MELAWAN
KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU
(SELAKU TERGUGAT)
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Pemeriksa perkara Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
di Bengkulu
Dengan Hormat,
Untuk dan atasnama serta guna kepentingan hukum Kepala Kantor Pertanahan
Kota Bengkulu selaku TERGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus nomor:
SKA/34.35.80600/IV/2021 tanggal 09 November 2021, yang namanya tersebut
dibawah ini:
Nama : Mentari Aprilia,EP., S.H.,M.H.
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Taba, 04 April 2001
Tempat Tinggal : Desa Taba, Kec. Talo Kecil, Kab. Seluma, Bengkulu
Jabatan : Kepala Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian
Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Bengkulu
A. DALAM EKSEPSI:
Fakta yang ada adalah kegiatan Pengukuran bidang tanah milik almarhum noto telah
dilakukan dan permohonan SKPT juga telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan
demikian tindakan tergugat telah bersesuaian dengan ketentuan pasal 6 ayat 1 dan
2 Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan yang
menentukan demikian:
Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:
Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar segala
ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2 (dua)
peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan penggugat
juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5 Tahun 1960
Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 Tentang
Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah. Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan
Penggugat hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan
Penggugat patut untuk ditolak;
4. Bahwa berkaitan dengan dalil gugatan Penggugat hal.4 point 25, telah disebutkan
dalam point 2 jawaban ini bahwa permohonan SKPT dan pengkuran bidang tanah
telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan demikian dalil-dalil gugatan Penggugat sama
sekali tidak terbukti;
Fakta yang terjadi adalah bahwa Tergugat telah melaksanakan semua ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk menindaklanjuti permohonan penggugat,
kemudian timbul pertanyaan dari Tergugat kepada Penggugat: kenapa setelah 26
tahun berlalu sejak Penggugat mengajukan permohonan pemberian hak dari tanah
negara dengan bukti Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal
31 oktober 1990 dan juga Permohonan SKPT tanggal 13 oktober 1990 kepada
Tergugat, Penggugat baru merasa keberatan atas sikap diam dari Tergugat dan
membuat surat gugatan tertanggal 07 November 2021?.Seharusnya sebagai
Pemohon yang baik, Penggugat juga harus ikut aktif didalam memonitor
permohonan pemberian hak atas tanah negara milik almarhum noto yang terletak di
Kelurahan Gading Cempaka, bukannya hanya diam dan terkesan cuek dengan berkas
permohonan tersebut. Dengan sikap cuek dan tidak peduli dari Penggugat maka
tampak bahwa Penggugat juga tidak memiliki itikad yang baik untuk
menyelesaikan berkas permohonan pemberian hak atas tanah yang diajukan di
kantor pertanahan kota Bengkulu II, karena terbukti bahwa tergugat baru
mengajukan gugatan tertanggal 07 November 2021 sementara permohonan
pemberian hak telah dimohonkan jauh sebelum tanggal 07 November 2021 yang
dibuktikan dengan Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990
tertanggal 31 oktober 1990;
Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:
Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar
segala ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2
(dua) peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan
penggugat juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5
Tahun 1960 Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun
1961 Tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3
Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Sejalan dengan fakta tersebut seharusnya
Penggugat dalam mengajukan gugatan tidak hanya mendalilkan gugatannya
terhadap asumsiasumsi saja tapi juga diikuti dengan pembuktian yang kuat dan
relevan. Sehingga ketentuan Pasal 1865 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata/Burgerlijk Wet Boek yang menyatakan bahwa: "Barangsiapa mendalilkan
bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau menguatkan hak itu maka ia pula yang harus
membuktikan." Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan Penggugat
hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan Penggugat
patut untuk ditolak;
d. Asas Profesionalitas:
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 6 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: " Yang dimaksud asas
Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku". Dalam
perkara ini Tergugat telah menjalankan tugas dan wewenang secara
professional yakni menjalankannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang mana hal ini tercermin dari sikap dan perilaku yang
profesional yakni melayani dan menanggapi permohonan pengukuran bidang
tanah dan permohonan SKPT secara bertanggung jawab dan procedural;
e. Asas Akuntabilitas;
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 7 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: "Yang dimaksud dengan asas
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku". Dalam perkara ini Tergugat sama sekali tidak melanggar asas
akuntabilitas.Sikap Tergugat yangtelah mengabulkan permohonan SKPT
dan Pengukuran bidang tanah menunjukkan bahwa Tergugat malah
menjalankan kewenangan yang diberi oleh undang-undang dengan penuh rasa
tanggung jawab dan bisa dimintakan hasil akirnya kepada seluruh masyarakat
Indonesia:
Dengan demikian terang dan jelas bahwa gugatan Penggugat tidak berdasar
hukum dan patut untuk ditolak , karena semua asas yang didalilkan dalam
gugatannya tidak terbukti;
6. Bahwa berdasarkan hal hal yang telah diuraikan di atas, maka dalil dalil gugatan
Penggugat sama sekali tidak mengandung kebenaran dan tidak berdasar hukum,
untuk itu Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Bengkulu berkenan memutus perkara ini dengan menyatakan:
I. Dalam Eksepsi:
- Menerima eksepsi Tergugat seluruhnya;
II. Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak – tidaknya gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima;
2. Menyatakan bahwa Tindakan Tergugat yang mengabulkan permohonan
pengukuran bidang tanah dan melakukan permohonan SKPT atas tanah negara
yang dimiliki oleh almarhum noto seluas ± 600.000 M2 (200X3000 M) yang
terletak di Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo adalah sah menurut hukum;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara
ini;
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara ini berpendapat lain, maka mohon putusan
yang seadiladilnya (et aequo et bono);
Matera
i
6000