Anda di halaman 1dari 12

KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM

“ANGGUN PRATIWI DAN REKAN”


Alamat di Jalan Fatmawati C No. 45 Kota Bengkulu
Telpon : 082282678241

Bengkulu, 07 November 2021

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu

di-
Jalan Gang Amal I R.E., Kandang Mas, Kp. Melayu, Kota Bengkulu.

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Reza Amanda
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 Agustus 1970
Tempat Tinggal : Jalan Adam Malik, Kelurahan Gading Cempaka Kota
Bengkulu
Pekerjaan /Jabatan : Swasta

Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor 10/SKK.TUN/X/2021 tanggal 02 November


2021 memberikan kuasa kepada :

Nama : Anggun Pratiwi, S.H., M.H.


Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Kepahiang, 02 Agustus 2000
Tempat Tinggal : Jalan Lintas Curup, Kepahiang
Pekerjaan /Jabatan : Advokat/ Konsultan Hukum pada Kantor “ANGGUN
PRATIWI DAN REKAN”, beralamat di Jalan
Adam Malik, Kota Bengkulu

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

Dengan ini Penggugat mengajukan gugatan terhadap KEPALA KANTOR BADAN


PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU, berkedudukan di Jalan S.
Parman
No.13 Padang Jati, Ratu Samban, Tanah Patah, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu,
38222, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT

I. OBJEK GUGATAN:

Bahwa ada pun yang menjadi Obyek Gugatan dalam gugatan ini adalah:

Keputusan Penolakan (Fiktif Negatif) / sikap diam Kepala Kantor Pertanahan


Kota Bengkulu II yang tidak menerbitkan atau memproses lebih lanjut surat
Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang pada pokoknya berisi permohonan tindak
lanjut atas bukti pendaftaran/SKPT tanggal 13 Oktober 1990 dan Surat Perintah
Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 dan selanjutnya
dalam gugatan ini disebut dengan Objek Gugatan;

II. Kewenangan Pengadilan Tata usaha Negara.


1. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat 1 UU No 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara Jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan UU No. 5 Tahun
1986 Jo UU No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menentukan apabila Badan
atau Pejabat TUN tidak mengeluarkan keputusan (diam saja) sedangkan hal ini
menjadi kewajibannya, maka sikap diamnya tersebut disamakan dengan
keputusan TUN sehingga dapat digugat;
2. Bahwa berdasarkan defenisi dalam angka 1 di atas, maka Keputusan Fiktif
Negatif dari Tergugat berupa sikap diam dari Tergugat yang tidak
menindaklanjuti/merespon Surat Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang
diterima oleh Tergugat tertanggal 31 Mei 2021 sebagaimana diatur dalam Pasal
3 Undang-undang Nomor: 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan UU No. 5 Tahun 1986 Jo UU No.
51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun 1986 adalah
dianggap telah mengeluarkan suatu keputusan yang berisi penolakan
permohonan tersebut (Keputusan TUN yang fiktifnegatif);
3. Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat 3 UU No 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara Jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan UU No. 5 Tahun
1986
Jo UU No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara menentukan apabila dalam peraturan
perundang-undangannya tidak menentukan jangka waktu kewajiban untuk
menjawab suatu permohonan, makasetelah lewat jangka waktu empat bulan
sejak diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
diam sj dapat dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan dan oleh
karenanya dia dapat digugat;
III. Kepentingan Penggugat Yang Dirugikan:

Bahwa surat keputusan Tergugat a quo menimbulkan akibat hukum,


yakni Penggugat sangat merasa dirugikan baik secara materiel maupun inmateriel,
mengingat Penggugat telah mengajukan surat tertanggal 29 Mei 2021 perihal:
Permohonan Tindak Lanjut, yang telah diterima oleh Tergugat tertanggal 31
Mei 2021 namun sampai dengan diajukannya gugatan ini, Tergugat tidak
mengeluarkan keputusan sedangkan hal itu menjadi kewajibannya untuk
melayani semua permohonan masyarakat yang diterima pabila hal yang
dimohonkan kepadanya itu menurut peraturan perundang-undangan menjadi
tugas (kewajibannya) dengan demikian Tergugat telah melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan telah
menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud diberikannya
wewenang tersebut;

IV. ALASAN DAN DASAR GUGATAN:


Adapun dasar dan alasanalasan Penggugat menggugat Keputusan Fiktif
Negatif dari Tergugat berupa sikap diam dari Tergugat yang tidak
menindaklanjuti/merespon Surat Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang
diterima oleh Tergugat tertanggal 31 Mei 2021 sebagaimana diatur dalam Pasal
3 Undang-undang Nomor: 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Jo UU No. 9 Tahun 2004 tentang perubahan UU No. 5 Tahun 1986 Jo UU No. 51
Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun adalah sebagai
berikut:
1. Bahwa Penggugat 1 adalah istri dari Almarhum Noto, Penggugat adalah ahli
waris dari Almarhum Noto yang merupakan pensiunan Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bengkulu;
2. Bahwa pada tanggal 13 Oktober 1990 almarhum Noto cs telah
mengajukan permohonan SKPT/GS/Salinan Pola atas tanah negara bekas
pengurukan yang terletak di Kelurahan Gading Cempaka dimana penggunaan
tanah untuk pengembangan kota Bengkulu seluas ± 600.000 m2 (200x3000 m);
3. Bahwa permohonan SKPT/GS/Salinan Pola kepada Tergugat dengan keperluan
untuk menetapkan batasbatas tanah negara bekas pengurukan yang digarap
Almarhum Noto, Cs berdasarkan surat ijin/persetujuan dari DPU. TK.I BKL
No. 120/UM/AB/1964 tanggal 18 November 1964 juncto No. 128/UM/AB/73
tanggal 7 Juni 1973 dengan batasbatas sebagai berikut:
Sebelah selatan: sungai Wonokromo;
Sebelah timur: rawarawa;
Sebelah utara: temboktembok;
Sebelah barat: rawarawa / semaksemak;
4. Bahwa atas permohonan berdasarkan surat ijin/persetujuan dari DPU. TK.I
BENGKULU No. 120/UM/AB/1964 tanggal 18 November 1964 juncto No.
128/UM/AB/73 tanggal 7 Juni 1973 oleh Tergugat telah menerbitkan Surat
Perintah Keija Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990
untuk melaksanakan pengukuran tanah atas permohonan almarhum Noto, Cs
dengan jangka waktu pengukuran sejak tanggal 23 Oktober 1990 sampai dengan
selesai sebagaimana Pasal 3 dan Pasal 4 PP No. 10/61 tentang Pendaftaran
Tanah;
5. Bahwa temyata sampai dengan saat ini kelanjutan proses pengukuran dan
penetapan batasbatas sebagaimana Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 untuk melaksanakan
pengukuran tanah atas permohonan almarhum Noto, Cs belum juga ada hasil
ataupun laporan dengan tidak diterbitkannya Surat Pemberian Hak kepada
almarhum Noto, Cs, padahal sebagaimana PP No. 24/97 tentang pendaftaran
tanah Pasal 14.
(1) Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan
kegiatan pengukuran dan pemetaan;
(2) Kegiatan pengukuran dan pemetan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
- pembuatan peta dasar pendaftaran;
- penetapan batas bidangbidang tanah;
- pengukuran dan pemetaan bidangbidang tanah dan
pembuatan peta pendaftaran;
- pembuatan daftar tanah;
- pembuatan surat ukur;
6. Bahwa PENGGUGAT melalui kuasanya telah mengirimkan surat
permohonan tertanggal 29 Mei 2021 perihal: Permohonan tindak lanjut atas
Surat Perintah Keija Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990,
akan tetapi sampai dengan diajukannya gugatan aquo belum juga ada jawaban
maupun tanggapan dari Tergugat; Karenanya berdasarkan ketentuan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara pada
Pasal 3 ay at (3) yang berbunyi “Dalam hal, peraturan perundang-undangan
yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak
diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
bersangkutan di anggap telah mengeluarkan keputusan.
Pasal 53 ayat (1) yang berbunyi “Seseorang atau badan hukum
perdatayang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi ”; Pasal 55 yang berbunyi “Gugatan
dapat dilakukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara ”; Maka menurut hukum Tergugat
telah menolak permohonan tindak lanjut Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 termaksud
dan
karenanya pula Penggugat mempunyai dasar hukum untuk mengajukan gugatan
ini.
7. Bahwa perlu Penggugat tegaskan, bahwa yang diajukan oleh Penggugat
tersebut permohonan tindak lanjut Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990, yang dikirimkan oleh Kuasa
Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang notabene dahulu telah melalui proses
sesuai aturan hukum yang berlaku. Namun meski demikian temyata, secara
tidak benar, Tergugat tetap tidak mau memproses permohonan oleh
PENGGUGAT; sehingga Perbuatan Tergugat dapat dikategorikan melanggar
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9
Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tan
all Negara dan Hak Pengelolaan yang tersebut dal am Pasal 13;

Bahwa Keputusan Fiktif Negatif dari Tergugat berupa sikap diam dari Tergugat yang
tidak menindaklanjuti/merespon Surat Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang
diterima oleh Tergugat tertanggal 31 Mei 2021 adalah keputusan yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum
pemerintahan yang baik;

a. Bahwa Keputusan TERGUGAT sebagaimana dimaksud dengan OBJEK


GUGATAN bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.: Bahwa
TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang dimaksud
dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT bertentangan dengan
peraturan perundang- undangan dikarenakan keputusan tersebut tidak sesuai
dengan alasanalasan hukum dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku. Dan TERGUGAT juga tidak ada memberikan
alasan secara tertulis kepada PENGGUGAT;
Bahwa dengan demikian pengajuan gugatan a quo telah memenuhi ketentuan
Pasal 53 ayat (2) huruf (a) UU. No. 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana yang telah diubah dalam Undang Undang No. 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-undang No. 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan
Kedua Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara;
b. Bahwa Keputusan TERGUGAT bertentangan dengan Asas-Asas Umum
Pemerintahan yang Baik.
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT bertentangan
dengan Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 3 UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan
yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dengan demikian
telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf (b) UU. No. 5 tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang telah diubah dalam
Undang-undang No. 9 tahun 2004 Tentang Perubahan Undang- undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang- undang No.
51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Undang-undang No. 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Keputusan TERGUGAT tersebut
dapat dituntut pembatalannya agar dinyatakan batal atau tidak sah, yang
berbunyisebagai berikut: (Ayat 2): ”Alasanalasan yang dapat digunakan dalam
gugatan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) adalah: b. Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang balk ”.
Bahwa “Objek Gugatan” dalam perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-
asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
3 UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
“Azasazos umum penyelenggaraan negara meliputi;
a. Azas Kepastian Hukum;
b. Azas Tertib Penyelenggaraan Negara;
c. Azas Kepentingan Umum;
d. Azas Keterbukaan;
e. Azas Proporsionalitas;
f. Azas Profesionalitas; Azas Akuntabilitas.
 Bahwa TERGUGAT telah melanggar 5 (lima) Azas, diantaranya yaitu
AZAS KEPASTIAN HUKUM.
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo tidak berdasarkan pada peraturan yang berlaku, khususnya yang
berhubungan dengan ketentuan dibidang keagrariaan yang bertujuan untuk
memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan. Hal itu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf (a) PP No. 24/1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa: ’’Tujuan dari pendaftaran tanah
adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum”. selain
itu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah ketentuan peraturan
perundang undangan yang dijadikan dasar hukum dalam menerbitkan Objek
Gugatan. sehingga dengan tidak dilaksanakannya ketentuan peraturan
perundang-undangan oleh TERGUGAT yakni enggan atau tidak
bersedianya TERGUGAT menindaklanjuti permohonan yang dimohonkan
PENGGUGAT Perihal: Permohonan Tindak Lanjut, telah menimbulkan
ketidakpastian hukum;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 1 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan Peyelenggara Negara;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 1 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan Peyelenggara Negara
 Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS TERTIB
PENYELENGGARAAN NEGARA
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggar AZAS TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA,
dimana Tergugat dalam mengambil keputusan terhadap Objek Gugatan,
Tergugat telah berbuat dengan tidak berdasarkan pada peraturan yang berlaku,
khususnya pada Pasal 3 huruf (c) PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah yang berbunyi: ’’Pendaftaran tanah bertujuan untuk terselenggaranya
tertib administrasi pemerintahan”;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 2 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:”
Yang dimaksud asas Tertib; Penyelenggaraaan Negara adalah asas yang
menjadi landasan keteraturan, keselarasan dan keseimbangan dalam Pengendalian
Penyelenggara Negara.
 Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS KETERBUKAAN:
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggarASAS KETERBUKAAN, dimana Tergugat tidak dapat
dan tidak bersedia memberikan penjelasan secara tertulis, terbuka dan
argumentatif kepada PENGGUGATtentang dasar dan alasan hukum yang
sesuai dan diperkenankan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku
meski hal itu telah jelasjelas dimintakan oleh PARA PENGGUGAT kepada
TERGUGAT melalui surat tertanggal 29 Mei 2021 yang diterima oleh Tergugat
tertanggal 31 Mei 2021, perihal: Permohonan tindak lanjut.
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 4 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak
diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara;
 Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS PROFESIONALITAS;
Bahwa TERGUGAT dalam mengeJuarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggar AZAS PROFESIONALITAS, dimana Tergugat tidak
menjalankan tugas dan wewenangnya secara profesional yakni tidak mampu
membedakan hal hal yang patut, boleh dan benar menurut hukum dengan yang
tidak patut, tidak boleh dan tidak benar menurut hukum. TERGUGAT dalam
merespon permohonan PENGGUGAT telah menunjukkan sikap dan perilaku
yang tidak profesional yakni tidak melayani dan menanggapi permohonan itu
secara positif;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 6 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
 Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS AKUNTABILITAS:

Bahwa Tergugat dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang dimaksud


dengan obyek gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam perkara a
quo telah bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik yakni
melanggar asas AKUNTABILITAS, dimana Tergugat telah mengabaikan
tanggungjawabnya sebagai penyelenggara pemerintahan yang mempunyai
kewenangan dalam hal melakukan proses peningkatan alas hak atau
pemindahan hak lainnya sepanjang sesuai dengaan ketentuan perundaaangan
yang berlaku. Sikap Tergugat yang tidak bersedia menindaklanjuti
permohonan yang dimohonkan PENGGUGAT dan hanya mendiamkan
permohonan PENGGUGAT sehingga tidak ada hasil akhir yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada PENGGUGAT selaku masyarakat yang
membutuhkan pelayanan hukum adalah cerminan sikap yang tidak
AKUNTABEL yang telah ditunjukan oleh Tergugat;

Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi penjeleasan Pasal 3 angka 7


Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan bebas dari korupsi, Kolusi dan nepotisme, yang berbunyi
sebagai berikut: “yang dimaksud dengan asas AKUNTABILITAS adalah asas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagaai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuaai
dengan ketentunperaturaanperundang-undanganyang berlaku”;

Berdasarkan alasanalasan tersebut diatas, maka PENGGUGAT mohon kepada Ketua


Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu Cq. Majelis Hakim Pemeriksa perkara ini
sudilah kiranya berkenan untuk memutus sebagai berikut:

V. Petitum/Tuntutan :

DALAM POKOK PERKARA;

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Penolakan (Fiktif Negatif)/ sikap
diam Kepala kantor Pertanahan Kota Bengkulu II yang tidak menerbitkan atau
memproses lebih lanjut surat Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang pada
pokoknya berisi permohonan tindak lanjut atas bukti pendaftaran atau SKPT
tanggal 13 Oktober 1990 dan Surat Perintah Kerja Nomor: PEN /
02/1184/X/l990 tertanggal 13 Oktober 1990;
3. Mewajibkan Tergugat untuk memproses dan menerbitkan surat keputusan
TUN yangndimohonkan oleh Penggugat dengan Surat Permohonan Penggugat
tanggal 29 Mei 2021 Perihal: Permohonan Tindak Lanjut, sesuai dengan
peraturan pemndang-undangan yang beriaku;
4. Menghukum Teigugat untuk membayar semua biaya perkara yang timbul akibat
adanya gugatan ini.;
SUBSIDAIR

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya menurut

hukum. (ex equo et bono).

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Penggugat

Anggun Pratiwi, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai