Anda di halaman 1dari 24

POLITIK DAN

PEMERINTAHAN ASIA
TENGGARA
DINAMIKA DEMOKRASI DAN POLITIK DI NEGARA
KAMBOJA

ANGGOTA KELMPOK.
AKBAR HANAFI
FATIA ISTIANI MAULA
PRASETYA DARMAWAN

PROFIL UMUM KAMBOJA


Kamboja(i/kE,mbodi/, berasal

daribahasa sansekerta:
Kambujadesa),secara resmi
dikenal sebagaiKerajaan Kamboja adalah
sebuah negara diasia tenggarayang
Perbatasanthailand ke barat, laoske Timur
Laut,vietnamdi timur, danteluk thailand.

Administrasi Negara
Ibu kota negara
; Phnom Penh
Bahasa resmi
: Khmer
Pemerintahan
: Monarki Konstitusional
Raja
: Norodom Sihamoni
Perdana Menteri
: Hun Sen
Luas
: 181.035 km2
Penduduk
: 14805000[1](66) (tahun
2010)
Mata uang
: Riel dan dolar

BENDERA KAMBOJA

SEJARAH SINGKAT KAMBOJA


Pada abad 1 masehi merupakan awal perkembangan

kamboja.
Abad 3-5 masehi.

Kekuasaan tersebut runtuh karena pada abad ke-13

berdirilah kerajaan Khmer yang mengambil alih


kekuasaan.
Tahun 1432 ibukota Khmer pindah dari Angkor ke
Lovek. Letak Lovek lebih strategis, sehingga kerajaaan
lebih

Lovek

jatuh ke kekuaaan kerajaan Thai dan


Vietnam. Khmer melemah. Dan tak lama kerajaan
Khmer jatuh ke tangan Thai dan Vietnam.
Petinggi kerajaan Thai pada waktu itu meminta
perlindungan kekuatan kepada Perancis. Sampai
akhirnya ada perjanjian pemberian kekuasaan 2
buah provinsi kepada Perancis yang merupakan
awal kekuasan Perancis terhadap Kamboja yang
disebut sebagai kawasan Indocina.
Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis
dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai
daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan
Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih
kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November
1953.

Perang saudara di Kamboja

Kamboja di pimpin oleh Sihanouk pada masa


itu. Namun diadakan kudeta besar-besaran
pada tahun 1970 dipimpin oleh petinggi
militer, Lol Nol.

VS
Kudeta terjadi karena ingin mengganti sistem

kerajaan Kamboja menjadi Repubik Khmer.

PERKEMBANGAN KAMBOJA DI BERBAGAI


SEKTOR
EKONOMI

Tahun 2004-2007 perekonomian Kamboja mulai


berkembang dan mengalami kenaikan. Walaupun ekonomi
Kamboja masih dianggap lebih rendah dari negara ASEAN
lainnya. 80% masyarakat Kamboja menggantungkan hidup
pada sektor pertanian.
tapi dengan keadaan alam yang tidak menentu, sektor
pertanian tidak cukup untuk menopang perekonomian
negara. Sampai akhirnya di temukan sumber ladang
minyak, namun di ketahui oleh perusahaan Chevron (AS).
Ditambah lagi dengan terkenalnya pemerintahan kamboja
yang korup sehingga kamboja tidak terlalu berharap
dengan adanya ladang minyak tersebut .

Sosial Budaya
Masyarakat kamboja mayoritas agama pemeluk

Buddha Theravada 95%, sisanya Islam,


animisme, dan kristen.
Kamboja merupakan salah satu negara dengan
tingkat kebutaan tertinggi di dunia akibat
buruknya pelayanan kesehatan. Sehingga
pemerintah berusaha memberdayakan
warganya yang cacat fisik mengingat besarya
angka kebutaan.
Konflik tanah yang berkepanjangan akibat
lemahnya hukum tentang agraria di Kamboja.

Stabilitas dan keamanan


Kisruh berkepanjangan Kamboja vs Vietnam
Tingginya pengangguran
Kamboja merupakan jalur perdagangan

Narkoba di Asia Tenggara.


Letak Geografis Kamboja yang menjadikan
negara ini menjadi lokasi kehatan internasional
seerti pencucian uang,
Lemahnya intel menjadikan Kamboja sebagai
tempat perdagangan senajat ilegal.

Politik dan Pemeritahan


Jika kita telusuri sejarah Kamboja, bahkan sebelum Prancis

menjadi walinya pada 1863, rakyat Kamboja tidak pernah


dibiarkan damai dengan dirinya. Kamboja menjadi ajang
pengaruh negara-negara tetangga dekatnya, Vietnam dan
Siam (Thailand). Bukan semata-mata karena ambisi
ekspansi negara-negara tetangga itu, melainkan lebih
karena perebutan kekuasaan yang terus-menerus mewarnai
panggung politik negeri Kamboja
Dalam buku In Search of Southeast Asia: A Modern History
(1971), misalnya, disebutkan bahwa tiga perempat abad
dalam abad 18 di Kamboja sembilan raja bergantian
menduduki takhta, lima di antaranya mendudukinya lebih
daripada satu kali, sering kali hanya untuk beberapa bulan.
Rezim Khmer Merah sempat berkuasa 1975-1979 dan
dinyatakan bertanggung jawab atas tewasnya 1,7
juta jiwa, akibat kelaparan, penyakit, kerja rodi dan
hukuman mati.

Pada tahun 1993,Norodom Sihanouk kembali

menjadiraja Kamboja, membuat Kamboja menjadi


negara satu-satunya negara postcommunist di
dunia yang masih menjadikan monarki sebagai
sistem pemerintahannya. Stabilitas yang dibangun
setelah konflik terguncang tahun1997 dari sebuah
kudeta. Namun, kudeta ini gagal. Di tahun-tahun
sekarang, upaya rekonstruksi yang dibangun
mengalami kemajuan dan menciptakan stabilitas
politik dalam bentuk demokrasi multipartai dibawah
monarki konstitusional.

Isu mengenai demokrasi dalam menyampaikan

pendapat baru-baru menjadi isu yang hangat di


kalangan masyarakat kamboja. Pasalnya, Di Kamboja
bila masyarakat ingin menyampaikan keprihatinan
mereka seperti kasus perampasan tanah, atau berbagai
pelanggaran HAM lainnya mereka biasanya berdemo di
depan rumah perdana menteri atau majelis nasional.
Namun saat ini pemerintah membangun lahan seluas 60
kali 200 meter. Satu tempat terbuka dengan beberapa
barisan pohon yang terletak dekat kedutaan Amerika
Serikat dan Wat Phom yang terkenal di Kamboja,
sebagai lahan baru bagi unjuk rasa masyarakat. Taman
yang dijuluki Taman Kebebasan ini menjadi versi
Kamboja-nya Speakers's Corner di Hyde Park London
atau setara dengan taman yang punya konsep yang
sama di Singapura. Dan hal ini dikecam oleh sejumlah
aktivis HAM di Kamboja. Mereka berpendapat bahwa
ruang demokrasi akan lebih terbatas, jadi ruang untuk
demokrasi semakin mengecil.

KONSEPSI KEKUASAAN MENURUT MASYARAKAT


KAMBOJA
Kamboja merupakan salah satu negara di Indocina

yang pernah menjadi bagian dari wilayah protektorat


Prancis. Keterlibatan Prancis secara formal di dalam
sistem pemerintahan Kamboja dimulai sejak tahun
1863 hingga 1953 pada saat Kamboja memperoleh
kemerdekaannya. Sejak memperoleh
kemerdekaannya, Kamboja mengalami banyak
konflik internal. Salah satu manifestasi dari konflik
tersebut adalah banyaknya pergantian rezimyang
terjadi dalam jangka waktu yang tergolong sempit.
Pergantian rezim ini turut dibarengi oleh penggantian
nama Kamboja sebagai sebuah negara.

Terdapat 6 kali pergantin rezim, dan setiap rezim

bersifat otoriter. Walaupun tahun 1993 sudah ada


konstitusi yang menyatakan Kemboja adalah negara
yang demokratis, menjunjung pluralisme serta
menganut multipartai, namun hal tersebut tidak
terlihat di pemerintahan Kamboja.
Konsepsi masyarakat Kamboja mengenai kekuasaan
tidak terlepas dari pemahaman mereka terhadap
kepercayaan-kepercayaan yang bersumber dari
kebiasaan (yang kemudian menjadi kebudayaan),
dan pengaruh ajaran agama Buddha sebagai agama
yang dianut oleh mayoritas masyarakat Kamboja.
Batasan antara bagaimana kebiasaan dan ajaran
agama Buddha berpengaruh terhadap pemahaman
mereka akan makna kekuasaan cenderung kabur.

Dalam tulisannya, Jacobsen dan Stuart banyak

mengungkapkan tentang reinkarnasi dan karma


sebagai dasar yang membentuk kekuasaan
seseorang di Kamboja. Ajaran Buddha sendiri
tidak mengenal reinkarnasi, agama Buddha
mengajarkan tentang kelahiran kembali (rebirth).
Dalam proses kelahiran kembali tidak terjadi
perpindahan jiwa (soul) seperti yang terjadi pada
proses reinkarnasi. Yang terjadi adalah
perpindahan energi yang membawa karma
bersamanya.Pemahaman mengenai reinkarnasi
berasal dari ajaran agama Hindu. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat
mengenai kekuasaan juga tidak terlepas dari
pengaruh agama Hindu.

Pada hakikatnya, baik dalam ajaran agama Hindu maupun agama

Buddha, baik dalam hal reinkarnasi maupun kelahiran kembali, karma


menjadi sebuah variabel yang ikut bersama jiwa (untuk reinkarnasi) atau
energi (untuk kelahiran kembali) setelah kematian manusia. Karma ini
akan berpengaruh terhadap kehidupan seseorang di masa berikutnya.
Karma yang baik tentu akan menghasilkanbunnyang melimpah;
misalnya seseorang dilahirkan di keluarga kaya dengan status sosial
yang tinggi, serta talenta yang luar biasa. Dengankemampuan diri(Bunn
yang melimpah, ia akan memilikikemampua untuk mempengaruhi
orang lain dan tentu saja kekuasaan.
Hun Sen telah emimpin Kamboja selama 26 tahun, dan masih tetap di
pilih oleh rakyat Kamboja. Hun Sen dianggap memilikibunnyang
melimpah. Ia dianggap sebagai reinkarnasi dari pahlawan legenda, Sdech
Kan.Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Kamboja secara umum
cenderung resisten terhadap bentuk pemerintahan yang dijalankan
olehnya; begitupula dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya.

Resistensi masyarakat Kamboja terhadap pemerintahan otoriter

(dalam hal ini pemerintahan Hun Sen) tidak terlepas dari


pemaknaan karma sebagai bagian dari ajaran Buddhisme.
Pertama, untuk mendapatkanbunnyang melimpah, mereka
hanya perlu memperoleh karma yang baik yang didapatkan
melalui tindakan-tindakan yang telah disesuaikan dengan adat
kebiasaan atau ajaran-ajaran Buddhisme. Kedua, pemerintahan
Hun Sen yang cenderung otoriter bisa menjadi bumerang
baginya ia akan mendapatkan karma yang buruk di kehidupan
berikutnya. Kedua hal ini, kepercayaan akan dampak positif dan
negatif dari karma, membuat masyarakat Kamboja cenderung
pasif dalam menghadapi kebobrokan institusi-institusi politik
yang ada di negaranya. Situasi ini juga turut didukung oleh fakta
bahwa sebagai besar masyarakat Kamboja tinggal di daerah
rural/pedesaan dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah
(hanya sekitar 1% dari total masyarakat Kamboja yang berhasil
mencapai pendidikan hingga ke perguruan tinggi), hal yang
cenderung membuat mereka menjadi lebih patuh pada
pemimpinnya.

Urgensi Kamboja di ASEAN


Alasan di terimanya Kmboja di ASEAN adalah

untuk menjaga stabilitas keamanan ASEAN


mengingat letak Kamboja berbatasan dengan
Laos, Thailand, dan Vietnam.
Kamboja dulu merupakan negara pengekspor
beras di dunia. Lumbung padi ASEAN bahkan
dunia.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai