Anda di halaman 1dari 47

PUTUSAN

NOMOR 591/G/2023/PTUN.JKT

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus


dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara dalam tingkat pertama
dengan acara biasa yang dilaksanakan secara elektronik melalui Aplikasi E-
Court Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menjatuhkan Putusan
sebagai berikut dalam perkara antara:
Ir. DARWIN MASRUL HARAHAP, Kewarganegaran Indonesia,
Pekerjaan Tidak Bekerja, bertempat tinggal di Komplek LAPAN Blok
H-4 Nomor 65, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur;
Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;
LAWAN
SEKRETARIS UTAMA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,
berkedudukan di Jalan M.H. Thamrin Nomor 8, Jakarta Pusat;
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: B-7062/II.2/HK.03.00/
11/2023, tanggal 29 November 2023, memberikan kuasa kepada:
1. Natasha Primadona, S.H., M.H.;
2. Isrard, S.H., M.H.;
3. Erlin Triartha Yuliani, S.H., M.H.;
4. Muhammad Tarmidzi, S.H.;
5. Alberiza Hutranto, S.H.;
6. Ditta Taurina, S.H., M.Si.;
Semuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri
Sipil pada Badan Riset dan Inovasi Nasional, beralamat kantor di
Jalan M.H. Thamrin Nomor 8, Jakarta Pusat 10340, Email
muha236@brin.go.id;
Selanjutnya disebut TERGUGAT;
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut, telah membaca:

Halaman 1 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


1. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor
591/PEN-DIS/2023/PTUN-JKT, tanggal 21 November 2023, tentang
Penetapan Lolos Dissmisal;
2. Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor
591/PEN-MH/2023/PTUN-JKT, tanggal 21 November 2023, tentang
Penunjukan Susunan Majelis Hakim;
3. Surat Penunjukan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor 591/PEN-PPJS/2023/PTUN-JKT, tanggal 21 November 2023,
tentang Penunjukan Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti;
4. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 591/PEN-PP/2023/PTUN-JKT,
tanggal 21 November 2023, tentang Penetapan Hari Pemeriksaan
Persiapan;
5. Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 591/PEN-HS/2023/PTUN-JKT,
tanggal 20 Desember 2023, tentang Penetapan Hari Sidang;
6. Berkas perkara yang bersangkutan dan bukti-bukti surat, serta
mendengar keterangan Para Pihak yang bersengketa dalam
Persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tanggal 21 November


2023, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta pada tanggal 21 November 2023, dengan Register perkara Nomor:
591/G/2023/PTUN.JKT., dan telah diperbaiki pada tanggal 20 Desember
2023, yang mengemukakan pada pokoknya:
I. OBJEK SENGKETA;
Bahwa yang menjadi Objek Sengketa dalam gugatan ini adalah:
Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor: B-
3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023, Perihal: Pemberitahuan
Pengosongan Rumah Negara. Selanjutnya disebut Objek Sengketa;
II. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA;
1. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, Keputusan Tergugat tersebut

Halaman 2 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


merupakan penetapan tertulis yang diterbitkan oleh Badan/Pejabat
Tata Usaha Negara, dengan alasan:
Keputusan Objek Sengketa yang dikeluarkan oleh Tergugat
merupakan keputusan yang bersifat:
Konkret: bahwa keputusan Objek Sengketa yang dikeluarkan oleh
Tergugat tersebut bersifat nyata, tidak abstrak, dan ditujukan kepada
Penggugat;
Individual: bahwa keputusan Tergugat tersebut ditujukan kepada
Penggugat bukan kepada umum;
Final: bahwa keputusan Tergugat tersebut sudah definitif yang tidak
membutuhkan lagi persetujuan dari lembaga atau pihak lain baik
secara vertikal maupun horizontal, dan karenanya, telah
menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat;
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 87 UU AP menyebutkan:
Dengan berlakunya Undang-Undang ini, Keputusan Tata Usaha
Negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 harus dimaknai sebagai:
a. Penetapan tertulis yang juga mencakup tindakan faktual;
b. Keputusan Badan dan/atau Pejabat Tata Usaha Negara di
lingkungan eksekutif, legislatif, yudikatif, dan penyelenggara
negara lainnya;
c. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan AUPB;
d. Bersifat final dalam arti lebih luas;
e. Keputusan yang berpotensi menimbulkan akibat hukum;
dan/atau;
f. Keputusan yang berlaku bagi Warga Masyarakat;
3. Dengan demikian Objek Sengketa telah memenuhi unsur-unsur
sebagai Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud
dalam Ketentuan Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 tentang
Peratun dan ketentuan Pasal 87 UU AP;

Halaman 3 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


4. Bahwa atas penerbitan Objek Sengketa tersebut, Penggugat telah
menyelesaikan upaya administratif sebagaimana berikut ini;
5. Bahwa Objek Sengketa, Penggugat terima tanggal 7 Agustus 2023
melalui staf Tergugat yang diantar langsung ke alamat Penggugat;
6. Bahwa atas diterimanya Objek Sengketa, Penggugat keberatan dan
mengajukan Upaya Administratif berupa Keberatan kepada Tergugat
melalui Surat Keberatan tertanggal 10 Agustus 2023;
7. Bahwa atas keberatan sebagaimana angka 6 di atas, kemudian
Tergugat menerbitkan jawaban, yang Penggugat terima tanggal 1
September 2023;
8. Bahwa atas terbitnya jawaban tersebut, Penggugat mengajukan
Keberatan kepada Tergugat lagi tertanggal 6 September 2023
melalui jasa pengiriman JNE. Di samping itu, Penggugat mengajukan
banding kepada Presiden RI melalui Surat tertanggal 6 September
2023 yang dikirim melalui jasa pengiriman JNE;
9. Bahwa terhadap upaya administratif atas penerbitan Obyek
Sengketa tersebut, tidak mendapat tanggapan dari Tergugat dan
juga oleh Presiden RI hingga gugatan a quo didaftarkan;
10. Bahwa setelah keberatan dan Banding Penggugat tidak mendapat
tanggapan dari Tergugat dan Presiden RI, kemudian Penggugat
ajukan gugatan a quo tanggal 21 Nopember 2023 melalui e court
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta;
11. Bahwa Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berkedudukan di Jakarta, yang mengeluarkan keputusan
berdasarkan wewenang yang ada padanya atau dilimpahkan
kepadanya yang dapat digugat oleh seseorang atau badan hukum
perdata;
12. Bahwa oleh karena Penggugat telah melakukan Keberatan dan
Banding, dan Objek Sengketa yang merupakan Keputusan Tata
Usaha Negara, serta Tergugat merupakan Badan/Pejabat TUN,
maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta berwenang

Halaman 4 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


memeriksa, mengadili, dan menyelesaikan sengketa ini sebagai
peradilan tingkat pertama;
13. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka jelas Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta berwenang untuk memeriksa, mengadili,
dan memutus sengketa a quo;
III. TENGGANG WAKTU DAN UPAYA ADMINISTRATIF;
1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 55 Undang-undang Nomor 51
tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan:
“Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 90 (sembilan
puluh) hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara”;
2. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan
Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah
Menempuh Upaya Administratif (Perma Nomor 6 Tahun 2018)
menyebutkan:
“Tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90
(sembilan puluh) hari sejak keputusan atas upaya administratif
diterima oleh Warga Masyarakat atau diumumkan oleh Badan
dan/atau Pejabat Administrasi Pemerintahan yang menangani
penyelesaian upaya administratif”;
3. Bahwa menurut Pasal 2 ayat (1) Perma Nomor 6 Tahun 2018,
menyebutkan: “Pengadilan berwenang menerima, memeriksa,
memutus dan menyelesaikan sengketa administrasi pemerintahan
setelah menempuh upaya administratif”;
4. Bahwa Objek Sengketa, Penggugat terima tanggal 7 Agustus 2023
melalui staf Tergugat yang diantar langsung ke alamat Penggugat.
Sementara jawaban atas keberatan Penggugat terima tanggal 1
September 2023;
5. Bahwa atas diterimanya Objek Sengketa, Penggugat keberatan dan
mengajukan Upaya Administratif sebagaimana ditentukan dalam Pasal

Halaman 5 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


75 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, (selanjutnya disebut UU Administrasi Pemerintahan)
menyebutkan:
Ayat (1) : Warga Masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan
dan/atau Tindakan dapat mengajukan Upaya Administratif
kepada Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat yang
menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau
Tindakan;
Ayat (2) : Upaya Administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. keberatan; dan;
b. banding;
6. Bahwa mengenai keberatan diatur dalam ketentuan Pasal 77 UU
Administrasi Pemerintahan yang menyebutkan:
Ayat (1) : Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling
lama 21 (dua puluh satu) hari kerja sejak diumumkannya
Keputusan tersebut oleh Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan;
Ayat (2) : Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
secara tertulis kepada Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan yang menetapkan Keputusan;
7. Bahwa atas diterimanya Objek Sengketa tersebut, kemudian
Penggugat mengajukan Keberatan kepada Tergugat melalui Surat
Keberatan tertanggal 10 Agustus 2023;
8. Bahwa atas keberatan sebagaimana angka 2 di atas, kemudian
Tergugat menerbitkan jawaban, yang Penggugat terima tanggal 1
September 2023;
9. Bahwa atas terbitnya jawaban, Penggugat mengajukan Keberatan
lagi kepada Tergugat tertanggal 6 September 2023 melalui jasa
pengiriman JNE. Di samping itu, Penggugat mengajukan banding
kepada Presiden RI melalui Surat tertanggal 6 September 2023 yang
dikirim melalui jasa pengiriman JNE;

Halaman 6 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


10. Bahwa Terhadap upaya administratif atas penerbitan Obyek
Sengketa tersebut, tidak mendapat tanggapan yang tidak sesuai
kondisi Penggugat dari Tergugat dan juga oleh Presiden RI hingga
gugatan a quo didaftarkan;
11. Bahwa setelah keberatan dan Banding Penggugat tidak mendapat
tanggapan dari Tergugat dan Presiden RI, kemudian Penggugat
ajukan gugatan a quo tanggal 21 Nopember 2023 melalui e court
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta;
12. Bahwa hingga saat gugatan ini didaftarkan, ternyata Tergugat, belum
juga membalas upaya keberatan dalam jangka waktu 10 (sepuluh)
hari kerja, sehingga dapat diartikan upaya keberatan ditolak. Oleh
karena Penggugat telah melakukan upaya administratif dan belum
ada jawaban hingga hari ke-10, gugatan ini bukan lagi gugatan
prematur, maka gugatan ini secara keseluruhan telah memenuhi
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung R.I No. 6 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi
Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif;
13. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 55 UU Peratun dan ketentuan
Pasal 5 ayat (1) Perma No. 6/2018, maka pengajuan gugatan a quo
masih memenuhi tenggang waktu 90 hari sejak keputusan atas
upaya administratif;
IV. TENTANG KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN;
1. Bahwa ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan, “Orang atau
badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar
Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan
batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi
dan/atau direhabilitasi”;

Halaman 7 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


2. Bahwa terbitnya Objek Sengketa menimbulkan akibat hukum
tersendiri yang merugikan pribadi Penggugat, karena Penggugat
diminta untuk mengosongkan rumah yang dihuni Penggugat selama
kurang lebih 37 tahun;
3. Bahwa demikian juga terbitnya tanggapan dan jawaban yang
menolak memberikan uang kerohiman kepada Penggugat,
sementara untuk menghuni rumah dimaksud, Penggugat telah
mengeluarkan biaya sebanyak kurang lebih Rp 648 juta;
4. Bahwa dengan demikian, Gugatan Penggugat terhadap Objek
Sengketa terbukti telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1), UU
Peratun;
V. DASAR DAN ALASAN GUGATAN;
1. Bahwa Penggugat adalah mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)—sekarang
dilebur menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)—yang
mulai masuk bekerja tahun 1984 dan mendapatkan pengangkatan
sebagai CPNS 26 Januari 1985, sebagai PNS golongan III/a pada 25
Februari 1986, kemudian mendapat kenaikan golongan III/b pada 27
Oktober 1989;
2. Bahwa semasa Penggugat menjadi PNS hingga sekarang, telah
menghuni Rumah Negara di Komplek Perumahan LAPAN Blok H-4
No. 65, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, sesuai dengan Surat
Penunjukan Rumah/Surat Ijin Menghuni Nomor: LPN/152/S.I.M./III/
86 tanggal 31 Maret 1986 yang diberikan oleh Ketua Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional—bahwa yang jumlah rumah di
dalam komplek sebanyak 71 (tujuh puluh satu) unit rumah;
3. Bahwa Surat Izin Menghuni Nomor: LPN/152/S.I.M./III/86 tanggal 31
Maret 1986 telah dicabut berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor: 287 Tahun 2018
tanggal 25 Juni 2018 tentang Pencabutan Surat Penunjukan
Rumah/Surat Ijin Menghuni Nomor LPN/154/S.I.M/III/86;

Halaman 8 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


4. Bahwa atas pencabutan izin menghuni tersebut, Penggugat mengajukan
gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dengan perkara
Nomor: 264/G/2018/PTUN.JKT, tanggal 18 Maret 2019 dengan
amar sebagai berikut:
MENGADILI:
1) Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Dapat Diterima (Niet
Onvanklijk verklaard);
2) Menghukum Penggugat Untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 203.000, (dua ratus tiga ribu rupiah);
5. Bahwa selanjutnya, Penggugat mengajukan upaya Banding dengan
perkara Nomor: 174/B/2019/PT.TUN.JKT, tanggal 05 Agustus 2019,
dengan amar sebagai berikut:
MENGADILI:
- Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;
- Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor 264/G/2018/PTUN-JKT tanggal 20 Maret 2019 yang
dimohonkan banding, dengan perbaikan amar putusan sebagai
berikut:
DALAM POKOK PERKARA:
1) Menolak gugatan Penggugat/Pembanding;
2) Menghukum Penggugat/Pembanding, untuk membayar biaya
perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang untuk
tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp. 250.000.- (Dua ratus
lima puluh ribu rupiah);
6. Bahwa kemudian, Penggugat mengajukan Kasasi dengan perkara
Nomor: 18 K/TUN/2020, tanggal 27 Februari 2020, dengan amar:
MENGADILI:
1) Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi Ir. DARWIN
MASRUL HARAHAP;
2) Menghukum Pemohon Kasasi membayar biaya perkara pada
tingkat kasasi sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu Rupiah);

Halaman 9 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


7. Bahwa Penggugat bersama anggota keluarga Penggugat telah
menempati/menghuni rumah negara tersebut yang terletak di
Komplek Perumahan Lapan Blok H.4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur tersebut, sebagaimana terbukti dari:
a. Kartu Tanda Penduduk Provinsi DKI Jakarta Kota Administrasi
Jakarta Timur, NIK: 3175053105590001 bertanggal 24 – 10 2017
yang berlaku sampai dengan seumur hidup; dan;
b. Kartu Keluarga No. 3175051301092351 atas nama Kel. Ir.
Darwin Masrul Harahap, beralamat di Komplek Perumahan
LAPAN Blok H-4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur,
yang diterbitkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Kota Administratif
Jakarta Timur, pada tanggal 12 Juli 2012;
8. Bahwa selama menghuni rumah Komplek LAPAN H-4 No.65
Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur tersebut, Penggugat telah
melakukan banyak perbaikan karena rumah tersebut dibangun
dengan biaya pemerintah tahun 1979-1980 dan telah kosong selama
6 tahun lebih di mana banyak bahan bangunan terutama kayu yang
sudah lapuk/hancur. Begitu juga plesteran dinding yang terlepas,
lantai yang sudah menyerupai tanah tanpa semen, kusen, dan pintu
kayu yang sudah tidak layak, air sumur yang tidak layak dan listrik
PLN yang tidak terbayar sejak dipasang. Intinya, banyak perbaikan
yang harus dilakukan dengan biaya dari keluarga Penggugat untuk
dapat menghuni rumah tersebut menjadi layak huni;
9. Bahwa biaya perawatan untuk merenovasi dan memelihara rumah
tersebut semenjak dihuni tahun 1986 sampai dengan sekarang
ditanggung sendiri oleh Penggugat selaku penghuni tanpa adanya
bantuan dari Negara/instansi terkait, dengan rincian sebagai berikut:
9.1 Biaya Pekerjaan Struktur yang terdiri dari: balok beton atas
kusen; kolom pagar belakang, depan, kanan, dan kiri; kanopi
beton; ring balok; kolom sopi-sopi; dan balok sopi-sopi;

Halaman 10 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


9.2 Biaya Pasangan Dinding yang terdiri dari: pasangan bata
ringan; pasangan bata ringan pagar depan, belakan, kiri, dan
kanan; pasangan bata ringan sopi-sopi;
9.3 Biaya Pekerjaan Plesteran dan Aci yang terdiri dari: plesteran
dan acian ruang; plesteran dan acian pagar depan, belakang;
plesteran dan acian pagar samping kiri dan kanan, plesteran
dan acian penebalan dinding dan ban-banan; serta plesteran
dan acian sopi-sopi;
9.4 Biaya Pekerjaan Kerangka Atap berupa: pekerjaan baja ringan;
9.5 Biaya Pekerjaan Penutup Atap berupa: pekerjaan bongkar
pasang atap genteng; pekerjaan atap genteng nok; pekerjaan
pasang list plang;
9.6 Biaya Pekerjaan Plafond berupa: pekerjaan pasang plafon
gypsum; pekerjaan list plafon;
9.7 Biaya Pekerjaan Kusen Aluminium berupa: pekerjaan pintu;
pekerjaan jendela; dan pekerjaan pintu kamar mandi;
9.8 Biaya Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela berupa: daun pintu;
daun jendela, dan daun pintu kamar mandi;
9.9 Biaya Pekerjaan Pasang Keramik berupa: ruang dalam
homogeneus; keramik teras; keramik kamar mandi; keramik
dapur dinding dan meja;
9.10 Biaya Instalasi Listrik berupa: instalasi titik lampu; instalasi stop
kontak; dan sparing listrik;
9.11 Biaya Pekerjaan Sanitasi dan Saluran antara lain: aksesoris
kamar mandi; dapur sink 1 bowl, dan kran; instalasi air bersih;
instalasi air kotor dan kotoran; serta septic tank dan resapan;
9.12 Biaya pekerjaan pengecatan dinding;
9.13 Biaya pekerjaan finishing daun pintu dan jendela;
9.14 Biaya pekerjaan carport, cor jalan komplek depan rumah, dan
cor deker;

