Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS

Sengketa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Kendari, yang dijadikan


objek dalam penulisan tugas ini dengan Nomor: 32/G.TUN/2010/PTUN-Kdi
Tentan Permohonan Tidak Sah Sertifikat Hak Milik Oleh Kepala Kantor
Pertanahan Kota Kendari, karena jenis sengketa tersebut adalah sengketa
prosedur penerbitan sertifikat hak milik sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara
berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa ini
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 juncto Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Pada dasarnya sengketa Tata Usaha Negara terjadi karena adanya


seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara, yaitu suatu penetapan tertulis yang
dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat
hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata. Gugatan yang diajukan oleh
seseorang atau badan hukum yang merasa dirugikan tersebut haruslah dengan
alasan-alasan sesuai yang diatur dalam Pasal 53 ayat (2) UU No 5 Tahun 1986.1

1
Anneka Saldian Mardhiah, “Analisis Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jambi Nomor: 01/ G/
Tun/2003/Ptun.Jbi”,DiaksesDariFile:///C:/Users/Hafiz/Downloads/Anneka%20saldian%20mardhiah
%20%20analisis%20putusan%20pengadilan%20tata%20usaha%20negara.Html, Pada Tanggal 4 Desember
2018 Pukul 21.27 WIT.
Dalam penulisan tugas ini, melihat permasalah yang begitu kompleks
dalam pemerintahan akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara yang
bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata. Apakah setiap keputusan yang dikeluarkan
dapat diajukan dalam proses hukum mengigat setiap tindakan Pejabat Tata Usaha
Negara harus sesuai dengan Undang-Undang dan Asas-Asas Umum
Pemerintahan Yang Baik.

B. PERMASALAHAN HUKUM

Dari uraian latar belakang pemilihan kasus dapat dilihat berbagai


permasalahan yang begitu kompleks sehinga dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah tindakan Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari yang telah


menerbitkan Sertifikat hak milik bertentangan dengan Undag-Undang ?

2. Apakah penerbitan Sertifikat hak milik melangar Asas-Asas Umum


Pemerintahan Yang Baik ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. IDENTITAS PARA PIHAK

Ketentuan mengenai pencantuman pihak-pihak dalam sengketa tata usaha


negara ini di atur dalam Pasal 109 ayat (1) huruf b Jo Pasal 56 ayat (1) Undang-
Undang No.5 Tahun 1986, bahwa yang harus dicantumkan terkait subjek atau
pihak-pihak yang berperkara dalam proses Peradilan Tata Usaha Negara.

1. Penggugat

Nama : IRAWATI ANDO, A.Ma


Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Tidak Ada
Alamat : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 31, Kel.
Korumba, Kec. Mandonga, Kota Kendari,
Propinsi Sulawesi Tenggara.
Dalam hal ini memberikan kuasa kepada Muh. Natsir Haris, SH, warga
negara Indonesia, Pekerjaan Advokad / Pengacara dan Penasehat hukum,
beralamat di Kompleks BTN. Batu Marupa Indah Blok G.3 No.6 Poasia, Kota
Kendari. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 desember 2010.

2. Tergugat

Nama Jabatan : KEPALA KANTOR PERTANAHAN


KOTA KENDARI
Tempat Kedudukan : Jl. H.E. Mokodompit No. 9, Kel. Lalolara,
Kec. Kambu, Kota Kendari, Prop. Sulawesi
Tenggara.
Dalam hal ini memberikan kuasa kepada Drs. H. Abdul Rahman, SH, M.Si.,
Muh. Ilham Yamin, SE., SH., dan Indriati Ningsih, S.Sos. Berkedudukan di jalan
H.E. Mokodompit No. 9, Kel. Lalolara, Kec. Kambu, Kota Kendari, Prop. Sulawesi
Tenggara. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 31 desember 2010.

B. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Posita

Posita atau dasar-dasar gugatan, berisikan dalil Penggugat untuk


mengajukan gugatan yang diuraikan secara ringkas dan sederhana. Posita
ini, meliputi Fakta Hukum berisi fakta-fakta secara kronologis tentang adanya
hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat maupun dengan objek
gugatan. Dalam fakta hukum ini juga harus diuraikan kapan keputusan yang
menjadi obyek gugatan dikeluarkan, atau diberitahukan kepada penggugat atau
kapan mulai merasa kepentingan terganggu karena adanya keputusan tersebut.2

Menurut M. Yahya Harahap di dalam buku Hukum Acara Perdata (hal.


58), Posita/Fundamentum Petendi yang yang dianggap lengkap memenuhi syarat,
memenuhi dua unsur yaitu dasar hukum (rechtelijke grond) dan dasar fakta
(feitelijke grond).

Adapun yang menjadi objek Permohonan Tidak Sah Sertifikat Hak Milik
Oleh Kantor Pertanahan Kota Kendari dengan alasan-alasan sebagai berikut :

a. Sertifikat hak milik yang menjadi objek gugatan tersebut diketahui


secara jelas dan pasti oleh penggugat pada tanggal 11 Oktober 2010
setelah diperlihatkan oleh Tergugat pada saat dilaksanakan Sidang
Pemeriksaan Setempat (lokasi) oleh Majelis Pengadilan Tata Usaha
Negara Kendari yang menyidangkan perkara Nomor :
23/G/2010/P.TUN-KDI dalam perkara antara M. Barli Tuga BA.,
melawan Kantor Pertanahan Kota Kendari selaku Tergugat.

