Anda di halaman 1dari 4

LEMBAGA BANTUAN HUKUM “WAJI HAS”

KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM - RI


NOMOR AHU-0000143.AH.01.08 TAHUN 2020 NOMOR INDUK BERUSAHA (NIB) : 0220009480689
AKTIFITAS KONSULTAN HUKUM DAN KANTOR BERITA
JALAN JATAYU PERUM RISCON GREEN I BANDAR JAYA KECAMATAN TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TELP. 085367471712, Email.lbhwajihaslampung@gmail.com

Kepada Yang Terhormat,


Ketua Majelis Hakim Pengadilan Negeri Gunung Sugih
Perkara Nomor: No.22/Pdt.G/2023/PN.Gns
di –
Tempat

Dengan hormat,

Permaklumkan, Kami Didik Sumaryoto,S.H. dan Nur Prasetiyo Mawardi, S.H.


adalah para Advokat dan Pengacara pada Kantor Lembaga Bantuan Hukum
WajiHas yang beralamat di Jalan Jatayu Perum Riscon Green,Bandar Jaya
Timur,Kecamatan TerbanggiBesar,Telp. 0853 6747 1712, Email-
lbhwajihaslampung@gmail.com, berdasarkansurat Kuasa Khusus nomor: Nomor :
020/ SK.K/LBH-WH/III/Lmg/2023, tertanggal 31 Maret 2023.

Berkenan dengan surat tangkisan dan jawaban tergugat atas gugatan penggugat
dalam perkara ini, maka perkenankan kami selaku kuasa hukum penggugat
menanggapinya sebagai berikut :

Dalam Eksepsi :

Bahwa eksepsi yang diajukan oleh tergugat dalam perkara ini adalah tidak beralasan
hukum dan karenanya penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang mulia sudilah
untuk menolaknya dengan alasan dan argumentasi sebagai berikut :

1. Bahwa eksepsi tergugat angka 1 yang menyebutkan gugutan penggugat


cacat formil karena di sebabkan kesalahan penulisan RT/RW bahwa alamat
para tergugat sudah terdaftar dalam KTP elektronik di catatan sipil Kabupaten
Lampung Tengah adalah mengada – ada dengan alasan sebagai berikut :

1.1. Bahwa tergugat 1 saat kejadian tinggal di rumah mbah Arif yang
bealamatkan di Dusun 7, RT: 026 RW. 07 Kampung Varia Agung,
karena penggugat 1 menempati tempat tinggal tersebut diatas;

1.2. Bahwa menurut M. Yahya harahap menjelaskan : tidak mengakibatkan


gugutan cacat formil, sehingga perubahan dan perbedaan alamat itu,
tidak mempengaruhi keabsahan gugatan; oleh karena itu, tergugat
tidak dapat menjadikan hal itu sebagai dasar bantahan atau eksepsi
agar gugatan dinyatakan salah alamat, atau untuk dijadikan
dasar alasan menyatakan gugatan tidak diterima
( niet ontvanklijk verklaard );
1.3. Bahwa berdasarkan penjelasan di atas, maka surat gugutan tersebut
tidaklah mengandung cacat atau obscuur libel;

2. Bahwa dalam eksepsi tergugat angka 2 poin 1 yang menyebutkan gugatan


para penggugat tidak memiliki dasar hukum, hal ini terkesan mengada – ada
dengan alasan sebagai berikut :

2.1. Bahwa didalam pokok persoalan penggugat sudah di jelaskan secara


rinci kerugian penggugat :

2.1.1. Bahwa kerugian meteriil sebesar Rp. 20.000.000,- ( dua puluh juta
rupiah );
2.1.2. Bahwa kerugian imateriil sebesar Rp. 200.000.000,- ( dua ratus juta
rupiah );

2.2. Bahwa dalam eksepsi tergugat angka 2 poin 2 yang menyebutkan


gugatan para penggugat di obyek gugatan tidak jelas, didalam hal ini
penggugat akan menanggapi sebagai berikut:

2.2.1. Penggugat dengan tegas bahwa peranan BPK, LPMK ,Kepala


kampung, Tokoh Masyarakat, Tokoh adat dan tokoh agama
merupaka Rangkaian yang tidak bisa dipisahkan untuk menjalan
Perannya masing – masing sehingga menciptakan lingkungan yang
nyaman, tentram serta tidak ternodai dengan perbuatan asusila
pada malam hari, sehingga timbulnya suatu perbuatan maksiat
yang telah di larang oleh Agama dan Adat Kampung Varia Agung;

2.2.2. Bahwa Perbuatan tergugat itulah masyarakat kampung Varia Agung


bertindak sesuai denga peraturan yang ada di kampung, Adat, dan
norma agama, berupaya untuk menindak tegas perbuatan yang
bisa dikatak perbuatan Asusila dan melanggar peraturan kampung,
yang mana perbuatan tergugat 1 menerima tamu laki – laki sampai
larut malam, dan sudah di peringatkan oleh bagian keaman
kampung, warga, serta aparat kampung yang ada lebih dari 3
( tiga ) kali. Namun tidak di indahkan;

2.2.3. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah nomor


16 tahun 2018. Tentang ketertiban umum dan ketenteraman
masyarakat pada pasal 22 ayat 4 berbunyi :
Setiap orang atau badan dilarang memberikan kesempatan,
sehingga menimbulkan perbuatan asusila dan/ atau prostitusi.

2.2.4. Bahwa obyek yang disengketakan penggugat dengan tergugat


jelas, bahwa tergugat mengakui perbuatan asusila sesuai dengan
SURAT PERNYATAAN pada hari jum’at tanggal 23 Desember
2022, dan bersedia mendapatkan sanksi yang ada di kampung,
namun tergugat 1 melaporkan warga dan aparat kampung
berbanding terbalik dari isi surat penyataan tergugat 1 dan tergugat
2;

2.2.5. Bahwa dengan demikian tergugat 1 dan tergugat 2 menyataakan


gugatan penggugat obscure libel itu terkesan mengada – ada;
2.3.Bahwa tergugat menyanggah adanya ketidak jesan perincian gugatan ini
merupakan hal yang terkesan mengada – ada hal ini penggugat di dalam
posita 11, 12,13 sudah jelas dan terinci.

2.3.1. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan dan I.S. Adiwimarta Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan dan I.S. Adiwimarta dalam
menerjemahkan buku H.F.A. Vollmar juga mempergunakan istilah
perbuatan melawan hukum. Selain itu istilah yang sama juga
digunakan oleh M.A. Moegni Djojodirjo dalam bukunya yang
berjudul Perbuatan Melawan Hukum.
Digunakannya terminologi Melawan hukum bukan Melanggar
Hukum oleh M.A. Moegni Djojodirjo karena dalam kata “melawan”
melekat sifat aktif dan pasif. Sifat aktif dapat dilihat apabila dengan
sengaja melakukan sesuatu perbuatan yang menimbulkan kerugian
pada orang lain, jadi sengaja melakukan gerakan sehingga nampak
dengan jelas sifat aktifnya dari istilah “melawan tersebut”.
Sebaliknya apabila ia dengan sengaja diam saja atau dengan
sengaja diam saja atau dengan lain perkataan apabila ia dengan
sikap pasif saja sehingga menimbulkan kerugian pada orang lain,
maka ia telah “melawan” tanpa harus menggerakkan badannya.

2.4. Bahwa tergugat menyanggah posita dan petitum tidak relevan dan
saling bertentangan, dalam hal ini penggugat di dalam posita 7 sudah
jelas bahwa tergugat 1 dan tergugat 2 melanggar peraturan kampung.
Pada posita 9 tergugat 1 dan tergugat 2 mengakui secara tertulis
bahwa tergugat 1 dan tergugat 2 melanggar peraturan kampung varia
agung;

Bahwa terkait gugatan Penggugat yang didalilkan Tergugat adalah gugatan kabur,
tidak cermat dan tidak jelas, maka menurut Penggugat, gugatan Penggugat sudah
cukup jelas dan cermat dalam penulisan dan penguraian posita dan petitum nya.
Bahwa antara posita dan petitum sudah saling bersesuaian satu dengan yang lain.
Dengan demikian tentunya Majelis Hakim Yang Mulia yang mengadili perkara ini
untuk memeriksa dan memutuskan :

I. DALAM EKSEPSI

1. Menolak seluruh dalil – dalil tergugat;


2. Menyatakan bahwa gugatan pengugat dapat diterima secara hukum;

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan pengugat untuh seluruhnya;


2. Menolak seluruh eksepsi dan Jawaban tergugat;
3. Menyatakan secara hukum bahwa tergugat 1 dan tergugat 2 telah terbukti
melakukan perbuatan melawan hukum;
4. Menghukum tergugat 1 dan tergugat 2 membayar biaya perkara yang
timbul dalam perkara ini;
III.DALAM REKOVENSI

1. Menyatakan Menolak gugatan Para Penggugat Rekopensi untuk


seluruhnya;
2. Menghukum Para Penggugat Rekopensi dengan membayar seluruh biaya
Perkara yang timbul;
ATAU; Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan seadil – adilnya
menurut hukum;

Demikian Replik penggugat ini, atas perkenan bapak Ketua Majelis Hakim yang
terhormat mengabulkannya, sebelum dan sesudahnya di ucapkan terima kasih;

Bandar Jaya, 6 Juni 2023

Hormat kami
Kuasa Hukum Penggugat

Didik Sumaryoto,S.H.

Nur Prasetiyo Mawardi, S.H.

Anda mungkin juga menyukai