Anda di halaman 1dari 14

Nama : Galih Adzaningjagat

Npm : 1906303576

Praktek PTUN A

Jakarta, 30 Desember 2021

Kepada Yth,

Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakata

Di Jl. Sentra Primer, RT.9/RW.8,

Baru Timur, Pulo Gebang, Kec. Cakung,

Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13950

Perihal : Surat Gugatan atas Keputusan TUN

Dengan hormat,

Kami advokat-advokat yang bertandatangan di bawah ini, Galih Adzaningjagat,


S.H.,M.H, Tulus Pamungkas, S.H.,M.H. Semuanya Berkewarganegaraan Indonesia, Advokat
pada Kantor Hukum Galih & Partners, yang berkedudukan di Jalan Jend. Sudirman No.10,
RT.10/RW.11, Kuningan, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, baik secara
sendiri-sendiri maupun Bersama-sama, berdasarkan Surat Kuasa No. 200/SKK.TUN/X/2021
bertindak untuk dan atas nama :

Nama : Iswandono

Kewarganegaraan : Indonesia

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Januari 1989

Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Jalan Keuangan VI No.57 RT.005 RW.05 Kel.
Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan.

Untuk selanjutnya disebut sebagai……………………………………………..PENGGUGAT

Dengan ini, Penggugat mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
terhadap

Nama : Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta


Selatan

Alamat : Jalan H.Alwi No.99 RT.002, RW.001 Kelurahan


Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.

Untuk selanjutnya disebut sebagai……………………………………………….TERGUGAT

Sebelum Penggugat menguraikan lebih lanjut mengenai Objek Sengketa, Penggugat mohon

kepada Ketua Pengadilan TUN Jakarta untuk menangguhkan/menunda pelaksanaan Sertifikat

Hak Milik No. 6222 Desa/Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni 2003, Surat Ukur Nomor

06371/2003 tanggal 13 Mei 2003 seluas 289 m2 , atas nama Ny. Latifah Libryani, yang

diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan (Tergugat)
yang

menjadi objek sengketa selama sengketa TUN ini sedang berjalan sampai adanya Putusan

Pengadilan TUN yang memperoleh kekuatan hukum tetap, sesuai ketentuan Pasal 67 Ayat 2
jo

Ayat 4 huruf a UU No. 5 Tahun 1985 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Adapun yang menjadi dasar gugatan Penggugat adalah sebagai berikut:

I .OBJEK SENGKETA GUGATAN


Sertifikat Hak Milik No. 6222 Desa/Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni 2003, Surat Ukur
Nomor 06371/2003 tanggal 13 Mei 2003 seluas 289 m2 , atas nama Ny. Latifah Libryani,
yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Selatan
(Tergugat).

II. KOMPETENSI ABSOLUT DAN RELATIF SENGKETA

1 .Kompetensi Absolut

a . Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 10 UU No. 51 Tahun 2009 yang menyebutkan


pengertian Sengketa Tata Usaha Negara yaitu sebagai berikut:

“sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah,
sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”;

b . Selanjutnya pada Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 menjelaskan mengenai


Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan

“suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang
berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang undangan
yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum
bagi seseorang atau badan hukum perdata”;

2 . Kompetensi Relatif

a. Bahwa sebagaimana disebutkan pada Pasal 54 UU No. 5 Tahun 1986 bahwa gugatan
sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang
daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Tergugat;

b. Bahwa berdasarkan Pasal 6 UU No. 9 Tahun 2004 disebutkan “Pengadilan Tata


Usaha Negara berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota, dan daerah hukumnya
meliputi wilayah Kabupaten/Kota”;

c. Bahwa Tergugat berkedudukan Jalan H.Alwi No.99 RT.002, RW.001 Kelurahan


Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
III .TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATAN DAN UPAYA
ADMINISTRATIF

1. Bahwa objek sengketa memang diterbitkan sudah lama oleh Tergugat, dan Penggugat
sejak awal telah keberatan dengan penerbitan objek sengketa atas nama Latifah
Libriany (anak kandung Penggugat) tersebut, dengan alasan objek sengketa tersebut
diterbitkan secara melawan hukum, karena kenyataan (fakta)nya Latifah Libriany
tidak pernah membayar sejumlah uang untuk membeli tanah berikut bangunan objek
sengketa.
2. Bahwa setelah Penggugat menunggu lama adanya tindakan yang baik dari anak
Penggugat yaitu Latifah Libriany, yang ternyata tidak pernah dilakukan oleh Latifah
Libriany, maka pada tanggal 11 Desember 2020 Penggugat memutuskan untuk
mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum terhadap Latifah Libriany ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang perkaranya di register dengan
Nomor 1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel.
3. Bahwa gugatan Penggugat telah diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel., tanggal 27 September 2021, yang amar/diktumnya
antara lain, menyatakan sebagai berikut :
Mengadili :
 Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara patut tetapi tidak hadir.
 Menyatakan Gugatan Penggugat dikabulkan sebahagian dengan verstek.
 Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatigedaad) terhadap/kepada Penggugat.
 Menyatakan Penggugat sebagai pemilik atas objek sengketa : tanah berikut
bangunan SHM Nomor 6222/Cilandak Barat, yang terletak di Jl. Keuangan VI No.57
RT.005 RW.05 Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta
Selatan.
4. Bahwa setelah putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor
1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt. Sel. tanggal 27 September 2021 yang menyatakan
Penggugat sebagai pemilik atas objek sengketa : tanah berikut bangunan objek
sengketa yang terletak di Jl. Keuangan VI No.57 RT.005 RW.05 Kel. Cilandak Barat,
Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan, telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap (pasti), Penggugat telah mengajukan upaya administratif dalam bentuk
keberatan dan banding, hal tersebut sesuai dengan Pasal 75 jo. Pasal 76 jo. Pasal 77
jo. Pasal 78 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan.
5. Bahwa Penggugat mengajukan keberatan kepada Tergugat, sebagaimana ternyata dari
Surat Penggugat tertanggal 23 November 2021 perihal : Keberatan atas Penerbitan
SHM Nomor 6222 atas nama Latifah Libriany yang telah diterima oleh Tergugat pada
tanggal 23 November 2021.
6. Bahwa terhadap keberatan Penggugat tersebut, sampai dengan terlampaunya jangka
waktu yang ditentukan undang-undang yaitu 10 (sepuluh) hari kerja, Tergugat tidak
menanggapi keberatan Penggugat tersebut.
7. Bahwa menurut pasal 77 ayat (5) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan, dalam hal Tergugat tidak menyelesaikan keberatan dalam
jangka waktu sebagaimana ayat (4) tersebut, maka keberatan dianggap dikabulkan.
8. Bahwa karena Tergugat tidak memberikan tanggapan atas keberatan Penggugat
tersebut, maka Penggugat mengajukan permohonan keputusan pembatalan objek
sengketa kepada Tergugat, sebagaimana ternyata dari surat Penggugat tertanggal 7
Desember 2021,
9. Bahwa dengan diajukannya upaya administrative oleh Penggugat sebagaimana diatur
dalam pasal 75,76,77,78 UU 30 Tahun 2014 tentang Adminsitrasi Pemerintahan,
maka untuk mengajukan gugatan terhadap Tergugat atas penerbitan objek sengketa,
tenggang waktu Sembilan puluh hari terhitung sejak diterimanya atau diumumkannya
keputusan Tergugat tersebut, telah terbantarkan selama ditempuhnya upaya
administratif oleh Penggugat,
10. Bahwa berdasarkan uraian di atas, gugatan inidiajukan dan didaftarkan oleh
Penggugat ke Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 30
Desember 2021, dengan demikian gugatan diajukan masih dalam tenggang waktu
yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Bahwa karenanya gugatan Penggugat ini
diajukan masih dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari, sebagaimana diatur
dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung RI No.6 Tahun 2018 tentang
Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh
Upaya Administratif tersebut.

IV . KEPUTUSAN TERGUGAT BERSIFAT KONKRET, INDIVIDUAL, DAN FINAL


Bahwa objek sengketa yang dikeluarkan oleh Tergugat adalah Keputusan Tata Usaha Negara
yang bersifat konkret, individual, dan final berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang
No.5 Tahun 1986 jo. Undang-Undang No.9 Tahun 2004 jo. Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 tentang Peradilan Tata Usaha negara;

Konkrit Bahwa Sertifikat Hak Milik No. 6222 Desa/Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni
2003, Surat Ukur Nomor 06371/2003 tanggal 13 Mei 2003 seluas 289 m2 , atas nama Ny.
Latifah Libryani, yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta
Selatan (Tergugat) bersifat konkrit karena objek sengketa tersebut tidak abstrak.

Individual, bahwa obyek sengketa a quo tidak ditunjuk secara umum, melainkan sudah
ditentukan subyek hukum yang dituju pada Surat Keputusan yang menjadi obyek perkara
tersebut.

Final, bahwa obyek sengketa a quo telah menimbulkan akibat hukum dan bersifat final
karena tidak memerlukan persetujuan dari instansi tertentu.

V. KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN

1. Bahwa Penggugat merupakan pihak yang dirugikan dengan diterbitkannya objek


sengketa Surat Keputusan Tergugat tersebut.

2. Bahwa tanah berikut bangunan objek sengketa (SHM 6222/Cilandak Barat) yang
terletak di Jl. Keuangan VI No.57 RT.005 RW.05 Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak,
Kota Administrasi Jakarta Selatan sejak awal menurut hukum seharusnya adalah milik
Penggugat, karena tanah berikut bangunan tersebut merupakan harta warisan yang
diberikan ibu kandung Penggugat kepada Penggugat.

3. Bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Agustus 1994 berdasarkan surat perjanjian sewa
beli Nomor 807/A1/0137/JKT/94, Menteri Pekerjaan Umum sebagai Wakil
Pemerintah Republik Indonesia, mengadakan perjanjian sewa beli atas rumah, di
Jakarta, Jl. Keuangan VI nomor F-57 Cilandak, Jakarta Selatan huruf daftar Nomor
AA.17369, kelas 5 (lima) B, luas lantai 113 m2 , konstruksi permanen, dan Suripta
telah membayar hutang sewa beli negeri atas nama Suripta pada tanggal 1 Februari
2002, sejumlah Rp.21.617.000,00 (dua puluh satu juta enam ratus tujuh belas ribu
rupiah), dengan uang yang berasal dari Penggugat, mengingat pada saat itu Suripta
masih di golongan II A dengan gaji yang tidak mencukupi jika harus membayar
sejumlah tersebut di atas.

4. Bahwa pada tahun 1995 Suripta mengajukan surat permohonan kepemilikan rumah di
Jl. Keuangan VI/57 Cilandak, Jakarta Selatan dan kemudian pada tanggal 8 Februari
2002 terbitlah Surat Keputusan Penyerahan Hak Milik Rumah Negara di Jl. Keuangan
VI/57 Cilandak, Jakarta Selatan. Selanjutnya terbit SHM No.6222 Kel. Cilandak
Barat tanggal 2 Juni 2003 nama Pemegang Hak Suripta.

5. Bahwa pada bulan Februari 2003 Suripta diberitahu oleh lswandono (Penggugat)
untuk menandatangani surat akte jual beli kepemilikan rumah di Jl. Keuangan VI/57
Cilandak, Jakarta Selatan dari atas nama Suripta menjadi Latifah Libriany, untuk
dibuat sertipikat rumah. Dan juga menandatangani kwitansi kosong dan tertulis harga
rumah Rp.350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) namun tidak ada
dilakukan pembayaran. Kemudian pada bulan Juni tahun 2004 lswandono
(Penggugat) dan Dewi (lsterinya) datang mengunjungi Suripta dan menceriterakan
menyangkut masalah rumah di Cilandak, dimana Stuart (suami Latifah) mau
membayar rumah di Cilandak hanya seharga Rp.190.000.000,00 (seratus sembilan
puluh juta rupiah). Dari fakta ini terbukti bahwa Latifah Libriany belum melakukan
pembayaran atas harga rumah yang disepakati seluruhnya Rp.350.000.000,00 (tiga
ratus lima puluh juta rupiah).

6. Bahwa namun dengan diterbitkannya objek sengketa oleh Tergugat atas nama Latifah
Libriany hal tersebut sangat merugikan Penggugat, karena Penggugat menjadi
kehilangan hak untuk memiliki dan menguasai tanah dan bangunan SHM Nomor
6222/Cilandak Barat sejak tahun 2003 sampai dengan 2021 ini, Penggugat menjadi
tidak dapat memanfaatkan dengan baik tanah dan bangunan SHM Nomor
6222/Cilandak Barat tersebut, dan di usia yang telah lanjut ini (70 tahun lebih)
Penggugat sangat ini agar tanah dan bangunan Sertipkat Hak Milik Nomor
6222/Cilandak Barat tersebut sepenuhnya kembali dalam penguasaan Penggugat agar
Penggugat dapat menikmati memiliki objek sengketa yang memang sejak awal adalah
milik Penggugat.

Bahwa berdasarkan hal-hal diuraikan tersebut telah jelas bahwa kepentingan Penggugat telah
dirugikan dengan adanya objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (1) UndangUndang Nomor 9 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha
Negara.

VI. DASAR GUGATAN PENGGUGAT

1. Bahwa Penggugat berdasarkan Kartu Tanda Penduduk Nomor 3174061506510002,


yang dikeluarkan tanggal 12 Februari 2012 atas nama Iswandono dan Kartu Keluarga
atas nama Kepala Keluarga Iswandono (Penggugat), diperoleh fakta bahwa
Penggugat, tercatat sebagai penduduk Jl. Keuangan VI No.57 RT.005 RW.05 Kel.
Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan, dan sampai dengan
saat ini Penggugat masih menguasai fisik rumah dan tanah SHM Nomor
6222/Cilandak Barat, yang terletak di Jl. Keuangan VI No.57 RT.005 RW.05 Kel.
Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta Selatan.
2. Bahwa almarhum Sayadi Wiryo Hutoro (Ayah Penggugat) wafat tahun 1969, dan
almarhumah Kusnani Sayadi (Ibu Penggugat), meninggalkan 3 (tiga) orang putra-
putra yaitu bernama 1. Budi Mulyono, anak pertama, 2. Marsigit Yudoputro, anak
kedua dan 3. Iswandono (Penggugat), anak ketiga.
3. Bahwa setelah ayah Penggugat, Sayadi Wiryuhutoro meninggal dunia pada tanggal 28
Juli 1969, dengan meninggalkan Ny. Rr Kusnani, selaku janda mendiang R Sajadi
Wiryuhutoro, serta seorang anak Iswandono, di bawah umur, maka terhitung mulai
bulan Agustus 1969, Ny. Rr Kusnani berhak menempati rumah negara di Jl.
Keuangan VI No. F57, Cilandak, Jakarta Selatan.
4. Bahwa pada tahun 1977 atas permohonan dari Ny. Kusnani (Sajadi), maka rumah di
Jl. Keuangan VI No.F.57 Cilandak, Jakarta Selatan, semula rumah negara golongan II
(dua) dari Instansi Departemen Keuangan yang dengan surat keputusan Direktur
Jenderal Cipta Karya Nomor 00102/KPTS/CK/1977 tanggal 26 April 1977 telah
dirubah status golongannya menjadi rumah negara golongan III (tiga) dan sesuai
dengan surat keterangan Departemen Keuangan pada tanggal 7 Desember 1983 dihuni
oleh Ny. Kusnani R Sajadi Wiryuhutoro, artinya rumah negara tersebut dapat dijual
kepada yang menempati.
5. Bahwa dalam proses persidangan gugatan Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, saksi Sutrisna di bawah sumpah menerangkan, mengetahui rumah dinas yang
terletak di Jl. Keuangan VI No.F 57 RT.005 RW.05 Kel. Cilandak Barat, Kec.
Cilandak, Jakarta Selatan. Semula rumah tersebut merupakan rumah negara golongan
II dengan huruf daftar nomor (HDNO) AA.17.369 yang diserahkan oleh negara
kepada bapak Sayadi untuk ditempati. Pada perkembangannya rumah dinas tersebut
kemudian berubah statusnya menjadi rumah negara golongan III. Artinya, rumah
tersebut dapat dijual oleh negara kepada penghuninya. Setelah mendapatkan ijin
menempati, ibu Kusnani Sayadi lalu mengajukan permohonan pembelian rumah.
Permohonan disetujui oleh instansi yang berwenang dengan dikeluarkannya Surat
Keputusan penjualan rumah negeri. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut,
maka ibu Kusnani Sayadi berkewajiban melakukan pembayaran yang sudah
ditentukan besarannya, yaitu sebesar 5% (lima persen) dari harga taksiran sebagai
angsuran I (pertama) dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah dikeluarkannya
Surat Keputusan. Namun ibu Kusnani Sayadi belum sempat memenuhi kewajibannya
untuk membayar angsuran I (pertama) pembelian rumah negeri karena waktu itu
beliau sakit dan berada di Jogjakarta sampai wafatnya sekitar tahun 1980an tidak
memenuhi kewajiban membayar rumah.
6. Bahwa dalam proses persidangan gugatan Penggugat di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dari saksi Anni dan Saksi Sutrisna di bawah sumpah dimuka persidangan,
menerangkan setelah bapak Sayadi Wiryo Hutoro wafat, ibu Kusnani Sayadi
mengajukan permohonan untuk membeli rumah Jl. Keuangan VI No.F 57 RT.005
RW.05 Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan. Permohonan itu disetujui
oleh yang berwenang.
7. Bahwa sesuai surat pernyataan dari Budi Mulyono, Marsigit Yudoputro dan
Iswandono (Penggugat), dan didukung dengan keterangan saksi Anni dan Sutrisna
diperoleh fakta bahwa ibu Kusnani Sayadi, telah membagi harta warisan kepada anak-
anaknya, dan bersepakat memberikan rumah Cilandak yang ditinggali oleh Iswandono
(Penggugat) diberikan kepada Iswandono (Penggugat), membuktikan bahwa rumah di
Jl. Keuangan VI No.F.57 Cilandak, Jakarta Selatan, merupakan bahagian warisan dari
Iswandono (Penggugat)
8. Bahwa sesuai dengan Surat Pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh Budi
Mulyono dan Iswandono (Penggugat), selaku penghuni rumah negeri golongan III
yang terletak di Jl. Keuangan VI No.57 Cilandak, Jakarta Selatan HD No.AA.17369
berdasarkan surat penunjukan menempati rumah Negara (SIP) dari Direktorat Tata
Bangunan No.3935/KBY tanggal 12 Oktober 1977, menyerahkan penghunian rumah
negeri tersebut kepada Suripta, pekerjaan Pegawai Departemen Keuangan,
selanjutnya Departemen Pekerjaan Umum Derektorat Jenderal Cipta Karya Direktorat
Tata Bangunan dengan surat Nomor 3423/JKT-S/1994 menunjuk Suripta dengan 6
(enam) orang anak, untuk mendiami rumah negeri di Jl. Keuangan VI/F.57 Komp.
Keuangan Cilandak, Jakarta Selatan.
9. Bahwa sesuai dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh Suripta yang
meninggal dunia pada hari jumat tanggal 13 September 2013, menyatakan telah
sepakat dan setuju untuk membantu pengalihan nama kepemilikan rumah di Jl.
Keuangan VI/57 Cilandak, Jakarta Selatan dari kepemilikan atas nama Ibu Kusnani
Suyadi aim. (SIP No.3935/KBY tanggal 12 Oktober 1997/HD No.AA17369) menjadi
kepemilikannya atas nama saya (Suripta), sesuai dengan permohonan kesepakatan
yang telah dibuat ahli warisnya yang sah dan juga keponakan saya Iswandono dan
Budi Mulyono (anak kandung dari Bapak/Ibu Suryadi). Pengalihan kepemilikan
rumah ini dilakukan atas dasar sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi persyaratan dari Direktorat Tata Bangunan bahwa rumah
negeri yang terletak di Jl. Keuangan VI/57 Cilandak ini hanya dapat dimiliki oleh
orang yang berstatus pegawai negeri dan belum mempunyai rumah sendiri.
2. Karena keponakan saya (lswandono) berstatus bukan pegawai negeri dan
Budi Mulyono sudah pensiun dari Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK)
serta sudah mempunyai rumah sendiri.
3. Bahwa (Suripta) juga pernah tinggal dirumah tersebut di Jl. Keuangan
VI/57 Cilandak dari tahun 1965 dengan Bapak/lbu Suyadi, kemudian baru pada tahun
1968 Budi Mulyono beserta isteri dan anak-anak menyusul tinggal di rumah Cilandak.
Hal ini membuktikan bahwa Suripta menempati rumah negara di Jl. Keuangan VI/57
Cilandak, adalah untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Pemerintah.
10. Bahwa pada bulan Februari 2003 Suripta diberitahu oleh lswandono (Penggugat)
untuk menandatangani surat akte jual beli kepemilikan rumah di Jl. Keuangan VI
No.57 RT.005 RW.05 Kel. Cilandak Barat, Kec. Cilandak, Kota Administrasi Jakarta
Selatan dari atas nama Suripta menjadi Latifah Libriany, untuk dibuat sertipikat
rumah. Dan juga menandatangani kwitansi kosong dan tertulis harga rumah
Rp.350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) namun tidak ada dilakukan
pembayaran. Kemudian pada bulan Juni tahun 2004 lswandono (Penggugat) dan
Dewi (lsterinya) datang mengunjungi Suripto dan menceriterakan menyangkut
masalah rumah di Cilandak, dimana Stuart (suami Latifah) mau membayar rumah di
Cilandak hanya seharga Rp.190.000.000,00 (seratus sembilan puluh juta rupiah). Dari
fakta ini terbukti bahwa Latifah Libriany belum melakukan pembayaran atas harga
rumah yang disepakati seluruhnya Rp.350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta
rupiah).
11. Bahwa SHM No.6222 Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni 2003 nama Pemegang Hak
Suripta, telah terjadi perubahan karena Jual beli tercatat nama yang berhak dan
pemegang hak lain-lainnya Nyonya Latifah Libriany.
12. Bahwa berdasarkan hal-hal diuraikan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan berpendapat bahwa Latifah Libriany merubah yang berhak atas SHM
No.6222 Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni 2003 menjadi atas nama Nyonya Latifah
Libriany, adalah melawan hukum.
13. Bahwa karenanya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Putusan
Nomor 1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel., menyatakan Penggugat sebagai pemilik dari
tanah berikut bangunan SHM Nomor 6222/Cilandak Barat (objek sengketa).
14. Bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menyatakan Penggugat
sebagai pemilik dari tanah berikut bangunan SHM Nomor 6222/Cilandak Barat
(Objek Sengketa) tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap (pasti), hal
ini sebagaimana ternyata dari Surat Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Nomor : W10.U3/3091/HK.02/11/2021, tanggal 18 November 2021, Perihal : Surat
Keterangan Inkracht Perkara No.1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel.
15. Bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat dalam pertimbangan hukum
putusannya, bahwa mengenai petitum angka 4 (empat) yang menuntut agar
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghukum Tergugat untuk menyerahkan asli
SHM No.6222/Kec. Cilandak kepada Penggugat sebagai ahli waris yang sah dari ibu
Kusnani (almarhumah) sebagai janda dari bapak Sayadi Wirio Hutoro (almarhum),
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berpendapat bahwa SHM No.6222/Kec. Cilandak
nama yang berhak dan pemegang hak lain-lainnya, Nyonya Latifah Libriany lahir
tanggal 16 Oktober 1976, oleh karena SHM adalah putusan Tata Usaha Negara maka
yang berwenang untuk membatalkan putusan tersebut adalah Pengadilan Tata Usaha
Negara.
16. Bahwa berdasarkan hal-hal diuraikan tersebut, setelah putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Nomor 1053/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Sel., tanggal 27 September 2021
antara Penggugat melawan Latifah Libriany mempunyai kekuatan hukum yang tetap
(pasti), Penggugat dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh Undang-Undang
mengajukan gugatan Tata Usaha Negara ini untuk minta agar Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta membatalkan objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat.
17. Bahwa selain itu penerbitan objek sengketa tersebut juga tidak sesuai dengan Asas-
Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, khususnya asas kepastian hukum dan asas
pelayanan yang baik, yang diatur dalam Pasal 10 UndangUndang Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
18. Bahwa yang dimaksud Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam negara Hukum
yang mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundangundangan, kepatutan,
keajegan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan pemerintahan (Pasal
10 ayat 1 huruf a Undang-Undang No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan).
19. Bahwa Tergugat telah melanggar Asas Kepastian Hukum, karena berdasarkan putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
(pasti) yang menyatakan Penggugat sebagai pemilik tanah berikut bangunan objek
sengketa, maka Tergugat menurut hukum harus membatalkan objek sengketa yang
diterbitkan oleh Tergugat sendiri, karena pemilik atas objek sengketa adalah
Penggugat bukan Latifah Libriany.
20. Bahwa selanjutnya yang dimaksud asas pelayanan yang baik, adalah asas yang
memberikan pelayanan yang tepat waktu, prosedur, dan biaya yang jelas.
21. Bahwa Tergugat sebagai badan/pejabat pemerintahan yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat, dalam hal ini Penggugat, harus memberikan pelayanan yang baik
kepada Penggugat, sehingga Tergugat seharusnya membatalkan objek sengketa yang
memang berdasar dan beralasan untuk dibatalkan oleh Tergugat berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
22. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas, karenanya penerbitan objek sengketa oleh
Tergugat tersebut telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik, sebagaimana diatur dalam
Pasal 53 ayat (2) huruf a dan b UU No.9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara jo. Pasal 10
ayat (1) UU No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sehingga Surat
Keputusan Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh Tergugat tersebut menurut
hukum harus dinyatakan tidak sah atau batal, karena terdapat cacat wewenang,
prosedur, dan/atau substansi sebagaimana diatur dalam Pasal 66 ayat (1) UU No.30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

Berdasarkan atas alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, Penggugat mohon kiranya
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berkenan memberikan putusan sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan batal atau tidak sah SHM No.6222 Desa/Kel. Cilandak Barat tanggal 2 Juni
2003 Surat Ukur Nomor 06371/2003 tanggal 13 Mei 2003 seluas 289 m2 , atas nama Ny.
Latifah Libriany, yang diterbitkan oleh Tergugat.

3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut SHM No.6222 Desa/Kel. Cilandak Barat tanggal 2
Juni 2003 Surat Ukur Nomor 06371/2003 tanggal 13 Mei 2003 seluas 289 m2 , atas nama
Ny. Latifah Libriany, yang diterbitkan oleh Tergugat.

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam sengketa ini.

Atau apabila Majelis Hakim memiliki pendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,
Kuasa Hukum Penggugat
Galih Adzaningjagat S.H., M.H. Tulus Pamungkas, S.H

Anda mungkin juga menyukai