2
Aza, “Syarat Gugatan PTUN”, Di akses dari https://po-box2000.blogspot.com/2011/05/syarat-gugatan-
ptun.html, pada tanggal 5 Desember Pukul 07:32 WIT.
b. Penggugat menguasai dan menempati tanahnya sejak tahun 2005 dan
menempatinya dengan membangun rumah semi permanen sejak awal
tahun 2006.

c. Penggugat menguasai tanahnya secara terus menerus dan belum


dilakukan pengukuran untuk penerbitan sertifikat baik oleh Penggugat
sendiri maupun orang lain dan tidak pernah ada orang / instansi
Pertanahan yang datang dan atau turun di lokasi untuk meninjau
maupun meneliti tanah yang di kuasai dan ditempati oleh Penggugat.

d. Penggugat pemilik sah atas sebidang tanah yang terletak di Kelurahan


Korumda Kecamatan Mandonga Kota Kendari (dahulu Kelurahan
Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari) seluas ± 459 M 2

seluas dengan batas-batas sebelah Utara La Aci Dunni, SH., Sebelah

Timur Jalan SMA Satria, Sebelah Selatan Jalan Tebau Nunngu II dan

Sebelah Barat M. Barli Tuga, B.A.

e. Penggugat peroleh dengan cara membeli dari sdr. La Ode Djamludin

dan telah disetujui oleh istrinya pada tanggal 25 april 2005.

f. Objek sertifikat sebagaimana diuraikan di atas telah mengambil

seluruh areal tanah milik Penggugat seluas ± 459 M2 degan

diterbitkanya sertifikat hak milik tersebut di atas oleh tergugat, maka

Penggugat merasa dirugikan kepentinganya.

Dengan demikian tindakan tergugat yang telah menerbitkan sertifikat hak

milik tersebut telah bertentangan dengan Peraturan Undang-Undang yang berlaku

pasal 53 ayat (2) Huruf a Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang perubahan

atas Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara

yaitu melangar ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang

Pendaftaran Tanah Jo Peraturan Mentri Agraria/Kepala Badan Pertanahan


Nasonal Nomor : 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Pasal 53 ayat (2) huruf b yaitu melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan

yang baik (AAUPB) Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 5 tahun1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

yaitu Asas Profesonalitas, Asas Kecermatan dan Asas Ketelitian serta Asas

Kepastian Hukum.

2. Petitum

Petitum berisi tuntutan apa saja yang dimintakan oleh penggugat kepada
hakim untuk dikabulkan. Selain tuntutan utama, penggugat juga biasanya
menambahkan dengan tuntutan subside atau pengganti seperti menuntut
membayar denda atau menuntut agar putusan hakim dapat dieksekusi walaupun
akan ada perlawanan di kemudian hari yang disebut dengan uitvoerbar bij
voorrad.3 Mahkamah Agung dalam SEMA No. 6 Tahun 1975 perihal
Uitvoerbaar bij voorraad tanggal 1 Desember 1975 menginstruksikan agar hakim
jangan secara mudah mengabulkan putusan yang demikian. Masih menurut Yahya
Harahap (hal. 63), Supaya gugatan sah, dalam arti tidak mengandung cacat formil,
harus mencantumkan petitum gugatan yang berisi pokok tuntutan penggugat,
berupa deskripsi yang jelas menyebut satu per satu dalam akhir gugatan tentang
hal-hal apa saja yang menjadi pokok tuntutan penggugat yang harus dinyatakan
dan dibebankan kepada tergugat.

Terhadap alasan-alasan Permohonan Tentang Tidak Sah Sertifikat Hak


Milik Oleh Kantor Pertanahan Kota Kendari, Penggugat mohon dalam Petitum
yang amar sebagai berikut :

3
HukumOnline.com, “Tentang Posita, Petitum, Replik, dan Duplik ”, di akses pada
file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Tentang%20Posita,%20Petitum,%20Replik,%20dan
%20Duplik%20-%20hukumonline.com.html, Pada Tanggal 5 Desember 2018 Pukul 13:56 WIT.
a. Menggabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

b. Menyatakan tindakan tergugat mnerbitkan Sertifikat Hak Milik Nomor


00974 / Kel. Korumba atas nama La Aci Dunni, SH., tanggal 24 Mei
2007, surat ukuran tanggal 17 Mei 2006 Nomor : 24 / Korumba / 2007
seluas 1. 173 M2 telah melangar Peraturan Perundang-Undagan yang
berlaku yaitu melanggar pasal 17, pasal 18 pasal 19, pasal 23, pasal 24
dan pasal 26 peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah Jo pasal 83, pasal 84 dan pasal 86 Peraturan Mentri
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasonal Nomor : 3 tahun 1997
dan melanggar Asas-Asas Profesionalitas, Asas Kecermatan Dan Asas
Ketelitian serta Kepastian Hukum.

c. Menyatakan atau tidak sah Sertifikat hak milik Nomor 00974 / Kel.
Korumba atas nama La Aci Dunni, SH., tanggal 24 Mei 2007, Surat
Ukuran tanggal 17 Mei 2006 Nomor 24/Korumba/2007 seluas 1.173
M2 yang diterbitkan oleh tergugat ;

d. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut dan atau mencoret Sertifikat


hak Milik Nomor 00974 / Kel. Korumba atas Nama La Aci Dunni,
SH., tanggal 24 Mei 2006 Nomor 24/Korumba/2007 seluas 1.173 M 2
yang diterbitkan oleh Tergugat;

e. Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Tergugat;

3. Eksepsi dan Pokok Perkara

Eksepsi dan bantahan terhadap pokok perkara di dalam konteks hukum


acara memiliki makna yang sama yaitu sebuah tangkisan atau bantahan
(objection). Namun di dalam eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut
syarat-syarat atau formalitas gugatan, yaitu jika gugatan yang diajukan
mengandung cacat atau pelanggaran formil yang mengakibatkan gugatan tidak sah
yang karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible).4 Sedangkan Pokok
4
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan
Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Perkara adalah bantahan yang dilakukan oleh Tergugat yang menyinggung
mengenai pokok perkara atau pembuktian mengenai benar atau tidaknya dalil
yang diajukan oleh Penggugat dalam surat gugatannya.5

1) Eksepsi

Tergugat melalui kuasa hukumnya telah mengajukan Jawabanya tanggal


14 Februari 2011 yang isinya sebagai berikut :

a. Tergugat membantah degan tegas segala dalil-dalil yang diajukan


Penggugat kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas oleh
tergugat;

b. Objek gugatan adalah Sertifikat hak milik Nomor : 00974 / Kel.


Korumba Atas nama. La Aci Dunni yang menjadi Objek gugatan
sebagaimana putusan tanggal 22 November 2010 No.
32/G.TUN/2010/PTUN-KDI;

c. Sebagaimana dalam keterangan saksi Zakariah di depan Majelis hakim


perkara No. 23/G/2010/PTUN.KDI pegakuan Penggugat memperoleh/
menguasai objek sengketa sejak tahun 2005 sedangkan La Aci Dunni
menguasai objek Sengketa sejak tahun 1992 sebagaimana Surat
Keterangan pemberian oleh sdr. Jamaluddin sebagai pemilik tanah
yang berada di sebelah timur (sekarang jalan Supu Yusuf) dari ojek
sengketa;

d. Pengakuan Penggugat sebagai pemilik tanah terpekara haruslah diuji


terlebih dahulu secara Perdata di lembaga Peradilan Umum, agar dapat
diketahui secara jelas pemilik objek sengketa yang sah;

5
Hukum Online. Com, “Apa Saja yang Harus Dimasukkan dalam Jawaban Gugatan? ”, di akses pada
file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Apa%20Saja%20yang%20Harus%20Dimasukkan%20dalam
%20Jawaban%20Gugatan%20%20-%20hukumonline.com.html, Pada tanggal 5 Desember 2018
pukul 20:26 WIT
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dengan ini mohon kepada majelis
hakim yang terhormat berkenang menerima eksepsi Tergugat dengan menyatakan
Peradilan Tata Usaha Negara Kendari tidak berwenang mengadili perkara ini dan
menolak gugatan Penggugat atau setidaknya gugatan diyatakan tidak dapat
deterima.

2) Pokok Perkara

a. Objek yang menjadi sengketa telah diperiksa sebelumnya oleh Majelis


Hakim dalam perkara No. 23/G/2010/PTUN-KDI yang amar putusanya
dalam pokok perkara menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima;

b. Diterbitkan Sertifikat Hak milik No. 00947 / Kel Korumba An. La Aci
Dunni, SH., sudah dilakukan pengukuran oleh petugas Kantor Pertanahan
Kota Kendari sesuai dengan batas-batas yang ditunjuk dan dikuasai secara
fisik oleh pemilik tanah yang telah disetujui oleh pihak yang berbatasan
dan pemasangan tanda batas serta ditandatangani oleh pemilik tanah yang
berbatasan, hal ini dapat dilihat degan terbitnya surat Ukur No.
24/Korumba/2007 tanggal 17 Mei 2006 sehingga telah sesuai dengan
peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2007 pasal 14 ayat 1 dan Pasal 17 ayat
1;

c. Penggugat yang menguasai objek sengketa yang diperoleh dari sdr.


Jamaluddin adalah tidak sah karena melawan hukum, di karenakan tanah
yang dibeli oleh Penggugat telah bersertifikat An. La Aci Dunni SH., yang
dimohonkan berdasarkan Surat Pemberian Tanah tanggal 31 Mei 1992 dan
Surat Keterangan tanggal 20 September 1995 No. 593/61/KM/XI/1995;

d. Objek Sertifikat yang mengambil sebagian tanah Penggugat adalah tidak


beralasan karena dalam pengambilan data fisik telah disaksikan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan atau secara fisik dilapagan berbatasan
dengan tanah milik La Aci Dunni, SH., telah di panggil untuk
menyaksikan pengukuran sehingga apabila keberatan sedianya Penggugat
saat itu juga memberitahukan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota
Kendari tetapi sampai 60 hari sejak pelaksanaan pengukuran tidak
mengajukan keberatan sehingga tergugat menyataka objek yang terletak di
Jalan Tebau Nunggu II kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga
(sekarang Kel. Mandonga Kec. Mandonga) Kota Kendari dapat diterbitkan
Sertifikat atas Nama La Aci Dunni, SH., sebagaimana telah ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah No 24 tahun 1997;

e. Setelah Tergugat meneliti data fisik dan yuridisnya administrasi


permohonan hak milik atas nama La Aci Dunni, tersebut teryata telah
memenuhi persyaratan, kemudian diterbitkan surat Keputusan Pemberian
hak milik No. 100-520.1-54.5-2007 tanggal 21 Mei 2007 tanggal 21 Mei
2007. Atas dasar surat keputusan pemberian hak milik No.
00974/Kel.Korumba An. La Aci Dunni, SH.

f. Bukti formil yang diajukan dalam permohonan sertifikat tersebut bukan


merupakan kewenagan Tergugat menilanya secara materil sebagaimana
dalam PMNA/KBPN No. 7 tahun 2007 pasal 2 ayat 2 yang berbunyi “
mengenai kebenaran materil dari warkah/berkas yang diajukan dalam
rangka permohonan pengakuan hak sepenuhnya merupakan tanggung
jawab pemohon;

g. Penerbitan sertifikat hak tanah atas nama La Aci Dunni, SH telah


memenuhi kedua aspek baik penguasaan fisik maupun yuridis, sebagai
mana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 10 tahun 1961 Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor : 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah
dan Peraturan Mentri dalam Negeri Nomor : 5 tahun 1973 Jo. Peraturan
Mentri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasonal Nomor : 9
tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Hak dan Pembatalan Hak atas
tanah;

h. Tergugat telah melaksanakan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik


diamana pemberian hak milik kepada La Aci Dunni atas tanah seluas
1.173 M2 terletak dijalan Tebau Nunggu II, Kel. Korumba, Kec. Mandonga
berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari No. 100-
520.1-54.5-2007 tanggal 21 Mei 2007 telah sesuai dengan tata cara
permohonan hak milik yang diatur dengan Ketentuan Perundang-
Undangan yang berlaku dan kewenangan yang berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 1997, PMNA/KBPN No. 3 tahun 1997 Jis No. 3
tahun 1999 tentang Tata cara Pemberian Hak Atas Tanah Negara dan Hak
Pengelolaan;

Dalam Eksepsi

- Mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;

- Menyatakan gugatan Penggugat patut untuk ditolak;

Dalam Pokok Perkara

- Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

- Menyatakan Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari No.


100-520.1-54.5-2007 tanggal 21 Mei 2007 dan sertifikat hak Milik No.
00974 /Kel. Korumba An, La Aci Dunni, SH adalah memiliki kekuatan
yang sah;

- Menghukum Penggugat untuk mebayar baiya perkara;

4. Duplik Dan Replik

Duplik yang isinya berupa dalil-dalil bantahan atas Replik Penggugat atau
dalil-dalil utuk menguatkanjawaban Tergugat (Pasal 75 ayat (2) Undang-Udang
No. 5 tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang peradilan tata
Usaha Neagara). Penyusunan duplik biasanya berdasarkan poin-poin replik
Penggugat. Pada Duplik Tergugat masih dapat mengemukakan dalil-dalil baru
tentang bantahannya terhadap gugatan, atau sekedar untuk rnenguatkan dalil-dalil
jawabannya. Dengan adanya jawab-menjawab ini menjadi jelas permasalahan
perkara.6

Penggugat diberikan kesempatan untuk membantah, menguatkan alasan-


alasan gugatan yang diajukan (Pasal 75 (1) UU. No. 51 tahun 1986 Jo. UU No. 9
Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara). Replik biasanya berisi dalil-
dalil atau hal-hal tambahan untuk menguatkan dalil-dalil gugatan Penggugat.
Penggugat dalam replik ini dapat mengemukakan sumber-sumber kepustaaan,
pendapat para ahli, doktrin, kebiasaan, dan sébagainya. Perananan Yurisprudensi
sangat penting dalam Replik, mengingat kedudukannya sebagai salah satu sumber
hukum. Dalam rnenyusun replik biasanya cukup dengan mengikuti poin-poin
jawaban Tergugat. Dalam replik Penggugat dapat mengajukan hal-hal baru untuk
menguatkan dalil gugatanya.7

1) Duplik

Pihak Tergugat didalam surat jawabanya telah megajukan eksepsi yang


pada pokoknya dapat disimpulkan menjadi 3 (tiga) hal sebagai berikut :

a. Objek gugatan adalah Sertifikat hak Milik No. 00974/Kel. Korumba


An. La Aci dunni yang telah menjadi objek gugatan sebagaimana
putusan tanggal 22 November 2010 N0. 23/G.TUN/2010/PTUN.KDI;

b. Tanah terperkara diuji terlebih dahulu secara perdata di Lembaga


Peradilan Umum, agar dapat diketahui secara jelas pemilik objek yang
sah;

c. Gugatan yang diajukan telah daluarsa karena telah melampaui diatas


objek sengketa telah ada yang memilik An La Aci Dunni sebagaimana
Laporan Kepolisian No. Pol. LP/245/K/V/2006/SEKTA MDG, tanggal
03 Mei (vide bukti T-5) yang mana Penggugat sebagai pihak yang
6
Aza, “Replik Dan Duplik Dalam PTUN”, di akses pada file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Replik%20Dan
%20Duplik%20Dalam%20PTUN%20%20%20Rumah%20Kita%20-%20Semuanya%20Ada
%20Disini-.html, pada tanggal 5 Desember 2018 Pukul 23:06 WIT

7
ibid
terlapor, dengan demikian Penggugat telah menggetahui kepemilikan
An. La Aci Dunni atas tanah objek sengketa sejak tahun 2006;

2) Replik

Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tersebut diatas, maka Penggugat telah
menyanggah dalam Reflik dan kesimpulanya yang pada pokoknya sebagai berikut
:

a. Diakui Tergugat yang menjadi objek gugatan Penggugat adalah


sertifikat hak milik No. 00974/Kel. Korumba An. La Aci Dunni, SH.
tanggal 24 Mei 2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2008 Nomor :
24/Korumba/2007, sebagaimana diuraikan dalam gugatan Penggugat;

b. Penggugat memiliki dan menguasai tanah sejak tahun 2005 dan


diterbikan sertifikat diatasnya oleh Tergugat maka secara hukum
Penggugat Memiliki hak dan kepentingan hukum untuk mengajukan
gugatan terhadap Tergugat yang telah menerbitkan Sertifikat Hak
Milik No. 00974 /Kel. Korumba An. La Aci Dunni, SH, tanggal 17
Mei 2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2008 Nomor : 24/Korumba/2007
tersebut telah merugikan Hak-hak Penggugat;

C. PERTIMBANGAN HAKIM

1. Pertimbangan Eksepsi Tergugat

a. Duplikasi Gugatan

Bukti T-2 yang diajukan oleh Tergugat, yaitu Salinan Resmi Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara, tanggal 22 November 2010, Nomor :
23/G/2010/PTUN.KDI antara Penggugat M. Barli Tuga BA melawan Tergugat
Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari, dikaitkan dengan Perkara yang
berlangsung dan telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara
Tanggal 15 Desember 2010, yaitu Perkara Nomor 32/G/2010/PTUN.KDI antara
Penggugat (Irawati Ando A.MA) melawan Tergugat (Kepala Kantor Pertanahan
Kota Kendari), menurut Pendapat Majelis Hakim bahwa yang menjadi Pihak
Penggugat dalam Perkara Nomor : 23/G/2010/PTUN.KDI berbeda dengan Pihak
Penggugat dalam Perkara Nomor 32/G/2010/PTUN.KDI, dan tidak terjadi
duplikasi gugatan dan bukan merupakan ne bis in idem. Dengan demikian
Eksepsi mengenai duplikasi gugatan tidaklah beralasan hukum dan karenanya
patut diyatakan ditolak.

b. Kewenangan Mengadili (Absolute Competentie)

Kewenangan Mengadili (Absolute Competentie), mencermati gugatan


Penggugat sebagaimana diuraikan dalam posita maupun petitumnya, telah jelas
yang menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah berkaitan dengan prosedur
Penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 974 / Kel. Korumba, tanggal 24 Mei 2007,
Surat ukur tanggal 17 Mei 2006 Nomor 24/Korumba/2007 An. La Aci Dunni, SH.
Oleh Tergugat yang merupakan Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Peradilan Tata Usaha
Negara untuk diuji oleh Pengadilan apakah sah (rechtmatig) atau tidak, bukan
sengketa yang mempersoalkan kepemilikan atas sebidang tanah yang termaksud
ke dalam ruang lingkup Hukum Perdata (privaatrechtelijik).

Kewenangan Pengadilan Tata Usaha negara adalah menyangkut peroses


penerbitan objek sengketa dan berwenang untuk memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa ini sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 45 Jo pasal
50 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986, dan karenanya eksepsi tentang guatan
Penggugat kewenangan mengadili tidaklah beralasan hukum dan karenanya patut
diyatakan di tolak.

c. Gugatan Penggugat Telah Kedaluarsa (Verjaajring)

Gugatan Penggugat telah kadaluarsa (Verjaaring), bahwa kriteria untuk


menghitung tenggang waktu 90 (sembilan puluh hari) hari sebagai dasar penetuan
suatu gugatan telah lewat waktu (daluarsa) menurut ketentuan Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1986, dihitung sejak saat diterimanya atau di umunkan
Keputusan badan/Pejabat Tata Usaha Negara. Ketentuan Pasal 55 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tersebut berlaku terhadap orang atau badan hukum
perdata yang dituju langsung oleh surat Keputusan Badan/Pajabat tata Usaha
Negara tersubut, sedangkan pihak ketiga yaitu orang atau badan hukum perdata
yang tidak dituju secara lansung oleh keputusan Tata Usaha negara tersebut,
dalam praktek telah diterima suatu pendapat bahwa perhitungan tenggang waktu
90 (sembilan Puluh hari) seperti yang dimaksud oleh Pasal 55 Undang-Undang
nomor 5 tahun 1986, dihitung sejak saat orang atau badan hukum perdata (pihak
ketiga) tersebut mengetahui keberadaan Surat Keputusan Tata Usaha Negara itu.

Penggugat dalam perkara ini mempunyai posisi sebagai pihak ketiga yang
dituju secara langsung oleh Surat Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi
Objek sengketa dalam perkara ini.

Penggugat tertanggal 15 Desember 2010 pada halaman 1 point 1,


menjelaskan “bahwa Sertifikat Hak Milik yang menjadi objek sengketa tersebut
diketahui secara jelas dan pasti oleh Penggugat pada tertanggal 11 Oktober 2010
setelah diperlihatkan oleh Tergugat pada saat dilaksanakan Sidang Pemeriksaan
Setempat (lokasi) oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Kendari
yang menyidangkan Perkara Nomor : 23/G/2010/PTUN.KDI dalam perkara
antara M. Barli Tuga BA, melawan Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari
selaku Tergugat dan Penggugat memberikan keteragan kepada Majelis Hakim
menganai batas sebelah timur dari lakoasi yang diperiksakan/ditinjau sehingga
gugatan Penggugat diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan Puluh)
hari.

Berdasarkan bukti yang diajukan oleh Tergugat yaitu Surat Pemberitahuan


Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) No. Pol:B/288/VII/2010/Reserkrim
tertanggal 19 Juli 2010 surat yang ditunjukan kepada sdr. Sarjono tidak
mempunyai kaitan dengan diketahui oleh Penggugat mengenai terbitnya Sertifikat
Hak Milik dikesampingkan.

Dengan tidak adanya alat bukti dan keterangan saksi yang membuktikan
bahwa gugatan Penggugat telah daluarsa (Verjaaring) dan apabila dihitung antara
saat Penggugat mengetahui keberadaan objek sengketa yaitu pada tanggal 11
Oktober 2010 dengan saat didaftarkannya gugatan di Kepaniteraan Pengadilan
Tata Usaha Negara Kendari pada tanggal 15 Desember 2010 maka tenggang
waktu 90 (sembilan puluh) hari sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1986 belumlah terlampaui.

Berdasarkan Pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat


bahwa Eksepsi Ketiga tergugat tentang gugatan Penggugat telah kadaluarsa
(Verjaaring) tidak beralasan hukum dan karenanya harus diyatakan ditolak.

2. Dalam Pokok Perkara

Menimbang, dari gugatan, jawaban, replik dan duplik yang diajukan para
pihak serta dihubungkan dengan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidagan
tersebut diatas, maka yang masih menjadi pokok persenketaan diantara para pihak
yang harus dipertimbangkan dan diputus oleh Pengadilan.

“Apakah penerbitan sertifikat Hak Milik Nomor 00974/Kel. Korumba atas


nama La Aci Dunni, SH. Tanggal 17 Mei 2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2006
Nomor 24/Korumba/2007 Seluas 1.173 M2 oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota
Kendari (Tergugat) telah bedasarkan atas hukum atau tidak ?”

Berdasarkan hasil pemeriksan lokasi tanah tersebut, ditemukan fakta


bahwa yang berada dilokasi objek sengketa dan yang menguasai secara nyata
adalah Penggugat, sehingga Pengadilan berpendapat unsur Pemohon telah
menguasai tanah tidak terpenuhi dalam penerbitan sertifikat a quo
(bersangkutan).

Berdasarkan pada keterangan saksi Muh. Jafar (Mantan Lurah Korumba)


yang diajukan Tergugat didepan persidangan tertanggal 9 Mei 2011 bahwa saksi
adalah salah seseorang anggota Panitia Pemeriksaan tanah “A” hanya langsung
menandatangani Risalah Pemeriksaan Tanah “A” di Kantor Kelurahan tampa
turun kelokasi bersama-sama dengan anggota panitia yang lain untuk meneliti
dan meninjau keadaan fisik tanah yang dimohonkan. Sedangkan Saksi hanya ke
lokasi untuk melihat fisik tanah dalam rangka penandataganan Surat Pengalihan
Penguasaan Atas Bidang Tananah antara La Ode M. Jamaluddin dengan Irawati
Ando, A.Ma selaku Kepala Kelurahan Korumba pada saat itu, bukan sebagai
anggota Panitia “A” .

Sesuai dengan keterangan saksi tersebut setelah dicocokan dengan Bukti T-3,
maka Risalah Pemeriksaan Tanah “A” Nomor : 133/RS/2007 tertanggal 7 Mei
2007 adalah cacat yuridis karena telah di terbitkan bertentangan dengan
Keputusan Kepala Badan BPN Nomor 12 tahun 1992 tentang Susunan dan Tugas
Panitia Pemeriksaan Tanah.

Sesuai dengan keterangan saksi Darman yang dihadirkan oleh Tergugat


dan didengar keteranganya dipersidangan tanggal 19 april 2011, mengumukakan
bahwa pada saat melakukan penggukuran diatas tanah objek sengketa a quo
(bersangkutan) tidak disertai atau dibuatkan Berita Acara Pengukuran, sehingga
sesuai dengan keterangan yang disampingkan oleh saksi Barli Tuga, BA yang
dihadirkan oleh Penggugat pada persidangan tanggal 4 April 2011 yang
menyatakan bahwa saksi sebagai pihak yang berbatasan langsung dengan tanah
objek sengketa, tidak pernah diundang dan di panggil untuk hadir untuk
menyaksikan pada saat pengukuran yang dilakukan oleh pegawai Kantor
Pertanahan Kota Kendari, sehingga tidak pernah ikut menandatangani Berita
Acara Pengukuran, sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa penerbitan objek
sengketa telah bertentangan dengan pasal 18 Ayat (1), (2), (3) dan (4) Peraturan
Pemerintan Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah.

Surat keterangan Pemberian Tanah tertanggal 31 Mei 1992 antara Ramzah


Kadir dengan La Aci Dunni yang dijadikan sebagai dasar peralihan dan perolehan
hak atas tanah, sekaligus dilampirkan juga sebagai permohonan untuk diterbitkan
Sertifikat in casu (dalam perkara ini). Pada bagian saksi dari batas tanah yaitu
tidak terdapat tanda tangan dari beliau yang berbatasan langsung disebelah Barat,
kemudian tanda tangan oleh Jamaluddin yang berbatasan lansung di sebelah timur
setelah dicocokan dengan tanda tangan orang yang namanya sama pada Bukti P-1,
P-5, P-6, P,7 dan P-8 terdapat perbedaan yang mencolok.
Sesuai keterangan saksi La aci Dunni (pemegan Objek sengketa)
dipersidangan tanggal 19 April 2011, telah menyatakan dan mengakui bahwa luas
tanah sebenarnya yang dimilikinya adalah ± 800 M2 sesuai dengan Surat
Keterangan Nomor : 593/61/KM/1995 tanggal 20 September 1995, akan tetapi
dalam pengajuan permohonan untuk diterbitkan Sertifikat in casu (dalam perkara
ini) pada Kantor Pertanahan Kota Kendari telah melampirkan 2 (dua) buah alas
hak hak, sehingga terdapat perbedaan luas tanah yang saksi maksud dengan yang
terdapat dalam objek sengketa (Bukti T-3).

Terhadap peryataan dan pengkuan saksi La aci Dunni tersebut yang


memperoleh tanah seluas ± 800 M 2 sesuai dengan Surat Keterangan Nomor :
593/61/KM/XI/1995 tanggal 20 September 1995 tidak benar dan tidak beralasan
hukum karena didasarkan pada Putusan Pengadilan Negeri Kendari Nomor :
498/Pid.B/2010/PN.Kdi pada halaman 13, keterangan saksi Drs. La Ode Ganiru
telah membantah dan menyatakan tidak pernah mengeluarkan Surat Keterangan
Pengolahan Tanah kepada La Aci Dunni. Kemudian juga telah ada Surat
Keterangan Pemilikan tanah yang timbul terlebih dahulu diatas tanah tersebut
yaitu Surat Keterangan Pemilikan Tanah Nomor : 148/KM/VIII/1993 tanggal 11
agustus 1993, atas nama LD. Jamaluddin (Bukti P-4)

Ketentuan Pasal 107 Peraturan Mentri Negara Agraria/Kepala badan


Pertanahan Nasonal Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian Hak Atas
Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, telah memenuhi unsur-unsur cacat hukum
administrasi.

Menimbang, bahwa sesuai dengan pertimbangan hukum dari segi


prosedural diatas, yang selanjutnya diambil alih seluruhnya untuk dimaksukan
juga sebagai pertimbangan hukum dari segi subtansi materi.

Mengacu pada Pasal 53 Ayat (2) huruf a dan b Undang-undang Nomor 9


Tahun 2004 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1996
tentang Peradilan Tata Usaha Negara berfungsi sebagai norma umum
pemerintahan (bestuur norment), sehingga setiap keputusan yang diterbitkan oleh
Badan/Pejabat atau Tata Usaha Negara tidak boleh mengandung cacat yuridis,
termasuk adanya unsur : Kekhilafan (dwaling), Paksaan (dwang) dan Penipuan
(bedrog).

Dalam Penerbitan objek sengketa a quo (bersangkutan) telah terdapat


adanya unsur cacad yuridis yaitu adanya penipuan (bedrog). Penerbitan Sertifikat
in litis (objek sengketa) telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan telah melangar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik
(AAUPB) yaitu :

a. Asas Kecermatan (Zorgvldigheidsbeginsel) yaitu Badan/Pejabat Tata


Usaha Negara senantiasa berhati-hati dan cermat dalam menerbitkan
suatu Surat Keputusan sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi
warga masyarakat, hal tersebut bersesuian pula dengan jiwa Pasal 2
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
tanah;

b. Asas-Asas Kepastian Hukum (Rechtzekerheid) yaitu mengharuskan


setiap keputusan Badan/Pejabat Tata Usaha Negara dapat memberikan
Kepastian Hukum, tidak hanya pada Penerima Surat Keputusan tetapi
juga masyarakat, sehingga idak menimbulkan hilangnya kepercayaan
terhadap sikap tindakan yang dilakukan oleh Badan/Pejabat Tata Usaha
Negara, hal tersebut sejalan dengan Asas Aman yang terurai dalam
Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;

c. Asas-Asas Profesonalitas yaitu agar setiap keputusan Badan atau


Pejabat Tata Usaha Negara didasarkan atas pertimbangan atau alasan
yang jelas, benar dan dilakukan secara Profesonal.

Menimbang, bahwa sesuai dengan seluruh uraian fakta-fakta hukum


tersebut diatas, maka beralasan hukum Penerbitan objek sengketa a quo
(bersangkutan) diyatakan batal, sehingga tuntutan Penggugat dalam Pentium
gugatanya dapat dikabulkan seluruhnya.
Menimbang, bahwa karena tergugat berada pada pihak yang kalah dalam
sengketa ini, maka kepada Tergugat dihukum untuk membayar biaya yang timbul
dalam sengketa ini (vide Pasal 110 Undag-undag Nomor : 5 tahun 1986)

3. Mengadili

Dalam Eksepsi

- Menolak Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya

Dalam Pokok Perkara

a. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;

b. Menyatakan tindakan Tergugat mengeluarkan Keputusan tata Usaha


Negara yang disengketakan yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor
00974/Kelurahan Korumba atas nama La Aci Dunni, SH. Tanggal 24 Mei
2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2006 Nomor 24/Korumba/2007 seluas
1.173 M2 telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yaitu Pasal 18 ayat (1), (2), (3), dan (4) Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pasal 4 Ayat (1) dan
Pasal 107 Peraturan Mentri Agraria/Kepala badan Pertanahan Nasonal
Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak
Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan serta Pasal 4 Keputusan Kepala
BPN Nomor 12 Tahun 1992 tentang Susunan dan Tugas Panitia
Pemeriksaan Tanah, serta melangar Asas-asas Umum Permerintahan yang
Baik (AAUPB) yaitu Asas Kecermatan, Asas Kepastian Hukum dan Asas
Profesonalitas;

c. Menyatakan Batal Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Tergugat yaitu


Sertifikat Hak Milik Nomor 00974/Kelurahan Karumba atas nama La Aci
Dunni, SH. Tanggal 24 Mei 2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2006 Nomor
24/Korumba/2007 Seluas 1.173 M2
d. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Tata Usah Negara
yang disengketakan yaitu Surat Sertifikat Hak Milik Nmor
00974/Kelurahan/Korumba atas nama La Aci Dunni, SH. Tanggal 24 mei
2007, Surat Ukur tanggal 17 Mei 2006 Nomor 24/Korumba/2007 Seluas
1.173 M2.

e. Membebankan segala biaya yang timbul dalam sengketa ini kepada


Tergugat sebesar 2.284.000,- (dua juta dua ratus delapan puluh empat
rupiah)

Demikian diputus dalam musawarh Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha


Negara pada hari selasa tanggal 10 Mei 2011, oleh Kami : Andi Atika Nuzli, SH
selaku Hakim Ketua Majelis, Firdaus Muslim, SH dan M. Noor Halim P.K, SH,
masing-masing selaku Hakim Anggota, Putusan mana diucapkan dalam sidang
yang terbuka untuk umum pada hari Jum’at tanggal 13 Mei 2011 oleh Taufiq, SH
selaku Panitera Pengganti, tampa di hadiri oleh Penggugat / Kuasa Hukunya dan
Tergugat / Kuasa Hukumnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek gugatan dalam perkara Pembatalan dan diyatakan tidak sah


Sertifikat Hak Milik antara Irawati Ando, A.Ma sebagai Pihak Penggugat dan
Kepala Kantor Pertanahan Kota Kendari sebagai Pihak Tergugat. Sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 Undang-undang Nomor 51 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara untuk diuji oleh Pengadilan apakah
Keputusan tersebut Sah (rechtmatig) atau Tidak.

Pengadilan dalam mempertimbangkan dari segi kewenangan Prosedural


berdasarkan ketentuan pasal 107 Peraturan Mentri Negara/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengolaan, telah memenuhi unsur
cacat hukum administrasi. Sedangkan dari segi Subtansi Penerbitan Sertifikat in
litis telah bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
telah melangar Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB). Penerbitan
Sertifikat yang menjadi objek sengketa a quo diyatakan batal karena cacat yuridis
dari segi prosedural dan subtansi materilnya.

B. Saran

Dalam pelaksanaan Pemerintahan Khususnya dalam Pemberian hak,


kepada setiap individu tentu juga harus mempertimbangkan hak masyarakat lain
agar tidak di langar hak-haknya. Karena Pejabat Tata Usaha Negara dalam
tidakan bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata. Sehinga dalam pelaksanaan tidak
boleh mengandung cacat yuridis Kekhilafan (dwaling), Paksaan (dwang) dan
Penipuan (bedrog). Untuk menjamin hak-hak masyarakat yang sudah diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan dan Asas-asas Pemerintahan Umum Yang Baik.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan Persidangan,
Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta: Sinar
Grafika, 2013.
Internet
Anneka Saldian Mardhiah, “Analisis Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Jambi Nomor: 01/ G/ Tun/2003/Ptun.Jbi
”,DiaksesDariFile:///C:/Users/Hafiz/Downloads/Anneka%20saldian
%20mardhiah%20%20analisis%20putusan%20pengadilan%20tata
%20usaha%20negara.Html, Pada Tanggal 4 Desember 2018 Pukul 21.27
WIT.
Aza, “Syarat Gugatan PTUN”, Di akses dari https://po-
box2000.blogspot.com/2011/05/syarat-gugatan-ptun.html, pada tanggal 5
Desember Pukul 07:32 WIT.
Aza, “Replik Dan Duplik Dalam PTUN”, di akses pada
file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Replik%20Dan%20Duplik%20Dalam
%20PTUN%20%20%20Rumah%20Kita%20-%20Semuanya%20Ada
%20Disini-.html, pada tanggal 5 Desember 2018 Pukul 23:06 WIT
Hukum Online. Com, “Apa Saja yang Harus Dimasukkan dalam Jawaban
Gugatan?”, di akses pada file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Apa%20Saja
%20yang%20Harus%20Dimasukkan%20dalam%20Jawaban
%20Gugatan%20%20-%20hukumonline.com.html, Pada tanggal 5
Desember 2018 pukul 20:26 WIT
HukumOnline.com, “Tentang Posita, Petitum, Replik, dan Duplik”, di akses pada
file:///C:/Users/HafiZ/Downloads/Tentang%20Posita,%20Petitum,
%20Replik,%20dan%20Duplik%20-%20hukumonline.com.html, Pada
Tanggal 5 Desember 2018 Pukul 13:56 WIT.

Anda mungkin juga menyukai