FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
BENGKULU
2022
DAFTAR BUKTI PENGGUGAT
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR: 117/G/2021/PTUN.BKL.
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU
ANTARA REZA
AMANDA
(SELAKU PENGGUGAT)
MELAWAN
KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU
(SELAKU TERGUGAT)
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Pemeriksa perkara Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
di Bengkulu
Untuk dan atas nama klien kami REZA AMANDA selaku Penggugat, yang berdasar
surat kuasa Khusus teranggal 25 September 2021 diwakili oleh kuasanya Anggun
Pratiwi, S.H., M.H., Advokat pada kantor Advokat dan konsultan hukum Anggun
Pratiwi, S.H., M.H. & Partner dengan ini perkenankanlah kami mengajukan Daftar
Bukti berupa fotokopy surat yang bermeterai cukup sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah diminta Pak Noto untuk mengurus surat-surat tanah Pak
Noto yang pernah dilakukan pengurukan yaitu pada tahun 1990;
- Bahwa Pak NOTO sebagai Nahkoda Kapal Cenderawsih pernah mendapat tugas
dari dinas PU untuk pengerukan sungai dan tanah hasil pengurukan sungai
tersebut digunakan untuk menimbun tanah rawarawa dekat sungai,;
- Bahwa setelah selesai pengerukan pak Noto meminta tanah tersebut untuk
digarap, kemudian Pak Noto mengajukan permohonan lagi untuk penguasaan
tanah-tanah tersebut, yang kemudian diukur dan disaksikan Muspika dan
kemudian terbit SKPT, GS. Dll, tetapi sampai saat ini belum terbit surat-surat
kepemilikan sampai Pan Noto meninggal dunia pada tahun 1998;
- Bahwa dahulu Pak NOTO pernah menyuruh 1 orang untuk menjaga dan
mengelola tanah, tetapi sekarang karena Pak NOTO sudah meninggal dunia ada
sebagaian tanah yang digarap orang lain;
- Bahwa Saksi mengetahui pada saat pengurukan tanah dan Saksi pernah
bekerja membantu Pak NOTO mengerjakan tanah tersebut;
- Bahwa yang dilakukan pengurukan tersebut semula tanah rawarawa
dan diuruk/ditimbun oleh Pak Noto dari pengerukan sungai sekitar tahun
1960an;
- Bahwa Pak Noto melakukan pengurukan tersebut dengan luas kurang lebih
63.200m2, yang lokasinya di Kelurahan Keputih Tambak di pinggir sungai;
- Bahwa tanah tersebut kemudian menjadi tanah kering yang pada saat itu
banyak ditumbuhi rumput dan sebagian kerjakan orang untuk ditanami;
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
“ANGGUN PRATIWI DAN REKAN”
Alamat di Jalan Fatmawati C No. 45 Kota Bengkulu
Telpon : 082282678241
KESIMPULAN PENGGUGAT
DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA
PERKARA NOMOR: 117/G/2021/PTUN.BKL.
DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU
MELAWAN
KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU
(SELAKU TERGUGAT)
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Pemeriksa perkara Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
di Bengkulu
Dengan Hormat,
Untuk dan atasnama serta guna kepentingan hukum REZA AMANDA selaku
PENGGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus teranggal 25 September 2021, yang
namanya tersebut dibawah ini:
Nama : ANGGUN PRATIWI
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 Agustus 1960
Tempat Tinggal : Jalan Fatmawati Kota Bengkulu
Pekerjaan /Jabatan : Advokat/ Konsultan Hukum pada Kantor “ANGGUN
DAN REKAN”, beralamat di Jalan Fatmawati
Kota Bengkulu
Bahwa setelah mengikuti proses persidangan dalam perkara ini di Pengadilan
Tata Usaha Negara Bengkulu, proses jawab menjawab, pengajuan bukti-bukti, baik
surat maupun saksi-saksi ahli dari kedua belah pihak serta memperhatikan jalannya
persidangan maka dengan ini penggugat melalui kuasa hukumnya akan mengajukan
konklusi dalam perkara sebagai berikut:
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
“ANGGUN PRATIWI DAN REKAN”
Alamat di Jalan Fatmawati C No. 45 Kota Bengkulu
Telpon : 082282678241
- Bahwa Saksi pernah diminta Pak Noto untuk mengurus surat-surat tanah Pak
Noto yang pernah dilakukan pengurukan yaitu pada tahun 1990;
KANTOR ADVOKAT DAN KONSULTAN HUKUM
“ANGGUN PRATIWI DAN REKAN”
Alamat di Jalan Fatmawati C No. 45 Kota Bengkulu
Telpon : 082282678241
- Bahwa Pak NOTO sebagai Nahkoda Kapal Cenderawsih pernah mendapat tugas
dari dinas PU untuk pengerukan sungai dan tanah hasil pengurukan sungai
tersebut digunakan untuk menimbun tanah rawarawa dekat sungai,;
- Bahwa setelah selesai pengerukan pak Noto meminta tanah tersebut untuk
digarap, kemudian Pak Noto mengajukan permohonan lagi untuk penguasaan
tanah-tanah tersebut, yang kemudian diukur dan disaksikan Muspika dan
kemudian terbit SKPT, GS. Dll, tetapi sampai saat ini belum terbit surat-surat
kepemilikan sampai Pan Noto meninggal dunia pada tahun 1998;
- Bahwa dahulu Pak NOTO pernah menyuruh 1 orang untuk menjaga dan
mengelola tanah, tetapi sekarang karena Pak NOTO sudah meninggal dunia ada
sebagaian tanah yang digarap orang lain;
- Bahwa Saksi mengetahui pada saat pengurukan tanah dan Saksi pernah
bekerja membantu Pak NOTO mengerjakan tanah tersebut;
- Bahwa yang dilakukan pengurukan tersebut semula tanah rawarawa
dan diuruk/ditimbun oleh Pak Noto dari pengerukan sungai sekitar tahun
1960an;
- Bahwa Pak Noto melakukan pengurukan tersebut dengan luas kurang lebih
63.200m2, yang lokasinya di Kelurahan Keputih Tambak di pinggir sungai;
- Bahwa tanah tersebut kemudian menjadi tanah kering yang pada saat itu
banyak ditumbuhi rumput dan sebagian kerjakan orang untuk ditanami;
Bahwa berdasarkan dalil dan bukti sebagaimana tersebut diatas, maka Penggugat
memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar
kiranya berkenan untuk memutuskan yang amarnya sebagai berikut:
Primair
tanggal 13 Oktober 1990 dan Surat Perintah Kerja Nomor: PEN / 02/1184/X/l990
tertanggal 13 Oktober 1990;
3. Mewajibkan Tergugat untuk memproses dan menerbitkan surat keputusan TUN
yang dimohonkan oleh Penggugat dengan Surat Permohonan Penggugat tanggal 29
Mei 2021 Perihal: Permohonan Tindak Lanjut, sesuai dengan peraturan
pemndangundangan yang beriaku;
4. Menghukum Teigugat untuk membayar semua biaya perkara yang timbul akibat
adanya gugatan ini.;
5. Memerintahkan TERGUGAT meminta maaf kepada PENGGUGAT untuk
merehabilitasi nama baik PENGGUGAT.
Matera
i
6000
MELAWAN
KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BENGKULU
(SELAKU TERGUGAT)
Kepada,
Yth. Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
Pemeriksa perkara Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu
di Bengkulu
Dengan Hormat,
Untuk dan atasnama serta guna kepentingan hukum Kepala Kantor Pertanahan
Kota Bengkulu selaku TERGUGAT, berdasarkan surat kuasa khusus nomor:
SKA/34.35.80600/IV/2021 tanggal 11 Oktober 2021, yang namanya dibawah ini:
Nama : Mentari Aprilia. E.P., S.H.,M.H.
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu , 18 November 1990
Tempat Tinggal : Jalan Adam Malik, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu
Jabatan : Kepala Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian
Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kota Bengkulu
Dalam kedudukannya sebagai TERGUGAT
Sehubungan dengan adanya Gugatan dari:
Nama : REZA AMANDA
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 20 Agustus 1960
Tempat Tinggal : Jalan Adam Malik, Kelurahan Gading Cempaka Kota
Bengkulu
Pekerjaan /Jabatan : Swasta
Yang telah terdaftar dalam Registrasi Perkara Tata Usaha Negara Nomor
117/G/2021/PTUN.BKL. pada pengadilan Tata Usaha Negara Bengkulu tertanggal 02
Oktober 2021 dalam kedudukannya sebagai PENGGGUGAT, perkenankanlah kami
bertindak untuk dan atas nama serta mewakili klien kami untuk mengajukan kesimpulan
dalam perkara ini.
Bahwa setelah mengikuti proses persidangan dalam perkara ini di Pengadilan
Tata Usaha Negara Bengkulu, proses jawab menjawab, pengajuan bukti-bukti, baik
surat maupun saksi-saksi ahli dari kedua belah pihak serta memperhatikan jalannya
persidangan maka dengan ini penggugat melalui kuasa hukumnya akan mengajukan
konklusi dalam perkara sebagai berikut:
b. Bahwa Tergugat tetap Bahwa Tergugat teteap pegang teguh pada dalil-dalil
Eksepsi dan Jawaban Tergugat tertanggal 16 November 2021 dan menolak
Gugatan Penggugat Tertabggal 02 Oktober 2021, kecuali yang secara tegas dan
jelas diakui kebenarannya oleh Tergugat;
c. Bahwa hal-hal yang telah terungkap di persidangan dan telah diakui oleh
Penggugat maka mohon teah terbukti kebenarannya dan merupakan fakta.
Primair
Matera
i
6000
Nomor: 117/G/2021/PTUN.BKL.
Dalam hal ini diwakili oleh Kuasa Hukumnya berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 25 September 2021 memberikan Kuasa kepada
Nama : Anggun Pratiwi;
Kewarganegaraan : Indonesia;
Alamat : Jalan Fatmawati Kota Bengkulu;
Pekerjaan : Advokat/ Konsultan Hukum pada Kantor “ANGGUN
PRATIWI DAN REKAN”, beralamat di Jalan Fatmawati
Kota Bengkulu;
Melawan:
Telah membaca:
A. OBJEK GUGATAN:
Bahwa ada pun yang menjadi Obyek Gugatan dalam gugatan ini adalah:
Keputusan Penolakan (Fiktif Negatif) / sikap diam Kepala Kantor Pertanahan
Kota Bengkulu II yang tidak menerbitkan atau memproses lebih lanjut surat
Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang pada pokoknya berisi permohonan tindak
lanjut atas bukti pendaftaran/SKPT tanggal 13 Oktober 1990 dan Surat Perintah
Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 dan selanjutnya
dalam gugatan ini disebut dengan Objek Gugatan;
8. Bahwa Penggugat1 adalah istri dari Almarhum Noto, Penggugat adalah ahli
waris dari Almarhum Noto yang merupakan pensiunan Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bengkulu;
9. Bahwa pada tanggal 13 Oktober 1990 almarhum Noto cs telah
mengajukan permohonan SKPT/GS/Salinan Pola atas tanah negara bekas
pengurukan yang terletak di Kelurahan Gading Cempaka dimana penggunaan
tanah untuk pengembangan kota Bengkulu seluas ± 600.000 m2 (200x3000 m);
10. Bahwa permohonan SKPT/GS/Salinan Pola kepada Tergugat dengan keperluan
untuk menetapkan batasbatas tanah negara bekas pengurukan yang digarap
Almarhum Noto, Cs berdasarkan surat ijin/persetujuan dari DPU. TK.I BKL
No. 120/UM/AB/1964 tanggal 18 November 1964 juncto No. 128/UM/AB/73
tanggal 7 Juni 1973 dengan batasbatas sebagai berikut:
Sebelah selatan: sungai Wonokromo;
Sebelah timur: rawarawa;
Sebelah utara: temboktembok;
Sebelah barat: rawarawa / semaksemak;
11. Bahwa atas permohonan berdasarkan surat ijin/persetujuan dari DPU. TK.I
BENGKULU No. 120/UM/AB/1964 tanggal 18 November 1964 juncto No.
128/UM/AB/73 tanggal 7 Juni 1973 oleh Tergugat telah menerbitkan Surat
Perintah Keija Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990
untuk melaksanakan pengukuran tanah atas permohonan almarhum Noto, Cs
dengan jangka waktu pengukuran sejak tanggal 23 Oktober 1990 sampai dengan
selesai sebagaimana Pasal 3 dan Pasal 4 PP No. 10/61 tentang Pendaftaran
Tanah;
12. Bahwa temyata sampai dengan saat ini kelanjutan proses pengukuran dan
penetapan batasbatas sebagaimana Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 untuk melaksanakan
pengukuran tanah atas permohonan almarhum Noto, Cs belum juga ada hasil
ataupun laporan dengan tidak diterbitkannya Surat Pemberian Hak kepada
almarhum Noto, Cs, padahal sebagaimana PP No. 24/97 tentang pendaftaran
tanah Pasal 14.
(3) Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan
kegiatan pengukuran dan pemetaan;
(4) Kegiatan pengukuran dan pemetan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
- pembuatan peta dasar pendaftaran;
- penetapan batas bidangbidang tanah;
- pengukuran dan pemetaan bidangbidang tanah dan pembuatan
peta pendaftaran;
- pembuatan daftar tanah;
- pembuatan surat ukur;
13. Bahwa PENGGUGAT melalui kuasanya telah mengirimkan surat
permohonan tertanggal 29 Mei 2021 perihal: Permohonan tindak lanjut atas
Surat Perintah Keija Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990,
akan tetapi sampai dengan diajukannya gugatan aquo belum juga ada jawaban
maupun tanggapan dari Tergugat; Karenanya berdasarkan ketentuan Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara pada
Pasal 3 ay at (3) yang berbunyi “Dalam hal, peraturan perundang-undangan
yang bersangkutan tidak menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak
diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
bersangkutan di anggap telah mengeluarkan keputusan.
Pasal 53 ayat (1) yang berbunyi “Seseorang atau badan hukum
perdatayang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha
Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang
berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai
tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi ”; Pasal 55 yang berbunyi “Gugatan
dapat dilakukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara ”; Maka menurut hukum Tergugat
telah menolak permohonan tindak lanjut Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990 termaksud
dan karenanya pula Penggugat mempunyai dasar hukum untuk mengajukan
gugatan ini.
14. Bahwa perlu Penggugat tegaskan, bahwa yang diajukan oleh Penggugat
tersebut permohonan tindak lanjut Surat Perintah Keija Nomor:
PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 13 Oktober 1990, yang dikirimkan oleh Kuasa
Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang notabene dahulu telah melalui proses
sesuai aturan hukum yang berlaku. Namun meski demikian temyata, secara
tidak benar, Tergugat tetap tidak mau memproses permohonan oleh
PENGGUGAT; sehingga Perbuatan Tergugat dapat dikategorikan melanggar
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 9
Tahun 1999 Tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tan
all Negara dan Hak Pengelolaan yang tersebut dal am Pasal 13;
Bahwa Keputusan Fiktif Negatif dari Tergugat berupa sikap diam dari Tergugat yang
tidak menindaklanjuti/merespon Surat Penggugat tertanggal 29 Mei 2021 yang
diterima oleh Tergugat tertanggal 31 Mei 2021 adalah keputusan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik;
c. Bahwa Keputusan TERGUGAT sebagaimana dimaksud dengan OBJEK
GUGATAN bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan.: Bahwa
TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang dimaksud
dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT bertentangan dengan
peraturan perundang- undangan dikarenakan keputusan tersebut tidak sesuai
dengan alasanalasan hukum dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku. Dan TERGUGAT juga tidak ada memberikan
alasan secara tertulis kepada PENGGUGAT;
Bahwa dengan demikian pengajuan gugatan a quo telah memenuhi ketentuan
Pasal 53 ayat (2) huruf (a) UU. No. 5 tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana yang telah diubah dalam Undang Undang No. 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-undang No. 51 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua Undang-undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara;
d. Bahwa Keputusan TERGUGAT bertentangan dengan As asAs as Umum
Pemerintahan yang Baik.
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT bertentangan
dengan Asas Asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 3 UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan
yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dengan demikian
telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf (b) UU. No. 5 tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang telah diubah
dalam Undang-undang No. 9 tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-
undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo. Undang-
undang No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Undang-undang No.
5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Keputusan TERGUGAT
tersebut dapat dituntut pembatalannya agar dinyatakan batal atau tidak sah, yang
berbunyisebagai berikut: (Ayat 2): ”Alasanalasan yang dapat digunakan dalam
gugatan sebagaimanadimaksud dalam ayat (1) adalah: b. Keputusan Tata
Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum
pemerintahan yang balk ”.
Bahwa “Objek Gugatan” dalam perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-
asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal
3 UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
“Azasazos umum penyelenggaraan negara meliputi;
g. Azas Kepastian Hukum;
h. Azas Tertib Penyelenggaraan Negara;
i. Azas Kepentingan Umum;
j. Azas Keterbukaan;
k. Azas Proporsionalitas;
l. Azas Profesionalitas; Azas Akuntabilitas.
Bahwa TERGUGAT telah melanggar 5 (lima) Azas, diantaranya yaitu
AZAS KEPASTIAN HUKUM.
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo tidak berdasarkan pada peraturan yang berlaku, khususnya yang
berhubungan dengan ketentuan dibidang keagrariaan yang bertujuan untuk
memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan. Hal itu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf (a) PP No. 24/1997 tentang
Pendaftaran Tanah yang menyatakan bahwa: ’’Tujuan dari pendaftaran tanah
adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum”. selain
itu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah ketentuan peraturan
perundang undangan yang dijadikan dasar hukum dalam menerbitkan Objek
Gugatan. sehingga dengan tidak dilaksanakannya ketentuan peraturan
perundang-undangan oleh TERGUGAT yakni enggan atau tidak
bersedianya TERGUGAT menindaklanjuti permohonan yang dimohonkan
PENGGUGAT Perihal: Permohonan Tindak Lanjut, telah menimbulkan
ketidakpastian hukum;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 1 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan Peyelenggara Negara;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 1 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturan perundang undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakan Peyelenggara Negara
Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS TERTIB
PENYELENGGARAAN NEGARA
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggar AZAS TERTIB PENYELENGGARAAN NEGARA,
dimana Tergugat dalam mengambil keputusan terhadap Objek Gugatan,
Tergugat telah berbuat dengan tidak berdasarkan pada peraturan yang berlaku,
khususnya pada Pasal 3 huruf (c) PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah yang berbunyi: ’’Pendaftaran tanah bertujuan untuk terselenggaranya
tertib administrasi pemerintahan”;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 2 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:”
Yang dimaksud asas Tertib; Penyelenggaraaan Negara adalah asas yang
menjadi landasan keteraturan, keselarasan dan keseimbangan dalam Pengendalian
Penyelenggara Negara.
Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS KETERBUKAAN:
Bahwa TERGUGAT dalam mengeluarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggarASAS KETERBUKAAN, dimana Tergugat tidak dapat
dan tidak bersedia memberikan penjelasan secara tertulis, terbuka dan
argumentatif kepada PENGGUGATtentang dasar dan alasan hukum yang
sesuai dan diperkenankan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku
meski hal itu telah jelasjelas dimintakan oleh PARA PENGGUGAT kepada
TERGUGAT melalui surat tertanggal 29 Mei 2021 yang diterima oleh Tergugat
tertanggal 31 Mei 2021, perihal: Permohonan tindak lanjut.
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 4 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
”Yang dimaksud asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara;
Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS PROFESIONALITAS;
Bahwa TERGUGAT dalam mengeJuarkan keputusan sebagaimana yang
dimaksud dengan Objek Gugatan yang digugat oleh PENGGUGAT dalam
perkara aquo telah bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang
Baik yakni melanggar AZAS PROFESIONALITAS, dimana Tergugat tidak
menjalankan tugas dan wewenangnya secara profesional yakni tidak mampu
membedakan hal hal yang patut, boleh dan benar menurut hukum dengan yang
tidak patut, tidak boleh dan tidak benar menurut hukum. TERGUGAT dalam
merespon permohonan PENGGUGAT telah menunjukkan sikap dan perilaku
yang tidak profesional yakni tidak melayani dan menanggapi permohonan itu
secara positif;
Bahwa dengan demikian jelas telah memenuhi Penjelasan Pasal 3 Angka 6 UU
No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, yang berbunyi sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
Bahwa TERGUGAT telah melanggar AZAS AKUNTABILITAS:
A. DALAM EKSEPSI:
9. Bahwa Tidak benar dalil gugatan Penggugat hal.4 point 5 yang menyatakan
bahwa kelanjutan proses pengukuran dan penetapan batasbatas belum ada hasil
karena pihak Tergugat tidak menerbitkan Surat Keputusan Pemberian Hak
kepada alamrhum Noto,Cs. Bagi Tergugat dalil tersebut adalah dalil tanpa
dasar hukum yang benar sebagaimana disebutkan Pasal 1865 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata/Burgerlijk Wet Boek yang menyatakan bahwa:
"Barangsiapa mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau
menguatkan hak itu maka ia pula yang harus membuktikan.";
Fakta yang ada adalah kegiatan Pengukuran bidang tanah milik almarhum noto telah
dilakukan dan permohonan SKPT juga telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan
demikian tindakan tergugat telah bersesuaian dengan ketentuan pasal 6 ayat 1 dan
2 Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang administrasi pemerintahan yang
menentukan demikian:
Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:
Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar segala
ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2 (dua)
peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan penggugat
juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5 Tahun 1960
Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 Tentang
Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1997
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah. Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan
Penggugat hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan
Penggugat patut untuk ditolak;
10. Bahwa berkaitan dengan dalil gugatan Penggugat hal.4 point 25, telah
disebutkan dalam point 2 jawaban ini bahwa permohonan SKPT dan pengkuran
bidang tanah telah dilakukan oleh Tergugat. Dengan demikian dalil-dalil gugatan
Penggugat sama sekali tidak terbukti;
Fakta yang terjadi adalah bahwa Tergugat telah melaksanakan semua ketentuan
peraturan perundang-undangan untuk menindaklanjuti permohonan penggugat,
kemudian timbul pertanyaan dari Tergugat kepada Penggugat: kenapa setelah 26
tahun berlalu sejak Penggugat mengajukan permohonan pemberian hak dari tanah
negara dengan bukti Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990 tertanggal
31 oktober 1990 dan juga Permohonan SKPT tanggal 13 oktober 1990 kepada
Tergugat, Penggugat baru merasa keberatan atas sikap diam dari Tergugat dan
membuat surat gugatan tertanggal 02 Oktober 2021?.Seharusnya sebagai
Pemohon yang baik, Penggugat juga seharusnya ikut aktif didalam memonitor
permohonan pemberian hak atas tanah negara milik almarhum noto yang terletak di
Kelurahan Gading Cempaka, bukannya hanya diam dan terkesan cuek dengan berkas
permohonan tersebut. Dengan sikap cuek dan tidak peduli dari Penggugat maka
tampak bahwa Penggugat juga tidak memiliki itikad yang baik untuk
menyelesaikan berkas permohonan pemberian hak atas tanah yang diajukan di
kantor pertanahan kota Bengkulu II, karena terbukti bahwa tergugat baru
mengajukan gugatan tertanggal 02 Oktober 2021 sementara permohonan
pemberian hak telah dimohonkan jauh sebelum tanggal 02 Oktober 2021 yang
dibuktikan dengan Surat Perintah Kerja Nomor: PEN/02/1184/X/1990
tertanggal 31 oktober 1990;
ayat (1): Pejabat Pemerintahan memiliki hak untuk menggunakan Kewenangan dalam
mengambil Keputusan dan/atau Tindakan;
Dan juga bersesuaian pula dengan pasal 53 ayat (1) Undang-undang No.30 Tahun
2014 Tentang administrasi pemerintahan yang menentukan demikian:
Dan lagi tindakan yang dilakukan oleh tergugat sama sekali tidak melanggar
segala ketentuan yang didalilkan oleh penggugat, selain bersesuaian dengan 2
(dua) peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan di atas, permohonan
penggugat juga telah dilakukan oleh Tergugat sesuai dengan Undang-undang No.5
Tahun 1960 Tentang PokokPokok Agraria, Peraturan Pemerintah No.10 Tahun
1961 Tentang Pendaftaran Tanah, Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, dan juga Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3
Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Sejalan dengan fakta tersebut seharusnya
Penggugat dalam mengajukan gugatan tidak hanya mendalilkan gugatannya
terhadap asumsiasumsi saja tapi juga diikuti dengan pembuktian yang kuat dan
relevan. Sehingga ketentuan Pasal 1865 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata/Burgerlijk Wet Boek yang menyatakan bahwa: "Barangsiapa mendalilkan
bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau menguatkan hak itu maka ia pula yang harus
membuktikan." Dengan demikian maka jelas dan terang bahwa gugatan Penggugat
hanya mengadaada dan tidak berdasar hukum oleh karena itu gugatan Penggugat
patut untuk ditolak;
i. Asas Profesionalitas:
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 6 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: " Yang dimaksud asas
Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku". Dalam
perkara ini Tergugat telah menjalankan tugas dan wewenang secara
professional yakni menjalankannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan, yang mana hal ini tercermin dari sikap dan perilaku yang
profesional yakni melayani dan menanggapi permohonan pengukuran bidang
tanah dan permohonan SKPT secara bertanggung jawab dan procedural;
j. Asas Akuntabilitas;
Bahwa asas ini menurut penjelasan pasal 3 angka 7 UU No.28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi,
kolusi, dan nepotisme adalah sebagai berikut: "Yang dimaksud dengan asas
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku". Dalam perkara ini Tergugat sama sekali tidak melanggar asas
akuntabilitas.Sikap Tergugat yangtelah mengabulkan permohonan SKPT
dan Pengukuran bidang tanah menunjukkan bahwa Tergugat malah
menjalankan kewenangan yang diberi oleh undang-undang dengan penuh rasa
tanggung jawab dan bisa dimintakan hasil akirnya kepada seluruh
masyarakat Indonesia:
Dengan demikian terang dan jelas bahwa gugatan Penggugat tidak berdasar
hukum dan patut untuk ditolak , karena semua asas yang didalilkan dalam
gugatannya tidak terbukti;
12. Bahwa berdasarkan hal hal yang telah diuraikan di atas, maka dalil dalil
gugatan Penggugat sama sekali tidak mengandung kebenaran dan tidak berdasar
hukum, untuk itu Tergugat mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Tata
Usaha Negara Bengkulu berkenan memutus perkara ini dengan menyatakan:
Apabila Majelis Hakim pemeriksa perkara ini berpendapat lain, maka mohon putusan
yang seadiladilnya (et aequo et bono);
- Bahwa Saksi pernah diminta Pak Noto untuk mengurus surat-surat tanah Pak
Noto yang pernah dilakukan pengurukan yaitu pada tahun 1990;
- Bahwa Pak NOTO sebagai Nahkoda Kapal Cenderawsih pernah mendapat tugas
dari dinas PU untuk pengerukan sungai dan tanah hasil pengurukan sungai
tersebut digunakan untuk menimbun tanah rawarawa dekat sungai,;
- Bahwa setelah selesai pengerukan pak Noto meminta tanah tersebut untuk
digarap, kemudian Pak Noto mengajukan permohonan lagi untuk penguasaan
tanah-tanah tersebut, yang kemudian diukur dan disaksikan Muspika dan
kemudian terbit SKPT, GS. Dll, tetapi sampai saat ini belum terbit surat-surat
kepemilikan sampai Pan Noto meninggal dunia pada tahun 1998;
- Bahwa dahulu Pak NOTO pernah menyuruh 1 orang untuk menjaga dan
mengelola tanah, tetapi sekarang karena Pak NOTO sudah meninggal dunia ada
sebagaian tanah yang digarap orang lain;
- Bahwa Saksi mengetahui pada saat pengurukan tanah dan Saksi pernah
bekerja membantu Pak NOTO mengerjakan tanah tersebut;
- Bahwa yang dilakukan pengurukan tersebut semula tanah rawarawa
dan diuruk/ditimbun oleh Pak Noto dari pengerukan sungai sekitar tahun
1960an;
- Bahwa Pak Noto melakukan pengurukan tersebut dengan luas kurang lebih
63.200m2, yang lokasinya di Kelurahan Keputih Tambak di pinggir sungai;
- Bahwa tanah tersebut kemudian menjadi tanah kering yang pada saat itu
banyak ditumbuhi rumput dan sebagian kerjakan orang untuk ditanami;
D al a m E k s e p s i :
Eksepsi Tergugat:
(1) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan, sedangkan hal ini menjadi kewajibannya maka hal tersebut
disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara;
(2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan
keputusan yang dimohon, sedangkan jangka dan waktu sebagaimana
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dimaksud telah lewat waktu,
maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak
mengeluarkan keputusan yang dimaksud;
(3) Dalam hal Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan tidak menentukan
jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) maka setelah jangka waktu
empat bulan sejak diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan
penolakan;
Menimbang, bahwa Penggugat adalah ahli waris dari alm. Noto yang telah
meninggal dunia pada tanggal 11 Januari 2008 sebagaimana dimaksud dalah Surat
Kerangan Waris tertanggal 21 Januari 2008 (vide bukti P2);
Menimbang, bahwa pada tanggal 29 Mei 2021 ahli waris Noto melaui
kuasa hukumnya mengajukan permohonan tindak lanjut atas Surat Perintah
Kerja No. Pen/02/1184/X/1990 tertanggal 22 Oktober 1990 yang sampai saat ini tidak
pernah di respon oleh Tergugat;
Menimbang, bahwa hukum acara Peradilan Tata Usaha Negara menganut asas
Actio Tempralis, dan ini tercermin didalam Pasal 55 Undang-undang No. 5
Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2004
yang menentukan bahwa “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”, sedangkan dalam Penjelasan Pasal 55
tersebut menjelaskan bahwa: Bagi pihak yang namanya tersebut dalam Keputusan
Tata Usaha Negara yang digugat maka tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari itu
dihitung sejak hari diterimanya Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat. Dalam
hal yang hendak digugat itu merupakan keputusan menurut ketentuan: Pasal 3 ayat
(3), maka tenggang waktu 90 hari itu dihitung setelah lewatnya batas waktu empat
bulan yang dihitung sejak tanggal diterimanya permohonan yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa permohonan Penggugat diterima oleh Tergugat pada
tanggal 31 Mei 2021, maka penghitungan 90 hari adalah sejak diterimanya
permohonan yaitu sampai dengan bulan Septermber 2021 sedang gugatan didaftarkan
pada tanggal 2 Oktober sehingga gugatan yang diajukan oleh Penggugat masih dalam
tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-undang No. 5 Tahun
1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh karenanya eksepsi Tergugat
adalah tidak beralasan hukum dan haruslah dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi yang diajukan oleh Tergugat telah
ditolak seluruhnya, maka terhadap pokok perkaranya akan dipertimbangkan lebih lanjut;
Bahwa Penggugat adalah ahli waris dari alm. Noto (Pensiunan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Bengkulu) yang telah meninggal dunia pada tanggal 11 Januari
2008 sebagaimana Surat Keterangan Waris tertanggal 21 Januari 2008 (vide
bukti P2);
Bahwa alm. Noto semasa hidupnya ada mendapat izin pemakaian tanah
sebagaimana dalam Surat Pemberian Idjin Nomor: 120/Um/AB/1964
tertanggal 18 Oktober 1964 perihal: Pemakaian tanah hasil pengerukan sesuai
gambar Situasi dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bengkulu (vide bukti
P3);
Bahwa kemudian Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bengkulu membatalkan
Surat izin Nomor: 120/Um/AB/1964 tertanggal 18 Oktober 1964 perihal:
Pemakaian tanah hasil pengerukan sesuai gambar Situasi (vide bukti P3) dan
kemudian memberikan persetujuan kepada Noto untuk mendapatkan Surat Hak
atas tanah tersebut dan mengurusnya kepada Kantor Agraria Wonocolo
Bengkulu sebagai mana Surat tertanggal 7 Juni 1973 Nomor 128/Um/AB/1973
perihal Permohonan pemakaian tanah gundul/rawarawa yang sudah selesai
pengerukannya beserta lampirannya (vide bukti P4);
Bahwa atas Surat Pemberian Idjin Nomor: 120/Um/AB/1964 tertanggal 18
Oktober 1964 perihal: Pemakaian tanah hasil pengerukan sesuai gambar Situasi
dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Bengkulu (vide bukti P3) dan Surat
tertanggal 7 Juni 1973 Nomor 128/Um/AB/1973 perihal Permohonan
pemakaian tanah gundul/rawarawa yang sudah selesai pengerukannya beserta
lampirannya (vide bukti P4) alm. Noto telah mengajukan permohonan SKPT/GS
pada tanggal 13 Oktober 1990;
Bahwa atas permohonan tersebut Kepala Kantor Pertanahan Kota Bengkulu
telah mengeluarkan Surat Perintah Kerja No. PEN/02/1184/X/1990 tertanggal 22
Oktober 1990 yang sampai saat ini belum juga ada hasilnya;
Bahwa oleh karenanya ahli waris al. Noto yaitu REZA AMANDA (I.c
Penggugat) mengajukan permohonan tindak lanjut sebagaimana dalam
suratnya tertanggal 29 Mei 2021 yang tidak pernah direspon oleh Tergugat
Kepala Kantor Pertanahan Kota Bengkulu II;
Bahwa dalam perkara ini dengan acara pembuktian pihak Tergugat tidak
mengajukan bukti tertulis dan mengakui adanya bukti Permohonan SKPT (vide
bukti P6), Surat Keterangan Tanah Nomor: KET/986//9495 tertanggal 9 Agustus
1994 dari Kantor Pertanahan Kota Bengkulu (vide bukti P9) dan Gambar Situasi
(vide bukti P10);
Bahwa diatas tanah yang dimohonkan haknya oleh Penggugat tidak dalam
penguasaan pihak lain;
ayat (1) untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan
kegiatan pengukuran dan pemetaan;
ayat (2) kegiatan pengukuran dan pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
M E N G A D I L I:
Dalam Eksepsi:
Panitera Pengganti
Perincian Biaya: