0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan11 halaman
Dokumen ini membahas perkembangan ilmu negara pada zaman Romawi Kuno, termasuk siklus pemerintahan menurut Polybius, konsep negara menurut Cicero yang didasarkan pada rasio dan hukum alam, serta tokoh-tokoh seperti Polybius, Cicero, dan Seneca.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
03 Perkembangan dan Tokoh Pemikir Ilmu Negara_Zaman Romawi Kuno
Dokumen ini membahas perkembangan ilmu negara pada zaman Romawi Kuno, termasuk siklus pemerintahan menurut Polybius, konsep negara menurut Cicero yang didasarkan pada rasio dan hukum alam, serta tokoh-tokoh seperti Polybius, Cicero, dan Seneca.
Dokumen ini membahas perkembangan ilmu negara pada zaman Romawi Kuno, termasuk siklus pemerintahan menurut Polybius, konsep negara menurut Cicero yang didasarkan pada rasio dan hukum alam, serta tokoh-tokoh seperti Polybius, Cicero, dan Seneca.
PERKEMBANGAN SEJARAH PEMIKIRAN [1] ▪ Ilmu pengetahuan kurang berkembang karena: ❑ Bangsa Romawi lebih suka praktik dibandingkan berpikir. ❑ Bangsa Romawi dimulai dari keadaan pecah-belah. ▪ Pemerintahan pertama kali Romawi berbentuk monarki. Pada waktu itu terjadi pertentangan antara kaum Patricia (kaum ningrat) dan kaum Plebian (kaum rakyat jelata) → diselesaikan dengan Undang-Undang 12 meja→ sistem pemerintahannya berganti dari monarki menjadi demokrasi. ▪ Walaupun demokrasi, tapi saat keadaan tertentu yang genting misalnya perang, pemegang kekuasaan adalah satu orang diktator. PERKEMBANGAN SEJARAH PEMIKIRAN [2] ▪ Perbedaan Yunani dan Romawi: ❑ Zaman Yunani semua rakyat tunduk pada raja, sehingga tidak memiliki hak apapun untuk menggugat raja karena rakyat adalah bagian negara. ❑ Zaman Romawi rakyat bebas menggugat raja/negara. ▪ Hubungan rakyat diatur, jika terkait hubungan dengan sesama warga negara maka memakai hukum privat. Jika terkait hubungan antara rakyat dengan negara maka memakai hukum publik. ▪ Romawi berkembang menjadi imperium (kerajaan) dunia. PERKEMBANGAN SEJARAH PEMIKIRAN [3] ▪ Sehubungan dengan berkembangnya Romawi, maka kekuasaan tidak dapat disentralkan lagi, sehingga dibagilah wilayah Romawi ke dalam provinsi dengan pusat pemerintahan berupa ibukota dan dipimpin seorang Praetor. ▪ Ingat! Ciri utama Zaman Romawi adalah adanya pemisahan antara negara dengan warganya. ❑ Negara dapat sewaktu-waktu digugat warganya karena warganya telah menyerahkan kekuasaan kepada pemimpin negara untuk memimpin dengan baik. ▪ Oleh Polybius, Romawi disebut menggabungkan demokrasi, aristokrasi, dan oligarki. ▪ Para tokoh pada zaman ini: Polybius, Cicero, Seneca. POLYBIUS [1/4] •Polybius dilahirkan pada tahun 167 SM. Ia merupakan keturunan negarawan dan salah seorang Achean terkemuka yang dibebaskan pemerintah Roma. •Keampuhan teori Negara yang dikemukakan oleh Polybius terletak pada esensi tentang adanya hubungan-hubungan dalam kekuasaan. •Polybius memiliki beberapa konsepsi penting di antara para ahli teori konflik, seperti penyebarluasan wilayah membawa sebuah konflik sebagai sebuah gugatan terhadap penyerapan untuk memperkecil Negara, dengan demikian sentralisasi kekuasaan membawa sebuah berkah perdamaian. POLYBIUS [2/4] Cycle of Government/ Anacyclosis 1. Monarki (bentuk tertua) yang tiran memicu aristokrasi. Monarki Aristokrasi
2. Aristokrasi yang Oligarkis mendorong
demokrasi. 3. Demokrasi yang anarkis, akhirnya Demokrasi memunculkan orang kuat kembali, sehingga memunculkan lagi monarki. POLYBIUS [3/4] Siklus Polybius POLYBIUS [4/4] Bentuk negara: ▪MONARKI : bentuk pemerintahan yang pada mulanya kekuasaannya atas nama rakyat dengan baik dan dipercaya tapi dalam perkembangannya penguasa (Raja) tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum tapi menindas rakyat dan sewenang-wenang →ONARKMI bergeser menjadi TIRANI. ▪Dalam situasi pemerintahan TIRANI muncullah perlawanan dari kaum bangsawan dan pemerintahan diambil alih kaum bangsawan yang memperhatikan kepentingan umum, maka pemerintahan TIRANI bergeser menjadi ▪ARISTOKRASI. ARISTOKRASI yang semula memperhatikan kepentingan umum tidak lagi menjalankan keadilan tapi hanya mementingkan diri dan kelompoknya sehingga pemerintahan ARISTOKRASI bergeser ke OLIGARKI. ▪Dalam pemerintahan OLIGARKI yang tidak memiliki keadilan, maka rakyat mengambil alih kekuasan untuk memperbaiki nasibnya. Rakyat menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat, maka pemerintahan OLIGARKI bergeser ke DEMOKRASI. ▪Pemerintahan DEMOKRASI yang awalnya baik, lama kelamaan banyak diwarnai kekacauan , KKN, kebobrokan dan hukum sulit ditegakkan sehingga pemerintahan DEMOKRASI ini berpindah ke pemerintahan OKHLOKRASI (dipegang oleh awam) ▪Dari pemerintahan OKHLOKRASI ini muncul seorang yang berani dan kuat yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan, maka pemerintahan OKHLOKRASI bergeser ke pemerintahan OLIGARKI kembali. CICERO [1/2] •Buku: De Republica (tentang Negara), De Legibus (tentang hukum dan UU) •Negara dibentuk karena memang harus dibentuk, dan didasarkan atas alasan yang rasional (adanya negara karena rasio murni yang mendasarkan pada hukum alam/kodrat → negara itu wajib ada dan keberadaannya didasarkan pada rasio manusia) •Bentuk pemerintahan yang terbaik adalah campuran monarki, aristrokrasi, dan republik. •Hanya hukumlah satu satunya pengikat negara. CICERO [2/2] •Hukum yang timbul dari kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berbudi luhur. •Asas hukum alam adalah asas primer karena sebagai peraturan dasar yang dapat ditambah dengan hukum positif sesuai dengan kebutuhan masyarakat. •Ajaran Cicero yakni ”Ubi societas, ibi ius” (dimana ada masyarakat disitu ada hukum). Artinya memberi gambaran hubungan hukum dengan masyarakat. Tiada masyarakat tanpa hukum dan tiada hukum tanpa masyarakat. Hukum diadakan oleh masyarakat untuk mengatur kehidupan mereka. SENECA 1. Penasihat Kaisar Nero yg kejam → dipaksa bunuh diri oleh sang raja karena diduga berkomplot (meskipun tidak terbukti). 2. Hidup pada alam kebatilan raja yang tdk berakhlak. 3. Imperium Romawi terpecah karena politik divide et impera 4. Transformasi ke Hukum Tuhan. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak percaya lagi pada kekuasaan negara dan mereka cenderung untuk memikirkan dunia kebatinan/ ketuhanan.