PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui perpolitikan di negara tersebut.
2. Memahami keadaan perekonomian di negara tersebut.
3. Mengetahui kebudayaan di negara tersebut.
4. Untuk mengenal kehidupan sosial dimasyarakat kamboja tersebut
5. Untuk mengetahui apa saja hasil dari sda dan sdm dinegara tersebut.
6. Untuk mengetahui perusahaan apa yang berperan penting dalam
pembangunan negara tersebut.
7. Untuk mengetahui tokoh tokoh yang penting dalam negara tersebut.
8. Mengenal profil dan sejarah dari penjajahan dinegara kamboja tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
Politik negara Kamboja yang ada saat ini mengalami perjalanan yang cukup
panjang, dimana melibatkan nyawa dari jutaan penduduknya untuk mencapai kondisi
yang ada saat ini. Dikabarkan bahwa pada saat pendudukan Khmer Merah telah terjadi
pembantaian sekitar 1,5 juta penduduk Kamboja. Sebuah angka yang cukup fantastis.
Sistem politik yang ada di Kamboja saat ini adalah Monarki Konstitusional. Dalam
sistem pemerintahan ini kepala Negara masih dipimpin oleh seorang raja sedangkan
kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Legislatif terdiri dari
Senat diangkat 61 anggota dan 123 rumah anggota yang lebih rendah, Majelis Nasional,
dipilih berdasarkan perwakilan proporsional dengan suara populer untuk istilah 5 tahun.
Untuk pemilihan perdana menteri biasanya dilakukan melalui sistem pemilu yang
diikuti oleh seluruh rakyat Kamboja. Sedangkan untuk pemilihan Raja selaku kepala
Negara hanya bisa diikuti oleh keturunan Raja saja dan persetujuan dari Parlemen yang
merupakan Khmer itu sendiri. Konstitusi menetapkan bahwa Kamboja mengadopsi
kebijakan demokrasi liberal dan pluralisme, dan bahwa orang-orang Kamboja adalah
tuan dari negara. Konstitusi juga menetapkan bahwa kekuasaan Legislatif, Eksekutif
dan cabang Yudisial harus dipisahkan. Negara ini memiliki badan legislatif bikameral
yang terdiri dari Majelis Nasional dan Senat.
Gambar 2 :
Panen Raya
digunakan oleh organisasi-
organisasi internasional seperti
Bank Dunia. Perekonomian
Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun
1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Pendapatan
perkapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila
dibandingkan dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN. PDB bertumbuh 5.0%
pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Agrikultur masih menjadi andalan utama
kehidupan ekonomi masyarakat terutama bagi masyarakat desa, selain itu bidang
pariwisata dan tekstil juga menjadi bidang andalan dalam perekonomian di Kamboja.
Setelah beberapa dekade terbelit perang dan konflik, kini Kamboja menikmati
pertumbuhan ekonomi yang mencapai 10 persen pertahun selama lima tahun terakhir.
Namun, pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Kamboja turun drastis menjadi 0.1%.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah menurunkan tingkat kemiskinan dari 47% pada
tahun 1994 menjadi sekitar 30% pada tahun 2009. Dengan demikian Kamboja telah
berhasil menurunkan tingkat kemiskinan sebesar 1% setiap tahunnya. GDP per kapita
meningkat dari US$ 247 pada tahun 1994 menjadi US$ 693 (2009) dan diprediksikan
sebesar US$735 (2010). Produk utama sektor pertanian Kamboja adalah padi.
Pemerintah Kamboja telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi padi sebanyak 2,6
ton per hektar selama tahun 2005-2008. Pada tahun 2008, Kamboja berhasil
memproduksi 7,17 juta ton padi. Pada tahun 2009 Kamboja dapat memproduksi 8 juta
ton beras. Pemerintah Kamboja akan terus mendorong peningkatan produktivitas
tanaman dari 2,6 ton per hektar menjadi 3 ton per hektar. Pemerintah juga akan
melakukan diversifikasi pangan dengan mendorong peningkatan produksi maizena,
kacang-kacangan, singkong, kentang, sayur-sayuran, soya bean dan tebu. Guna
mendukung trend peningkatan sektor pertanian, pada bulan April 2010, PM Hun Sen
mencanangkan kebijakan pertanian baru yang dimaksudkan untuk meningkatkan
produktivitas pertanian khususnya padi, antara lain dengan meniadakan lisensi ekspor
untuk beras serta berbagai insentif investasi bagi sektor pertanian.Sektor garmen
merupakan salah satu sektor unggulan yang selama ini menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi Kamboja. Pada tahun 2008, sektor garmen menyumbangkan 15
persen dari GDP Kamboja dan 65 persen dari total ekspor Kamboja. Neraca
perdagangan Kamboja sampai dengan tahun 2008 masih didominasi ekspor sektor
garmen Kamboja yang tercatat mencapai USD 2,9 milyar, sedangkan impor garmen
Kamboja sebesar USD 1,298 milyar. Pasar utama bagi garmen kamboja adalah
Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan 90% dari produknya diekspor ke kedua wilayah
ekonomi tersebut.
Buong Suong
Pinpeat
Pi mengacu pada alat musik dari buluh dan peat mengacu pada alat musik
perkusi. Pinpeat biasanya dimainkan untuk mengiringi penari tradisional Khmer,
dan juga selama acara keagamaan. Saat mengiringi penari Khmer, Pinpeat
merupakan cara berinteraksi antara musisi, penari, dan vokalis.
Mohori
Pada dahulu kala Mohori dipentaskan di Kerajaan Istana, sama seperti Pinpeat
walaupun terkadang dimainkan juga di beberapa desa. Walaupun instrumen
musik yang digunakan mirip dengan Pinpeat, instrumen utama Mohori terdiri
dari dua jenis Roneat dan dua jenis Tro (biola Khmer).
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran saya sebagai mahasiswa adalah, dengan memulai sebuah usaha pasti akan
menimbulkan sebuah kendala dan masalah, jadi dilihat dari segi permasalahan tersebut
bisa kita melakukan pendekatan dengan metode lain seperti manajemen sdm, pemasaran
dan lain lain. Dan juga harus melihat potensi usaha tersebut kedepannya yang
menjanjikan.
REFERENSI
Sumber : Modul Diktat, Manajemen Operasional, Drs. Adi Suroso, MM, Tahun 2006,
Hal 4 8.
Sumber : http://febri-nurhidayat.blogspot.co.id/2011/10/proposal-usaha-kos-kosan.html