Anda di halaman 1dari 5

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Mungkid


Jl. Soekarno Hatta No. 9, Ngentan I
Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang 56511

Perihal: Surat Jawaban Tergugat


Dengan hormat,

Bertanda tangan di bawah ini, Muhammad Fadhel Rayhan, S.H., L.LM. dan Alfa Izzatur,
S.H., advokat pada Kantor Advokat Nurvita and Partners berkantor di Jalan Aster 2 No. 19B,
Condongcatur, Depok, Kab. Sleman; yang dalam hal ini berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 28 Desember 2022 sebagaimana yang aslinya tersimpan pada perkara in casu;
bertindak untuk dan atas nama:

1. SOLEH BASORI, 50 tahun, Laki-Laki, Islam, yang berdasarkan KTP berdomisili di


Jalan Jlodran Nomor 1, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang,
yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II; dan
2. MULYONO, 47 tahun, Laki-Laki, Islam, yang berdasarkan KTP berdomisili di
Dusun Rejoso RT 22 RW 11, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang, yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT III.

Selanjutnya, apabila TERGUGAT II dan TERGUGAT III diidentifikasi secara bersama-


sama maka disebut sebagai PARA TERGUGAT.

melawan

SURIPTO, 65 tahun, Laki-Laki, Islam, yang berdasarkan KTP berdomisili di Dusun Rejoso
RT 22 RW 11, Desa Jambewangi, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, yang
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.

Bahwa PARA TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil gugatan


PENGGUGAT, kecuali yang diakui dengan tegas kebenerannya oleh PARA TERGUGAT.
Adapun alasan-alasan penolakan dan dalil-dalil jawaban PARA TERGUGAT terhadap
gugatan PENGGUGAT adalah sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI

A. PENGGUGAT TELAH KELIRU MEMILIH KEWENANGAN ABSOLUT


PENGADILAN TERHADAP GUGATAN (EXCEPTIO DECLINATOIR)
1. Bahwa Tergugat II dalam perkara a quo adalah Kepala Dusun Rejoso, Desa
Jambewangi, Kec. Secang, Kab. Magelang dan Tergugat III dalam perkara a quo
adalah Ketua Rukun Tetangga 22, RW 11, Desa Jambewangi, Kec. Secang, Kab.
Magelang;
2. Bahwa dalam Posita nomor 19, Penggugat menjelaskan bahwa Kepala Dusun
merupakan pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas, dan
kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga di tingkat dusun yang mana hal
ini diperkuat oleh Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun
2015;
3. Bahwa dalam Posita nomor 24, Penggugat menjelaskan bahwa Ketua RT
merupakan bagian dari Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018;
4. Bahwa dapat disimpulkan baik Kepala Dusun dan Ketua RT memenuhi kriteria
badan atau pejabat tata usaha negara sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1
angka 2 UU Nomor 5 Tahun 1986 jo UU Nomor 9 Tahun 2004 yang berbunyi:
“Badan atau Pejabat tata usaha negara adalah pejabat yang melaksanakan urusan
pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”;
5. Bahwa Penggugat sebagai masyarakat masyarakat yang merasakan dirugikan
akibat keputusan dan/atau tindakan Tergugat II dan Tergugat III dapat mengajukan
upaya administratif, yaitu proses penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam
lingkungan administrasi pemerintahan sebagai akibat dikeluarkannya keputusan
dan/atau tindakan yang merugikan;
6. Bahwa kuasa hukum Penggugat harap melihat Pasal 2 Peraturan Mahkamah
Agung RI Nomor 2 Tahun 2019 yang berbunyi:
“Perkara perbuatan melanggar hukum oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
(Onrechtmatige Overheidsdaad) merupakan kewenangan peradilan tata usaha
negara.”;
Oleh karena itu, Kuasa Hukum Tergugat II dan Tergugat III menyatakan
bahwa Penggugat telah keliru memilih kewenangan absolut pengadilan
sehingga gugatan dapat dikesampingkan atau ditolak.
B. PENGGUGAT TELAH SALAH MENENTUKAN TERGUGAT DALAM
PERKARA A QUO (ERROR IN PERSONA)
1. Bahwa yang dimaksud dengan error in persona adalah PENGGUGAT
melayangkan gugatan kepada seseorang yang sebenarnya bukan TERGUGAT,
padahal agar gugatan dianggap memenuhi syarat formil harus terang dan jelas
atau tegas (duidelijk);
2. Bahwa tindakan PENGGUGAT menarik TERGUGAT II dan TERGUGAT III
merupakan tindakan yang tidak benar;
3. Bahwa dalam perkara a quo terjadi perselisihan yang terjadi pada 12 Desember
2021 antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I di depan rumah TERGUGAT I
yang melibatkan beberapa orang;
4. Bahwa dalam perkara a quo TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak terlibat
secara langsung dalam perselisihan yang terjadi karena perselisihan tersebut murni
terjadi antara PENGGUGAT dan TERGUGAT I;
5. Bahwa dalam perkara a quo TERGUGAT II dan TERGUGAT III hanya
melaksanakan tugasnya sebagai aparatur desa untuk mendengarkan aduan warga
dan berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak, tetapi antara
PENGGUGAT dan TERGUGAT I tidak menemukan kata sepakat untuk
berdamai;
Oleh karena itu, Kuasa Hukum TERGUGAT II dan TERGUGAT III
menyatakan bahwa gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT memenuhi
unsur error in persona sehingga pantas untuk dikesampingkan atau ditolak.

C. PENGGUGAT TIDAK CERMAT DALAM MENARIK TERGUGAT


(PLURIUM LITIS CONSORTIUM)
1. Bahwa dalam Posita Nomor 3 dalam Surat Gugatan Nomor 1401/SG.PMH/HNA-
PDT/I/2023 menyatakan:
“Bahwa suatu kejadian perselisihan dan percekcokan yang terjadi pada hari
Minggu, tanggal 12 Desember 2021 sekitar jam 20.30 WIB bertempat di Dusun
Rejoso Desa Jambewangi RT.22 RW.11 Kec. Secang Kabupaten Magelang
Provinsi Jawa Tengah Kode Pos 56195, tepatnya didepan rumah Tergugat I, yang
melibatkan beberapa orang dan diantaranya adalah Penggugat dan Tergugat
I.”;
2. Bahwa dengan jelas dalam posita di Surat Gugatan Surat Gugatan Nomor
1401/SG.PMH/HNA-PDT/I/2023 pihak yang terlibat dalam perkara a quo adalah
PENGGUGAT, TERGUGAT I, dan beberapa orang; dan
3. Bahwa seharusnya apabila PENGGUGAT hendak mengajukan gugatan maka
beberapa orang yang terlibat dalam perkara a quo harus ikut dijadikan sebagai
tergugat baru sengketa yang dipersoalkan dapat diselesaikan secara tuntas dan
menyeluruh.
Oleh karena itu, Kuasa Hukum TERGUGAT II dan TERGUGAT III
memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mungkid menyatakan
bahwa gugatan PENGGUGAT termasuk plurium litis consortium sehingga
patut untuk dikesampingkan atau ditolak.

D. GUGATAN YANG DIAJUKAN OLEH PENGGUGAT KABUR ATAU TIDAK


JELAS (OBSCUUR LIBEL)
1. Bahwa yang dimaksud dengan obscuur libel adalah Surat Gugatan
PENGGUGAT tidak terang atau isinya gelap (onduidelijk) atau formulasi
gugatan yang tidak jelas padahal dalil gugatan harus terang dan jelas atau tegas
(duidelijk);
2. Sebagaimana yang telah ditentukan dalam ketentuan Pasal 123 ayat (1) HIR yang
menyebutkan bahwa gugatan yang cacat formil antara lain:
a. Gugatan tidak memiliki dasar hukum;
b. Gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi atau plurium litis
consortium;
c. Gugatan mengandung cacat atau obscuur libel; atau
d. Gugatan melanggar yurisdiksi (kompetensi) absolut atau relatif dan
sebagainya.
3. Berdasarkan ketentuan di atas, obscuur libel merupakan salah satu cacat formil
pada gugatan sehingga dalam teknik penyusunan gugatan harus benar-benar
diperhatikan mengenai persyaratan gugatan tersebut, yakni syarat formil dan
syarat materiil sesuai dengan ketentuan Pasal 8 nomor 3 Reglement of de
Rechtsvordering (RV) yang menyatakan “Apabila suatu gugatan mengandung
kecacatan baik formil maupun materiil, maka gugatan tersebut akan ditolak atau
tidak dapat diterima.”;
4. Bahwa dalam posita yang tercantum dalam perkara a quo, PENGGUGAT tidak
menyebutkan dasar hukum yang jelas mengenai korelasi antara dasar penyebab
terjadinya perkara dengan akibat perkara berupa permintaan agar SMAN 5 Kota
Magelang mengeluarkan anak PENGGUGAT;
5. Bahwa posita dalam perkara a quo tidak menunjukkan korelasi yang jelas
terhadap Perbuatan Melawan Hukum yang terjadi dengan kerugian materiil dan
kerugian imateriil yang mana ganti rugi yang diminta berupa biaya jasa penasehat
hukum dan biaya transportasi, akomodasi, dan teanaga ahli yang mengurus
permasalahan a quo; dan
6. Bahwa dasar hukum yang dikenakan kepada TERGUGAT II dan TERGUGAT
III tidak berkorelasi dengan perkara a quo yang mana Kuasa Hukum
PENGGUGAT menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun
2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan
Desa dan Lembaga Adat, dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
yang ke semuanya tidak berkaitan dengan tindakan TERGUGAT I meminta anak
PENGGUGAT dikeluarkan dari sekolahnya.
Oleh karena itu, Kuasa Hukum TERGUGAT II dan TERGUGAT III
memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mungkid untuk
mengesampingkan gugatan PENGGUGAT karena memenuhi unsur obscuur
libel.

Anda mungkin juga menyukai