Anda di halaman 1dari 26

Jakarta, 3 April 2023

Kepada Yth. :
KETUA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA
Jalan A. Sentra Primer Baru Timur, Pulo Gebang,
Jakarta Timur- Kode Pos 13950

Perihal : GUGATAN TATA USAHA NEGARA

Dengan hormat,

LILIS LIMBARA, kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta,


beralamat di Pluit Mas Selatan Blok Q/21, RT.007 RW.018, Kelurahan Pejagalan,
Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, selaku Penggugat.

Dengan ini memberikan kuasa kepada IMAN NUL ISLAM N, S.H., M.H.,
HENDRAWAN AGUSTA, S.H., M.H., dan RAAF SANJA HALATTA, S.H.
kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, pekerjaan Para Advokat dari
FORSETI LAW OFFICE yang beralamat di Epicentrum Walk, Lantai 5, Suites
South No. 529 A, Jalan HR. Rasuna Said, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta
Selatan, yang dipilih sebagai domisili hukum Penggugat, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tertanggal 28 Februari 2023, dengan ini sah bertindak untuk dan
atas nama Penggugat.

Dengan ini bermaksud untuk mengajukan Gugatan Tata Usaha Negara,


kepada :

Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara, berkedudukan


di Jalan Melur Raya No. 10 RT 5/RW13, Kelurahan Rawa Badak Utara,
Kecamatan Koja, Kota Administrasi Jakarta Utara-kode pos 14230, selaku
Tergugat.

Adapun alasan dan dalil–dalil gugatan Penggugat, sebagai berikut :

A. OBJEK SENGKETA TATA USAHA NEGARA

1. Bahwa, Objek Sengketa keputusan tata usaha negara dalam perkara a


quo adalah Surat Nomor HP.02.02/484-31.72/II/2023 tanggal 8 Februari
2023 perihal Permohonan Blokir yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata
Usaha Negara yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta
Utara yang ditujukan kepada Forseti Law Office, selanjutnya disebut
“Objek Sengketa”.

Epicentrum Walk Lantai 5, Suites South 529 A, Jalan H.R. Rasuna Said, Karet Kuningan,
Setiabudi, Jakarta Selatan
1
B. KEWENANGAN MENGADILI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA
JAKARTA

2. Bahwa, Tergugat adalah Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi


Jakarta Utara.

3. Bahwa, dalam Pasal 1 angka (8) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009


tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara mengatur bahwa “Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang
melaksanakan urusan Pemerintahan berdasarkan Peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku”.

4. Bahwa Objek Sengketa dikeluarkan oleh Tergugat. Oleh karenanya,


Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara selaku
Tergugat adalah termasuk dalam definisi Pejabat Tata Usaha Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka (8) Undang-Undang No. 51
Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, karena Kepala Kantor
Pertanahan adalah Pejabat yang melaksanakan urusan Pemerintahan
berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

5. Bahwa, Objek Sengketa perkara a quo adalah Keputusan Tata Usaha


Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No.
51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang mengatur
bahwa Keputusan tata Usaha Negara adalah suatu Penetapan Tertulis
yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang
berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku, yang bersifat Konkret, Individual,
dan Final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan
Hukum Perdata.

Yang dimaksud Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009


Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yaitu:

a. Konkret: Surat Keputusan Objek Sengketa a quo yang dikeluarkan


Tergugat adalah nyata-nyata dibuat oleh Tergugat, tidak abstrak,
tetapi berwujud tertulis dan dapat ditentukan mengenai apa yang
akan dilakukan, dalam hal ini Tergugat mengeluarkan Surat Nomor
HP.02.02/484-31.72/II/2023 tanggal 8 Februari 2023 perihal
Permohonan Blokir;

2
b. Individual: Surat Keputusan Objek Sengketa a quo yang
dikeluarkan Tergugat tersebut berlaku khusus bagi Seseorang atau
Badan Hukum Perdata dan bukan untuk umum, dalam hal Objek
Sengketa dikeluarkan oleh Tergugat yang berlaku khusus ditujukan
kepada Penggugat (orang);

c. Final: karena Surat Keputusan Objek Sengketa a quo yang


dikeluarkan oleh Tergugat tersebut telah diputuskan tidak dapat
dicatatkan blokir oleh Tergugat sehingga menimbulkan sebab akibat
hukum kerugian bagi Penggugat yaitu tidak ada lagi upaya yang bisa
dilakukan selain pengajuan permohonan Blokir oleh Penggugat;

6. Bahwa, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi


Pemerintahan Jo. Peraturan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa
Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif
mengatur Tentang Upaya Administratif sebagai proses penyelesaian
sengketa yang dilakukan dalam lingkungan Administrasi Pemerintahan
sebagai akibat dikeluarkannya Objek Sengketa oleh Tegugat dan/atau
tindakan Tergugat yang merugikan kepada Penggugat.

7. Bahwa, Penggugat telah mengajukan Upaya Administratif kepada


Tergugat sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan yang
mengatur bahwa Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan
dan/atau Tindakan dapat mengajukan Upaya Administratif kepada
Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan.

8. Bahwa, adapun Upaya Administratif yang dilakukan oleh Penggugat


adalah mengajukan Keberatan kepada Tergugat sebagaimana Surat
Forseti Law Office Nomor 1578/Forseti/III/23 tanggal 13 Maret 2023
perihal Keberatan, selanjutnya disebut “Keberatan” (sekaligus kami
lampirkan). Namun demikian, Tergugat tidak ada sama sekali:

a. Melakukan penyelesaian Keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari


kerja yang ditentukan sebagaimana Pasal 77 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
yang mengatur bahwa ‘Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja’.
Adapun 10 hari kerja terhitung sejak tanggal Keberatan jatuh pada
tanggal 13 Maret 2023; dan

b. Menindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai dengan


permohonan Keberatan dari Penggugat yang dianggap dikabulkan
oleh Tergugat sebagaimana Pasal 77 ayat (6) Undang-Undang
3
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan yang
mengatur bahwa ‘Keberatan yang dianggap dikabulkan,
ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai dengan
permohonan keberatan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan’.

9. Bahwa, Gugatan ini telah tepat diajukan ke Pengadilan Tata Usaha


Negara Jakarta oleh Penggugat (orang) kepada Tergugat selaku Pejabat
Pemerintahan yang beralamat di Jalan Melur Raya No. 10 RT 5/RW13,
Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Kota Administrasi
Jakarta Utara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 12 Undang-
Undang No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
mengatur bahwa ‘Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha
negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang
atau badan hukum perdata’ Jo. Pasal 54 ayat (1) Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatur
bahwa ‘Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada
Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan Tergugat.’

10. Bahwa, berdasarkan uraian-uraian diatas, maka Objek Sengketa dan


wewenang Pengadilan atas pengajuan Gugatan ini telah tepat
dan sesuai diajukan kepada Tergugat ke Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta.

C. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATAN

11. Bahwa, dalam Pasal 55 Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara yang mengatur bahwa ‘Gugatan dapat
diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung
sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara’.

12. Bahwa, Penggugat menerima adanya Objek Sengketa pada tanggal 14


Februari 2023.

13. Bahwa, Penggugat juga telah melakukan upaya administratif yaitu


keberatan atas Objek Sengketa pada tanggal 13 Maret 2023 kepada
Tergugat sebagaimana Surat Forseti Law Office Nomor
1578/Forseti/III/23 tanggal 13 Maret 2023 perihal Keberatan.

4
14. Bahwa, namun demikian, Tergugat tidak ada sama sekali melakukan
penyelesaian keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja yang
ditentukan sejak pengajuan Keberatan dari Penggugat sebagaimana
Pasal 77 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan yang mengatur bahwa ‘Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan menyelesaikan keberatan paling lama 10
(sepuluh) hari kerja’.

15. Bahwa oleh karenanya, Gugatan Penggugat masih dalam tenggang


waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan oleh
Undang-Undang dan diajukan setelah melakukan upaya
administratif Keberatan kepada Tergugat serta tidak ada tindak
lanjut apapun dari Keberatan yang diajukan oleh Penggugat
kepada Tergugat.

D. KEPENTINGAN/LEGAL STANDING PENGGUGAT

16. Bahwa, Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan
Tata Usaha Negara mengatur bahwa ‘Orang atau Badan Hukum Perdata
yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan
Tata Usaha Negara dapat mengajukan Gugatan tertulis kepada
Pengadilan yang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata
Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau
tidak sah dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau
rehabilitas’.

17. Bahwa, adapun Penggugat merasa kepentingannya dirugikan oleh


Tergugat atas dikeluarkannya Objek Sengketa akan dijelaskan secara
rinci sebagai berikut:

1) Bahwa, Penggugat pemegang 8 Sertipikat Hak Milik sebagaimana


Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 800/II/B.24,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 1006/II/C.116,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A. 134,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A. 135,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A. 138,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139,
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140 dan
Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141,
karena terdapat persoalan, kedelapan (8) Sertifikat Hak Milik
tersebut sedang bersengketa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

5
karena adanya sengketa, maka Penggugat Permohonan Blokir
kepada Tergugat karena dengan dasar adanya sengketa hukum
dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum perkara No.
670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 sebagaimana
Surat Forseti Law Office Nomor 1460/Forseti/XI/22 tanggal 8
November 2022 perihal Permohonan Blokir.

2) Bahwa, Tergugat mengeluarkan Objek Sengketa yang pada


prinsipnya berisi Permohonan Blokir yang diajukan oleh Penggugat
tidak dapat dicatatkan blokir meskipun adanya sengketa hukum
dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum perkara No.
670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

3) Bahwa akibat hukum kerugian yang ditimbulkan dengan Objek


Sengketa terhadap Penggugat adalah kedelapan (8) SHM atas nama
Penggugat tersebut dapat dialihkan oleh Tergugat kepada pihak lain
meskipun masih adanya sengketa hukum dalam Gugatan Perbuatan
Melawan Hukum perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16
November 2022 pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

4) Bahwa lebih lanjut alasan pemblokiran adanya sengketa hukum


diperkuat dengan adanya Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan
Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan
Sita yang mengatur bahwa:

Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun


2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir dilakukan terhadap hak atas tanah atas perbuatan


hukum atau peristiwa hukum, atau karena adanya sengketa atau
konflik pertanahan.’

Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun


2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan:

a. Dalam rangka perlindungan hukum terhadap kepentingan atas


tanah yang dimohonkan blokir; dan

b. Paling banyak 1 (satu) kali oleh 1 (satu) pemohon pada 1 objek


tanah yang sama.’

5) Bahwa ketentuan Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita tersebut bersifat an sich, tanpa
ada tafsiran-tafsiran lainnya, sehingga Tergugat wajib untuk

6
mencatatkan blokir dengan alasan adanya sengketa hukum. Akibat
tidaknya dilakukan blokir oleh Tergugat, maka Penggugat mengalami
kerugian yaitu Tergugat dapat mengalihkan ke-8 Sertifikat Hak Milik
atas nama Penggugat kepada pihak lain meskipun masih adanya
sengketa hukum dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum perkara
No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

6) Bahwa tujuan Penggugat melakukan blokir tersebut karena adanya


sengketa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Perkara Perkara No.
670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022, sehingga
dengan adanya catatan blokir tersebut tidak dapat dilakukan
kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah.

7) Bahwa oleh karenanya terbukti dengan telak adanya kerugian


yang dialami oleh Penggugat atas Objek Sengketa yang
dikeluarkan oleh Tergugat yaitu Penggugat tidak dapat
mencatatkan blokir karena alasan masih adanya sengketa
dengan adanya Salinan Gugatan Perbuatan Melawan Hukum
Perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November
2022 kepada Tergugat.

8) Bahwa dengan demikian, Gugatan a quo telah memenuhi ketentuan


Pasal 53 ayat (1) Undang- Undang No. 9 Tahun 2004 Tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara diajukannya gugatan a quo kepada
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, karena kepentingan
Penggugat terbukti secara hukum telah dirugikan oleh Tergugat atas
dikeluarkannya Objek Sengketa oleh Tergugat.

18. Bahwa, berdasarkan hal tersebut di atas, maka telah tepatlah Penggugat
mengajukan Gugatan a quo kepada Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta untuk membatalkan Objek Sengketa yang dikeluarkan oleh
Tergugat. Karena, kepentingannya secara jelas dan nyata dirugikan oleh
Tergugat. Karena, dengan diterbitkannya Objek Sengketa oleh Tergugat
maka, Penggugat mengalami kerugian yaitu Tergugat dapat
mengalihkan ke-8 Sertifikat Hak Milik atas nama Penggugat
tersebut kepada pihak lain meskipun masih adanya sengketa
hukum dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Perkara No.
670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 sehingga
Penggugat tidak dapat mencatatkan blokir atas:

1) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 800/II/B.24


seluas 6,25 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
7
Blok B Nomor 24, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan. Ancol,
Kecamatan. Pademangan (dh. Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

2) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 1006/II/C.116


seluas 21,85 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok C Nomor 116, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan Ancol,
Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

3) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A. 134
seluas 10,07 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 134, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

4) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A. 135
seluas 10,08 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 135, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A. 138
seluas 13,02 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 138,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139
seluas 10,50 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 139,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8
7) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140
seluas 10,18 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 140,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141
seluas 10,19 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 141,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

PADAHAL, masih adanya sengketa di Pengadilan Negeri Jakarta


Pusat dalam perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst yang diakui
pula di dalam Objek Sengketa yang dikeluarkan oleh Tergugat bahwa
adanya perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst. Pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat.

E. DASAR DAN ALASAN PENGAJUAN GUGATAN

19. Bahwa sebagaimana Pasal Pasal 53 (2) huruf a dan b Undang-Undang


No. 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor. 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, permohonan
pembatalan Objek Sengketa diajukan dengan alasan:

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan


Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan


Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik;

20. Bahwa Penggugat sebagai pemilik tanah memiliki hubungan hukum


dengan tanah yang dimohonkan pemblokiran kepada Tergugat
sebagaimana Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) huruf a Peraturan Menteri
Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita yang
mengatur :

9
Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017
tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Perorangan atau badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


ayat (1) huruf a dan huruf b, wajib mempunyai hubungan hukum
dengan tanah yang dimohonkan pemblokiran.’

Pasal 5 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pemohon yang mempunyai hubungan hukum sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), terdiri atas : a. pemilik tanah, baik
perorangan maupun badan hukum.’

21. Bahwa Penggugat mengajukan permohonan pemblokiran telah


mencantumkan alasan yang jelas yaitu adanya sengketa yang dibuktikan
dengan adanya Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dalam Perkara
Nomor 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagaimana Surat Forseti Law Office
Nomor 1460/Forseti/XI/22 tanggal 8 November 2022 perihal
Permohonan Blokir selanjutnya disebut “Permohonan Blokir”.

22. Bahwa, Tergugat mengeluarkan Surat Nomor


HP.02.02/484-31.72/II/2023 tanggal 8 Februari 2023 perihal
Permohonan Blokir yang diterima oleh Penggugat pada tanggal 14
Februari 2023 in casu Objek Sengketa yang pada prinsipnya berisi
bahwa pengajuan blokir yang diajukan oleh Penggugat tidak dapat
dicatatkan blokir meskipun adanya sengketa hukum dalam Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst
tanggal 16 November 2022 pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

23. Bahwa, Lampiran II poin III perihal Pelayanan Pencatatan dan Informasi
Pertanahan sub 1. Pencatatan huruf a : Blokir atas Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan dinyatakan secara tegas bahwa
persyaratan Blokir, yaitu:

a. Formulir permohonan yang sudah diisi dengan disertai alasan


pemblokiran dan/atau salinan surat gugatan dan ditandatangani
pemohon atau surat kuasanya di atas materai cukup.

b. Surat Kuasa apabila dikuasakan.

c. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila


dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas
loket.

10
d. Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah
dicocokan dengan aslinya oleh petugas loket bagi badan hukum.

e. Dokumen pendukung pemblokiran (permintaan Peradilan dan/atau


permintaan aparat penegak hukum, perorangan atau badan hukum
yang menunjukkan bukti kepemilikan berupa Sertipikat asli dan/atau
bukti kepemilikan lainnya).

24. Bahwa lebih lanjut alasan pemblokiran adanya sengketa diperkuat


dengan adanya Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri Agraria
Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita yang mengatur
bahwa:

Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir dilakukan terhadap hak atas tanah atas perbuatan


hukum atau peristiwa hukum, atau karena adanya sengketa atau konflik
pertanahan.’

Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan:

a. Dalam rangka perlindungan hukum terhadap kepentingan atas tanah


yang dimohonkan blokir; dan

b. Paling banyak 1 (satu) kali oleh 1 (satu) pemohon pada 1 objek


tanah yang sama.’

25. Bahwa tujuan Penggugat melakukan blokir tersebut karena adanya


sengketa Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Perkara Perkara No.
670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022, sehingga dengan
adanya catatan blokir tersebut tidak dapat dilakukan kegiatan
pemeliharaan data pendaftaran tanah atas:

1) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 800/II/B.24


seluas 6,25 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok B Nomor 24, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan. Ancol,
Kecamatan. Pademangan (dh. Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

2) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 1006/II/C.116


seluas 21,85 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),

11
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok C Nomor 116, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan Ancol,
Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

3) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A. 134
seluas 10,07 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 134, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

4) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A. 135
seluas 10,08 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 135, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A. 138
seluas 13,02 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 138,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139
seluas 10,50 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 139,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

7) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140
seluas 10,18 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 140,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota

12
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141
seluas 10,19 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 141,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

26. Bahwa, Penggugat telah mengajukan Upaya Administratif kepada


Tergugat sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan yang
mengatur bahwa Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan
dan/atau Tindakan dapat mengajukan Upaya Administratif kepada
Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang menetapkan dan/atau
melakukan Keputusan dan/atau Tindakan.

27. Bahwa, adapun Upaya Administratif yang dilakukan oleh Penggugat


adalah mengajukan Keberatan kepada Tergugat sebagaimana Surat
Forseti Law Office Nomor 1578/Forseti/III/23 tanggal 13 Maret 2023
perihal Keberatan, selanjutnya disebut “Keberatan”. Namun demikian,
Tergugat tidak ada sama sekali:

a. Melakukan penyelesaian Keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari


kerja yang ditentukan sebagaimana Pasal 77 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
yang mengatur bahwa ‘Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan
menyelesaikan keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja’; dan

b. Menindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai dengan


permohonan Keberatan dari Penggugat yang dianggap dikabulkan
oleh Tergugat sebagaimana Pasal 77 ayat (6) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan yang
mengatur bahwa ‘Keberatan yang dianggap dikabulkan,
ditindaklanjuti dengan penetapan Keputusan sesuai dengan
permohonan keberatan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan’.

E.1 Objek Sengketa Bertentangan Dengan Peraturan Perundang-


undangan Yang Berlaku

28. Bahwa, Objek Sengketa bertentangan dengan Peraturan


Perundang Undangan yang berlaku. Karena, dengan dikeluarkannya
13
Objek Sengketa oleh Tergugat tersebut telah menyebabkan terjadinya
kerugian bagi Penggugat sehingga bertentangan dengan prinsip
kepastian hukum sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) dan ayat
(2), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 11 ayat (2) Peraturan
Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir
dan Sita serta Lampiran II poin III perihal Pelayanan Pencatatan
dan Informasi Pertanahan sub 1. Pencatatan huruf a : Blokir atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 1 tahun
2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan
yaitu tidak dapat mencatatkan Blokir atas:

1) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 800/II/B.24


seluas 6,25 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok B Nomor 24, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan. Ancol,
Kecamatan. Pademangan (dh. Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

2) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 1006/II/C.116


seluas 21,85 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok C Nomor 116, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan Ancol,
Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

3) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A. 134
seluas 10,07 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 134, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

4) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A. 135
seluas 10,08 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 135, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A. 138
seluas 13,02 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
14
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 138,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139
seluas 10,50 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 139,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

7) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140
seluas 10,18 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 140,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141
seluas 10,19 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 141,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

29. Bahwa sebagaimana Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri
Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita yang
mengatur bahwa:

Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir dilakukan terhadap hak atas tanah atas perbuatan


hukum atau peristiwa hukum, atau karena adanya sengketa atau konflik
pertanahan.’

Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Pencatatan blokir sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan:

a. Dalam rangka perlindungan hukum terhadap kepentingan atas tanah


yang dimohonkan blokir; dan

15
b. Paling banyak 1 (satu) kali oleh 1 (satu) pemohon pada 1 objek
tanah yang sama.’

30. Bahwa sebagaimana Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Menteri
Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita
mengatur bahwa:

Pasal 9 ayat (1) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Permohonan pencatatan blokir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


dilanjutkan dengan proses:

a. Pengkajian dan

b. Pencatatan;

Pasal 9 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017


tentang Tata Cara Blokir dan Sita:

‘Proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka


waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak surat permohonan diterima
lengkap.’

31. Bahwa sebagaimana Pasal 11 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria Nomor
13 tahun 2017 tentang Tata Cara Blokir dan Sita mengatur bahwa
‘Dalam hal hasil pengkajian menolak permohonan pencatatan, Kepala
Kantor Pertanahan memberitahukan secara tertulis melalui surat resmi
kepada pemohon blokir dan/atau pihak-pihak yang bersangkutan
disertai alasan penolakannya’.

32. Bahwa sebagaimana Lampiran II poin III perihal Pelayanan Pencatatan


dan Informasi Pertanahan sub 1. Pencatatan huruf a : Blokir atas
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 1 tahun 2010
tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan mengatur bahwa
persyaratan blokir yaitu:

a. Formulir permohonan yang sudah diisi dengan disertai alasan


pemblokiran dan/atau salinan surat gugatan dan ditandatangani
pemohon atau surat kuasanya di atas materai cukup.

b. Surat Kuasa apabila dikuasakan.

c. Fotocopy identitas pemohon (KTP, KK) dan kuasa apabila


dikuasakan, yang telah dicocokkan dengan aslinya oleh petugas
loket.

d. Fotocopy Akta Pendirian dan Pengesahan Badan Hukum yang telah


dicocokan dengan aslinya oleh petugas loket bagi badan hukum.
16
e. Dokumen pendukung pemblokiran (permintaan Peradilan dan/atau
permintaan aparat penegak hukum, perorangan atau badan hukum
yang menunjukkan bukti kepemilikan berupa Sertipikat asli dan/atau
bukti kepemilikan lainnya).

33. Bahwa berdasarkan alasan Objek Sengketa bertentangan dengan


Peraturan Perundang-undangan diatas terbukti bahwa Tergugat telah
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) dan
ayat (2), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 11 ayat (2)
Peraturan Menteri Agraria Nomor 13 tahun 2017 tentang Tata
Cara Blokir dan Sita serta Lampiran II poin III perihal Pelayanan
Pencatatan dan Informasi Pertanahan sub 1. Pencatatan huruf a :
Blokir atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan
Pertanahan yaitu:

1) Pencatatan Permohonan blokir yang dimohonkan oleh Penggugat


berdasarkan alasan adanya sengketa perkara Gugatan Perbuatan
Melawan Hukum Perkara Perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst
tanggal 16 November 2022 guna perlindungan hukum kepentingan
tanah tapi Tergugat menolaknya dengan mengeluarkan keputusan
Objek Sengketa; dan

2) Pengkajian dan pencatatan penolakan permohonan Blokir yang


dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja oleh Tergugat yaitu sejak
tanggal 8 November 2022 sampai dengan 11 November 2022, yang
berarti pada tanggal 14 November 2022 seharusnya Tergugat
memberitahukan secara tertulis melalui surat resmi kepada
pemohon blokir in casu Penggugat. Tapi Objek Sengketa yang
dikeluarkan oleh Tergugat justru tertanggal 8 Februari 2023 dan
baru diterima oleh Penggugat pada tanggal 14 Februari 2023.

E.2 Objek Sengketa Bertentangan Dengan Asas-Asas Umum


Pemerintahan Yang Baik

34. Bahwa, tindakan Tergugat dalam menerbitkan Objek Sengketa juga


bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik yang
menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999
Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme antara lain asas yang menjunjung tinggi norma
kesusilaan, kepatutan dan norma hukum, untuk mewujudkan

17
penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme, sebagai berikut:

a. Asas Kepastian Hukum

Bahwa, yang dimaksud yaitu, asas dalam Negara hukum yang


mengutamakan landasan Peraturan Perundang-Undangan, kepatutan
dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara. Maka,
tindakan Tergugat merupakan pelanggaran terhadap asas kepastian
hukum, baik formil maupun materiil. Sehingga, Tergugat telah
bertindak tidak sesuai dengan kewajiban hukumnya sebagaimana
ditetapkan dalam Undang- Undang. Sehingga, menimbulkan
kerugian materiil maupun immateriil bagi Penggugat;

b. Asas Tertib Penyelenggara Negara

Bahwa, yang dimaksud adalah landasan keteraturan, keselarasan,


dan keseimbangan dalam pengendalian Penyelenggaraan Negara.
Sehingga, dengan dikeluarkannya Objek Sengkerta a quo oleh
Tergugat telah melanggar Tertib Penyelenggaraan Negara dan
merugikan kepentingan Penggugat Sehingga, mengakibatkan
Penggugat tidak dapat mencatatkan blokir 8 sertifikat hak milik atas
nama Nyonya Lilis Limbara yang masih sengketa hukum dengan
alasan masih adanya sengketa hukum sebagaimana Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst
tanggal 16 November 2022 dan Objek Sengketa tersebut juga tidak
tertib penyelenggara negara yaitu Tergugat tidak langsung
memberitahukan atas hasil pengkajian penolakan permohonan
pencatatan blokir yang dimohonkan oleh Penggugat sejak tanggal 8
November 2022 sampai dengan tanggal 11 November 2022 (3 hari
kerja) yaitu dalam proses pengkajian dan pencatatan penolakan
blokir adalah jelas bertentangan dengan asas tertib penyelenggara
negara.

c. Asas Akuntabilitas

Bahwa, dalam penjelasan Pasal 3 Angka 7 Undang-Undang Nomor


28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang dimaksud dengan
Asas Akuntabilitas adalah, asas yang menentukan bahwa, setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. Dengan
demikian, Objek Sengketa bertentangan dengan Asas Akuntabilitas
karena terdapat cacat hukum administrasi dalam penerbitan
18
keputusan Objek Sengketa karena senyata-nyatanya Objek
Sengketa didasari adanya sengketa hukum sebagaimana Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst
tanggal 16 November 2022 dan Objek Sengketa tersebut juga tidak
akuntabel yaitu Tergugat tidak langsung memberitahukan kepada
Penggugat atas hasil pengkajian penolakan permohonan pencatatan
blokir yang dimohonkan oleh Penggugat sejak tanggal 8 November
2022 sampai dengan tanggal 11 November 2022 (3 hari kerja) yaitu
dalam proses pengkajian dan pencatatan penolakan blokir.

d. Asas Kecermatan

Bahwa, asas kecermatan sebagai keharusan Badan atau Pejabat


Administrasi Negara untuk senantiasa bertindak secara hati-hati,
untuk mempertimbangkan secara cermat pada waktu membuat
Keputusan TUN, dengan terlebih dahulu mencari gambaran yang
jelas mengenai semua fakta hukum relevan serta Peraturan
Perundang-Undangan yang mendasarinya dan memperhatikan
kepentingan hukum Penggugat agar tidak menimbulkan kerugian
bagi warga masyarakat. Dengan demikian Tergugat yang telah
mengeluarkan Objek Sengketa padahal jelas telah adanya sengketa
hukum sebagaimana Gugatan Perbuatan Melawan Hukum perkara
No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst tanggal 16 November 2022 dan
Objek Sengketa tersebut juga dibuat dengan tidak cermat yaitu
Tergugat tidak langsung memberitahukan kepada Penggugat atas
hasil pengkajian penolakan permohonan pencatatan blokir yang
dimohonkan oleh Penggugat sejak tanggal 8 November 2022 sampai
dengan tanggal 11 November 2022 (3 hari kerja) yaitu dalam proses
pengkajian dan pencatatan penolakan blokir adalah jelas
bertentangan dengan asas kecermatan.

35. Bahwa, oleh karenanya beralasan hukum bila Objek Sengketa a quo
dinyatakan BATAL atau TIDAK SAH.

36. Bahwa, oleh karena Objek Sengketa telah dinyatakan BATAL atau
TIDAK SAH, maka Tergugat diwajibkan untuk mencatat blokir pada:

a. Buku Tanah, pada kolom pencatatan Pendaftaran Peralihan Hak,


Pembebanan dan Pencatatan Lainnya; dan

b. Surat Ukur, pada lembar gambar surat ukur yang masih tersedia
atau pada kertas terpisah dan dilekatkan pada surat ukur yang
dimaksud dalam hal tidak tersedia ruang kosong pada surat ukur
untuk mencatat blokir

Terhadap :
19
1) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 800/II/B.24
seluas 6,25 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok B Nomor 24, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan. Ancol,
Kecamatan. Pademangan (dh. Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

2) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 1006/II/C.116


seluas 21,85 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian JITC Blok IA, Lantai II
Blok C Nomor 116, Jalan Raya Mangga Dua), Kelurahan Ancol,
Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan), Kota Jakarta Utara,
Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

3) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A. 134
seluas 10,07 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 134, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

4) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A. 135
seluas 10,08 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara (Penggugat),
terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat
dikenal dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok
A Nomor 135, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta
Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A. 138
seluas 13,02 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 138,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139
seluas 10,50 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
20
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 139,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

7) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140
seluas 10,18 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 140,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta; dan

8) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141
seluas 10,19 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di Rumah
Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal dengan
Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 141,
Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

37. Bahwa dengan Tergugat berada di pihak yang kalah, maka Tergugat
dihukum untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara a
quo.

E.3 PENUNDAAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA A


QUO IN CASU SURAT NOMOR HP.02.02/484-31.72/II/2023
TANGGAL 8 FEBRUARI 2023 PERIHAL PERMOHONAN BLOKIR

38. Bahwa, upaya penundaan pelaksanaan Objek Sengketa sebagaimana


diatur dalam Pasal 67 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a
dan b Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, yaitu:

Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara:

‘Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya Keputusan


Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara serta tindakan Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang digugat’

21
Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara:

‘Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan


Keputusan Tata Usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa
Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan Pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap.’

Pasal 67 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara:

‘Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan


sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya’

Pasal 67 ayat (4) huruf a Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986


tentang Peradilan Tata Usaha Negara:

‘Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat


dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang
mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan
Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan’.

Pasal 67 ayat (4) huruf b Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986


tentang Peradilan Tata Usaha Negara:

‘Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak


dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka
pembangunan mengharuskan dilaksanakannya keputusan tersebut.’

39. Bahwa, dengan sangat langkanya Tergugat mengeluarkan Objek


Sengketa dalam praktek Permohonan Blokir dan dengan adanya Objek
Sengketa patut diduga keras menimbulkan pelaksanaan Keputusan
Objek Sengketa yaitu adanya peralihan hak atas tanah Penggugat
kepada pihak manapun yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar
bagi Penggugat meskipun adanya sengketa hukum dalam Gugatan
Perbuatan Melawan Hukum perkara No. 670/Pdt.G/2022 PN.Jkt.Pst
tanggal 16 November 2022 sebagaimana Surat Forseti Law Office Nomor
1460/Forseti/XI/22 tanggal 8 November 2022 perihal Permohonan
Blokir. Oleh karenanya, sangatlah beralasan dan sangat mendesak
bahwa dengan cara ini lah Penggugat memohon kepada Ketua
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta cq. Majelis Hakim Pemeriksa
Perkara agar dapat memutus terlebih dahulu dari pokok sengketa
a quo yaitu menunda pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara
in casu Surat Nomor HP.02.02/484-31.72/II/2023 tanggal 8
Februari 2023 selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha Negara

22
(perkara a quo) sedang berjalan, sampai ada Putusan Pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

F. PETITUM

Berdasarkan dalil-dalil dan alasan-alasan yang telah diuraikan di atas,


Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
c.q Majelis Hakim Pemeriksa Perkara yang memeriksa dan mengadili perkara
ini, selanjutnya menjatuhkan Putusan yang amar putusan berbunyi sebagai
berikut:

I. PERMOHONAN PENUNDAAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN TATA


USAHA NEGARA A QUO IN CASU SURAT NOMOR HP.02.02/484-
31.72/II/2023 TANGGAL 8 FEBRUARI 2023 PERIHAL
PERMOHONAN BLOKIR:

1. Mengabulkan Permohonan Penundaan Penggugat.

2. Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan Keputusan


Tata Usaha Negara sebagaimana SURAT NOMOR HP.02.02/484-
31.72/II/2023 TANGGAL 8 FEBRUARI 2023 PERIHAL
PERMOHONAN BLOKIR yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha
Negara yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta
Utara selaku Tergugat selama pemeriksaan sengketa Tata Usaha
Negara (perkara a quo) sedang berjalan, sampai ada Putusan
Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap.

II. Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan batal atau tidak sah keputusan objek sengketa berupa


Surat Nomor HP.02.02/484-31.72/II/2023 tanggal 8 Februari 2023
perihal Permohonan Blokir yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha
Negara yang ditujukan kepada Forseti Law Office yaitu Kepala
Kantor Pertanahan Kota Administrasi Jakarta Utara selaku Tergugat.

3. Memerintahkan Tergugat mencabut Surat Nomor HP.02.02/484-


31.72/II/2023 tanggal 8 Februari 2023 perihal Permohonan Blokir
yang dikeluarkan oleh Pejabat Tata Usaha Negara yang ditujukan
kepada Forseti Law Office yaitu Kepala Kantor Pertanahan Kota
Administrasi Jakarta Utara.
23
4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencatat blokir pada:
a. Buku Tanah, pada kolom pencatatan Pendaftaran Peralihan Hak,
Pembebanan dan Pencatatan Lainnya; dan
b. Surat Ukur, pada lembar gambar surat ukur yang masih tersedia
atau pada kertas terpisah dan dilekatkan pada surat ukur yang
dimaksud dalam hal tidak tersedia ruang kosong pada surat
ukur untuk mencatat blokir

Terhadap :

1) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor


800/II/B.24 seluas 6,25 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara
(Penggugat), terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya
Mangga Dua (setempat dikenal dengan Rumah Susun Non
Hunian JITC Blok IA, Lantai II Blok B Nomor 24, Jalan Raya
Mangga Dua), Kelurahan. Ancol, Kecamatan. Pademangan (dh.
Penjaringan), Kota Jakarta Utara, Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;

2) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor


1006/II/C.116 seluas 21,85 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara
(Penggugat), terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya
Mangga Dua (setempat dikenal dengan Rumah Susun Non
Hunian JITC Blok IA, Lantai II Blok C Nomor 116, Jalan Raya
Mangga Dua), Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan), Kota Jakarta Utara, Propinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;

3) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 757/II/A.


134 seluas 10,07 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara
(Penggugat), terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya
Mangga Dua (setempat dikenal dengan Rumah Susun Non
Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 134, Kelurahan
Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

4) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 758/II/A.


135 seluas 10,08 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara
(Penggugat), terletak di Rumah Susun JITC IA Jalan Raya
Mangga Dua (setempat dikenal dengan Rumah Susun Non
Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A Nomor 135, Kelurahan
Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu Penjaringan) Kota
24
Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya Jakarta Utara), Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun Nomor 761/II/A.


138 seluas 13,02 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di
Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal
dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A
Nomor 138, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya
Jakarta Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 762/II/A. 139
seluas 10,50 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di
Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal
dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A
Nomor 139, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya
Jakarta Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

7) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 763/II/A. 140
seluas 10,18 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di
Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal
dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A
Nomor 140, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya
Jakarta Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; dan

8) Sertifikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No. 764/II/A. 141
seluas 10,19 m2 atas nama Nyonya Lilis Limbara terletak di
Rumah Susun JITC IA Jalan Raya Mangga Dua (setempat dikenal
dengan Rumah Susun Non Hunian ITC Blok IA, Lantai II Blok A
Nomor 141, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan (dahulu
Penjaringan) Kota Jakarta Utara (dahulu Kab./Kotamadya
Jakarta Utara), Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul


dalam perkara a quo.

Atau

Apabila Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta c.q Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono).

25
Demikian Gugatan ini diajukan, semoga Ketua Pengadilan Tata Usaha
Negara Jakarta cq. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara berkenan
mengabulkannya.

Hormat kami,

FORSETI LAW OFFICE


Kuasa Hukum Penggugat,

IMAN NUL ISLAM N.,S.H., M.H. HENDRAWAN AGUSTA, S.H., M.H.

RAAF SANJA HALATTA, S.H.

26

Anda mungkin juga menyukai