Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN TERGUGAT

DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA


PERKARA NOMOR: 117/G/2021/PTUN.BKL.
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU

ANTARA REZA AMANDA


(SELAKU PENGGUGAT)

MELAWAN
KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU
(SELAKU TERGUGAT)

Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Pemeriksa perkara Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
di Bengkulu

Dengan Hormat,
Untuk dan atasnama serta guna kepentingan hukum Kepala Kantor Pertanahan
Kota Bengkulu selaku TERGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus nomor:
SKA/34.35.80600/IV/2021 tanggal 09 November 2021, yang namanya tersebut
dibawah ini:
Nama : Mentari Aprilia,EP., S.H.,M.H.
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Taba, 04 April 2001
Tempat Tinggal : Desa Taba, Kec. Talo Kecil, Kab. Seluma, Bengkulu
Jabatan : Kepala Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian
Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Bengkulu

Dengan ini hendak menyampaikan jawaban gugatan sebagai berikut:

A. DALAM EKSEPSI:

1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali


terhadap hal-hal yang secara tegas diakui dalam jawaban ini.
2. Bahwa PENGGUGAT tidak mempunyai kapasitas atau kualitas secara hukum
untuk mengajukan gugatan ini, dikarenakan PENGGUGAT bukanlah pemilik
tanah yang sah dari sebidang tanah negara bekas pengurukan yang terletak di
kelurahan Gading Cempaka seluas ± 600.000 M2 (200x3000 m) dan dapat
dijelaskan dalam eksepsi ini bahwa yang mengajukan permohonan salinan
SKPT/GS/Salinan Pola atas tanah negara sebagaimana telah disampaikan di
atas adalah Almarhum Noto yang mana hal ini bersesuaian dengan posita
gugatan halaman 3 point 1 dan hal 4 point 24, dengan demikian maka menjadi
semakin terang dan jelas bahwa istri dan anakanak almarhum noto yang menjadi
Penggugat I dan Penggugat II dalam perkara ini tidak memiliki persona standi
in judicio dalam mengajukan gugatan sebab yang paling berkepentingan
adalah almarhum noto sebagai orang yang berhak atas tanah negara tersebut;

3. Bahwa mengenai siapa yang mempunyai hak untuk menggugat/memohon


dalam Pasal 53 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 jo Undang-undang
Nomor 9 Tahun 2009 telah ditentukan dasar untuk menggugat yang
mensyaratkan adanya kepentingan yang dirugikan oleh keluarnya Keputusan
Tata Usaha Negara, dengan demikian maka harus ada hubungan causal antara
Keputusan Tata Usaha Negara dengan Kepentingan yang dirugikan,sebagaimana
adagium bila ada kepentingan,maka baru boleh berproses (point'd interest,
point'd action). Oleh sebab itu harus ada pengujian terlebih dahulu ada
pengujian kepemilikan atas tanah objek sengketa terlebih dahulu sehingga dapat
menunjukkan hubungan hukum antara Penggugat dengan tanah objek sengketa
(yang merupakan masalah keperdataan) dan yang berwenang melakukan
pengujian tersebut adalah Badan Peradilan Umum dan bukan wewenang
Pengadilan Tata Usaha Negara sehingga dapat diuraikan disini bahwa gugatan
PENGGUGAT prematur dan para pemohon tidak mempunyai kualitas atau
kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan ini. Dengan demikian maka
jelas dan terang bahwa gugatan Penggugat hanya mengadaada dan tidak berdasar
hukum oleh karena itu gugatan Penggugat patut untuk ditolak;

4. Bahwa Gugatan Penggugat Salah Alamat, karena apa yang didalilkan


Penggugat dalam gugatan telah dipenuhi oleh Tergugat yang diantaranya telah
melakukan SKPT atas tanah negara milik almarhum noto tersebut, kemudian
telah melakukan kegiatan pengukuran terhadap bidang tanah tersebut, semua
kegiatan tersebut pada intinya telah dipenuhi oleh Tergugat selaku pemegang
otoritas tunggal di bidang pertanahan,sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Kemudian muncul pertanyaan dari Tergugat kepada
Penggugat kenapa setelah 26 tahun berlalu sejak Penggugat mengajukan
permohonan pemberian hak dari tanah negara dengan bukti Surat Perintah Kerja
Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 31 oktober 1990 dan juga Permohonan
SKPT tanggal 13 oktober 1990 kepada Tergugat, Penggugat baru merasa
keberatan atas sikap diam dari Tergugat dan membuat surat gugatan tertanggal
02 November 2021. Ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah dengan
Undang- undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas
undang-undang no.5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara
menentukan bahwa: " Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang
waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau
diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara". Dengan
demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan Penggugat hanya mengadaada
dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan Penggugat patut untuk
ditolak atau tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk Verklaard);

B. DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa apabila Majelis Hakim berpendapat lain, maka dengan hormat


disampaikan jawaban dalam pokok perkara dan Tergugat mohon segala hal yang
telah diuraikan dalam eksepsi tersebut diatas sebagai terulang dan menjadi satu
kesatuan dengan jawaban dalam pokok perkara ini;
2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali
terhadap hal-hal yang secara tegas diakui dalam jawaban ini;
3. Bahwa Tidak benar dalil gugatan Penggugat hal.4 point 5 yang menyatakan
bahwa kelanjutan proses pengukuran dan penetapan batasbatas belum ada hasil
karena pihak Tergugat tidak menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak
kepada alamrhum Noto,Cs. Bagi Tergugat dalil tersebut adalah dalil tanpa
dasar hukum yang benar sebagaimana disebutkan Pasal 1865 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata/Burgerlijk Wet Boek yang menyatakan bahwa:
"Barangsiapa mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau menguatkan
hak itu maka ia pula yang harus membuktikan.";

Fakta yang ada adalah kegiatan Pengukuran bidang tanah milik almarhum noto telah
dilakukan dan permohonan SKPT juga telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan
demikian tindakan tergugat telah bersesuaian dengan ketentuan pasal 6 ayat 1 dan
2 Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan yang
menentukan demikian:

ayat (1): Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan


dalam mengambil Keputusan dan/atau Tindakan;

ayat (2): Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. melaksanakan Kewenangan yang dimiliki berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan dan AUPB;
b. menyelenggarakan aktivitas pemerintahan berdasarkan Kewenangan
yang dimiliki;
c. menetapkan Keputusan berbentuk tertulis atau elektronis dan/atau menetapkan
Tindakan;
d. menerbitkan atau tidak menerbitkan, mengubah, mengganti, mencabut,
menunda, dan/atau membatalkan Keputusan dan/atau Tindakan;
e. menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya;
f. mendelegasikan dan memberikan Mandat kepada Pejabat Pemerintahan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundanganundangan;
g. menunjuk pelaksana harian atau pelaksana tugas untuk melaksanakan
tugas apabila pejabat definitif berhalangan;
h. menerbitkan Izin, Dispensasi, dan/atau Konsesi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
i. memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan
tugasnya;
j. memperoleh bantuan hukum dalam pelaksanaan tugasnya;
k. menyelesaikan Sengketa Kewenangan di lingkungan atau wilayah
kewenangannya;
l. menyelesaikan Upaya Administratif yang diajukan masyarakat atas Keputusan
dan/atau Tindakan yang dibuatnya; dan
m. menjatuhkan sanksi administratif kepada bawahan yang melakukan
pelanggaran sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini;

Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:

(1) Batas waktu kewajiban untuk menetapkan dan/atau melakukan Keputusan


dan/atau Tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar segala
ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2 (dua)
peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan penggugat
juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5 Tahun 1960
Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 Tentang
Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah. Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan
Penggugat hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan
Penggugat patut untuk ditolak;

4. Bahwa berkaitan dengan dalil gugatan Penggugat hal.4 point 25, telah disebutkan
dalam point 2 jawaban ini bahwa permohonan SKPT dan pengkuran bidang tanah
telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan demikian dalil-dalil gugatan Penggugat sama
sekali tidak terbukti;

Fakta yang terjadi adalah bahwa Tergugat telah melaksanakan semua ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk menindaklanjuti permohonan penggugat,
kemudian timbul pertanyaan dari Tergugat kepada Penggugat: kenapa setelah 26
tahun berlalu sejak Penggugat mengajukan permohonan pemberian hak dari tanah
negara dengan bukti Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal
31 oktober 1990 dan juga Permohonan SKPT tanggal 13 oktober 1990 kepada
Tergugat, Penggugat baru merasa keberatan atas sikap diam dari Tergugat dan
membuat surat gugatan tertanggal 07 November 2021?.Seharusnya sebagai
Pemohon yang baik, Penggugat juga harus ikut aktif didalam memonitor
permohonan pemberian hak atas tanah negara milik almarhum noto yang terletak di
Kelurahan Gading Cempaka, bukannya hanya diam dan terkesan cuek dengan berkas
permohonan tersebut. Dengan sikap cuek dan tidak peduli dari Penggugat maka
tampak bahwa Penggugat juga tidak memiliki itikad yang baik untuk
menyelesaikan berkas permohonan pemberian hak atas tanah yang diajukan di
kantor pertanahan kota Bengkulu II, karena terbukti bahwa tergugat baru
mengajukan gugatan tertanggal 07 November 2021 sementara permohonan
pemberian hak telah dimohonkan jauh sebelum tanggal 07 November 2021 yang
dibuktikan dengan Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990
tertanggal 31 oktober 1990;

Dengan demikian terbukti bahwa tindakan tergugat telah bersesuaian dengan


ketentuan pasal 6 ayat 1 dan 2 Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang
administrasi pemerintahan yang menentukan bahwa:

ayat (1): Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan


dalam mengambil Keputusan dan/atau Tindakan;

ayat (2): Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. melaksanakan Kewenangan yang dimiliki berdasarkan ketentuan


peraturan perundang-undangan dan AUPB;
b. menyelenggarakan aktivitas pemerintahan berdasarkan
Kewenangan yang dimiliki;
c. menetapkan Keputusan berbentuk tertulis atau elektronis dan/atau
menetapkan Tindakan;
d. menerbitkan atau tidak menerbitkan, mengubah, mengganti,
mencabut, menunda, dan/atau membatalkan Keputusan dan/atau
Tindakan;
e. menggunakan Diskresi sesuai dengan tujuannya;
f. mendelegasikan dan memberikan Mandat kepada Pejabat
Pemerintahan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundanganundangan;
g. menunjuk pelaksana harian atau pelaksana tugas untuk
melaksanakan tugas apabila pejabat definitif berhalangan;
h. menerbitkan Izin, Dispensasi, dan/atau Konsesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
i. memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam
menjalankan tugasnya;
j. memperoleh bantuan hukum dalam pelaksanaan tugasnya;
k. menyelesaikan Sengketa Kewenangan di lingkungan atau wilayah
kewenangannya;
l. menyelesaikan Upaya Administratif yang diajukan masyarakat atas
Keputusan dan/atau Tindakan yang dibuatnya; dan
m. menjatuhkan sanksi administratif kepada bawahan yang melakukan
pelanggaran sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini;

Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:

Batas waktu kewajiban untuk menetapkan dan/atau melakukan Keputusan


dan/atau Tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar
segala ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2
(dua) peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan
penggugat juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5
Tahun 1960 Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun
1961 Tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3
Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Sejalan dengan fakta tersebut seharusnya
Penggugat dalam mengajukan gugatan tidak hanya mendalilkan gugatannya
terhadap asumsiasumsi saja tapi juga diikuti dengan pembuktian yang kuat dan
relevan. Sehingga ketentuan Pasal 1865 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata/Burgerlijk Wet Boek yang menyatakan bahwa: "Barangsiapa mendalilkan
bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau menguatkan hak itu maka ia pula yang harus
membuktikan." Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan Penggugat
hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan Penggugat
patut untuk ditolak;

5. Bahwa Tindakan Tergugat yang telah mengabulkan permohonan Pengugat untuk


melakukan SKPT dan Pengukuran bidang tanah telah bersesuaian dengan Asas-asas
Umum Pemerintahan Yang Baik, yaitu:
a. Asas Kepastian Hukum:
Asas ini menurut Penjelasan umum atas ketentuan Pasal 10 huruf a Undang
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan adalah
asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan ketentuan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, keajegan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam hal ini Tindakan
Tergugat yang menindaklajuti permohonan Penggugat yang diantaranya
memohonkan permohonan SKPT dan Pengukuran telah dilakukan dengan baik.
Sehingga dalam hal ini tindakan Tergugat tidak dapat dikualifikasikan
sebagai Tindakan yang melanggar Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara:
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 2 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme: "Yang dimaksud asas Tertib Penyelenggaraan Negara
adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keselarasan, dan
keseimbangan dalam Pengendalian Penyelenggara Negara". asas ini secara
konkret dilakukan dengan dengan sangat terliti, cermat, jujur dengan
mempertimbangkan aspek yuridis formal dan administrasi, sehingga tidak
mungkin terjadi kesalahan dalam mengeluarkan permohonan SKPT maupun
pengukuran bidang tanah sebab ketika Tergugat melakukan semua kegiatan
tersebut tentunya juga mempertimbangkan dokumen-dokumen administrasi
yang dilampirkan pada saat permohonan pengukuran maupun permohonan
SKPT. Sehingga dengan demikian maka tidak ada satu pun tindakan dari
Tergugat yang dapat dikualifikasikan melanggar asas tertib penyelenggaraan
negara.;
c. Asas Keterbukaan:
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 4 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme menentukan adalah sebagai berikut: " Yang dimaksud
asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi,golongan dan rahasia negara".;
Hal ini terbukti dengan dilakukannya permohonan SKPT dan pengukuran
bidang tanah oleh Tergugat , dengan dilakukannya 2 kegiatan tersebut maka
sudah jelas bahwa tindakan tergugat tidak dapat dikualifikasikan sebagai
tindakan yang melawan hukum karena semua yang dilakukan oleh Tergugat
sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

d. Asas Profesionalitas:
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 6 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: " Yang dimaksud asas
Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku". Dalam
perkara ini Tergugat telah menjalankan tugas dan wewenang secara
professional yakni menjalankannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang mana hal ini tercermin dari sikap dan perilaku yang
profesional yakni melayani dan menanggapi permohonan pengukuran bidang
tanah dan permohonan SKPT secara bertanggung jawab dan procedural;

e. Asas Akuntabilitas;
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 7 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: "Yang dimaksud dengan asas
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku". Dalam perkara ini Tergugat sama sekali tidak melanggar asas
akuntabilitas.Sikap Tergugat yangtelah mengabulkan permohonan SKPT
dan Pengukuran bidang tanah menunjukkan bahwa Tergugat malah
menjalankan kewenangan yang diberi oleh undang-undang dengan penuh rasa
tanggung jawab dan bisa dimintakan hasil akirnya kepada seluruh masyarakat
Indonesia:
Dengan demikian terang dan jelas bahwa gugatan Penggugat tidak berdasar
hukum dan patut untuk ditolak , karena semua asas yang didalilkan dalam
gugatannya tidak terbukti;

6. Bahwa berdasarkan hal hal yang telah diuraikan di atas, maka dalil dalil gugatan
Penggugat sama sekali tidak mengandung kebenaran dan tidak berdasar hukum,
untuk itu Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara
Bengkulu berkenan memutus perkara ini dengan menyatakan:

I. Dalam Eksepsi:
- Menerima eksepsi Tergugat seluruhnya;
II. Dalam Pokok Perkara:
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak – tidaknya gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima;
2. Menyatakan bahwa Tindakan Tergugat yang mengabulkan permohonan
pengukuran bidang tanah dan melakukan permohonan SKPT atas tanah negara
yang dimiliki oleh almarhum noto seluas ± 600.000 M2 (200X3000 M) yang
terletak di Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo adalah sah menurut hukum;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara
ini;

Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara ini berpendapat lain, maka mohon putusan
yang seadiladilnya (et aequo et bono);

Bengkulu, 16 November 2021

Hormat kami Kuasa Tergugat

Matera
i
6000

Mentari Aprilia,EP., S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai