitusi rakyat.
"Rancangan Konstitusi" 1932 yang ditandatangani oleh Raja Prajadhipok (Rama VII) membentuk
badan legislatif pertama Thailand, sebuah Majelis Rakyat yang beranggotakan 70 orang.
Pertemuan diadakan untuk pertama kalinya pada 28 Juni 1932 di Aanta Samakhom Assembly
Hall. Khana Ratsadon menilai bahwa orang-orang tidak siap untuk pemilihan umum, tetapi
kemudian mengubah pendirian mereka. Ketika konstitusi "permanen" mulai berlaku pada
Desember 1932, pemilihan dijadwalkan 15 November 1933. Konstitusi baru mengubah
komposisi majelis menjadi 78 terpilih dan 78 terpilih (oleh Khana Ratsadon), total 156 anggota.
Sejak Mei 2014, Thailand telah diperintah oleh pemerintah militer yang disebut Dewan
Keamanan dan Perdamaian Nasional, yang menghapuskan konstitusi 2007, mengumumkan
keadaan darurat dan jam malam nasional, melarang pertemuan politik, menangkap dan
menahan para politikus dan aktivis anti-kudeta, kencangkan sensor internet dan kontrol media
massa.
Raja Thailand saat ini adalah Raja Vajiralongkorn (atau Rama X) yang naik takhta pada 1
Desember 2016 setelah kematian ayahnya Bhumibol Adulyadej (Rama IX) pada 13 Oktober
2016. Ini diabadikan dalam konstitusi bahwa kedaulatan negara terletak pada rakyat tetapi raja
akan menjalankan kekuasaannya melalui rakyat ketiga tetapi raja akan menjalankan
kekuasaannya melalui ketiga. -Tiga cabang pemerintah Thailand. Raja sebagai kepala negara
diberikan kekuasaan dan tugas tertentu dalam pemerintahan terlepas dari konstitusi. Menurut
konstitusi, raja adalah kepala pasukan. Dia diminta untuk memeluk agama Buddha dan
mempertahankan semua agama di negara ini. Raja juga mempertahankan sejumlah kekuatan
tradisional seperti pengangkatan ahli waris, pengampunan, dan persetujuan kerajaan. Raja
dibantu oleh Dewan Hadiah Thailand.

Tentara
Tentara Kerajaan Thailand (กองทัพ ไทย) adalah tentara Pemerintah Thailand yang terdiri dari
Tentara Kerajaan Thailand (กองทัพ บก ไทย), Angkatan Laut Kerajaan Thailand (กองทัพ เรือ ไทย),
dan Angkatan Udara Kerajaan Thailand (กองทัพ อากาศ ไทย), serta berbagai kekuatan semi-
militer.
Royal Thai Army memiliki 306.000 anggota aktif dan 245.000 cadangan. Kepala Tentara
Kerajaan Thailand (จอมทัพ ไทย, Chom Thap Thai) dipegang oleh Raja,[40] tetapi hanya atas
nama. Tentara ini dikelola oleh Kementerian Pertahanan Thailand yang dipimpin oleh Menteri
Pertahanan (anggota kabinet Thailand) dan diketuai oleh Markas Besar Angkatan Darat
Kerajaan Thailand yang dipimpin oleh Kepala Angkatan Pertahanan Thailand.[41] Pada 2011,
pengeluaran militer Thailand diperkirakan sekitar US $ 5,1 miliar.
Menurut konstitusi, melayani di militer adalah tugas semua warga negara Thailand.[42] Namun,
hanya laki-laki berusia 21 tahun atau lebih yang belum pernah mengikuti pelatihan Cadangan
Siswa Sipil yang diberi pilihan untuk menjadi sukarelawan untuk dinas militer atau "penyebaran
acak". Calon diharuskan untuk menjalani masa enam hingga dua tahun penuh sesuai dengan
tingkat pendidikan mereka, sejauh mana mereka menjalani pelatihan tabungan, dan apakah
mereka mengundurkan diri sebelum tanggal kelulusan (biasanya 1 April setiap tahun).
Hari Tentara dirayakan pada tanggal 18 Januari bersamaan dengan kemenangan Raja
Naresuan atas Kerajaan Ayutthaya atas Raja Taungoo muda pada tahun 1593.

Ekonomi[
Setelah menikmati rata-rata pertumbuhan tertinggi di dunia dari tahun 1985 hingga 1995 - rata-
rata 9% per tahun - tekanan spekulatif yang meningkat terhadap mata uang Kerajaan Thai, Baht,
pada tahun 1997 menyebabkan terjadinya krisis yang membuka kelemahan sektor keuangan
dan memaksa pemerintah untuk mengambangkan Baht. Setelah sekian lama dipatok pada nilai
25 Baht untuk satu dolar AS, Baht mencapai titik terendahnya pada kisaran 56 Baht pada
Januari 1998 dan ekonominya melemah sebesar 10,2% pada tahun yang sama. Krisis ini
kemudian meluas ke krisis finansial Asia.
Kerajaan Thai memasuki babak pemulihan pada tahun 1999; ekonominya menguat 4,2% dan
tumbuh 4,4% pada tahun 2000, kebanyakan merupakan hasil dari ekspor yang kuat - yang
meningkat sekitar 20% pada tahun 2000. Pertumbuhan sempat diperlambat ekonomi dunia yang
melunak pada tahun 2001, tetapi kembali menguat pada tahun-tahun berikut berkat
pertumbuhan yang kuat di Tiongkok dan beberapa program stimulan dalam negeri serta
Kebijakan Dua Jalur yang ditempuh pemerintah Thaksin Shinawatra. Pertumbuhan pada
tahun 2003 diperkirakan mencapai 6,3%, dan diperkirakan pada 8% dan 10% pada
tahun 2004 dan 2005.
Sektor pariwisata menyumbang banyak kepada ekonomi Kerajaan Thai, dan industri ini
memperoleh keuntungan tambahan dari melemahnya Baht dan stabilitas Kerajaan Thai.
Kedatangan wisatawan pada tahun 2002 (10,9 juta) mencerminkan kenaikan sebesar 7,3% dari
tahun sebelumnya (10,1 juta).

Pertanian
Thailand saat ini merupakan negara pengekspor terbesar produk pertanian dunia. Ekonomi
Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB, dan dari sekitar 60 %
dari seluruh angkatan kerja Thailand dipekerjakan di bidang pertanian. Komoditas pertanian
yang dihasilkan adalah beras dengan kualitas super, tapioka, karet, biji-bijian, gula, ikan dan
produk perikanan lainnya. Thailand adalah produsen sekaligus eksportir terbesar dunia untuk
beras, gula, karet, bunga potong, bibit tanaman, minyak kelapa sawit, tapioka, buah-buahan dan
lain-lain produk pertanian, termasuk makanan jadi. Hal ini terwujud berkat tingginya perhatian
dan usaha yang diberikan oleh pemerintah Thailand dalam meningkatkan pendapatan petani,
dan tentunya, hal ini juga didukung oleh model atau sistem pertanian yang baik sehingga
dihasilkan kualitas pangan yang sangat baik. Itu sebabnya, negara mengelola sektor ini secara
sangat serius, bahkan didukung riset dan rekayasa teknologi yang melibatkan para ahli dan
pakar dunia. Melalui hasil riset dan rekayasa teknologi ini Pemerintah Thailand mengambil
kebijakan untuk mengembangkan satu produk pada satu wilayah yang dikenal dengan kebijakan
satu desa satu komoditas (one village one commodity) dengan memperhatikan aspek
keterkaitannya dengan sektor-sektor lain (backward and forward linkages), skala ekonomi dan
hubungannya dengan outlet (pelabuhan). Hal ini mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok
bisnis, sehingga masing-masing wilayah memiliki kekhasan sendiri sesuai dengan potensi
wilayahnya.
Pemerintah Thailand juga memproteksi produk pertanian dengan memberikan insentif dan
subsidi kepada petani. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat memanfaatkan lahan kosong
dan tak produktif untuk ditanami dengan tanaman yang berprospek ekspor. Sistem contract
farming yang dipakai di Thailand berbeda dari yang biasa kita kenal di Indonesia. Perusahaan
melakukan kontrak dengan petani tanpa mengharuskan petani menyerahkan jaminan. Di
Indonesia, umumnya tanah petani menjadi agunan, sehingga kalau petani gagal, tanah mereka
akan disita. Kegagalan petani akan ditanggung oleh negara. Statuta utama dalam kontrak
tersebut adalah perusahaan menjamin harga minimal dari produk yang dimintanya untuk
ditaman oleh petani. Jika harga pasar diatas harga kontrak, petani bebas untuk menjualnya ke
pihak lain. Selain itu di Thailand juga menggunakan model pertanian Hidroponik untuk
meminimalisir penggunaan tanah. Karena, di sana kualitas dan kuantitas tanah kurang
memadai.

Pariwisata
Pariwisata memberikan kontribusi hingga 6% dari total ekonomi Thailand. Thailand merupakan
negara yang paling banyak dikunjungi di Asia Tenggara pada 2013 menurut Organisasi
Pariwisata Dunia. Otoritas Pariwisata Thailand menggunakan slogan Amazing Thailand untuk
mempromosikan Thailand secara internasional. Thailand memiliki daya tarik wisata beragam
seperti menyelam, pantai tropis, kehidupan malam, kuil Buddha, museum, situs arkeologis
hingga beberapa situs warisan dunia. Wisata belanja di Bangkok menawarkan beragam merek
lokal maupun internasional serta mudah dijangkau dengan beragam transportasi. Pasar
Chatuchak di Bangkok menjual beragam peralatan rumah tangga hingga binatang eksotis.

Demografi
Thailand memiliki populasi 69.950.850[43] pada sensus tahun 2021. Sebagian besar orang
Thailand tinggal di daerah pedesaan, berkonsentrasi pada area penanaman padi di sekitar
pusat.

Etnisitas
Mayoritas warga negara Thailand adalah orang Thailand, terhitung 95.9% pada tahun 2010.
Sisanya 4.1% adalah orang Burma (2.0%), lainnya 1.3%, dan 0.9% tidak terbatas.
Menurut Laporan Nasional Thailand 2011 kepada Komite PBB yang bertanggung jawab atas
Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial, dari
Kementerian Hak dan Kebebasan Kementerian Kehakiman Thailand, ada 62 kelompok etnis
yang diakui secara resmi di Thailand. 20 juta Thailand Tengah (dan sekitar 650,000 Thailand)
merupakan sekitar 34.1 persen dari populasi negara itu dari 60,544,937 orang[44] pada saat
penyelesaian data Peta Etnolinguistik Thailand (1997) oleh Universitas Mahidol.[45]

Laporan Negara Thailand 2011 berkontribusi pada statistik orang-orang kelas menengah-atas
dan kelompok etnis di Timur Laut, jelas menyatakan ketergantungan mereka pada Peta
Etnolinguistik Thailand data oleh Universitas Mahidol. Dengan demikian, meskipun lebih dari
3.288 juta orang di Timur Tengah saja tidak dapat dikategorikan, populasi dan kelompok etnis
lain sekitar tahun 1997 dikenal di seluruh Thailand dan merupakan populasi minimum. Kelompok
etnis minoritas terbesar di Thailand adalah sebagai berikut:

1. 15.080.000 Lao (24,9 persen), terdiri dari: Thai Lao (14 juta), Thailand Loei (400-
500,000), Lao Lom (350,000), Lao Wiang / Klang (200,000), Lao Khrang (90,000), Lao
Ngaew (30,000) , dan Lao Ti (10,000);
2. 6,000,000 Muang Utara / Khon Thailand (9.9 persen)
3. 4,500,000 Pak Tai / Thailand Selatan (7.5 persen)
4. 400,000 Khmer Leu / Khmer Utara (2.3 persen)
5. 900,000 Melayu (1.5 persen)
6. 500,000 Ngaw (0.8 persen)
7. 470,000 Phu Thai (0.8 persen)
8. 400,000 Kuy / Kuay / Suay (0.7 persen)
9. 350,000 Karen (0.6 persen).
Tiongkok Thai, yang merupakan Tiongkok haus darah, merupakan 14% dari populasi negara itu,
sementara setengah Tiongkok Thailand membentuk 40%.[46] Bahasa Melayu Thailand mewakili
3% dari populasi dan tempat tinggal terdiri dari Sen, Khmer dan berbagai ras, "kepala".
Meningkatnya jumlah imigran dari negara tetangga Myanmar, Laos, dan Kamboja, serta sejauh
Nepal dan India, telah menjadikan jumlah bukan penduduk menjadi 3,5 juta sejak 2009, naik dari
sekitar 1,3 juta pada 2000.[47]

Agama
Agama di Thailand (2018)[48]
Religion Percent
Buddha    93.46%
Islam    5.37%
Kristen    1.13%
Hindu    0.018%
Tanpa Agama/Lainnya 0.002%
Agama Menurut Wilayah atau Regional di Thailand (2018)[48] dari 67,726,416 jiwa, dengan
spesifik sebagai berikut:

Populasi Kerajaan Thai didominasi etnis Thai dan etnis Lao, yang berjumlah 3/4 dari seluruh
penduduk. Selain itu juga terdapat komunitas besar etnis Tionghoa yang secara sejarah
memegang peranan yang besar dalam bidang ekonomi. Etnis lainnya termasuk etnis Melayu di
selatan, Mon, Khmer dan berbagai suku orang bukit.
Sekitar 93.5% penduduk Kerajaan Thai adalah pemeluk agama Buddha aliran Theravada, tetapi
ada minoritas kecil pemeluk agama Islam, Kristen dan Hindu. Bahasa Thai merupakan bahasa
nasional Kerajaan Thai, yang ditulis menggunakan aksaranya sendiri, tetapi ada banyak juga
bahasa daerah lainnya. Bahasa Inggris juga diajarkan secara luas di sekolah.

Budaya
Budaya dan tradisi Thailand telah menerima banyak pengaruh dari luar, terutama dari India, Lao,
Burma, Kamboja dan Tiongkok.
Thailand adalah rumah bagi banyak etnis minoritas, beberapa di antaranya menyeberangi
perbatasan ke Myanmar, Laos, Kamboja dan Malaysia dan menanggung beban pengaruh
budaya lokal, nasional, dan global. Orang-orang keturunan Tiongkok penting dalam masyarakat
Thailand, terutama di sekitar Bangkok. Keberhasilan mereka dalam berintegrasi dengan
komunitas Thailand memungkinkan mereka untuk memegang posisi ekonomi dan politik. Bisnis
Thailand Thailand berkembang pesat di "jaringan bambu", jaringan bisnis Tiongkok di luar negeri
yang beroperasi di pasar Asia Tenggara yang berbagi ikatan keluarga dan budaya.[49]
Thailand dikenal dengan buatan tangan dalam bentuk pemujaan (genggam) yang disebut wai,
sering dilakukan oleh orang muda atau bawahan ketika bertemu dengan orang tua atau atasan,
sering disertai dengan pengucapan "sawatdi khrap" oleh pria atau "sawatdi kha" oleh wanita.
Orang yang lebih tua atau lebih tinggi juga bisa merespons dalam ibadat. Peringkat
mendominasi usia dalam menentukan siapa yang memuja pertama, terutama dalam urusan
formal. Misalnya, pengunjung ke kantor pemerintah beribadah terlebih dahulu meskipun mereka
sudah lebih tua. Anak-anak yang ingin bersekolah diajarkan untuk menyembah orang tua
mereka sebagai tanda penghormatan.

Upacara guru (Wai Kru)

Seperti banyak budaya Asia lainnya, Thailand sangat menekankan untuk menghormati leluhur
kita. Orang-orang Thailand sangat ramah dan murah hati, tetapi mereka juga memiliki hierarki
sosial yang kuat. Orang tua memiliki kekuatan untuk membuat keputusan keluarga atau
melakukan upacara. Kakak laki-laki harus merawat adik-adiknya.
Ucapan penyambutan yang umum di Kerajaan Thai adalah isyarat bernama wai, yang
gerakannya mirip dengan gerakan sembahyang. Hal-hal yang tabu dilakukan di antaranya
menyentuh kepala seseorang dan menunjuk dengan kaki, karena kepala dan kaki masing-
masing merupakan bagian tubuh yang paling atas dan bawah.
Di Thailand itu tabu untuk memasukkan menyentuh kepala seseorang atau menunjuk kaki,
karena itu adalah yang paling suci sementara kaki lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai