Anda di halaman 1dari 13

Perihal : Eksepsi Tergugat II Banten,15 Maret 2024

Atas Perkara No.106/Pdt.G/2024/PN Jkt.Utr

Kepada Yang Terhormat,


Yang Mulia Majelis Hakim
Yang Memeriksa Perkara No.106/Pdt.G/2024/PN Jkt.Utr
Pada Pengadilan Negeri Jakarta Utara Kelas 1A Khusus
Di_
…………………………………………………………

Dengan hormat,

Yang bertanda-tangan dibawah ini :


Hery Gunawan, S.H., Advokat/Pengacara & Konsultan Hukum, yang berkantor
pada Kantor Law Office Hery Gunawan And Partner yang berkedudukan di Jl
KH Zen Kp.Pasir Wuni RT.007 RW.003 Harundang Kec.Cikeusal Serang
Banten, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa
berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 021/SK/LAW/HGP/III/2024,
tertanggal 13 Maret 2024, guna bertindak untuk Mewakili/Mendampingi:

Novi Ekasari Sie, Pekerjaan Karyawan PT. SAN HAO INDONESIA yang
berkedudukan di Komplek Ruko The Royal Palm Blok B No. 15 Kelurahan
Cengkareng Timur Kec. Cengkareng Kabupaten/Kota Jakarta Barat Provinsi DKI
Jakarta, Jabatan Direktur, Alamat Jl Seni Budaya Raya RT.001 RW.003 No.31A
Kel.Jelambar Baru Kec.Grogol Petamburan Jakarta Barat
Bertindak untuk dan atasnama PT SAN HAO INDONESIA
Untuk Selanjutnya di Sebut Tergugat II, Perkara No.106/Pdt.G/2024/PN Jkt.Utr

….……..………………………… MELAWAN …...……….…………………….

 Prayougo Tristianto yang beralamat Jl Kertosentono No.73 RT.005 RW.002


Desa Ketawanggede Lowokmaru/Penggugat I;
 Keri Kartika Fajar yang beralamat Perum Bumi Indah Tahap,Jl Edelwei I
Blok KC1/1 RT.001 RW.007 Sukamantri Pasar Kemis/Penggugat II;
Dalam Perkara Perdata Wanpretasi, No.106/P dt.G/2024/PN Jkt.Utr

Yang Mulia Majelis Hakim


Rekan Kuasa Hukum Yang Kami Hormati
Serta Hadirin Sekalian Yang Kami Banggakan

Sebelum Tergugat II memasuki Pokok Perkara, izinkan kami menyampaikan


mengenai Kewenangan/Kompotensi Pengadilan;

Tentang Subjek Hukum;

1. Prayogo Tristianto/Penggugat I, beralamat di Jl. Kertosono No &3 RT/RW


005/002 Kel/Desa. Ketawanggede Kec. Lowokmeru, yang tidak di ketahui
kedudukan wilayah hukumnya, di karenakan dalam gugatan tidak tertuang
kedudukan Subjek Hukum 1 (satu);
2. Keri Kartika Fajar/Penggugat II, beralamat di Perum Bumi Indah Tahap
Jalan Edelwei I Blok KC-1/1 RT 001 RW 007 Kel/Desa Sukamantri Kec. Pasar
Kemis yang tidak di ketahui kedudukan wilayah hukumnya, di karenakan dalam
gugatan tidak tertuang kedudukan Subjek Hukum 1 (satu);3. Fredick David
Richard/Tergugat I, beralamat di Gudang Elang Laut Sentra Industri Terpadu
Tahap 3 Blok F07 Jakarta Utara DKI Jakarta yang berada dalam wilayah Hukum
Pengadilan Negeri Jakarta;
4. PT San hao Indonesia/Tergugat II, beralamat di Komplek Ruko The Royal
Palm Blok B No. 15 Kelurahan Cengkareng Timur Kec. Cengkareng
Kabupaten/Kota Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta yang masih dalam wilayah
hukum Pengadian Negeri Jakarta Barat;
5. Hui Luo/Turut Tergugat I, beralamat di Gudang Elang Laut Sentra Industri
Terpadu Tahap 3 Blok F07 Jakarta Utara DKI Jakarta yang berada dalam
wilayah Hukum Pengadilan Negeri Jakarta;

Tentang Objek Hukum;

1. Serah terima barang di jalan Paledang Duta Marta Regency No. 25 Kec. Andir,
Kel. Cempaka, yang tidak di ketahui berada dalam wilayah hukumnya;
2.Keri Kartika Fajar/Penggugat II, beralamat di Perum Bumi Indah Tahap Jalan
Edelwei I Blok KC-1/1 RT 001 RW 007 Kel/Desa Sukamantri Kec. Pasar Kemis
yang tidak di ketahui kedudukan wilayah hukumnya, di karenakan dalam gugatan
tidak tertuang kedudukan Subjek Hukum 1 (satu);
3. Surat Perjanjian antara Penggugat I dan Tergugat I, di buat di Bandung pada
tanggal 19 Desember 2023, yang mana kesepakatan tersebut di buat dalam
wilayah hukum Pengadilan Negeri Bandung;

Tentang Kewenangan/Kompotensi;

Gugatan melanggar yurisdiksi/kompotensi;


Dalam mengajukan gugatan ke pengadilan maka hal yang penting adalah melihat
apakah Penggugat sudah benar menujukan gugatan tersebut kepada badan
peradilan yang berwenang mengadili perkara tersebut atau tidak;
Pada perkara perdata di atur 2 (dua) macam kewenangan/kompotensi yaitu
kompotensi relatif dan kompotensi absolut;
Kompotensi relatif mengatur pembagian kekusaan mengadili antar badan
peradilan yang sama, tergantung pada domisli atau tempat tinggal para pihak
(distributie van rechmatch), terutama Tergugat. Kewenangan relatif ini
menggunakan asas actor secuitor forum rei yang berarti yng berwenang adalah
pengadilan negeri tempat tinggal Tergugat;
Terhadap kompotensi relatif, apabila Tergugat tidak mengajukan jawaban yaitu
eksepsi mengenai kewenangan relatif, maka perkara tetap dapat di lanjutkan
pemeriksaannya karena tidak menyangkut hak krusial, yaitu mengenai lokasi
pengadilan yang seharusnya;
Bahwa Penggugat mengajukan Gugatan pada pengadian Negeri Jakarta Utara,
yang meminta pembayaran ganti rugi dan pengembalian uang dari Tergugat II,
sementara Tergugat II berada dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta
Barat, sehingga dalil inilah yang menjadi dasar oleh Tergugat II untuk
mengajukan permohonan Penolakan pemeriksaan pokok materi oleh Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara;

Hal ini di jelaskan dalam Pasal 134 HIR yang berbunyi: “jika perselisihan itu
suatu perkara yang tidak masuk kekuasaan pengadilan negeri” Tiap-tiap
pengadilan memiliki komptensi atau kewenangan untuk memeriksa dan mengadili
perkara pidana maupun perdata umum, Tergugat II berpendapat bahwa Para
Penggugat keliru dalam mengajukan gugatan pada Pengadilan Negeri Jakarta
Utara, pasalnya materi pokok dari perkara quo adalah wanprestasi yang di
berdasarkan pada perjanjian yang di buat oleh Penggugat I dan Tergugat I pada
tanggal 19 Desember 2023, bertempat di Bandung ata masih berada dalam
Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Bandung;

Menurut Pasal 1243 KUHPerdata, wanprestasi timbul karena adanya perjanjian


(agreement), dimana perjanjian tersebut di buat dalam wilayah hukum Pegadilan
Negeri Bandung, sehingga yang memiliki kewenangan memeriksa dan mengadili
perkara quo adalah Pengadilan Negeri Bandung;

Oleh karena dalam gugatan tidak di jelaskan secara mendetail mengenai


kedudukan hukum Penggugat I dan Penggugat II, sehingga untuk menentukan
kompotensi relatif tidak di ketahui, sehingga gugatan di nyatakan tidak jelas alias
kabur (obscuur libel), sehingga Tergugat II memohon kepada Yang Mulia Majelis
Hakim yang memeriksa Perkara quo, agar menyatakan “gugatan di tolak atau
setidak-tidaknya menyatakan gugatan tidak dapat di terima (niet onvankelijke
verklarard/NO);

TENTANG GUGATAN ERROR IN PERSONA;

Tergugat dapat mengajukan argumen sebagaiberikut:


Untuk mendukung eksepsi error in persona, Tergugat dapat menyatakan dirinya
sama sekali tidak terlibat dalam perkara yang di ajukan oleh Penggugat, hal
mana dibuktikan bahwa perjanjian yang menjadi dasar timbulnya wanprestasi di
buat oleh Penggugat I bersama Tergugat I;

TENTANG DUDUK PERKARA;

Adapun Eksepsi atau Bantahan Tergugat II adalah sebagai berikut :


1. Menanggapi Romawi I dalam posita gugatan, bahwa peran Tergugat
merupakan seorang yang menjabat sebagai Manager Marketing PT
Sanhao Indonesia, bahwa yang diduga menjadi Pemilik dari PT Sanhao
Indonesia adalah Turut Tergugat I;
Tergugat II kebingungan memaknai dari kalimat yang dituangkan oleh
Penggugat pada Romawi I (satu) ini, karena perihal Tergugat terdapat 2
unsur yang menjadi subjek sengketa dalam gugatan perkara quo, yaitu:
a. Perorangan (Tergugat I dan Turut Tergugat I);
b Badan Hukum (Tergugat II);
Penggugat hanya menjelaskan bahwa peran Tergugat sebagai Manager
dari Tergugat II, tetapi tidak dijelaskan kepada siapa arah gugatan di
tujukan;
2. mengenai Romawi II tidak perlu Tergugat II tanggapi;
3.Menanggapi Romawi III dalam Posita gugatan bahwa PT Sanhao
Indnesia/Tergugat II telah melakukan transaksi Jual-Beli bersama Penggugat
I, berupa Mesin DTF 4 Head i3200 Speed 30 meter/jam, seharga
Rp.170.000.000.00,- (seratus tujuh puluh juta rupiah), dengan cara
mengangsur sebanyak 3 (tiga) kali sebagaimana tertuang pada Romawi IV,
Romawi V dan Romawi VI;
4. selanjutnya Romawi VII Penggugat mendalilkan bahwa setelah pembayaran
lunas, tepatnya pada tanggal 13 September 2023, Tergugat II mengirim barang
pesanan Para Penggugat dan di nyatakan telah diterima di jalan Paledang
Duta Marta Regency No. 25 Kec. Andir, Kel. Cempaka dan tertanggal 29
september 2023 dan terhadap mesin DTF 4 Head i3200 tersebut yang dibeli
oleh para Penggugat di lakukan instalasi mesin oleh teknisi Tergugat II, yang
dihadiri pula oleh Tergugat I, Tergugat II dengan itikad baik, berusaha
memenuhi permintaan Tergugat Para Penggugat, bahkan telah melakukan
hal-hal yang melebihi dari kewajiban sebagaimana yang telh di perjanjoikan
sebelum terjadinya transaski jula beli;
5. dalil Penggugat pada Romawi VIII, bahwa tertanggal 30 September 2023,
pada saat Penggugat pertama kali menggunakan mesin DTF 4 Head i3200
tersebut, ternyata hasil printnya bergaris/rusak, yang selanjutnya pada
Romawi IX, tepatnya tanggal 2 Oktober 2023, Penggugat melakukan complain
kepada Tergugat I, terhadap mesin DTF 4 Head i3200 tersebut untuk segera di
perbaiki oleh Tergugat II, selanjutnya pada Romawi X, bahwa pada tanggal 4
dan tanggal 5 Oktober 2023, Teknisi Tergugat II kembali memberbaiki mesin
tersebut dan seterusnya………, selanjutnya pada Romawi XI, tepatnya pada
tanggal 9 Oktober 2023, masalah baru kembali muncul, selain hasil bergaris,
juga terdapat penurunan warna, yang selanjutnya para Penggugat kembali
complain kepada Tergugat II melalui Tergugat I, dan pada Romawi XII, yaitu
pada tanggal 10 Oktober 2023, Pihak Tergugat II melakukan remote google
Teamviewer untuk membenarkan penurunan warna yang di maksud, dan pada
Romawi XIII, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 2023, mesin rusak dan tidak
dapat digunakan lagi, sehingga kembali Penggugat melakukan complain
kepada Tergugat II melalui Tergugat I;
Menanggapi Romawi IX bahwa pada tanggal 10 Oktober 2023 terjadi kedala
atas atas mesin DTF 4 Head i3200, yang selanjutnya berjalan sampai
terjadinya kendala pada tanggal 21 Oktober 2023;
Dalam tenggang waktu 11 (sebelas) hari lamanya Penggugat mengoprasikan
Objek sengketa, tetapi dalam gugatan tidak di tungkan nilai keuntungan yang
di perolehnya, melainkan hanya fokus pada permasalahan kerusakan. Perlu
Penggugat pahami, bahwa beralihnya objek sengketa dari tangan Tergugat II
kepada Para Penggugat, adalah atas dasar Jual-Beli, bukan kerjasama, yang
di setiap kendala harus melibatkan Tergugat II sebagai mitra. Tergugat II
cukup beritikad baik guna menjaga hubungan bisnus, dengan merespon
Penggugat di setiap kendala yang timbul, sementara sebelum terjadinya
transaski serah terima barang, tidak ada perjanjian yang mengatur adanya
kewajiban Tergugat II untuk bertanggungjawab atas semua kendala yang
timbul.
Selanjutnya Romawi XII dan Romawi XIII dalam posita gugatan, bahwa
Penggugat terkesan berlebihan dan tidak bijak dalam menarik subjek hukum
dalam perkara quo. Pasalnya, keterlibatan Tergugat I dalam perkara quo,
hanya mengantar teknisi untuk memperbaiki mesin yang di maksud. Melihat
judul gugatan wan pretasi (cidera janji), kedudukan Tergugat I tidak memiliki
hubungan hukum dengan perkara quo, karena tidak pernah terjadi
kesepakatan antara Tergugat I dengan Para Penggugat, bahkan menjadi saksi
dalam kesepakatan pun, tidak pernah terlibat;
6. Penggugat berdalil pada Romawi XIV, bahwa pada tanggal 19 Desember
2023 antara Penggugat I dan Tergugat I membuat surat perjanjian dalam
bentuk Berita Acara Serah Terima yang menjelaskan terkait adanya
pengembalian dana/refound dan, terkait berita acara serah terima barang
yaitu mesin DTF 4 Head i3200 tersebut di kembalikan kembali ke Tergugat II
dari Para Penggugat, yang selanjutnya pada Romawi XV Penggugat berdalil
bahwa Tergugat II melalui Tergugat I akan melakukan pengembalian
dana/refound paling maksimal 1 bulan terhitung ketika mesin DTF 4 Head
i3200 tersebut di terima oleh Tergugat II melalui Tergugat I, selanjutnya dalam
Romawi XVI, Penggugat mendalilkan bahwa pada tanggal 19 Januari 2024,
Penggugat II telah menagih berdasarkan apa yang telah di perjanjikan di
berita acara serah terima barang;
Tergugat II kebingungan memaknai seluruh kalimat yang tertuang dalam
Romawi XV sampai Romawi XVI, terlebih lagi transaski jual beli di lakukan
oleh Penggugat I dengan Tergugat II, dengan melakukan pembayaran melalui
transfer dari rekening Penggugat II, yang di tujukan kepada rekening Tergugat
II, tetapi berita acara serah terima barang di lakukan oleh Penggugat I dan
Tergugat I, sementara kedudukan Tergugat I adalah pekerja, yang tidak
memiliki hubungan hukum dengan perkara quo;
7. mengenai Romawi XVII tidak perlu Tergugat II tanggapi;

Selanjutnya dasar hukum Para Penggugat


1. bawah pada poin 1 Penggugat menggunakan Pasal 1238 KUH Perdata,
yang menyatakan Debitur lalai, adalah keliru dalam menempatkan dasar
hukum, pasalnya pokok materi dalam perkara quo adalah barang yang telah
diserahterimakan sebelum terjadinya kerusakan, yang mana tidak terdapat
kesepakatan apapun sebelum terjadinya transasksi. Perlu Penggugat pahami
bahwa penempatan Pasal 1238, hanya berlaku atas transaski utang piutang,
yang terdapat 2 (dua) pihak, yaitu antara Kreditur dan Debitur, sehingga dalil
Penggugat pada Poin 1 (satu) ini adalah kabur alias tidak jelas, sehingga
Tergugat II memohon agar kiranya dalil ini di nyatakan kabur dan tidak jelas;
2. bahwa pada poin 2 Penggugat menggunakan Pasal 1320 sebagai dalil
pembenaran, dengan alasan bahwa unsur pasal 1320 telah terpenuhi
tanpa memaknai 4 syarat sahnya perjanjian;
a. Kesepakatan para pihak untuk mengikat diri dalam perjanjian,
sementara salah satu pihak (Tergugat I) tidak memiliki hubungan hukum
dengan objek perkara quo;
b. kecakapan untuk membuat perjanjian, Tergugat II melihat bahwa
Penggugat I dan Tergugat I tidak dapat di anggap cakap, di karenakan
memperjanjikan barang yang bukan miliknya, sehingga kecakapan dalam
arti luas, tidak hanya berpedoman pada masuknya usia dewasa, atau
karena keduanya bisa baca tulis, melainkan, pemahaman akan
konsekuensi atas tindakan keduanya adalah bagian dari kecakapan dalam
membuat perjanjian;
Kedua unsur Subjektif pada Pasal 1320 tidak terpenuhi. Di karenakan
kedua unsur Subjektif dalam perjanjian sebagaimana Pasal 1320 tidak
terpenuhi, sehingga perjanjian “Dapat di batalkan”.
c. suatu pokok persoalan tertentu, cukup jelas dan terang bahwa transaski
Jual beli di lakukan oleh Penggugat I dan Tergugat II, sehingga sejak
terjadinya serah terima barang, dari Tergugat II kepada para Penggugat,
maka Objek sengketa perkara quo adalah milik Penggugat II, sehingga
yang berhak atas objek sengketa adalah Penggugat II dan Tergugat II,
anehnya Penggugat I dan Tergugat I yang membuat perjanjian. Makna
dari kalimat pokok persoalan yang jelas, adalah jelas bahwa pemilik objek
yang sedang di persengketakan adalah milik prinsipal, bukan milik
pekerjanya. Alasan pengujian materi perkara oleh Majelis Hakim, adalah
untuk memberikan kepastian hukum kepada seluruh warga negara,
khususnya kepada pihak yang sedang berperkara, dengan pertimbangan
hukum bahwa apabila dalil Penggugat pada Pasal 1320 bagian ke-3 di
benarkan, dan sengketa ini berpihak kepada Penggugat, sudah barang
tentu akan menimbulkan sengketa baru di kemudian hari, di karenakan
adanya hak Penggugat I yang melekat atas objek sengketa setelah perkara
di nyatakan selesai dan memiliki kekuatan hukum tetap (inkrach).
Alasannya adalah semula Penggugat I tidak memiliki hubungan hukum,
tetapi atas putusan yang keliru, menimbulkan adanya hak Penggugat I
atas objek perkara quo, sehingga berpotensi negara ini hanya sibuk
melayani orang yang sedang berperkara.;
d. suatu sebab yang halal/tidak terlarang. Perjanjian antara Penggugat I
dan Tergugat I, sangat bertentangan dengan hukum kebiasaan. Penggugat
I tidak mendapatkan kuasa dari Tergugat II, sedangkan Tergugat I tidak
menerima Kuasa dari Direktur PT SAN HAO INDONESIA/Tergugat II,
kembali Tergugat II mengutip beberapa pasal dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, di antaranya Pasal 92
ayat (1) Direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan
Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, ayat (2)
Direksi berwenang menjalankan pengurusan sebagaimana di maksud
pada ayat (1) sesuai kebijakan yang di pandang tepat, dalam batas yang
di tentukan dalam Undang-undang ini dan/atau anggaran dasar. Pasal 97
ayat (1) Direksi bertanggungjawab atas pengurusan perseroan
sebagaimana di maksud dalam Pasal 92 ayat (1). Pasal 98 ayat (1)
Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Jadi pada dasarnya yang berhak mengurus dan mewakili perseroan
adalah Direksi. Pasal 103 Direksi dapat memberi kuasa kepada 1 (satu)
orang karyawan Perseroan atau lebih kepada orang lain untuk dan
atasnama Perseroan guna melakukan perbuatan hukum tertentu
sebagaimana yang di uraikan dalam surat kuasa. Namun perlu di ketahui
bahwa Tergugat I tidak pernah menerima kuasa dari Tergugat II;
berhubung kedua unsur Objektif dalam Pasal 1320 pun tidak terpenuhi,
sehingga perjanjian “di nyatakan batal demi hukum”;
akibat tidak terpenuhinya unsur Subjektif dan Unsur Objektif dalam
dalam perjanjian yang di dalilkan Penggugat, dan dalil-dalil gugatan
tidak jelas alias kabur (Obscuur libel) serta bertentangan dengan Pasal
123 ayat (1) HIR Jo Surat Edaran mahkamah Agung Nomor 4 tahun
1996;
1). Gugatan tidak berlandaskan hukum;
2). Gugatan mengandung cacat atau obscuur libel
Berdasarkan kedua alasan tersebut, Tergugat II mengacu pada
Yurisprudesi Mahkamah Agung RI Nomor 1149/K/Sip/1975 tanggal 17
April 1975 jo Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 565/K/Sip/1973
tanggal 21 Agustus 1973, Jo Putusan Mahkamah Agung RI No.
1149/K/Sip/1979 tanggal 7 April 1979 yang menyatakan bahwa terhadap
objek gugatan yang tidak jelas, maka gugatan tidak dapat di terima (niet
onvankelijke verklarard/NO);

3. bahwa pada poi 3 (tiga) Penggugat mendalilkan Pasl 1338


KUHPerdata, bahwa perjanjian merupakan yang dibuat sesuai undang-
undang, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Persetujuan tidak dapat di tarik kembali selain dengan kesepakatan kedua
belah pihak atau karena alasan-alasan yang di tentukan oleh undang-
undang, persetujuan harus di laksanakan dengan itikad baik;
Perlu Tergugat II pertegas kembali, bahwa berhubung gugatan ini adalah
wanpretasi, yang berdasarkan pada perjanjian yang telah di buat oleh
Penggugat I dan Tergugat I, sehingga sangat keliru, kabur dan tidak jelas,
ketika Tergugat II di tarik sebagai Tergugat dalam perkara quo, pasalnya
kesepakatan timbul atas inisiatif keduanya, tanpa adanya hubungan
hukum atas objek perkara yang merupakan milik Penggugat II dan
Tergugat II;
Atas alasan inilah, sehingga Tergugat II membatah perjanjian atas objek
perkara yang di buat oleh pihak yang tidak memiliki hubungan hukum
dengan objek tersebut. Sehingga Tergugat II berpendapat, bahwa dalil
Penggugat pada poin 3 ini, adalah kabur dan tidak jelas;
4. bahwa pada poin 4, kembali Penggugat mendalilkan Pasal 1875
KUHPerdata, yang mana dalil ini masih merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan hukum perikatan, dan benar bahwa perjanjian
tersebut telah di benarkan oleh yang membuatnya dalam hal ini
Penggugat I dan Tergugat I, tetapi Tergugat II sebagai pihak yang
memiliki hubungan hukum dengan objek yang di perjanjikan tidak
mengakuinya, sehingga sengketa wanprestasi ini sebenarnya hanya
berlaku kepada Penggugat I dan Tergugat I, adapun ketika Penggugat II
mengakui perjanjian tersebut, maka jatuhnya Subjek Perkara adalah
Penggugat I dan Penggugat II melawan Tergugat I, dengan tanpa harus
melibatkan Tergugat II;

Adapun Para Penggugat menuntut pengembalian dana/refound utuh


sebesar Rp. 170.000.000.00,- (seratus tujuh puluuh juta rupiah);
Tergugat II telah berusaha menempuh upaya kekeluargaan bersama Para
Penggugat, dengan membenahi kendala-kendala, sampai dengan
beroperasinya mesin DTF 4 selama kurang lebih 11 (sebelas) hari, dan
berusaha mengembalikan uang Rp. 170.000.000.00,- di potong 35%,
sehingga Tergugat bersedia mengembalikan uang sebesar 170.000.000-
59.500.000 = Rp. 110.500.000.00,- (seratus sepulu juta lima ratus ribu
rupiah) tetapi para Penggugat memaksakan kehendak agar Tergugat II
mengembalikan seluruh nilai uang pembayaran mesin, hingga perkara ini
di giring ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
Penggugat hanya memikirkan keuntungannya, tanpa memikirkan kerugian
yang di alami Tergugat II berupa:
1. tanggal …………………… Tergugat II mendatangkan teknisi untuk
melakukan instal dan program mesin dengan mengeluarkan biaya
sebesar Rp. ………………………………………………….;
2. tanggal …………………… Tergugat II mendatangkan teknisi untuk
melakukan pembenahan atas kendala mesin dengan mengeluarkan
biaya sebesar Rp. ………………………………………………….;
3. tanggal …………………… Tergugat mendatangkan teknisi untuk
melakukan pembenahan untuk melakuakn instal revewer google dan
program mesin dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp.
………………………………………………….;
4. berhubung Para Penggugat menggiring permasalahan ini ke ranah
hukum, sehingga Tergugat II harus mengeluarkan lagi biaya jasa
hukum Advokat sebesr Rp. …………………………………………,
sehingga upaya untuk mengembalikan dana sebesar 65% atau
105.500.000.00,-
pada huruf a Penggugat menuntut pengembalian dana sebesar Rp
170.000.000,- dengan sikap yang tidak mengedepankan asas manfaat
dan asas kemanusiaan Para Penggugat, sehingga dengan tegas
Tergugat II menyatakan menolak pengembalian/refound dana sebesar
Rp. 105.500.000, sebagaimana yang telah di akui sebelumnya;

Pada huruf b, Penggugat menuntut kerugian Immateriil sebesar Rp.


2.000.000.000.00,- (dua milyar rupiah);

Tergugat II menanggapi bahwa tuntutan ini sangat tidak berdasar


hukum, pasalnya tidak ada penjelasan secara mendetail darimana
timbulnya angka yang begitu besar, tiba-tiba di tuangkan dalam
gugatan dengan dalil kerugian immateril;

Perlu Tergugat II jelaskan bahwa pemenuhan tuntutan kerugian


immaterial bergantung pada subjektifitas hakim yang menggunakan
tolak ukur dalam memutus perkara berdasarkan prinsip ex aquo et
bono. Hal mana dapat kita lihat dalam Arrest Hoge Raad tertanggal 31
Desember 1937 Hoetink No. 123 dan juga mengacu pada Putusan
Majelis Hakim Perkara Peninjauan Kembali Nomor: 650/PK/Pdt/1994
Perkara Perbuatan Melawan Hukum antara A Thamrin melawan PT
Merantama, yang putusannya berpedoman pada Pasal 1370, Pasal
1371 dan Pasal 1371 KUHPerdata, yang menjelaskan bahwa tuntutan
kerugian Immaterial hanya dapat di penuhi dalam hal-hal tertentu
saja, berupa Perkara Kematian, Luka Berat, dan Penghinaan, yang
tentu bentuk gugatannya bukan wanprestasi, melainkan Perbuatan
Melawan Hukum;

Selanjutnya karena tuntutan Immaterial tidak terperinci secara


mendetail, terkesan bersumber dari hasil tebak-tebakan, sehingga tidak
berlandaskan hukum, oleh karenanya harus di nyatakan kabur atau
tidak jelas (obscuur libel);
5. di karenakan tuntuan dan dalil Penggugat Poin 4 (empat) huruf a
dan huruf b di tolak, sehingga tututan dam dalil pada poin 5, sampai
dengan poin 12 pun di nyatakan untuk di tolak.

PENASEHAT HUKUM PENGGUGAT BERPENDAPAT:

1. Bahwa gugatan berdasarkan perjanjian, sehingga materi pokok


gugatan adalah wanprestasi. Perjanjian di buat oleh Penggugat I dan
Tergugat I, yang kapasitas Penggugat I adalah karyawan Penggugat II,
dan kapasitas Tergugat I adalah karyawan Tergugat II;
Menurut Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul Hukum Acara
Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan mengklasifikasikan error in persona sebagaiberikut:
Salah sasaran pihak yang di gugat;
Adanya kesalahan dalam bentuk menarik orang sebagai tergugat dalam
hal ini (Tergugat II) keliru (gemis aanhaeda negheid);

2. bahwa Gugatan Penggugat tidak memiliki dasar hukum yang jelas,


subjek hukum perkara quo tidak jelas, sehingga mengadung Cacat
(Obscuur libel) dan melanggar yurisdiksi Kompotensi relatif, olehnya itu
gugatan harus di nyatakan kabur alais tidak jelas (obscuur libel) dan atau
setidak-tidaknya di nyatakan Niet Ontvankelijke Verklaard.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka Tergugat II memohon kepada Yang
Mulia Majelis Hakim agar kiranya sudi dan berkenan memutus perkara ini
dengan menjatuhkan amar putusan sebagaiberikut:

1. Menerima Eksepsi Tergugat II;


2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya, kecuali yang telah diakui
secara tegas oleh Tergugat II;
3. Menyatakan gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas (obscuur libel), atau
setidak-tidaknya gugatan di nyatakan Niet Ontvankelijke Verklaard/NO;
4. Menghukum Penggugat I dan Penggugat II untuk membayar semua biaya
timbul akibat perkara ini.

Dan/atau

Sekiranya Yang Mulia Berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya


(Ex Aquo et Bono)

Hormat kami,
Kuasa Hukum Tergugat

HERY GUNAWAN, S.H

Anda mungkin juga menyukai