Halaman 11 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


10. Sehingga total biaya yang telah saya keluarkan dari awal menghuni
hingga saat ini sebesar Rp 648.250.000,- (Enam ratus empat puluh
delapan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
11. Bahwa Penggugat sangat keberatan dengan terbitnya Objek
Sengketa tertanggal 27 Juni 2023, sehingga Penggugat mengajukan
keberatan sekaligus permohonan untuk mendapatkan kerohiman.
Akan tetapi, Tergugat justru menerbitkan tanggapan atau jawaban
yang pada pokoknya menolak memberikan kerohiman kepada
Penggugat;
12. Bahwa pada dasarnya, Penggugat bersedia secara sukarela
meninggalkan rumah milik negara tersebut. Namun demikian,
mengingat usia Penggugat yang sudah mencapai 65 tahun dan tidak
memiliki tempat kediaman lain, sehingga Penggugat memohon
kebijaksanaan untuk mendapatkan uang pengganti atas biaya-biaya
yang telah Penggugat keluarkan;
13. Sehingga dengan terbitnya Objek Sengketa tersebut menghilangkan
hak asasi Penggugat berupa hak atas kesejahteraan (hilangnya
rumah tinggal tanpa ada penggantian); hak atas ekosob; hak atas
properti (penghuni rumah negara sudah lama menempati tanpa ada
pembiayaan negara seperti listrik, air, serta untuk perbaikan dan
renovasi); dan hak atas keadilan;
14. Bahwa dengan demikian, Penggugat memohon agar Objek
Sengketa tersebut dinyatakan batal atau tidak sah dan selanjutnya
dicabut;
PENERBITAN OBJEK SENGKETA MELANGGAR PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU;
15. Bahwa tindakan Tergugat yang mengeluarkan Objek Sengketa
tersebut sangat bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, sehingga surat keputusan tersebut
sepatutnya dibatalkan dengan alasan sebagaimana di bawah ini;
16. Bahwa menurut ketentuan Pasal 52 UU Administrasi Pemerintahan
menyebutkan:

Halaman 12 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Ayat (1) : Syarat sahnya Keputusan meliputi:
a. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
b. dibuat sesuai prosedur; dan;
c. substansi yang sesuai dengan objek Keputusan;
Ayat (2) : Sahnya Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-
undangan dan AUPB;
17. Bahwa demikian juga di dalam Objek Sengketa tidak memberikan
alasan-alasan sebagai pertimbangannya. Hal ini jelas telah
melanggar ketentuan Pasal 55 ayat (1) UU Administrasi
Pemerintahan yang berbunyi:
Ayat (1) : Setiap Keputusan harus diberi alasan pertimbangan
yuridis, sosiologis, dan filosofis yang menjadi dasar
penetapan Keputusan;
18. Bahwa dengan demikian, Objek Sengketa haruslah dibatalkan atau
dinyatakan tidak sah, sesuai dengan ketentuan Pasal 56 UU No. 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang berbunyi:
Ayat (1) : Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a
merupakan Keputusan yang tidak sah;
Ayat (2) : Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf b
dan huruf c merupakan Keputusan yang batal atau dapat
dibatalkan;
19. Bahwa dengan demikian, Objek Sengketa harus dibatalkan atau
dinyatakan tidak sah sesuai dengan ketentuan Pasal 56 UU
Administrasi Pemerintahan yang menyebutkan:
Ayat (1) : Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a
merupakan Keputusan yang tidak sah;
Ayat (2) : Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf b

Halaman 13 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


dan huruf c merupakan Keputusan yang batal atau dapat
dibatalkan;
20. Bahwa selain itu, Penggugat sudah menghuni rumah lebih dari 37
tahun, pada tahun 2010 dan 2011 Penggugat telah mengajukan
permohonan untuk pengalihan status rumah negara dari Golongan II
menjadi Golongan III. Namun demikian, Tergugat justru menerbitkan
Objek Sengketa , sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal 8
ayat (1) dan (2) Peraturan Presdiden Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapan Status,
Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara, yang
berbunyi:
Ayat (1) : Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II menjadi
Rumah Negara Golongan III dilakukan berdasarkan
permohonan penghuni;
Ayat (2) : Penghuni mengajukan usul Pengalihan Status Rumah
Negara Golongan II menjadi Rumah Negara Golongan III
kepada pejabat eselon I atau pejabat yang ditunjuk pada
instansi yang bersangkutan;
21. Bahwa Tergugat dalam penerbitan Objek Sengketa juga telah
melanggar ketentuan dalam Pasal 7 Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan,
Penetapan Status, Pengalihan Status, dan Pengalihan Hak Atas
Rumah Negara, yang berbunyi sebagai berikut:
Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II menjadi Rumah
Negara Golongan III wajib memenuhi syarat sebagai berikut:
a. umur Rumah Negara paling singkat 10 (sepuluh) tahun sejak
dimiliki oleh negara atau sejak ditetapkan perubahan fungsinya
sebagai Rumah Negara;
b. status hak atas tanahnya sudah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. rumah dan tanah tidak dalam keadaan sengketa berdasarkan
surat pernyataan dari instansi yang bersangkutan;

Halaman 14 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


22. Bahwa berdasarkan uraian Penggugat tersebut di atas, maka
terbukti penerbitan Objek Sengketa oleh Tergugat telah
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sehingga Penggugat memohon Majelis Hakim membatalkan dan
memerintahkan Tergugat untuk mencabut Objek Sengketa tersebut;
PENERBITAN OBJEK SENGKETA MELANGGAR ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG BAIK;
23. Bahwa selain penerbitan Objek Sengketa melanggar peraturan
perundang-undangan yang berlaku, juga melanggar asas-asas
umum pemerintahan yang baik yaitu:
a. Asas Kecermatan;
Asas yang menghendaki agar Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara harus bertindak cermat, hati-hati. Asas kecermatan
mensyaratkan agar Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
dalam hal ini Tergugat sebelum mengambil keputusan, meneliti
semua fakta yang relevan dan memasukkan pula semua
kepentingan yang relevan dalam pertimbangannya. Dalam
hubungannya dengan sengketa ini, Tergugat tidak cermat dalam
menerbitkan Objek Sengketa, khususnya terkait dengan tidak
dimuatnya syarat sahnya suatu keputusan tata usaha negara
sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 52 (1) UU
Administrasi Pemerintahan dan Pasal 55 ayat (1) UU
Administrasi Pemerintahan. Oleh karena Objek Sengketa telah
cacat secara substansi, maka Objek Sengketa haruslah
dinyatakan melanggar asas kecermatan;
b. Asas Keadilan;
Setiap tindakan dalam penyelenggaraan negara harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga
negara. Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan
yang adil. Jika dihubungkan dengan Objek sengketa, Tergugat
tidak berlaku adil terhadap Penggugat, karena seluruh penghuni
di komplek Perumahan LAPAN - Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta

Halaman 15 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Timur, yang diijinkan untuk membeli rumah di Komplek
Perumahan tersebut, sementara Penggugat sama sekali tidak
diijinkan. Bahwa dengan demikian, Tergugat telah bertindak
sewenang-wenang dalam arti bahwa Tergugat tidak
memperhatikan atau mempertimbangkan data-data yang ada
dengan kepentingan lain yang terkait khususnya kepentingan
Penggugat, dalam hal jasa-jasa Penggugat selama menjadi
Pegawai Negeri Sipil puluhan tahun, dan selaku penghuni
perumahan tersebut selama kurang lebih 37 tahun lamanya.
Oleh karena Tergugat telah bertindak tidak adil, maka sudah
seharusnya Tergugat dinyatakan telah melanggar asas keadilan;
c. Asas Ketidakberpihakan;
Asas ketidakberpihakan artinya mewajibkan Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan dalam menetapkan dan/atau melakukan
Keputusan dan/atau Tindakan dengan mempertimbangkan
kepentingan para pihak secara keseluruhan dan tidak
diskriminatif. Artinya, setiap orang termasuk Penggugat berhak
mendapatkan pelayanan yang adil. Jika dihubungkan dengan
sengketa ini, penerbitan Objek Sengketa adalah tidak pantas dan
tidak adil serta tidak manusiawi. Penerbitan Objek Sengketa
sama sekali tidak mempertimbangkan kepentingan Penggugat
yang telah lama (lebih 37 tahun) menghuni rumah di komplek
Perumahan LAPAN Blok H.4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur. Tergugat mengambil keputusan berbeda dengan
Penghuni lainnya, yang telah memiliki hak milik. Maka dengan
demikian, Tergugat telah melanggar asas ketidakberpihakan;
24. Bahwa berdasarkan seluruh uraian Penggugat tersebut di atas,
maka tindakan Tergugat menerbitkan Objek Sengketa bertentangan
dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku serta Asas-
Asas Umum Pemerintahan yang Baik. Oleh karenanya, Penggugat
memohon Kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta cq.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk

Halaman 16 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


membatalkan Objek Sengketa, karena bertentangan dengan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan Asas-Asas
Umum Pemerintahan Yang Baik;
VI. PETITUM;
Bahwa berdasarkan dasar dan alasan gugatan tersebut di atas, maka
Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta cq. Majelis Hakim Yang Mulia, yang memeriksa dan mengadili
sengketa ini, memberikan putusan yang amarnya sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Batal atau Tidak Sah Objek Sengketa berupa:
Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor:
B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023, Perihal:
Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara. Selanjutnya disebut
Objek Sengketa;
3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Objek Sengketa
berupa:
Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor:
B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023, Perihal:
Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara. Selanjutnya disebut
Objek Sengketa;
4. Mewajibkan kepada Tergugat untuk memberikan biaya ganti rugi
(kerohiman) kepada Penggugat sebesar Rp648.250.000,- (Enam
ratus empat puluh delapan juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
5. Menunda Pengosongan Rumah Negara tersebut sampai adanya
putusan INKRACHT yang berkekuatan hukum tetap;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Atau: apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya;
Bahwa Tergugat mengajukan jawaban tertulis pada persidangan
elektronik tanggal 10 Januari 2024, yang pada pokoknya:
I. DALAM EKSEPSI;

Halaman 17 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


A. Penggugat Tidak Memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing);
Bahwa berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan “Orang atau
badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh
suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan
agar Keputusan Tata Usaha Negara yang diselenggarakan itu
dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan
ganti rugi dan/atau rehabilitasi”;
Bahwa berdasarkan hal tersebut setiap orang atau badan hukum
perdata haruslah dinilai terlebih dahulu apakah memiliki kepentingan
untuk menggugat surat keputusan tata usaha negara sehingga
mempunyai kualitas sebagai penggugat atau legal standing, dalam
hal ini dengan melihat ada atau tidaknya hubungan hukum antara
Penggugat dengan Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi
Nasional Nomor: B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023,
Perihal Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara sebagai Objek
Gugatan yang dimohonkan pembatalannya;
Bahwa dalam hal ini Penggugat tidak memiliki kepentingan karena
tidak adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Objek
Gugatan berdasarkan hal sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat saat ini tidak dalam status PNS karena telah
diberhentikan tidak atas permintaan sendiri sebagai Pegawai
Negeri Sipil berdasarkan Keputusan Ketua LAPAN Nomor:
Kep/083/VII/1994 tanggal 9 Juli 1994, yang telah diuji dalam
sidang gugatan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Jakarta, yang kemudian telah mempunyai kekuatan hukum tetap
(In kracht van gewijsde) berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah
Agung RI Nomor 01/K/TUN/2001 tanggal 12 Desember 2003.
Oleh karena itu, secara hukum terhitung sejak tanggal 9 Juli
1994 Penggugat bukan lagi sebagai PNS LAPAN (sekarang
BRIN) dan karenanya menurut peraturan Penggugat tidak

Halaman 18 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


berhak untuk menghuni Rumah Negara Golongan II di
lingkungan BRIN;
2. Bahwa Rumah Negara yang ditempati oleh Penggugat
merupakan Rumah Negara Gol. II berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nomor 169 Tahun
2015 tentang Penetapan Status Rumah Negara Golongan II di
Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
tanggal 24 Agustus 2015 Jo. Surat Keputusan Kepala Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 239 Tahun 2015
tanggal 5 November 2015;
3. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara Jo. Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005, Rumah Negara Golongan II
adalah rumah negara yang mempunyai hubungan yang tidak
dapat dipisahkan dari suatu instansi dan hanya disediakan untuk
didiami oleh Pegawai Negeri dan apabila telah berhenti atau
pensiun rumah dikembalikan kepada Negara;
4. Bahwa kemudian Kepala LAPAN telah mencabut izin
penghunian Rumah Negara yang dimiliki oleh Penggugat melalui
Surat Keputusan Kepala LAPAN Nomor 287 Tahun 2018 tentang
Pencabutan Surat Penunjukan Rumah/Izin Menghuni Nomor.
LPN/154/S.I.M/III/86 tanggal 25 Juni 2018 karena Penggugat
sudah tidak lagi memenuhi persyaratan untuk dapat menghuni
Rumah Negara;
Bahwa berdasarkan uraian tersebut telah jelas Penggugat tidak
memiliki kepentingan karena penggugat telah diberhentikan sebagai
Pegawai Negeri Sipil dan telah dicabut surat izin penghunian Rumah
Negaranya, sehingga tidak ada hubungan hukum antara Penggugat
dengan Sekretaris Utama BRIN sebagai Tergugat dan Objek
Sengketanya, maka Penggugat patut dinyatakan tidak memiliki legal
standing untuk mengajukan sengketa in litis;
B. Gugatan Error in Objecto;

Halaman 19 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Bahwa wujud objek gugatan Penggugat adalah berupa “Surat
Pemberitahuan” yang dibuat oleh Tergugat, bukan berwujud Surat
Keputusan yang secara konkrit menegaskan sebuah keputusan
penetapan (beschikking) yang menimbulkan akibat hukum yang
berdiri sendiri dan final;
Keputusan tata usaha negara menurut pasal 1 angka 3 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 Jo. Undang-Undang No. 9 Tahun 2004
adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau
Pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha
negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang bersifat konkret, individual, final, yang menimbulkan
akibat hukum bagi Seseorang atau Badan Hukum Perdata;
Dari rumusan keputusan tersebut di atas, dapat ditarik unsur-unsur
yuridis keputusan menurut hukum positif sebagai berikut:
1) Suatu penetapan tertulis;
2) Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat tata usaha negara;
3) Berisi tindakan hukum tata usaha negara;
4) Bersifat konkret, individual dan final;
5) Menimbulkan akibat hukum bagi Seseorang atau Badan Hukum
Perdata;
Sedangkan Objek Gugatan adalah “Surat Pemberitahuan” oleh
Tergugat dalam rangka menindaklanjuti keputusan yang diterbitkan
oleh lembaga peradilan tertinggi di Indonesia, yaitu Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor 18 K/TUN/2020 tanggal 27 Februari
2020. Surat Pemberitahuan tersebut tidak menimbulkan akibat
hukum bagi Penggugat, karena surat yang menimbulkan akibat
hukum adalah surat Keputusan Kepala LAPAN Nomor 287 Tahun
2018 tentang Pencabutan Surat Penunjukan Rumah/Izin Menghuni
Nomor. LPN/154/S.I.M/III/86 tanggal 25 Juni 2018, yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht). Sehingga gugatan
Penggugat adalah error in objecto. Dengan demikian, adalah
beralasan bagi Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili

Halaman 20 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


perkara ini menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima
(Niet Onvankelijk Verkalaard);
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Tergugat mohon
kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang memeriksa perkara a quo
agar Eksepsi Tergugat dapat diterima serta menyatakan Gugatan
Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima;
II. DALAM POKOK PERKARA;
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain terhadap Eksepsi
yang diajukan Tergugat, mohon Majelis Hakim Yang Mulia memeriksa
perkara pada Jawaban Tergugat pada Pokok Perkara, sebagai berikut:
A. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil Penggugat kecuali terhadap
hal-hal yang diakui secara tegas telah diakuinya dan Tergugat tidak
akan menjawab dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat yang tidak
berkaitan dengan tugas dan wewenang Tergugat;
B. Bahwa dalil Penggugat pada bagian “Dasar dan Alasan Gugatan”
pada halaman 9 s.d. halaman 11 pada angka 8 s.d. angka 14 yang
pada pokoknya Penggugat meminta “Uang Kerohiman” (ganti rugi)
sebesar Rp648.250.000,00 (Enam Ratus Empat Puluh Delapan Juta
Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) atas biaya perbaikan rumah
negara yang telah dilakukan oleh Penggugat, merupakan dalil yang
tidak berdasar dengan alasan sebagai berikut:
1. Bahwa penghunian Rumah Negara di Komplek LAPAN Blok H-4
No. 5, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur adalah bukan
karena atas perintah pejabat LAPAN untuk menghuni akan tetapi
karena kehendak Penggugat sendiri. Dengan segala
pertimbangannya pada tanggal 31 Maret 1986 Ketua LAPAN
menerbitkan Surat Penunjukan Rumah/Surat Ijin Menghuni
Nomor: LPN/152/S.I.M./III/86 tanggal 31 Maret 1986 untuk
Penggugat, dengan syarat yang menyatakan: “Segala biaya
pemeliharaan/ perbaikan dari rumah dinas LAPAN Pekayon No.
H/4 ditanggung sepenuhnya oleh Penghuni yang bersangkutan”.
Kemudian adanya perbaikan Rumah Negara yang dilakukan oleh

Halaman 21 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Penggugat adalah atas inisiatif sendiri dan tidak disertai
izin/persetujuan dari pejabat LAPAN terkait;
2. Bahwa memelihara rumah merupakan kewajiban setiap
penghuni Rumah Negara. Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) dan
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1984 juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005, menyatakan:
“Penghuni Rumah Negara Wajib:
a. membayar sewa rumah;
b. memelihara rumah dan memanfaatkan rumah sesuai dengan
fungsinya;
3. Bahwa Penggugat telah diberhentikan sebagai Pegawai Negeri
Sipil (PNS) berdasarkan Keputusan Ketua LAPAN Nomor:
Kep/083/VII/1994 tanggal 9 Juli 1994. Di mana Keputusan Ketua
LAPAN tersebut oleh Penggugat diajukan keberatan ke Badan
Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK). Atas Keputusan BAPEK
Nomor 206/KPTS/BAPEK/1998 pada tanggal 8 Desember 1998
yang menguatkan Keputusan Ketua LAPAN, Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:
159/G/1999/PT.TUN.JKT tanggal 14 Agustus 2000 menyatakan
membatalkan Surat Keputusan BAPEK Nomor:
06/KPTS/BAPEK/1998 tanggal 8 Desember 1998. BAPEK
kemudian mengajukan permohonan kasasi atas Putusan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:
159/G/1999/PT.TUN.JKT tanggal 14 Agustus 2000. Dengan
Putusan Nomor 01/K/TUN/2001 tanggal 12 Desember 2003
Mahkamah Agung RI mengabulkan permohonan kasasi dari
BAPEK, maka terhitung sejak tanggal SK pemberhentian
Penggugat sebagai PNS pada tanggal 6 Juli 1994 Penggugat
tidak berhak untuk menghuni Rumah Negara Golongan II;
Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Nomor 40
Tahun 1994 tentang Rumah Negara Jo. Peraturan Pemerintah
Nomor 31 Tahun 2005, dinyatakan:

Halaman 22 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


“Rumah Negara Golongan II adalah Rumah Negara yang
mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
instansi dan hanya disediakan untuk didiami oleh Pegawai
Negeri dan apabila telah berhenti atau pensiun rumah
dikembalikan kepada Negara.”
4. Bahwa penghunian Rumah Negara di Komplek LAPAN Blok H-4
No. 5, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur oleh Penggugat
sejak diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil pada tahun
1994 sampai saat ini telah nyata melanggar Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara Jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2005, di mana
Penggugat tidak berhak menghuni karena bukan lagi berstatus
pegawai negeri. Sehingga dengan demikian Penggugat dilarang
pula melakukan tindakan apapun terhadap Rumah Negara
tersebut, termasuk melakukan perbaikan dan sebagainya;
5. Bahwa sejak pencabutan izin penghunian Rumah Negara di
Komplek LAPAN Blok H-4 No. 5, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta
Timur, Penggugat tidak menyerahkan Rumah Negara kepada
LAPAN selaku instansi pengelola saat itu, namun digunakan
untuk kepentingan pribadi Penggugat, sehingga perbuatan
Penggugat telah menyebabkan kerugian Negara dalam hal
mengoptimalkan pemanfaatan barang milik negara untuk
pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga. Hal mana telah menjadi
temuan BPK RI sejak tahun 2013 sebagaimana tercantum dalam
Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian Intern
LAPAN Tahun 2012 Nomor 101A/HP/XVI/05/2013 tanggal 24
Mei 2013;
Bahwa berdasarkan uraian di atas, telah jelas Penggugat tidak
memiliki dasar hukum untuk meminta Uang Kerohiman, karena pada
dasarnya pemeliharaan/perbaikan yang dilakukan Penggugat saat
masih berstatus PNS merupakan suatu kewajiban bagi Penggugat
saat menghuni Rumah Negara secara sah. Jika saat itu Penggugat

Halaman 23 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


merasa keberatan atas kondisi fisik Rumah Negara yang dihuninya
seharusnya Penggugat menyerahkan kembali Rumah Negara
tersebut kepada pejabat pengelolanya. Sedangkan penghunian dan
perbaikan yang dilakukan Penggugat setelah diberhentikan sebagai
PNS merupakan sebuah pelanggaran hukum karena Penggugat
sudah tidak berhak lagi menghuni;
C. Bahwa dalil Penggugat mengenai “Penerbitan Objek Sengketa
Melanggar Peraturan Perundang-Undangan”, yang pada pokoknya
menyatakan Objek Sengketa melanggar Pasal 52 juncto Pasal 56
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan dan Pasal 7 Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun
2008 tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapaan Status, Pengalihan
Status, dan Pengalihan Hak atas Rumah Negara, pada halaman 12
s.d. halaman 14 adalah alasan yang keliru, dengan alasan sebagai
berikut:
1. Bahwa Tergugat dalam mengeluarkan Objek Sengketa berupa
“Surat Pemberitahuan” telah sesuai dengan Pasal 52 Jo. Pasal
56 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan yang menyatakan:
“(1) Syarat sahnya Keputusan meliputi:
a. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
b. dibuat sesuai prosedur; dan;
c. substansi yang sesuai dengan objek Keputusan;
(2) Sahnya Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
dan AUPB;
2. Bahwa tindakan Tergugat menerbitkan Objek Sengketa adalah
sebagai tindak lanjut atas Putusan Mahkamah Agung Nomor
18/K/TUN/2020 tanggal 27 Februari 2020 yang sudah
mempunyai kekuatan hukum tetap (In kracht van gewijsde) dan
berwenang menetapkan Objek Sengketa dengan alasan sebagai
berikut:

Halaman 24 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


- Bahwa Tergugat Selaku Sekretaris Utama BRIN berwenang
untuk mengamankan Rumah Negara di lingkungan BRIN
berdasarkan:
Peraturan Presiden Nomor 78 tentang Badan Riset dan
Inovasi Nasional, Pasal 70 ayat (1) huruf d, yang menyatakan:
“Dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak
berlakunya Peraturan Presiden ini, kelembagaan, tugas,
fungsi, dan kewenangan pada:
a. …. dst.;
d. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 49
Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 91), dialihkan menjadi tugas, fungsi,
dan kewenangan BRIN”;
Pasal 14 huruf h Peraturan Presiden Nomor 78 tentang Badan
Riset dan Inovasi Nasional, yang menyebutkan:
“Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. …dst.;
h. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara dan pengelolaan pengadaan barang/jasa;”
Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Brang Milik Negara/Daerah Jo. dengan
Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2020, menyatakan:
“Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran;
b. pengadaan;
c. penggunaan;
d. pemanfaatan;
e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. penilaian;

Halaman 25 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


g. pemindahtangangan;
h. pemusnahan;
i. penghapusan;
j. penatausahaan; dan;
k. pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
Bahwa Rumah Negara Gol. II yang ditempati oleh Penggugat
di Komplek LAPAN Blok H-4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur merupakan barang milik negara berdasarkan
Kartu Identitas Barang dengan kode UAKPB:
124010199690487007KP dengan Nama UAKPB: Settama Cq
RN;
- Bahwa berdasarkan uraian di atas, Tergugat selaku Sekretaris
Utama BRIN memiliki wewenang untuk melakukan
pengelolaan barang milik negara, termasuk dalam hal ini
untuk mengamankan Rumah Negara yang saat ini ditempati
Penggugat tanpa hak dan/atau tanpa izin dari Kepala BRIN
atau dari pejabat yang diberi kewenangan untuk itu;
3. Bahwa Objek sengketa telah dibuat sesuai dengan prosedur dan
substansinya telah sesuai, karena sebelum mengeluarkan Objek
Sengketa, yaitu Surat Pemberitahuan Pengosongan Rumah
Negara, telah melalui rangkaian proses hukum yaitu:
- bahwa Tergugat tidak serta-merta tanpa proses hukum
langsung mengeluarkan surat pemberitahuan pengosongan
rumah kepada Penggugat. Pada tahun 2018 Kepala LAPAN
telah terlebih dahulu mencabut izin penghunian Rumah
Negara yang sebelumnya dimiliki Penggugat melalui Surat
Keputusan Kepala LAPAN Nomor 287 Tahun 2018 tentang
Pencabutan Surat Penunjukan Rumah/Izin Menghuni Nomor.
LPN/154/S.I.M/III/86 tanggal 25 Juni 2018 karena Penggugat
sudah tidak lagi memenuhi persyaratan untuk dapat menghuni
Rumah Negara, yang kemudian Penggugat mengajukan
Gugatan untuk membatalkan Surat Keputusan a quo;

Halaman 26 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


- bahwa pencabutan izin penghunian rumah negara yang dihuni
Penggugat telah sesuai dengan Peraturan Perundang-
Undangan, yaitu adanya proses persidangan di Pengadilan
Tata Usaha Negara Jakarta dengan perkara nomor:
264/G/2018/PTUN.JKT, tanggal 18 Maret 2019 dengan amar
Putusan sebagai berikut:
MENGADILI:
1) Menyatakan Gugatan Penggugat Tidak Dapat Diterima
(Niet Onvanklijk Verklaard);
2) Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 203.000, (dua ratus tiga ribu rupiah);
- bahwa kemudian Penggugat mengajukan upaya Banding ke
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan
perkara Nomor: 174/B/2019/ PT.TUN.JKT, tanggal 05 Agustus
2019, yang amar Putusannya sebagai berikut:
MENGADILI:
1) Menerima permohonan banding dari Penggugat/
Pembanding;
2) Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara
Jakarta Nomor: 264/G/2018/PTUN.JKT tanggal 20 Maret
2019 yang dimohonkan banding, dengan perbaikan amar
putusan sebagai berikut:
DALAM POKOK PERKARA:
1) Menolak gugatan Penggugat/Pembanding;
2) Menghukum Penggugat/Pembanding, untuk membayar
biaya perkara pada kedua tingkat pengadilan, yang untuk
tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp250.000,- (dua
ratus lima puluh ribu rupiah);
- bahwa atas Putusan PT-TUN Jakarta Nomor
174/B/2019/PT.TUN.JKT yang menolak Banding Penggugat,
kemudian Pengugat mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Halaman 27 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


RI dengan Putusan Nomor 18 K/TUN/2020, tanggal 27
Februari 2020, dengan amar:
MENGADILI:
1) Menolak permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi Ir.
DARWIN MASRUL HARAHAP;
2) Menghukum Pemohon Kasasi membayar biaya perkara
pada tingkat kasasi sejumlah Rp500.000,- (lima ratus ribu
rupiah);
- bahwa setelah Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 18
K/TUN/2020, seharusnya Penggugat secara konsekuensi
logis atas pencabutan izin penghunian rumah negara yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan sukarela
mengosongkan Rumah Negara yang dihuninya karena tidak
memiliki izin dan tidak berhak lagi menempati rumah negara
tersebut, namun Penggugat tidak memiliki itikad baik untuk
mengosongkan Rumah Negara yang bukan haknya;
- bahwa karena Penggugat tidak mengosongkan Rumah
Negara yang ditempatinya, maka Tergugat selaku Pejabat
Tata Usaha Negara yang memiliki tugas dan fungsi untuk
mengamankan Rumah Negara tersebut akhirnya
mengeluarkan Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan
Inovasi Nasional Nomor: B-3596/PL.02.00/6/2023, tanggal 27
Juni 2023, Perihal Pemberitahuan Pengosongan Rumah
Negara, yaitu Objek Sengketa;
- bahwa Kemudian, Tergugat juga masih menanggapi
keberatan dari Penggugat atas Objek Sengketa yang
dikeluarkan pada tanggal 10 Agustus 2023, Perihal Keberatan
dan Permohonan Permintaan Kerohiman, melalui Surat
Sekretaris Utama BRIN Nomor: B-9999/II.2/RT.04/8/2023,
tanggal 29 Agustus 2023, Perihal Tanggapan Atas Keberatan
dan Permintaan Kerohiman, yang pada pokoknya menolak
permintaan Penggugat;

Halaman 28 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


- Bahwa pada tanggal 20 September 2023, Penggugat
mengajukan surat permohonan waktu pindah dari Rumah
Negara BRIN kepada Sekretaris Utama BRIN, yang kemudian
ditanggapi oleh BRIN melalui surat nomor B-5468/II.2/
PL.02.00/10/2023 tanggal 13 Oktober 2023, yang pada
pokoknya memberikan tambahan waktu pengosongan rumah
negara sampai tanggal 31 Desember 2023;
Bahwa berdasarkan uraian di atas, Tergugat dalam
mengengeluarkan Objek Sengketa telah sesuai dengan prosedur
dan substansi yang sesuai sebagaimana persyaratan yang diatur
oleh Undang-Undang Nomor 30 tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, sehingga tidak memenuhi unsur keputusan tata
usaha negara yang tidak sah atau yang dapat dibatalkan,
berdasarkan Pasal 56:
(1) Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a merupakan
Keputusan yang tidak sah;
(2) Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf b dan huruf c
merupakan Keputusan yang batal atau dapat dibatalkan;
4. Bahwa Objek Sengketa telah sesuai dengan Pasal 55 ayat (1)
Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan yang menyatakan:
“(1) Setiap Keputusan harus diberi alasan pertimbangan yuridis,
sosiologi, dan filosofis yang menjadi dasar penetapan
Keputusan;
(2) Pemberian alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak diperlukan jika keputusan tersebut diikuti dengan
penjelasan terperinci;
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) berlaku juga dalam hal pemberian alasan terhadap
Keputusan Diskresi.”;

Halaman 29 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Objek Sengketa yang dikeluarkan Tergugat, adalah berupa
“Surat Pemberitahuan”, meskipun tidak diberi alasan
pertimbangan yuridis, sosiologi, dan filosofis yang menjadi dasar
penetapan Keputusan. Namun, didalamnya telah tertulis alasan/
pertimbangan yang terperinci, yaitu:
“Menindaklanjuti Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 18K/TUN/2020 Perkara Kasasi Tata Usaha Negara
antara Ir. Darwin Masrul Harahap melawan Kepala Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang
menyatakan bahwa menolak permohonan Kasasi dari Pemohon
Kasasi Ir. Darwin Masrul Harahap, dengan ini kami sampaikan
bahwa Saudara tidak berhak menghuni Rumah Negara Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eks. Lapan yang beralamat di
Komplek LAPAN Blok H-4 No. 65, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta
Timur dan segera mengosongkan Rumah Negara tersebut paling
lambat tanggal 15 Agustus 2023”
Berdasarkan uraian di atas, telah jelas bahwa Objek Sengketa
telah sesuai dengan ketentuan pasal 55 Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
5. Bahwa dalil Penggugat pada halaman 13 angka 20 dan 21, serta
pada halaman 14 angka 22 tidak perlu Tergugat tanggapi karena
tentang tata cara Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II
menjadi Rumah Negara Golongan III, sehingga tidak relevan
dikaitkan dengan Objek Sengketa;
Bahwa Objek Sengketa tidak melanggar ketentuan dalam Pasal
7 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008
tentang Tata Cara Pengadaan, Penetapa Status, Pengalihan
Status, dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara yang
menyatakan:
“Pengalihan Status Rumah Negara Golongan II menjadi Rumah
Negara Golongan III wajib memenuhi syarat sebagai berikut:

Halaman 30 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


a. umur rumah negara paling singkat 10 (sepuluh) tahun sejak
dimiliki oleh negara atau sejak ditetapkan perubahan
fungsinya sebagai Rumah Negara;
b. status hak atas tanahnya sudah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. rumah dan tanah tidak dalam keadaan sengketa
berdasarkan surat pernyataan dari instansi yang
bersangkutan;
Bahwa ketentuan di atas tidak relevan dikaitkan dengan Objek
Sengketa, karena pasal a quo merupakan pengaturan mengenai
bagaimana tata cara pengalihan rumah gol. II menjadi rumah
negara gol. III, sedangkan Objek Sengketa hanya berisi
mengenai Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara Gol II
yang dihuni tanpa hak oleh Pengggugat, sehingga Objek
Sengketa tidak melanggar ketentuan Pasal a quo;
6. Bahwa mengenai bagian “Penerbitan Objek Sengketa Melanggar
Asas-Asas Umum Pemerintah yang Baik” merupakan dalil
mutatis mutandis karena Penerbitan Objek Sengketa tidak
melanggar ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
sebagaimana telah diuraikan dalam dalil 3,4, dan 5;

Maka berdasarkan hal tersebut diatas, dengan ini Tergugat mohon kepada
Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo, memutuskan dan menetapkan dengan amar
sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI:
1. Mengabulkan eksepsi Tergugat;
2. Menyatakan gugatan ditolak seluruhnya atau setidak-tidaknya
dinyatakan tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA:


1. Menyatakan menolak seluruh gugatan Penggugat;

Halaman 31 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


2. Menyatakan bahwa Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi
Nasional Nomor: B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023,
Perihal Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara adalah sah dan
tidak dapat dibatalkan;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara;
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, mohon putusan yang
seadil-adilnya (Ex Aequo Et Bono);

Bahwa Penggugat mengajukan Replik tertulis pada persidangan


elektronik tanggal 24 Januari 2024 dan Tergugat mengajukan Duplik tertulis
pada persidangan elektronik tanggal 31 Januari 2024;

Bahwa Penggugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-


surat yang telah diberi meterai cukup serta telah dicocokkan dengan
pembandingnya, masing-masing diberi tanda P-1 sampai dengan P-30,
sebagai berikut:
1. Bukti P-1 : Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional
Nomor: B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni
2023, Perihal: Pemberitahuan Pengosongan Rumah
Negara. (SEsuai dengan asli);
2. Bukti P-2 : Surat Ir. Darwin Masrul Harahap Nomor: 003/IX/2023,
tanggal 6 September 2023, Perihal Banding Administratif.
(Sesuai dengan asli);
3. Bukti P-3 : Tanda Terima Berkas Aduan kepada Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia, tanggal 12 September
2023. (Sesuai dengan asli);
4. Bukti P-4 : Surat Sekretariat Utama Badan Riset dan Inovasi
Nasional Nomor: B-9999/II.2/RT.04/8/2023, tanggal 29
Agustus 2023, Perihal Tanggapan Atas Keberatan dan
Permintaan Kerohiman. (Sesuai dengan asli);
5. Bukti P-5 : Surat Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia
Nomor: B-926/M/D-1/HK.06.02/09/2023, tanggal 29

Halaman 32 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


September 2023, Perihal: Jawaban Banding Administratif.
(Sesuai dengan asli);
6. Bukti P-6 : Surat Ir. Darwin Masrul Harahap Nomor: 007/X/2023,
tanggal 3 Oktober 2023, Perihal Banding Administratif.
(Sesuai dengan asli);
7. Bukti P-7 : Kartu Tanda Penduduk Provinsi DKI Jakarta NIK:
3175053105590001, atas nama Ir. Darwin Masrul
Harahap. (Sesuai dengan asli);
8. Bukti P-8 : Kartu Keluarga Nomor: 3175051301092351, atas nama
Kepala Keluarga Ir. Darwin Masrul Harahap. (Sesuai
dengan asli);
9. Bukti P-9 : Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Nomor: LPN/071/SK/658/IV/85, tanggal 26
Januari 1985, Tentang Pengangkatan Menjadi Calon
Pegawai Negeri Sipil atas nama Ir. Darwin Masrul
Harahap. (Sesuai dengan asli);
10. Bukti P-10 : Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Nomor: LPN/071/SK/658/IV/85, tanggal 03 April
1985, Tentang Penyesuaian Gaji Pokok Calon Pegawai
Negeri Sipil atas nama Ir. Darwin Masrul Harahap. (Sesuai
dengan asli);
11. Bukti P-11 : Petikan Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Nomor: LPN/071/SK/32/II/86, tanggal
25 Februari 1986, Tentang Pengangkatan Calon Pegawai
Negeri Sipil Menjadi Pegawai Negeri Sipil atas nama
nama Ir. Darwin Masrul Harahap. (Sesuai dengan asli);
12. Bukti P-12 : Petikan Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Nomor: LPN/071/SK/099/X/89, tanggal
27 Oktober 1989, Tentang Kenaikan Pangkat Pegawai
Negeri Sipil atas nama Ir. Darwin Masrul Harahap dari
Penata Muda III/a menjadi Penata Muda Tk I III/b. (Sesuai
dengan asli);

Halaman 33 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


13. Bukti P-13 : Surat Penunjukan Rumah/Surat Ijin Menghuni Nomor:
LPN/52/S.I.M/III/86, tanggal 31 Maret 1986, diberikan
kepada Ir. Darwin Masrul Harahap. (Sesuai dengan asli);
14. Bukti P-14 : Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Nomor: Kep/083/VII/1994, tanggal 06 Juli 1994.
Tentang Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas
Permintaan Sendiri Sebagai Pegawai Negeri Sipil atas
nama Ir. Darwin Masrul Harahap. (Sesuai dengan asli);
15. Bukti P-15 : Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian Nomor:
206/KPTS/BAPEK/1998, tanggal 8 Desember 1998,
Tentang Penguatan Hukuman Disiplin An Ir. Darwin
Masrul Nip: 300000839. (Sesuai dengan asli);
16. Bukti P-16 : Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor 159/G/1999/PT.TUN.JKT, tanggal 14 Agustus
2000. (Copy salinan);
17. Bukti P-17 : Surat Wakil Panitera Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor: 10/P.PTS/I/2005/01 K/TUN/2001,
tanggal 20 Januari 2005, Perihal Pengiriman Putusan
Perkara Kasasi TUN Reg.No. 01 K/TUN/2001. (Copy);
18. Bukti P-18 : Surat Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 56/P.PTS/IV/2012/54 PK/TUN/2005, tanggal 30
April 2012, Perihal Pengiriman Putusan Perkara
Peninjauan Kembali TUN Reg.No.54 PK/TUN/2005.
(Copy);
19. Bukti P-19 : Surat Ir. Darwin Masrul Harahap Kepada Ketua Lembaga
Penerbangan dan Antariksa, tanggal 21 Juli 2010, Perihal
Permohonan Pengalihan Status Hak atas Rumah Dinas
Kompleks LAPAN Blok H-4 No.65 Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur. (Copy);
20. Bukti P-20 : Surat Ir. Darwin Masrul Harahap Kepada Ketua Lembaga
Penerbangan dan Antariksa, tanggal 21 Juli 2010, Perihal
Permohonan Pengalihan Status Hak atas Rumah Dinas

Halaman 34 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Kompleks LAPAN Blok H-4 No.65 Pekayon, Pasar Rebo,
Jakarta Timur. (Copy);
21. Bukti P-21 : Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan Tahun 2012, Tahun 2013, dan Tahun 2014.
(Sesuai dengan asli);
22. Bukti P-22 : Matriks Kontrol Iuran Warga (IW) & Pemeliharaan (IP)
Komplek LAPAN Hingga 30 Juni 2018. (Sesuai dengan
asli);
23. Bukti P-23 : Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Nomor 287 Tahun 2018 Tentang Pencabutan
Surat Penunjukan Rumah/Surat Ijin Menghuni Nomor
LPN/154/S.I.M/III/86, tanggal 25 Juni 2018. (Sesuai
dengan asli);
24. Bukti P-24 : Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
Nomor: 174/B/2019/PT.TUN, tanggal 5 Agustus 2019.
(Salinan);
25. Bukti P-25 : Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor: 18 K/TUN/2020, tanggal 27 Februari 2020.
(Salinan);
26. Bukti P-26 : Surat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Rpublik
Indonesia Nomor: 31/K/MD.00.00/I/2024, tanggal 23
Januari 2024, Perihal Permintaan Klarifikasi. (Sesuai
dengan asli);
27. Bukti P-27 : Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pekerjaan Renovasi
Rumah Tinggal, Pemilik Rumah Pak Darwin, Tahun 2015.
(Sesuai dengan asli);
28. Bukti P-28 : Surat Perintah Kerja Nomor: DMH-124/SPK-JKTP/II/2015,
tanggal 10 Februari 2015, Kepada atas nama
Parlindungan. (Sesuai dengan asli);
29. Bukti P-29 : Gambar Situasi Rumah sebelum diperbaiki. (Copy);
30. Bukti P-30 : Gambar Situasi Rumah kondisi saat ini setelah diperbaiki.
(Copy);

Halaman 35 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Tergugat telah mengajukan alat bukti berupa fotokopi surat-surat
yang telah diberi meterai cukup serta telah dicocokkan dengan
pembandingnya, masing-masing diberi tanda T-1 sampai dengan T-11,
adalah sebagai berikut:
1. Bukti T-1 : Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional Nomor 239 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional Nomor 169 Tahun 2015 Tentang
Penetapan Stautus Rumah Negara Golongan II Di
Lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional, tanggal 5 November 2015. (Sesuai dengan asli);

2. Bukti T-2 : Keputusan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa


Nasional Nomor 287 Tahun 2018 Tentang Pencabutan
Surat Penunjukan Rumah/Surat Ijin Menghuni
LPN/154/S.I.M/III/86, tanggal 25 Juni 2018. (Sesuai
dengan asli);

3. Bukti T-3 : Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:


264/G/2018/PTUN.JKT, tanggal 20 Maret 2019. (Fotokopi
sesuai salinan resmi);

4. Bukti T-4 : Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta


Nomor: 174/B/2019/PT.TUN.JKT., tanggal 5 Agustus
2019. (Fotokopi sesuai salinan resmi);

5. Bukti T-5 : Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor: 18 K/TUN/2020, tanggal 27 Februari 2020.
(Fotokopi sesuai salinan resmi);

6. Bukti T-6 : Kartu Identitas Barang Rumah Negara. (Sesuai dengan


asli);

7. Bukti T-7 : Keputusan Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa


Nasional Nomor: Kep/083/VII/1994 Tentang

Halaman 36 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permintaan
Sendiri Sebagai Pegawai Negeri Sipil, tanggal 6 Juli 1994.
(Fotokopi dari fotokopi);

8. Bukti T-8 : Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian


Intern Dan Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan Lembaga Penerbangan Dan
Antariksa Nasional Tahun 2020. (Sesuai dengan asli);

9. Bukti T-9 : Putusan Kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia


Nomor: 01 K/TUN/2001, tanggal 12 Desember 2003.
(Copy salinan);

10. Bukti T-10 : Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Republik


Indonesia Nomor: 54 PK/TUN/2005, tanggal 10 Juni 2009.
(Copy);

11. Bukti T-11 : Keputusan Badan Pertimbangan Kepegawaian Nomor:


206/KPTS/BAPEK/1998 Tentang Penguatan Hukuman
Disiplin Atas Nama Ir. Darwin Masrul, NIP. 300000839,
tanggal 8 Desember 1998. (Copy);

Bahwa baik pihak Penggugat maupun pihak Tergugat tidak


mengajukan saksi ataupun ahli dalam sengketa ini meskipun telah diberi
kesempatan yang cukup untuk itu;

Bahwa baik pihak Penggugat maupun pihak Tergugat masing-


masing telah mengajukan kesimpulannya pada persidangan secara
elektronik yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal 6 Maret 2024;

Bahwa segala sesuatu dalam Berita Acara Pemeriksaan Persiapan


dan Berita Acara Persidangan telah termuat dan merupakan satu kesatuan
dalam putusan ini;

Bahwa pada akhirnya para pihak mohon putusan Pengadilan:

Halaman 37 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah


sebagaimana diuraikan dalam gugatannya yang telah diuraikan pada bagian
duduk perkara dalam putusan ini;

Menimbang, bahwa surat keputusan yang dimohonkan untuk


dinyatakan batal atau tidak sah dan mewajibkan Tergugat untuk
mencabutnya adalah Keputusan Surat Sekretaris Utama Badan Riset dan
Inovasi Nasional Nomor: B-3596/II.2/PL.02.00/6/2023, tanggal 27 Juni 2023,
Perihal: Pemberitahuan Pengosongan Rumah Negara, selanjutnya disebut
objek sengketa;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat


telah mengajukan jawabannya tertanggal 9 Januari 2024, dalam jawaban
Tergugat tersebut memuat juga dalil-dalil eksepsi. Jawaban mana secara
lengkap termuat juga pada bagian duduk perkara dalam putusan ini;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat dalam jawabannya tidak


mengajukan eksepsi mengenai kewenangan Absolut Pengadilan, namun
telah mengajukan eksepsi-eksepsi lain, maka sebelum mempertimbangkan
pokok perkara, serta sebelum mempertimbangkan eksepsi-eksepsi yang
diajukan Tergugat, Pengadilan terlebih dahulu akan mempertimbangkan
mengenai kompetensi absolut Pengadilan, dengan mempedomani berbagai
ketentuan dalam UU Peradilan Tata Usaha Negara antara lain sebagai
berikut :

Pasal 107 : Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban


pembuktian beserta penilaian pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian
diperlukan sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinan Hakim;

Penjelasan: Berbeda dengan sistem hukum pembuktian dalam


Hukum Acara Perdata, maka dengan memperhatikan segala sesuatu yang
terjadi dalam pemeriksaan tanpa bergantung pada fakta dan hal yang
diajukan oleh para pihak, Hakim Peradilan Tata Usaha Negara dapat

Halaman 38 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


menentukan sendiri: a. apa yang harus dibuktikan; b. siapa yang harus
dibebani pembuktian, hal apa yang harus dibuktikan oleh pihak yang
berperkara dan hal apa saja yang harus dibuktikan oleh Hakim sendiri c. alat
bukti mana saja yang diutamakan untuk dipergunakan dalam pembuktian; d.
kekuatan pembuktian bukti yang telah diajukan;

Pasal 77 ayat (1) : Eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan


dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada
eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan apabila Hakim mengetahui
hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak
berwenang mengadili sengketa yang bersangkutan;

Pasal 77 ayat (2) : Eksepsi tentang kewenangan relatif Pengadilan


diajukan sebelum disampaikan jawaban atas pokok sengketa, dan eksepsi
tersebut harus diputus sebelum pokok sengketa diperiksa;

Pasal 77 ayat (3) : Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan


Pengadilan hanya dapat diputus bersama dengan pokok sengketa;

Menimbang, bahwa berdasar ketentuan a quo, pada pokoknya yang


harus diputus terlebih dahulu sebelum pokok sengketa diperiksa adalah
mengenai kewenangan relatif Pengadilan, sedangkan mengenai
kewenangan absolut Pengadilan ada atau tidak adanya eksepsi, apabila
Pengadilan mengetahui, Hakim karena jabatannya wajib menyatakan bahwa
Pengadilan tidak berwenang dan dapat diputus kapanpun, sedangkam
terhadap eksepsi-eksepsi lainya yang tidak terkait dengan kewenangan
Pengadilan hanya dapat diputus bersama dengan pokok sengketa yaitu
dalam putusan akhir;

Menimbang, bahwa ketentuan dasar kompetensi absolut Pengadilan


diatur dalam Bab III mengenai Kekuasaan Pengadilan, Pasal 47 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang
berbunyi: “Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara”;

Halaman 39 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Menimbang, bahwa batasan formal normatif mengenai sengketa
Tata Usaha Negara diatur dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor
51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang berbunyi:
“Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam
bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata
dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun
di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha
negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”;

Menimbang, bahwa dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan


sebagaimana tersebut di atas, maka kompetensi absolut Pengadilan Tata
Usaha Negara ialah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa tata
usaha negara, yang mana suatu sengketa dapat dikategorikan sebagai
sengketa tata usaha negara apabila sekurang-kurangnya memenuhi 3 (tiga)
unsur secara kumulatif:
1. Esensi sengketa antara Penggugat dan Tergugat haruslah timbul
dalam bidang hukum tata usaha negara (hukum administrasi
negara);
2. Objek yang disengketakan haruslah berbentuk Keputusan Tata
Usaha Negara (KTUN);
3. Penggugat ialah subjek hukum orang atau badan hukum perdata
dan Tergugat ialah badan atau pejabat tata usaha negara;

Menimbang, bahwa terkait dengan kompetensi Absolut Pengadilan,


berdasarkan jawab-jinawab serta pembuktian dipersidangan Pengadilan
mendapatkan fakta-fakta sebagai berikut:

1. Merujuk pada bukti P-14, bukti P-15, bukti P-16, bukti P-17 dan bukti
P-18 serta bukti T-7, Bahwa Penggugat telah diberhentikan sebagai
Pegawai Negeri Sipil;
2. Merujuk pada bukti P-13, bahwa Penggugat mendapatkan ijin
menghuni rumah dinas;

Halaman 40 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


3. Merujuk pada bukti P-23, bukti P-24 dan bukti P-25, serta bukti T-2,
bahwa izin menempati rumah dinas telah dicabut;
4. Merujuk pada bukti P-27 sampai dengan bukti P-30, serta dalil
gugatan Penggugat angka 8 sampai dengan 10 pada halaman 9
sampai dengan halaman 11, dan juga dalam petitum nomor 4
gugatannya yaitu mengenai ganti rugi (kerohiman), bahwa pada
pokoknya yang menjadi tujuan gugatan adalah mengenai ganti
kerugian atas pembangunan/perbaikan rumah dinas (renovasi) yang
telah dilakukan oleh Penggugat selama menempati rumah dinas
tersebut;
5. Merujuk pada dalil gugatan Penggugat angka 12 pada halaman 11
gugatan yaitu: Bahwa pada dasarnya, Penggugat bersedia secara
sukarela meninggalkan rumah milik negara tersebut. Namun
demikian, mengingat usia Penggugat yang sudah mencapai 65
tahun dan tidak memiliki tempat kediaman lain, sehingga Penggugat
memohon kebijaksanaan untuk mendapatkan uang pengganti atas
biaya-biaya yang telah Penggugat keluarkan, jelas yang diinginkan
oleh Penggugat adalah mengenai ganti kerugian atas
pembangunan/perbaikan atas rumah dimaksud oleh Penggugat;

Menimbang, bahwa berangkat dari fakta-fakta sebagaimana diuraikan


di atas, diketahui hubungan hukum antara Penggugat dengan rumah dinas
sebagaimana dimaksud dalam objek sengketa adalah bermula ketika
Penggugat masih berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan pada tahun
1986 berdasarkan bukti P-13 Penggugat ditunjuk untuk menempati (surat izin
menghuni) rumah dinas dimaksud, namun kemudian pada tahun 1994
Penggugat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintan sendiri
sebagai Pegawai Negeri Sipil sebagaimana bukti P-14, dan selanjutnya pada
tahun 2018 berdasarkan bukti P-23 surat penunjukan rumah/surat izin
menghuni rumah dinas Penggugat telah dicabut, dan telah diputus
Pengadilan sebagaimana bukti P-24 dan bukti P-25;

Halaman 41 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan putusan Pengadilan
tersebut sebagaimana bukti P-25, yaitu putusan kasasi Nomor 18
K/TUN/2020, tangal 27 Februari 2020, Tergugat menerbitkan objek
sengketa;

Menimbang, bahwa dari dalil-dalil gugatan serta jawaban dikaitkan


dengan bukti-bukti yang telah diajukan dalam persidangan maka esensi
permasalahan hukum yang dimaksudkan oleh Penggugat dan mesti
diselesaikan dalam sengketa ini, ialah:
- Apakah Penggugat berhak menerima uang penggantian atas
perbaikan rumah dinas yang telah dilakukan oleh Penggugat
selama menghuni rumah dinas tersebut dan berapakah besarnya?,
serta apakah ada kewajiban Tergugat untuk memberikan uang
ganti rugi sebagaimana yang telah didalilkan oleh Penggugat?

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan hukum di atas,


maka Pengadilan berpendapat bahwa esensi permasalahan hukum yang
diajukan oleh Penggugat dalam sengketa a quo adalah merupakan upaya
penyelesaian ganti kerugian atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
Penggugat selama menghuni rumah dinas dimaksud, sehinga permasalahan
tersebut menurut pendapat Pengadilan adalah masalah Ganti Rugi yang
sesungguhnya merupakan permasalahan dalam ranah hukum perdata yang
hanya dapat diselesaikan pada peradilan perdata;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Pengadilan berkesimpulan bahwa


sengketa ini tidak memenuhi kriteria sebagai sengketa tata usaha negara
sesuai ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha sebagaimana diubah melalui Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha, sehingga Peradilan
Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikannya, sesuai ketentuan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka dengan demikian

Halaman 42 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Pengadilan menyatakan bahwa secara absolut tidak berwenang untuk
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan telah mempertimbangkan
bahwa secara absolut tidak berwenang untuk memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa dalam perkara ini, maka terhadap eksepsi-eksepsi
lain yang diajukan oleh Tergugat tidak perlu untuk dipertimbangkan lagi;

DALAM POKOK PERKARA

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum sebelumnya


yang menyatakan bahwa esensi permasalahan hukum dari sengketa a quo
sesungguhnya timbul dalam ranah hukum perdata, sehingga pengadilan tata
usaha negara tidak berwenang untuk memeriksa, memutus, dan
menyelesaikannya, dengan demikian sesuai ketentuan Pasal 77 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, maka Gugatan Penggugat haruslah dinyatakan tidak diterima;

Menimbang, bahwa oleh karena Gugatan Penggugat telah


dipertimbangkan untuk dinyatakan tidak diterima, maka terhadap
permohonan penundaan pelaksanaan objek sengketa yang diajukan oleh
Penggugat dalam persidangan haruslah dinyatakan ditolak;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebelumnya, dimana


gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima maka sesuai ketentuan Pasal
110 jo. Pasal 112 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan
Tata Usaha Negara, Penggugat dinyatakan sebagai pihak yang kalah dan
kepada Penggugat dihukum untuk membayar biaya perkara sebagaimana
disebutkan dalam amar putusan ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 107 Undang-Undang Nomor


5 Tahun 1986 maka Pengadilan hanya mempertimbangkan dalil-dalil dan
menilai bukti-bukti yang dianggap relevan dengan sengketa a quo saja,
sementara dalil-dalil maupun alat-alat bukti lain yang tidak relevan
kendatipun termuat di dalam jawab-jinawab maupun pembuktian, alat-alat
bukti tersebut sah dan tetap dilampirkan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan;

Halaman 43 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Perubahan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2019 tentang Administrasi Perkara Dan Persidangan di Peradilan Secara
Elektronik dengan diucapkannya putusan secara elektronik, maka secara
hukum telah dilaksanakan penyampaian salinan putusan elektronik kepada
para pihak melalui sistem informasi Pengadilan (aplikasi e-Court Mahkamah
Agung Republik Indonesia) dan secara hukum dianggap telah dihadiri oleh
para pihak dan dilakukan sidang terbuka untuk umum;

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, serta peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum
lain yang berkaitan;

MENGADILI:

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima;


2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp
246.000,- (dua ratus empat puluh enam ribu rupiah);

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada hari Selasa, tanggal 19 Maret
2024, oleh kami YUSTAN ABITHOYIB, S.H. selaku Hakim Ketua Majelis,
FILDY, S.H., M.H. dan MOH. HERRY INDRAWAN P., S.H., S.Sos., M.H.
masing-masing selaku Hakim Anggota, Putusan tersebut diucapkan dalam
sidang yang terbuka untuk umum dan disampaikan kepada para pihak yang
sekaligus pula dipublikasikan untuk umum melalui aplikasi e-Court
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta dalam persidangan elektronik pada
hari Rabu, tanggal 20 Maret 2024, oleh Majelis Hakim tersebut di atas,
dengan dibantu oleh TITIN RUSTINIH, S.H., M.H. selaku Panitera Pengganti

Halaman 44 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, dengan dihadiri secara elektronik
oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat;

HAKIM-HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS,

Ttd. Ttd.

FILDY, S.H., M.H. YUSTAN ABITHOYIB, S.H.

Ttd.

MOH. HERRY INDRAWAN P., S.H., S.Sos., M.H.

PANITERA PENGGANTI,

Ttd.

TITIN RUSTINIH, S.H., M.H.

Halaman 45 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.


Rincian Biaya Perkara:
1. Pendaftaran : Rp 30.000,-
2. ATK : Rp 145.000,-
3. Panggilan-Panggilan : Rp 41.000,-
4. Lain-lain : Rp -
5. Sumpah : Rp -
6. Meterai : Rp 10.000,-
7. Redaksi : Rp 10.000,-
8. Leges : Rp 10.000,-
Jumlah : Rp 246.000,-
(dua ratus empat puluh enam ribu rupiah).

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta


Panitera Tingkat Pertama
Dr. Muhammad S.H., M.H. - 196905201992031004
Digital Signature Halaman 46 dari 46 halaman. Putusan Nomor 591/G/2023/PTUN.JKT.

Keterangan :
- Surat/dokumen ini tidak memerlukan tanda tangan basah karena telah ditandatangani secara elektronik (digital signature) dengan dilengkapi sertifikat elektronik.
- Dokumen ini telah ditandatangani secara digital menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai